Anda di halaman 1dari 50

PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR

ANALOG FUNCTION GENERATOR

Nama : RISKA FITRIANI


NIM : A1C318013
Kelas : Reguler A

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN OSILOSKOP DIGITAL

Nama : RISKA FITRIANI


NIM : A1C318013
Kelas : Reguler A

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN OSILOSKOP ANALOG

Nama : RISKA FITRIANI


NIM : A1C318013
Kelas : Reguler A

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : Percobaan dengan Menggunakan Osiloskop Analog
II. Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Maret 2019
III.Tujuan : Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Dapat mengkalibrasi osiloskop
2. Dapat menentukan tegangan searah (tegangan DC) dan
tegangan bolak-balik (tegangan AC)
3. Dapat Menentukan frekuensi tegangan AC pada tegangan
sekunder power supply 6 volt dan 12 volt serta frekuensi
input power supply

IV. Landasan Teori


Osiloskop sinar katode (cathode ray oscilloscope,CRO) dapat digunakan
untuk mengamati bentuk gelombang dan mengetahui beberapa besarnyategangan
dan frekuensi dari gelombang tersebut.layar dari osiloskop dilengkapi dengan
skala baik untuk sumbu horizontal maupun vertikal.besarnya gelombang yang
ditampilkan bergantung pada besarnya tegangan yang masuk dan skala yang
digunakan pada osiloskop (Yohandri,2016:26).
Untuk isyarat yang bersifat periodis, pengukuran tegangan dapat dilakukan
dengan menggunakan osiloskop analog sehingga bentuk isyarat akan terlihat
secara nyata.untuk keperluan ini,bisa memasang osiloskop vitual.pada rangkaian
tersebut osiloskop digunakan untuk memantau tegangan pin pmwg.pada
percobaan ini,isyarat analog akan diberikan pin.g.untuk mengatur intensitas LED
(Kadir,2016:318).
Meskipun sudah berpengalaman dalam menggunakan osiloskop namun
selalu pelajari intruksi setiap osiloskop yang belum kita kenal.bintik dilayar
jangan dibiarkan diam,tetapi harus dalam keadaan selalu berjalan (membentuk
garis),agar tidak membakar layar,kalau bintik dibiarkan diam,taruhlah pengatur
intensitas pada minimum.penampilan jangan terlampau cerah.pengaturan
intensitas supaya ditaruh pada posisi sekecil mungkin.hindari pengukuran dalam
terang matahari guna menghidari intensitas yang maksimum (Wasito,1984: 713).
Ada beberapa tonggak perkemngan teknologi yang secara nyata
memberikan sumbangsih terhadap perkembanagn teknologi informasi dan
komunikasi (TIK),yaitu temuan rangkaian terpadu elektronik berbasis
digital.modul pelatihan tekhnik digital dalam penelitian ini dirancang berukuran
mainboard 20 cmx 15 cm dilengkapi dengan Rshunt 0,5 Ω dan 1Ω (5w) yang
sangat efektif untuk menyalurkan energy listrik dan kompensasi suhu akibat
desipasi yang berlebih.R shunt berfungsi ganda juga sebagai pengosong kapasitor
bersinergi dengan opamp komparasi,mamou mendeteksi dan mengamankan
power supply dari kerusakan akibar short circuit dalam orde kurang dari 5 ms (0,1
ms-1 ms) (Mujadin,2014:156-157).
Voltage instability has been given much attention by power system
rsearchers and plannes in recent years and is being rayarded as one of the mayor
surces of power system uncertainty.voltage istability phenomena are the ones in
wich the receiving and voltage decreases well below its normal valve and does not
comeback oven after setting restoring mechanisms such as VAR compensators or
continues to fluctuate for lack of damping against the in stability (Neha,2015:46).
Menurut (Albana,2016:88) pada proses pengujian system sensor 10 c-5
dibutuhkan beberapa instrument ukur standar diantaranya adalah:
1. Osiloskop digital yugokalua 021520
2. RCL meters PM 6303 A Philip-fluke
3. FFT spectrum analyzers SR 770 stanford research systems
Instrument osiloskop digunakan untuk pola gelombang dan lebar waktu
periode gelombang.Pengambilan data periode pada pengolahan data
digunakan untuk proses penentuan nilai besar kepastian dengan bantuan
persamaan.untuk melihat apakah geombang derai.maka pada rangkaian luaran
dari sensor menggunakan fast foorier (FFT) spectrum analyzers SR
770.spektrum analyzers FFT berfungsi sebagai transformasi gelombang dari
domain waktu menjadi domain frekuensi.hasil pengukuran FFT spectrum
analyzers didapatkan informasi beberapa puncak(peak) frekuensi yang
membaur dalam satu spectrum gelombang (time domain).

V. Alat dan Bahan


1. Osiloskop (HAME G+ HM 203) beserta probe
2. Baterai
3. Power supply
4. Beberapa kabel penghubung

VI. Prosedur Kerja


6.1 Kalibrasi Alat
1. Dihubungkan osiloskop dengan sumber tegangan
2. Dihidupkan osiloskop dengan menekan tombol POWER
3. Dinantikan beberapa saat hingga terlihat garis hijau melintang pada layar
osiloskop
4. Diputar tombol INTENSITY ke kanan dan ke kiri serta amati kejelasan
garis hijau pada layar
5. Diputar tombol FOCUS ke kanan dan ke kiri serta amati ketajaman garis
hijau pada layar
6. Diputar tombol TIME/DIV sehingga pada layar terbentuk sebuah titik
7. DiPutar tombol POSITION ( X-POS/Y-POS) sehingga titik tepat
berada pada perpotongan salib sumbu (sumbu X dan sumbu Y)
8. Diulangi memutar tombol FOCUS dan tombol INTENSITY agar titik
yang terjadi pada layar cukup terang dan tajam
9. Dipasang probe P-17 pada jack INPUT, gunakan perbandingan 1:1
10. Dihubungkan ujung probe PC pada terminal Cal 2 dan alihkan saklar
time/div ke 0,5
11. Tombol volt/div, X-POS, dan Y-POS digerak-gerakkan agar jarak antara
dua titik 1 cm( 1 kotak).
12. Bila jarak antara dua titik disalib sumbu sudah 1 cm berarti osiloskop
telah terkalibrasi.
6.2 Menetukan tegangan searah (DCV/ tegangan DC)
1. Tombol AC_DC pada keadan tertekan
2. Dipasang probe terminal INPUT, kemudian hubungkan badan probe PC
ke kutub ( -) baterai dan alihkan VOLT/DIV ke 0,5 VOLT kemudian
sentuhkan ujung probe PC pada kutub (+)baterai tersebut. Ukurlah
dengan mengamati perpindahan gambar pada layar. Untuk lebih
mudah menghitungnya gambar pada layar dapat di geser-geser
dengan mengatur kembali tombol X-POS dan Y-POS agar gambar yang
terjadi berada pada salib sumbu.
3. Dilakukan pula untuk dua buat baterai yang dihubungkan seri
kemudian tiga buah baterai yang dihubungkan seri.
4. Dicatatlah data:
a. Perpindahan gambar =...........................Cm
b. Angkai yang dipakai pada VOLT/DIV =...........................volt
5. Dicatat data pengukuran tegangan pada tabel kerja
6.3 Menentukan tegangan bolak-balik (ACV/ Tegangan AC)
1. Dialihkan tombl TIME/DIV ke 5 ms dan tombol EXT dalam keadaan
tertekan, serta tombol serta tombol Volt/DIV ke 5 Volt.
2. Hubungkan tansformator ke power supply dengan sumber tegangan dan
hidupkan switchnya dari OFF ke ON
3. Pasang probe pada terminal INPUT dan hubungkan badan probe
dengan output power supply berturut-turut dengan memindahkan
variabel outputnya ke 0V, , 3V, 6V, 9V, dan 12V
4. Carilah data:
a. Perpindahan gambar secara vertikal =.......................cm
b. Angka yang dipakai pada VOLT/DIV =.......................VOLT
5. Bilangan yang menunjukkan perpindahan gambar vertikal pada layar
kali dengan angka yang dipakai pada VOLT/DIV disebut tegangan
puncak-puncak (Vpp). Jadi yang terbaca Jadi yang terbaca pada layar
osiloskop adalah Vpp.
6. Dicarilah tegangan (Vpp) untuk 0V, 3V, 6V, 9V, dan 12V.
7. Dicarilah tegangan maksimum (Vmaks) untyk 0V, 3V, 6V, 9V, dan 12V
𝑣𝑝𝑝
dimana : Vmaks=
2

8. Dicarilah tegangan efektif (Veff) untuk 0V, 3V, 6V, 9V, dan 12V dimana
𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠
: Veff=
√2
6.4. Menentukan Frekuensi Tegangan AC pada Tegangan Sekunder Power
Supply 6 Volt dan 12 Volt serta Frekuensi Input Power Supply
1. Karena percobaan sebelum ini menetukan tegangan AC maka
tombol-tombol tidak perlu semuanya dikembalikan kepada keadaan
semula, kecualikan alihkan TIME/DIV ke 5 ms/cm
2. Dipasang probe pada terminal INPUT dan hubungkan ujung probe pada
output power supply sedemikan rupa sehingga gambar sinusoidal pada
layar.
3. Jika perlu geser-geserlah posisi gambar yang terbentuk dengan mengatur
tombol X-POS dan tombol Y-POS. Sehingga gambar sinusoidal mulai
dari titik setimbang atau pada fase nol sehingga mudah membaca dan
mengukur 1 panjang gelombang sinusoi dal tersebut.
4. Dilakukan pengukuran dan frekuansi tegangan power supply untuk
variabel (6V dan 12V) dengan menghubungkan ujung probe pada
output C power supply
5. Dibaca panjang gelombang pada layar (λ) serta pada angka TIME/DIV
yang dipakai pada saat melakukan pengukuran
6. Dicarilah data
a. Perpindahan gambar secara vertikal =.........................cm
b. Angka yang dipakai pada VOLT/DIV =..........................volt
7. Dicarilah frekuensi tegangan output power supply dengan menggunakan
persamaan
1 𝑣
F =𝑇 dan f = 

Dimana :
λ= Panjang gelombang dapat diukur dari gambar yang dibentuk pada
layar osiloskop
1
= angka TIME/DIV yang dipakai saat melakukan pengukuran,
𝑣

angka TIME/DIV ini sama


dengan seperkecepatan sapu elektron untuk menempuh 1 λ, yang
terjadi dilayar.
1 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= ……………………………………..
𝑣 𝑐𝑚
𝑉 = .............................................cm/detik
𝑣
maka . f =hertz

8. Dicatat data pada tabel hasil

VII. Analisis Data


1. Mengukur tegangan DC
𝑣𝑜𝑙𝑡
Vbaterai = Div x 𝐷𝑖𝑣

2. Mengukur tegangan AC
𝑣𝑜𝑙𝑡
 Vpp = x Div
𝐷𝑖𝑣
𝑉𝑝𝑝
 Vp = 2
𝑉𝑝
 Veff = √2

3. Mengukur frekuensi tegangan AC


1
 V = 𝑇𝑖𝑚𝑒/𝐷𝑖𝑣
𝑇𝑖𝑚𝑒
 T=x 𝐷𝑖𝑣
1
 F=𝑇
𝑣
 F=

VIII. Hasil
1. Tabel tegangan searah (DCV/ tegangan DC)
Panjang 𝑉𝑜𝑙𝑡
No Jumlah Baterai Gelombang di 𝐷𝑖𝑣 Tegangan
Layar Baterai

1. ABC 0,8 Div 2 1,6 v


2. Acro+AB 1,4 Div 2 2,8 v
3. Acro+ener+ABC 2 Div 2 4v

2. Tebel tegangan bolak-balik (ACV/ tegangan AC)


𝑣 𝑉𝑝
(Ops) Perpindahan Gamabar Volt/Div a× 𝑏 Vp=2pp Veff=
√2
Menurut sumbu (Y) Volt/Cm (Vpp)
0 1,7 div 2 3,4 1,7 0,8
3 4,5 div 2 9 4,5 3,18
6 3,4 div 5 17 8,5 6,01
9 5 div 5 25 12,5 8,83
12 6,7 div 5 33,5 16,75 11,84

3. Tabel frekuensi AC pada teganagn sekunder power supply 6 volt dan 12


volt serta frekuensi input power supply
(Ops) (a) Time/Div (b) V T=a× 𝑏 F=1/T F=v/
6 3,9 0,005 200 0,0195 51,28 51,28
12 3,9 0,005 200 0,0195 51,28 51,28

IX. Pembahasan
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal
listrik.sebuah osiloskop akan secara kontinyu menghasilkan sebuah sinyal listrik
yang nilainya bervariasi terhadap waktu secara berulang-ulang.karakteristik
terpenting yang dimiliki oleh sebuah osilator adalah bentuk gelombang,amplitude
serta frekuensi dari sinyal yang dibangkitkan opamp atau rangkaian yang
dirancang secara khusus yang dapat digunakan sebagai komponen ramgkaian
pembentuk ragkaian osilator.osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang
berfungsi memproyeksi bentuk sinyal baik sinyal analog maupun sinyal digital
sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat dilihat diukur dihitung dan dianalisa sesuai
dengan bentuk sinyal keluaran yang diharapkan.CRO digunakan untuk
menyelidiki bentuk gelombang peristiwa transien dan besaran lainnya yang
berubah terhadap waktu dari frekuensi yang sangat rendah kefrekuensi yang
sangat tinggi.pencatatan kejadian ini dapat dilakukan oleh kamera khusus yang
ditempatkan ke CRO menafsirkan kuantatif.osiloskop sendiri berfungsi untuk
menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang
doitangkap oleh layar.
Pada praktikum kali ini kami melakukan pungukuran antara multimeter
dengan osiloskop yaitu mengukur tegangan baterai.dan hasilnya yang kami dapat
pada multimeter tegangan baterai = 1,5 V(jumlah baterai ABC).sedangkan pada
pengukuran osiloskop tegangan baterai = 1,6 V.perbedaan pengukuran antara
multimeter pengukuran bisa langsung dilakukan dengan menempelkan probe pada
alat elektronik(baterai) yang ingin diukur,kita sudah dapat melihat hasilnya pada
siplay multimeter sedangkan dengan osiloskop ,kita harus melakukan kalibrasi
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil pengukuran.perbedaan antara nilai yang
ditunjukkan osiloskop dengan nilai yang ditunjukan multimeter,hal ini
dikarenakan osiloskop memiliki hambatan dalam yang berbeda dengan yang
dimiliki multimeter.
Kemudian pada praktikum inu juga ada yang tiga kali percobaan.
Percobaan pertama menghitung panjang gelombang,berdasarkan percobaan hasil
yang didapat adalah dengan menggunakan tegangan baterai 1,6 V,dan dengan 2
VOLT/DIV hasilnya panjang gelombangnya adalah 0,8 DIV.sedangkan dengan
baterai 2,8 V dan 2 VOLT/DIV.panjang gelombangnya 1,4 DIV untuk tegangan
baterai 4 V panjang gelombang 2 DIV dengan menggunakan 2 Volt/Div.
Pada percobaan kedua menentukan nilai Vpp,Vp dengan VeFF.dengan
menggunakan power supply output yang berikan adalah 0,3,6,9,12 V.untuk
volt/div menggunakan 2 dan 5 volt/div sesuai dengan yang diperlukan .pada
output 0 v perpindahan gambar 1,7 sehingga didapat Vpp 2,4 dimana nilai Vpp
dihasilkan dari perkalian perpindahan gambar dengan angka volt/div.dengan
output 3 V nilsi Vpp yang dihasilkan adalah 9.nilai output 6 V nilai Vpp nya
adalah 17 dengan menggunakan volt/div 5 sedangkan yang ebelumnya
menggunakan nilai volt/div nya 2. Nilai output 9 v menggunakan nilai volt/div
nya 5 dan hasil Vpp nya 25 dan yang terakhir nilai output 12 v menggunakan nilai
volt/div nya juga 5 dan hasil Vpp nya 33,5.
Kemudian pada percobaan ketiga tetap menggunakan power supply tetapi
hanya menggunakan output 6 v dan12 v.percobaan terakhir ini untuk menetukan
frekuensi serta perioda yang dihasilkan gelombang.pertama dengan output 6 v
panjang gelombang 3,9 cm dengan 0,005 cm/dt.sedangkan untuk output 12 v hasl
panjang gelombangnya 3,9 dengan 0,005 cm/dt.pada praktikum atau percobaan
ketiga ini mengalami kegagalan dikarenakan praktikan kurang telit pada saat
membaca nilai panjang gelombangnya.itulah sebabnya terjadi kesalahan pada
praktikum ini.

X. Pertanyaan
Coretlah yang salah dari 2 pertanyaan didalam kurung seperti yang terdapat
dalam kalimat dibawah ini:
1. Terang suramnya gambar pada layar osiloskop diatur dengan tombol
(INTENSITY/FOCUS),sedangkan tajam dan baurnya gambar dapat diatur
oleh tombol (INTENSITY/FOCUS)
2. Makin besar angka yang ditunjukkan skala TIME/DIV kecepatan sinar katode
menyapulayar makin (CEPAT/LAMBAT)
3. Ketika pengaturan pelemahan vertikal (volt/div) menunjukkan angka 0,5
seperti percobaan :mencoba fungsi-fungsi tombol osiloskop kegiatan ke 11
jarak ke 2 titik pada layar 1 cm.ini berarti tegangan yang dimasukkan melalui
jack besarnya 0,5 volt yaitu tegangan (Vmax/VPP)

XI. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengkalibrasi osiloskop dapat dilakukan dengan cara menghidupkannya
dengan menekan tombol power yang sebelumnya osiloskop telah dihubungkan
ke sumber tegangan, ditunggu beberapa saat hingga muncul garis hijau
melintang dilayar, setelah itu diatur tombol INTENSITY, FOCUS,
TIME/DIV, dan POSITION, hubungkan P-17 pada jack input dan probe pc
pada terminal cal 2, bila jarak antara dua titik disalib sumbu sudah 1cm berarti
osilosko telah terkalibrasi.
2. Menentukan tegangan DC dapat dilakukan dengan cara memasang probe
terminal input, kemudian dihubungkan probe PC ke kutub (-) baterai dan
ujung probe PC pada kutub (+) baterai, kemudian atur gambar dilayar dengan
mengatur tombol X-pos dan Y-pos. Menentukan tegangan AC dapat dilakukan
dengan cara menghubungkan transformator ke power supply dengan sumber
tegangan, dipasang probe pada terminal input dan dihubungkan bada probe
dengan output power supply dengan memindahkan variabel outputnya ke 0V,
3V, 6V, 9V, 12V.
3. Menentukan frekuensi tegangan AC pada tegangan sekunder power supply 6
volt dan 12 volt serta frekuensi input power supply dapat dilakukan dengan
cara memasang pribe pada terminal input dan dihubungkan ujung probe pada
output power suppy, digeser-geser posisi gambar yang terbentuk dengan
mengatur X-pos dan Y-pos sehingga gambar mudah dibaca. Lakukan
pengukuran dan frekuensi tegangan power supply untuk variabel 6 volt, 12
volt dengan menghubungkan ujung probe pada output C power supply.
XII. Daftar pustaka
Albana, isa. 2016. Karakteristik Akuisisi Data Sensor Interdigital
Capasitor Untuk Pengukuran Kadus Air Pada Batu Bata Berbasis
Non-Destructive Testing. Jurnal IPTEK. Vol. 20. No. 1.
ISSN:1411-7010.
Kadir, Abdul. 2016. Simulasi Arduino. Jakarta: PTAlek Komputindo
Mujadin, Anwar.2014.Sistem Proteksi Power Supply Modul
Praktikum.Tekhnik Digital. Jurnal AL-Azhar Indonesia SeriDan
Teknologi. Vol. 2. No. 3. ISSN: 2381-5721.
Parsai ,Neha. 2015. Pvcurve-Approach For Voltage Stability Analysis.
Jurnal ITEE.Vol. 4. No. 2. ISSN: -2306-708X. Wasito. 1984.
Vedemekum Eektronika Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Yohandri. 2016. Elektronika Dasar 1. Jakarta: PT Elex Komputindo.
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN OSILOSKOP DIGITAL

Nama : RISKA FITRIANI


NIM : A1C318013
Kelas : Reguler A

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : PENGUKURAN MENGGUNAKAN OSILOSKOP
DIGITAL
II. Hari, Tanggal: Sabtu, 30 Maret 2019
III. Tujuan : Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Dapat menentukan fungsi-fungsi dari menu dan
submenu osiloskop digital
2. Dapat mengkalisbrasi osiloskop digital.
3. Dapat mengukur tegangan DC dengan osiloskop digital.
4. Dapat mengukur frekuensi AC dengan osiloskop digital.
5. Dapat menggambarkan Kurva Lissajous dengan osiloskop
digital.

IV. Dasar Teori


Harmonik menyebabkan terajdinya penyimpangan gelombang tegangan
dan arus yang mempunyai pengaruh kurang baik terhadap peralatan listik.
Harmonik adalah salah satu dari beberapa permasalahan yang mempengaruhi
kualitas daya listrik. Terjadinya penyimpangan gelombang tegangan dan arus
akan mempengaruhi kerja sistem, dimana peralatan listrik akan mengalami
gangguan diluar kondisi normal. Harmonik dalam sistem tenaga listrik sebenarnya
ditunjukkan untuk kandungan distorsi pada gelombang tegangan dan arus
fundamental yang mana beban non linear dianggap sebagai sumber harmonik
(Sunanda, 2009: 7).
Pengukuran sinyal output akan dilakukan pada rangkaian prototipe
hydrophone yang telah dirancang dan di implementasikan, berupa amplitudo
tegangan dan frekuensi sinyal yang bersumber dari audio generator yang
dipancarkan oleh transmutter. Tujuan pengukuran yang diinginkan dari rangkaian
prototipe hydrophone adalah mampu menangkap atau menerima suara
(Gelombang akustik) pada frekuensi 100 Hz – 60 Hz (Rustamaji, 2018: 53).
Osiloskop sinar katoda (cathode ray osciloscope, (RO) dapat digunakan
untu mengamati bentuk gelombang dan mengetahui besarnya tegangan dan
frekuensi dari gelombang tersebut. Layar osciloscope dilengkapi dengan skala
baik untuk sumbu horizontal maupun vertikal. Besarnya gelombang yang
ditampilkan bergantung pada besarnya tegangan yang masuk dan skala yang
digunakan pada osciloscope (Yohandri dan Asrizal, 2016: 27).
Koordinat-koordinat dari titik yang bercahaya pada layar itu berturut-
turut akan sebanding dengan tegangan yang membelokkan kearah horizontal dan
tegangan yang membelokkan kearah vertikal. Inilah prinsip osciloscope sinar
katode. Jika tegangan pembelokkan horizontal menyapu bekas sinar itu dari kiri
kekanan dengan kecepatan homogen, maka berkas sinar itu menggambarkan
ketegangan vertikal sebagai fungsi waktu. Osciloscope adalah instrumen
laboratorium yang sangat berguna dalam banyak bidang ilmu pengetahuan murni
dan ilmu pengetahuan terapan (Young, 2001: 173).
Osciloscope adalah alat untuk memperkuat, mengukur, dan secara
visual meneliti sinyal listrik (“sinyal” biasanya merupakan tegangan yang berubah
terhadap waktu), terutama sinyal yang berubah dengan cepat. Sinyal ditampilkan
pada layar CRT. Pada operasi normal, berkas sinar elektron disapukan secara
horizontal dengan kecepatan tetap terhadap waktu oleh plat penyimpang
horizontal. Sinyal yang akan ditampilkan diberikan, setelah dikuatkan, pada plat
penyimpangan vertikal (Isa, 2007: 52).
Models of the 3D – printed diaphragm were created using COM – SOL
Multiphysics S.3a. Simulations primary used the solid – acoustic interaction
interface, where the diaphragms and 3D – printed block were simulated from
CAD designs. Resonance Frequency and damping were simulated using the
thermo-viscous acoustics physics and cigenfrequency analysis in two phases: the
first using a plain PEGDA model where the mechanical properties of the material
are estimated as a density of 1183 kg/m3 (Tiller, 2018: 3).

V. Alat dan Komponen


1. Osiloskop digital Siglent Type SDS1000CML/CNL/DL
2. Power Supply 1 buah
3. Generator AFG 2 buah
4. Kabel penghubung 1 buah
VI. Prosedur Kerja

a. Fungsi tombol-tombol osiloskop digital

b. Kalibrasi alat
1. Hidupkan osiloskop dengan menekan tombol power .
2. Tekan tombol “DEFAUL SETUP” untuk mengembalikan ke pengaturan
standar.
3. Hubungkan osiloskop dengan probe pada CH 1.
4. Hubungkan probe positif ke ground.
5. Amati gelombangnya Aturlah VOLT/DIV menjadi 2 v, agar jarak antar 2
titik 1 cm.
6. Aturlah TIME/DIV menjadi 0.5 t.
7. Tekan “AUTO”
8. Tempatkan posisi garis osiloskop berada tepat di sumbu X.
9. Jika ingin menggunakan 2 chanel , ulangi dengan langkah yang sama.
c. Mengukur tegangan DC
1. Tekan tombol “MENU ” pada tombol vertikal osiloskop.
2. Tekan menu AC-GND-DC dan pilih DC.
3. Hubungkan probe positif dan negative ke power Supply yang telah
dihubungkan kesumber arus dengan tegangan 1.5 v.
4. Amati jumlah tegangannya.
5. Catatlah dalam data pengamatan.
6. Hubungkan probe positif dan negatif ke power supplay 3 voltAmati jumlah
tegangannya.
7. Catatlah data ditabel pengamatan dan bandingkan dengan teori.
d. Mengukur frekuensi AC
1. Tekan tombol “MENU” pada vertikal osiloskop.
2. Tekan menu AC-GND-DC dan pilih AC.
3. Atur VOLT/DIV menjadi 2 v.
4. Hidupkan AFG-Generator dan pasangkan probe pada AFG.
5. Aturlah frekuensi osiloskop menjadi 100 Hz.
6. Aturlah gelombang menjadi gelombang sinusoidal.
7. Hubungkan probe positif dan negatif AFG dan osiloskop.
8. Amati gelombang yang terjadi.
9. Tekan tombol “TRIGGER LEVEL” untuk menampilkan data.
10. Amati dan catat dalam data pengamatan.
e. Menggambarkan kurva Lissajous dengan 2 channel
1. Atur kembali sumber tegangan tetap AC.
2. Pasangkan probe kedua ke CH 2.
3. Atur VOLT/DIV pada CH 1 dan CH 2 menjadi 2 v.
4. Aturlah posisi garis gelombang dengan menggunakan “POSITION” agar
kedudukan gelombang pertama dan kedua sejajar(jika ingin mnegatur CH
1 tekan CH 1, jika ingin mengatur CH 2 tekan CH 2”.
5. Hidupkan AFG-Generator kedua dan pasangkan probe pada AFG kedua.
6. Aturlah frekuensi AFG pertama menjadi 100 Hz.
7. Aturlah gelombang menjadi gelombang sinusoidal.
8. Hubungkan probe positif dan negatif AFG pertama pada osiloskop.
9. Hubungkan probe positif dan negatif AFG kedua pada osiloskop.
10. Amati gelombang yang terjadi.
11. Untuk mengatur frekueni gelombang pada AFG kedua, maka tekan tombol
Frekuensi pada AFG kedua.
12. Tulislah frekuansi gelombang AFG kedua sesuai yang diinginkan.
13. Tekan tombol Hz pada AFG kedua.
14. Aturlah posisi gelombang pertama dan kedua dengan tombol “POSITION”
15. Tekan tombol “TRIGGER LEVEL” untuk menampilkan data.
16. Catatlah data pengamatan anda.
17. Tekan tombol measure untuk menampilakn data di page kedua dan
kemudian tekan pilihan ADD.
18. Untuk mendapatkan grafik Lissajous, tekan tombol “DISPLAY”
19. Untuk mengembalikan dalam bentuk sinusoidal, tekan tombol vertikal
kedua setelah menu.
20. Amati dan catat dalam data pengamatan.

VII. Analisis Data

VIII. Hasil

IX. Pembahsan
Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan
bentuk sinyal baru sinyal analog maupun digital sehingga sinyal-sinyal tersebut
dapat dilihat, diukur, dihitung, dan dianalisa sesuai dengan bentuk keluaran sinyal
yang diharapkan. Dalam praktikum pengukuran menggunakan osiloskop digital
ini, ada tujuan yang ingin dicapai yaitu dapat menentukan fungsi dari menu dan
submenu osiloskop digital, dapat mengkalibrasi osiloskop digital, dapat mengukur
tegangan DC dan mengukur frekuensi AC, serta dapat menggambarkan kurva
Lissaious dengan osiloskop digital.
Perbedaan osiloskop analog dengan osiloskop digital adalah, pada osiloskop
analog hanya berupa sinyal yang di hasilkan oleh tabung CRT (Cathoda Ray
Tube) sehingga tampil dilayar Osciloscope, bentuk-bentuk gelembung sinar yang
ditembakkan itu tergantung dari objek yang sedang diukur, jadi hanya berupa
garis-garis gelombang yang bisa berbentu sinus, gelombang gigi gergaji, dll.
Sedangkan osciloscope digital umumnya tidak lagi menggunakan tabung CRT,
melainkan diukur oleh microprocessor didalamnya lalu hasil outputnya
ditampilkan kelayar LCD, dipermis tampilannya. Setelah data-data pengukuran
didapat dari tester probe diolah oleh microprocessor dalam osciloscope tersebut,
baru ditampilkan dilayar LED, sehingga tampilannya sangat menarik sekali untuk
dilihat.
Percobaan pertama yang kami lakukan adalah mengukur tegangan DC.
Tegangan DC adalah tegangan dengan aliran arus searah. Pada percobaan ini,
terdapat hasil pengukuran melalui dua metode yaitu secara praktek dan secara
teori. Hasil pengukuran secara praktek pada powe supply 5 volt dan 6 volt
diperoleh besarnya tegangan baterai adalah 68 volt, hasil yang diperoleh juga
sama untuk pengukur tegangan baterai pada power supply 5 volt dan 6 volt
dimana secara teori untuk menghitung tegangan baterai adalah dengan mengalikan
panjang gambar dilayar menurut sumbu Y dengan angka volt/Div. Diperoleh nilai
yang sama pada tegangan baterai 5 volt dan 6 volt dapat terjadi karena adanya
kesalahan pada penggunaan alat dalam melihat panjang gambar dilayar menurut
sumbu Y sehingga hasil yang diperoleh adalah berbeda. Sedangkan pada power
supply 12 volt diperoleh besarnya tegangan baterai secara teori adalah 70 volt
sedangkan secara praktek adalah 68,80 volt. Terjadinya perbedaan nilai tegangan
baterai secara teori dan secara praktek dapat disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya kurang tepatnya dalam penempelan kabel penghubung antara positif
dan negatif atau probe positif dan negatif tidak terlalu menempel (tidak pas dalam
penempelannya), dan kurang telitinya dalam membaca skala karena osiloskop dan
power supply tidak memiliki keakuratan skala yang sangat tinggi, serta dapat pula
disebabkan karena adanya kerusakan pada alat tersebut.
Percobaan kedua yaitu mengukur frekuensi AC. Frekuensi AC adalah faktor
yang mempengaruhi hasil dari sebuah tegangan dalam sistem listrik arus bolak-
balik. Pengukuran frekuensi AC ini juga dilakukan secara teori dan secara
praktek. Penggunaan dua metode ini digunakan untuk membandingkan hasil yang
diperoleh dan juga untuk lebih mengakuratkan data percobaan. Frekuensi
gelombang pada osiloskop dipengaruhi oleh besarnya time/Div yang digunakan
karena semakin tinggi time/Div yang digunakan maka semakin besar suara
gelombang yang dihasilkan, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan periode
dan frekuensi pun meningkat. Perubahan suara gelombang akan sesuai dengan
sumber dan volt/Div yang digunakan. Pada percobaan ini diperoleh besarnya
frekuensi secara teori dan praktek adalah sama, namun Vpp yang diperoleh
berbeda hal ini disebabkan oleh beberapa hal atau kesalahan seperti yang telah
dibahas sebelumnya. Pada frekuensi 300,46 Hz diperoleh bentuk gelombang yang
dihasilkan lebih rapat, sedangkan pada frekuensi 100,20 Hz bentuk gelombang
yang dihasilkan lebih renggang dari pada frekuensi 300,46 Hz. Dimana antara
frekuensi dan bentuk gelombang adalah berbanding lurus, yaitu semakin besar
frekuensinya maka output gelombang yang dihasilkan semakin rapat, dan semakin
kecil frekuensinya maka output gelombang yang dihasilkan juga semakin
renggang.
Pengukuran terakhir yaitu mengukur grafik Lissaieus. Grafik lissaieus adalah
sebuah penampakkan pada layar osiloskop yang mencitrakan atau
memperlihatkan perbandingan antara beda fase, frekuensi, dan amplitudo dari dua
gelombang inputan pada probe osiloskop. Frekuensi adalah banyaknya gelombang
yang terjadi tiap detiknya dalam satuan Hz. Amplitudo adalah nilai maksimum
atau puncak positif pada gelombang sinusoidal. Lalu beda fase adalah perbedaan
besar sudut antara dua buah gelombang sinusoidal yang dimasukkan kedalam
osiloskop secara bersama-sama. Pengukuran ini juga dilakukan secara teori dan
secara praktek. Pada percobaan ini digunakan secara frekuensi 1:3 terhadap CH 1
dan CH 2. Pada percobaan ini juga diperoleh nialai Vpp yang berbeda antara teori
dan praktek dan disebabkan oleh beberapa hal seperti yang telah dibahas
sebelumnya, yaitu karena alat yang terlalu rumit dan kurang akurat sehingga
mempengaruhi hasil pengukuran kelompok kami.
Grafik lissaieus yang dihasilkan memiliki sudut 30%. Grafik lissaieus
dihasilkan bila gelombang-gelombang simus dimasukkan secara bersamaan ke
pelat-pelat defleksi horizontal dan vertikal CRO. Kesimpulan dari kurva lissaieus
yaitu adanya perbandingan rasio frekuensi antara dua gelombang
pembentukkannya. Dua gelombang sinus ini menghasilkan kurva lissaieus yang
bisa berbentuk garis lurus, elips atupun lingkaran, tergantung pada fase dan
amplitudo kedua sinyal tersebut. Berikut ini adalah bentuk kurva lissaieus yang
dihasilkan / terbentuk :

X. Pertanyaan
1. Jelaskan apa itu noise dan berikan contohnya!
Jawaban:
Noise atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan “derau” adalah
sinyal-sinyal yang tidak diinginkan dalam suatu sistem komunikasi
maupun pengukuran dan informasi. Sinyal-sinyal noise ini dapat
mengganggu kualitas penerimaan sinyal dan reproduksi sinyal yang akan
dipancarkan. Noise juga dapat membatasi jangkauan sistem pada daya
pancaran tertentu, mempengaruhi sensitivitas atau kepekaan sinyal
penerimaan dan bahkan akan mengakibatkan pengurangan bandwidth pada
suatu sistem.
Contoh Noise :
Pada penerima radio, noise atau derau dapat menyebabkan suara
desis di loudspeaker sehingga terdengar oleh pendengarnya. Sedangkan
pada televisi, noise dapat menyebabkan gambar tidak bersih atau muncul
titik-titik yang berbentuk seperti salju.

2. Apa itu kegunaan kurva Lissajous dan gambarkanlah macam-macam


bentuk kurva Lissajous beserta sudutnya?
Jawaban:
Kurva Lissajous adalah kurva yang digunakan untuk menampilkan
atau menggambarkan perbedaan atau perbandingan beda fase, frekuensi,
dan amplitudo dari dua gelombang inputan pada probe osiloskop.
Gambar bentuk kurva Lissajous dan sudutnya :

XI. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Osiloskop digital adalah alat ukur elektronika yang berfungsi untuk
memproyeksikan bentuk sinyal baik sinyal analog maupun digital sehingga
dapat dilihat, diukur, dihitung, dan dianalisa sesuai dengan bentuk keluaran
sinyal harapkan, serta memiliki berbagai macam menu dan submenu dengan
fungsinya masing-masing.
2. Cara menggunakan osiloskop digital dengan baik dan benar adalah dengan
cara mengkalibrasi/mengembalikan posisi ke arah nol sebelum memulai
percobaan dengan langkah-langkah sebagai berikut: hidupkan osiloskop
dengan menekan tomnol power, lalu tekan “DEFAULT SETUP” untuk
mengembalkan ke pengaturan standar. Kemudian hubungkan osiloskop
dengan probe pada CH 1 dan hubungkan pula probe positif ke grond. Aturlah
volt/div dan jarak 2 titik menjadi 1cm serta time/div menjadi 0,5 s. Tekan
“AUTO” dan tempatkan garis osiloskop tepat disumbu x. Apabila ingin
menggunaan 2 channel, kita ulangi langkah yang sama.
3. Menghitung tegagan DC diperoleh dari hasil dengan mengalikan panjang
gambar dilayar menurut sumbu Y dengan angka Volt/Div yaitu 3,4 Div x 20
Volt/Div maka hasilnya adalah 68 Volt untuk output tegangan 12 Volt
diperoleh tegangan DC adalah 70 Volt.
4. Mengukur frekuensi AC dalam praktikum ini dilakukan dengan menyetel alat
osiloskop terlebih dahulu sesuai dengan penuntun, lalu setelah selesai tekan
tombol “TRIGGER LEVEL” untuk menampilkan datanya.
5. Pengukuran grafil Lissajous dapat dilakukan apabila ada dua gelombang sinus
yang dimasukkan secara bersamaan ke pelat-pelat defleksi horizontal dan
vertikal CRO. Kurva Lissajous ada berbentuk garis lurus, elips, maupun
lingkaran tergantung pada fase dan amplitudo kedua gelombang tersebut.
XII. Daftar pustaka
Isa, A.R.M., 2007, Asas Instrumentasi dan Pengukuran Fizik, University
Teknologi Malaysia, Malaysia.
Rustamaji, Kania, S., dan Nur, W.H., 2018, Prototipe Hydrophone untuk
Komunikasi Bawah Air, Elkomika, No 1, Vol 6, Hal: 53.
Sunanda, W., dan Rika, F.G., 2009, Watak Harmonik pada Invrter
Berbeban, Jurnal Teknika, No 2, VOL 1, Hal: 7.
Tiller, B., Andrew, R., Botong, Z., Jose, G., Roger, dan G.m Joseph, C.,
Piezoelektric Microphone Via a Digital Light Processing 3D
Printing Process, Materials and Design, ISSN: 0264-1275.
Yohandri dan Asrizal, 2016, Elektronika Dasar, Kencana, Jakarta.
Young, H.D., dan Roger, A. F., 2001, Fisika Universitas, Ed.10, PT.
Gelora Aksara Pratama, Bandung.
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN GALVANOMETER

Nama : RISKA FITRIANI


NIM : A1C318013
Kelas : Reguler A

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : PERCOBAAN DENGAN MENGGUNAKAN
GALVANOMETER
II. Hari, Tanggal: Sabtu, 30 Maret 2019
III. Tujuan : Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Mampu membuat rangkaian arus DC dalam orde μA.
2. Mampu melakukan pengukuran arus DC dalam orde μA
dengan galvanometer
3. Mampu memelihara galvanometer.
4. Mampu menentukan tahanan dalam galvanometer.

IV. Landasan Teori


V. Alat dan Komponen
1. Galvanometer (basicmeter) dengan batas ukur 100 μA
2. Tahanan (15 kΩ dan 30 kΩ) 2 buah
3. Kabel penghubung 10 buah
4. Baterai 1,5 volt 1 buah
5. Tempat baterai 1 buah
6. Bola lampu senter 1 buah

VI. Prosedur Kerja


a. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini

b. Hitunglah besar arus yang melalui galvanometer menurut teori.


c. Selanjutnya hubungkan saklar S, kemudian amati besarnya arus yang
mengalir pada galvanometer (IG).
d. Hitunglah harga RG.
e. Untuk rangkaian yang sama, lakukan pengukuran berulang sebanyak 5x,
Catat data yang diperoleh pada kolom data.
f. Buatlah rangkaian seperti pada gambar dibawah ini
g. Hubungkan saklar s, selanjutnya amati besar arus yang mengalir pada
galvanometer dan amati bola lampu nyala/tidak nyala.
h. Buatlah rangkaian seperti gambar
i. Carilah besar arus menurut teori yang melalui galvanometer (IG).
j. Selanjutnya hubungkan saklar S dan amati besar arus yang mengalir pada
galvanometer (IG).
k. Untuk rangkaian yang sama, lakukan pengukuran berulang sebanyak 5 kali.
Catat data yang diperoleh pada kolom data.
l. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini
m. Hubungkan saklar S dan amati besar arus yang mengalir pada galvanometer
serta amati bola lampu nyala/ tidak nyala.
VII. Analisis Data
VIII. Hasil
IX. Pembahasan
X. Pertanyaan
1. Mengapa bola lampu senter tidak hidup padahal jarym galvanometer
bergerak?
Jawaban:
Karena kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian terlalu kecil oleh
adanya hambatan yang terlalu besar sehingga mengakibatkan tidak mencukupinya
kuat arus listrik yang digunakan untuk membuat lampu menjadi menyala.
2. Dapatkah galvanometer mengukur tegangan?
Jawaban:
Dapat, galvanometer merupakan alat ukur listrik yang digunakan untuk
mengukur kuat arus dan tegangan listrik yang relatif kecil. Namun
galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial
yang besar jika pada galvanometer tersebut dipasang hambataan eksternal
(pada voltmeter disebut hambatan depan dan pada amperemeter disebut
hambatan shunt).
3. Jika galvanometer mengukur arus 100 μA dan hambatan dalamnya RG = 150
Ω. Tentukan kemampuan maksimum galvanometer ini untuk mengukur
tegangan!
Jawaban:
Diketahui :
IG = 100 μA = 102.10-6 A = 10-4 A
RG = 150 Ω
Ditanya : VG = ...?
Penyelesaian :
VG = IG . RG
= 10-4 A . 150 Ω
= 150. 10-4 V
= 15. 10-3 V
= 0,015 Volt
XI. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalag sebagai berikut:
1. Galvanometer adalah alat ukur listrik yang dapat digunakan ntuk mengukur
arus pada rangkaian dalam orde μA atau arus yang relatif kecil (rendah)
karena keterbatasan komponen internalnya. Rangkaian arus DC ini dibuat
dengan hambatan 20kΩ dan 47kΩ dengan sumber tegangan dari baterai 1,5
volt.
2. Pengukuran arus DC menggunakan galvanometer dengan cara dirangkai seri
tetapi hanya dapat mengukur arus lemah (kecil) yang biasanya yaitu μA arus
DC dapat dihitung dengan rumus :
• 𝐼𝑇=𝑉𝑅

• 𝐼𝐺=𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚×𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟

• Jika digunakan galvanometer tanpa batas ukur maka


IG = skala yang ditunjuk
3. Memelihara galvanometer yaitu dengan cara tidak melakukan pengukuran
arus yang berpotensi tinggi, karena dapatb menyebabkan galvanometer rusak
/meledak. Pada saat menggunakan galvanometer digunakan terlebih dahulu
dari batas ukur terendah, menengah, baru yang tinggi agar galvanometer tidak
rusak.
4. Tahanan dalam galvanometer digunakan untuk menghambat arus sehingga
arus yang diukur tidak begitu besar adapun rumus untuk mencarinya :
𝑅𝐺=𝐸−𝑅 (𝐼𝐺)𝐼𝐺
XII. Daftar Pustaka
XIII. Lampirian
13.1 Lampiran Gambar
13.2 Lampiran Hitung
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
PENGUKURAN MENGGUNAKAN MULTIMETER ANALOG DAN
MULTIMETER DIGITAL

Nama : RISKA FITRIANI


NIM : A1C318013
Kelas : Reguler A

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : PENGUKURAN MENGGUNAKAN MULTIMETER
ANALOG DAN MULTIMETER DIGITAL
II. Hari, Tanggal: Sabtu, 30 Maret 2019

III. Tujuan : Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut


1. Melakukan observasi alat Multimeter Analog dan
Multimeter Digital.
2. Melakukan pengukuran dengan Multimeter Analog dan
Multimeter Digital sebagai Ohmmeter.
3. Melakukan pengukuran dengan Multimeter Analog dan
Multimeter Digital sebagai Voltmeter AC (ACV).
4. Melakukan pengukuran dengan Multimeter Analog dan
Multimeter Digital sebagai Voltmeter DC (DCV).
5. Melakukan pengukuran dengan Multimeter Analog dan
Multimeter Digital sebagai Amperemeter DC (DC mA).
6. Melakukan pengukuran dengan Multimeter Digital sebagai
Ampermeter AC (AC mA).
7. Melakukan pengukuran hfe transistor.

IV. Landasan Teori

IV. Alat dan Komponen


1. Multimeter analog 1 buah
2. Multimeter digital 1 buah
3. Tempat baterai 2 buah
4. Resistor 2 buah
5. Skalar 1 buah
6. Power supply 1 buah
7. Kabel 10 buah
8. Breadboard 1 buah

V. Prosedur Kerja
A. Multimeter Analog
1. Observasi dan kalibrasilah Multimeter Analog
2. Multimeter analog sebagai Ohmmeter
a. Siapkan dua buah resistor kemudian ukur tahanan dari masing-masing
resistor tersebut yaitu R1 dan R2.
b. Hubungkan kedua resistor secara seri kemudian ukur tahanan pada
rangkaian seri tersebut (R seri).
c. Hubungkan kedua resistor secara parallel kemudian ukur tahanan pada
rangkaian parallel tersebut (R parallel).
d. Masukan semua nilai yang telah didapat ke dalam Tabel 1.1
3. Multimeter analog sebagai Voltmeter AC (ACV)
a. Rangkailah komponen seperti gambar dibawah ini
b. Hubungkan power supply dengan stop kontak kemudian nyalakan.
c. Hubungkan kabel Multimeter Analog pada kedua sisi resitor.
d. Ukur voltase dengan memvariasikan tegangan pada power suply
yaitu 2V, 4V, 6V, 8V, 10V, dan 12V.
e. Catat hasil pengukuran pada tabel 1.2
4. Multimeter Analog sebagai Voltmeter DC (DCV)
a. Rangkai komponen seperti pada gambar
b. Hubungkan power supply dengan stop kontak kemudian nyalakan.
c. Hubungkan kabel Multimeter Analog pada kedua sisi resistor
d. Ukur voltase dengan memvariasikan tegangan pada power suply
yaitu 2V, 4V,6V, 8V, 10V, dan 12V.
e. Catat hasil pengukuran pada tabel 1.3
5. Multimeter Analog sebagai Amperemeter DC (DC mA)
a. Rangkailah komponen elektronika seperti pada gambar dibawah ini:
b. Ukur kuat arus pada rangkaian menggunakan Multimeter Analog
c. Kemudian tambah satu buah baterai lagi yang dihubungkan secara
seri kemudian ukur arus yang mengalir pada rangkaian tersebut.
d. Catat hasil pada tabel 1.4

B. Multimeter Digital
1. Observasi dan kalibrasilah Multimeter Digital
2. Lakukan memindah-mindahkan kabel dan menekan tombl-tombol sesuai
dengan teori dasar sebelum anda melakukan pengukuran langsung.
3. Pengukuran hambatan dengan multimeter digital:
a. Siapkan dua buah resistor kemudian ukur tahanan dari masing-masing
resistor tersebut yaitu R1 dan R2.
b. Hubungkan kedua resistor secara seri kemudian ukur tahanan pada
rangkaia seri tersebut (R seri).
c. Hubungkan kedua resistor secara parallel kemudian ukur tahanan pada
rangkaian parallel tersebut (R parallel).
d. Masukan semua nilai yang telah didapat ke dalamTabel 2.1
4. Pengukuran Tegangan DC dengan Multimeter Digital
a. Rangkai komponen seperti gambar dibawah ini
b. Hubungkan power supply dengan stop kontak kemudian nyalakan.
c. Hubungkan kabel Multimeter pada kedua sisi resistor
d. Ukur voltase dengan memvariasikan tegangan pada power suply yaitu
2V, 4V, 6V, 8V, 10V, dan 12V.
e. Catat hasil pengukuran pada tabel 2.2
5. Pengukuran tegangan AC dengan multimeter digital:
a. Rangkai komponen seperti gambar dibawah ini
b. Hubungkan power supply dengan stop kontak kemudian nyalakan.
c. Hubungkan kabel Multimeter pada kedua sisi resistor
d. Ukur voltase dengan memvariasikan tegangan pada power suply yaitu 2V,
4V, 6V, 8V, 10V, dan 12V.
e. Catat hasil pengukuran pada tabel 2.3
6. Pengukuran kuat arus DC dengan multimeter digital:
a. Rangkailah komponen elektronika seperti pada gambar dibawah ini
dengan hambatan R1 dan tegangan 1,5 Volt.
b. Ukur kuat arus pada rangkaian tersebut.
c. Ganti hambatan R1 dengan R2 dan ukur kuat arus pada rangkaian
tersebut.
d. Naikan tegangan menjadi 3 Volt dengan hambatan R1 setelah itu ukur
kuat arus pada rangkaian tersebut.
e. Pada point d ganti R1 menjadi R2 kemudian ukur kuat arus pada
rangkaian.
f. Catat hasil pengukuran pada tabel 2.4
7. Pengukuran kuat arus AC dengan multimeter digital:
a. Rangkai komponen elektronika seperti pada gambar
b. Ukur tahanan bola lampu 100 watt dengan multimeter digital
c. Ukur tegangan input dengan multimeter digital
d. Ukur kuat arus pada rangkaian tersebut.
e. Lakukan prosedur a sampai d dengan memvariasikan nilai daya pada bola
lampu.
f. Catat hasil percobaan pada tabel 2.5
8. Pengukuran hfe transistor dengan multimeter digital
a. Semua tombol samping kiri tidak ditekan, bebaskan kemudian tekan
tombol samping kiri nomor dua dari atas warna abu-abu untuk hfe.
b. Masukan kaki transistor pada lubang pengukuran hfe PNP dan NPN
sesuai dengan transistor yang akan diukur, kemudian cocokan kaki-
kaki transistor tersebut dengan lubang yang sudah tersedia, kolektor,
basis, emitor.
c. Hidupkan power suply ke posisi on
d. Ukur hfe transistor NPN dan PNP.

V. Analaisis Data


VI. Hasil
VII. Pembahasan
VIII. Pertanyaan
A. Multimeter Analog
1. Dalam menyiman multimeter analog gagang saklar pengatur jangkauan
ukur, sebaiknya diletakkan pada skala mana ? kenapa demikian ?
Jawaban:
Dalam menyimpan multimeter analog gagang saklar pengatur
jangkauan ukur, sebaiknya skala diletakkan pada skala nol sehingga tidak
merubah kalibrasi dan merusak komponen multimeter analog. Bila tidak
pada skala nol dan multimeter analog terkena dengan multitester
bertegangan tinggi maka dapat merusak alat akibat tegangan moluktif.
2. Dapatkah multimeter analog dipergunakan untuk mengukur kuat arus
PLN?
Jawaban:
Dapat, tetapi saklar pemilih harus diganti lebih besar dari 220 volt
yaitu 250 volt sehingga multimeter analognya aman dari kerusakan.
3. Carilah harga tahanan R dari kuat arus yang sudah saudara ukur dengan
Multimeter analog dan beda potensial titik a dan titik b yang sudah saudara
ukur dengan DCV. Carilah untuk 1 buah baterai dan 2 buah baterai.
Jawaban:
Pada pratikum ini kami tidak melakukan pengukuran
menggunakan baterai dan kami juga tidak mengukur kuat arus sehingga
harga tahanan (R) dari kua arus yang diukur tidak dapat dicari
B. Multimeter digital
1. Kenapa semakin besar batas ukur yang dipakai semakin besar pula tingkat
kesalahannya ?
Jawaban;
Karena pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran yang
berbasis nilai yang kecil dan alat ini tidak dapat digunakan untuk
hambatan yang besar. Karena itulah persentase kesalahannya juga semakin
besar.
2. Kapan saat engukur tegangan AC angka multimeter diganti pada display
nya tidak mau diam ?
Jawaban:
Hal itu terjadi saat kuat arus atau tegangan yang diukur melebihi
batas ukur yang ada di multimeter digital.
4. Kesimpulan
5. Daftar Pustaka
6. Lampiran
13.1Lampiran Gambar
13.2Lampiran Hitung
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
PENGUKURAN MENGGUNAKAN SOUND LEVEL METER

Nama : RISKA FITRIANI


NIM : A1C318013
Kelas : Reguler A

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : PENGUKURAN MENGGUNAKAN SOUND LEVEL
METER
II. Hari, Tanggal: Sabtu, 4 Mei 2019
III. Tujuan : Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Mengoperasikan alat sound level meter.
2. Mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan pada sebuah
kebisingan.
3. Menghitung taraf intensitas suatu bunyi.

IV. Landasan teori


V. Alat dan Komponen
1. Sound level meter
2. Sumber bunyi
3. Speaker
4. Penggaris / meteran

VI. Prosedur Kerja


Cara mengkalibrasi sound level meter ;
a. Hidupkan kalibrator dan sound level meter.
b. Putar tombol penyetel , dan atur tingkat tekanan suara.
c. Pastikan kalibrator berada pada sound level meter yang benar.
d. Lalu sesuaikan sound level meter untuk memperoleh hasil yang benar.
Pengukuran :
a. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan oleh suatu sumber bunyi
dengan jarak 10 cm dari sumber bunyi.
b. Ulangi langkah a dengan jarak yang berbeda-beda yaitu 20 cm, 30 cm,
40 cm dan 50 cm.
c. Catatlah hasil pengukuran pada tabel data.

VII. Analaisis Data


VIII. Hasil
IX. Pembahasan
X. Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip kerja dari sound level meter!
Jawaban:
Prinsip kerjasound level meter didasarkan pada getaran yang
terjadi. Apabila ada objek atau benda yang bergetar, maka akan
menimbulkan terjadinya sebuah perubahan pada tekanan udara yang
kemudian akan ditangkap oleh sistem peralatan, lalu selanjutnya jarum
analog akan menunjukkan jumlah dari tingkat kebisingan yang dinyatakan
dengan nilai dB.
2. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pengukuran tidak
akurat!
Jawaban:
Secara umum penyebab pengukuran tidak akurat adalah :
a. Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan
padapengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat
disebabkan karena kesalahan membaca skala kecil, dan
kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat, terutama
untuk alat yang melibatkan banyak komponen.
b. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh
alat yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang
memengaruhi kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan
titik nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan
paralaks, perubahan suhu, dan kelembaban.
c. Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya
fluktuasifluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran.
Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya gerak brown
molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar, bising,
dan radiasi.
Faktor-faktor penyebab pengukuran pada sound level meter tidak
akurat
a. Adanya angin yang bertiup dari berbagai arah menyebabkan tidak
akuratnya nilai yang terukur oleh sound level meter.
b. Pengaruh kecepatan angin membuat nilai intensitas suara yang
terukur tidak sesuai dengan intensitas suara dari sound level meter
c. Posisi tempat pengukuran yang terbuka seperti disekitar yang
banyak tumbuhan dimana suara yang di uji banyak diserap oleh
tumbuhan sehingga pengukuran tidak maksimal.
3. Aplikasi sound level meter dalam kehidupan sehari-hari!
Jawaban:
untuk megukur tingkat kebisingan pada industry atau pabrik agar
tidak mengganggu sekitar.
4. Sebuah sumber bunyi mempunyai taraf intensitas 20 dB. Jika 40 buah
sumber bunyi yang sama berbunyi serentak, tentukan taraf intensitas
yang dihasilkan!
Jawaban:
Dik :
TI = 20 dB
n = 40
Dit : TI40 = ...?
Jawab :
TIn = TI + 10 log n
TI40 = TI + 10 log 40
TI40 = 20 + 16,0206
TI40 = 36,0206 dB
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan kalian!
Jawaban:
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa suatu tingkat kebisingan (intensitas maupun tingkat intensitas)
yang terukur oleh sound level meter sangat dipengaruhi oleh jaraknya
dari sumber bunyi dan juga karena pengukuran ini menggunakan
response fast, hal ini juga bisa dimasukkan dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kebisingannya. Salah satu contoh kebisingan
adalah suara bel. Pengukuran ini menggunakan sound level meter digital
sehingga tidak perlu dikalibrasi terlebih dahulu. Prinsip kerja sound
level meter didasarkan pada getaran yang terjadi dari sebuah objek atau
benda yang nantinya getaran itu akan ditangkap oleh sistem dan dapat
terukur berapa intensitas bunyinya.

XI. Kesimpulan
XII. Daftar Pustaka
XIII. Lampiran
13.1 Lampiran Gambar
13.2 Lampiran Hitung
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
THERMOCOUPLE

Nama : RISKA FITRIANI


NIM : A1C318013
Kelas : Reguler A

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : THERMOCOUPLE

II. Hari, Tanggal: Sabtu, 17 Mei 2019

III. Tujuan : Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai beriku


IV. Landasan Teori
V. Alat dan Komponen

VI. Prosedur Kerja


VII. Analaisis Data
VIII. Hasil
IX. Pembahasan
X. Pertanyaan
XI. Kesimpulan
XII. Daftar Pustaka
XIII. Lampiran
13. 1 Lampiran Gambar
13.2 Lampiran Hitung
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
PENGUKURAN PENCAHAYAAN

Nama : RISKA FITRIANI


NIM : A1C318013
Kelas : Reguler A

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : PENGUKURAN PENCAHAYAAN

II. Hari, Tanggal: Sabtu, 30 Maret 2019


III. Tujuan : Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut
IV. Landasan Teori
V. Alat dan Komponen
1. Fitting lampu
2. Lampu
3. Sistem tertutup
4. Kabel
5. Luxmeter
6. Penggaris

VI. Prosedur Kerja


1. Disiapkan sistem sehingga tidak ada cahaya
VII. Analaisis Data
VIII. Hasil
IX. Pembahasan
X. Pertanyaan
XI. Kesimpulan
XII. Daftar Pustaka
XIII. Lampiran
13.1 Lampiran Gambar
13.2 Lampiran Hitung
PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR
JEMBATAN ARUS BOLAK-BALIK

Nama : RISKA FITRIANI


NIM : A1C318013
Kelas : Reguler A

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I. Judul : JEMBATAN ARUS BOLAK-BALIK

II. Hari, Tanggal: Jumat, 17 Mei 2019

III. Tujuan : Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut

IV. Landasan Teori

V. Alat dan Komponen

VI. Prosedur Kerja

VII. Analaisis Data


VIII. Hasil
IX. Pembahasan
X. Pertanyaan
XI. Kesimpulan
XII. Daftar Pustaka
XIII. Lampiran
13.1 Lampiran Gambar
13.2 Lampiran Hitung

Anda mungkin juga menyukai