TBL 1,2,3,4 (Uas)
TBL 1,2,3,4 (Uas)
TBL 1,2,3,4
Brian Mendel
Fiona Valerie Muskananfola
Nadia Aida Novitarani
Nadya Gratia Juliawan
Rafindhra Adhitya Prihastama
Shafira Chairunnisa
Sitti Robbyah Nauli Mansur
Viharsyah Aulia Akbar
Tentir
Muhammad Prasetio Wardoyo
Harits Adi Putra
Quality Control
Rena Palupi
Media
TBL 1
KEGAGALAN KOMUNIKASI
TIPE KEGAGALAN KOMUNIKASI
Occasion : ketika timing-nya jelek
Content : ketika informasi yang disampaikan ada yang hilang/inakurat
Purpose : ketika masalah tidak diselesaikan
Audience : ketika individu penting di-eksklusi-kan
Kesalahan-kesalahan ini berakibat pada proses sistem yang inefisien, tegangan tim, sumber
yang terbuang sia-sia, penundaan, ketidaknyamanan pasien, dan kesalahan prosedur.
Lemahnya komunikasi biasanya terjadi karena kurangnya standarisasi dan integrasi tim.
Catatan:
Ya coba bayangkan deh ya guys, kalau kalian bahas masalahnya sebelum kasusnya
terjadi, otomatis kan persiapan bakal kurang. Ya hasilnya bakal berimplikasi ke
pengambilan keputusan yang terburu-buru dan biasanya ketegangan komunikasi bakal
semakin tinggi.
1. Berdasarkan definisi ‘tim’ dari Salas, manakah di bawah ini yang bukan merupakan
karakteristik suatu tim?
a. Memiliki tujuan bersama
b. Terdapat pembagian tugas antar anggota
c. Terjadi interaksi antar anggota dalam tim
d. Anggota tim saling bergantung satu sama lain
e. Kebersamaan berlangsung untuk jangka waktu yang lama
5. Seorang pasien akan menjalani operasi keesokan harinya. Ia diminta untuk berpuasa
sejak pukul 10 malam. Perawat yang bertugas malam itu lupa menyampaikan hal
tersebut pada keluarga pasien. Saat akan memeriksa tekanan darah pasien menjelang
pagi hari, perawat kaget melihat pasien sedang makan, dan segera menyampaikan
bahwa pasien harusnya berpuasa sejak pukul 10 malam tadi. Perawat melaporkan hal
ini pada dokter, dan operasi yang direncanakan terpaksa ditunda. Kegagalan komunikasi
tipe apakah yang terjadi pada kasus di atas?
a. Content
b. Audience
c. Occasion
d. Purpose
e. Global
6. Setiap konfllik harus diselesaikan karena konflik yang berkelanjutan dapat menghambat
proses kolaborasi interprofesional. Salah satu cara dalam menyelesaikan konflik adalah
negosiasi. Apakah yang perlu diperhatikan dalam negosiasi?
a. Menganalisis konflik
b. Mengetahui penyebab dan tipe konflik
c. Membuat alternatif penyelesaian masalah
d. Mengabaikan pilihan solusi yang ditentukan pihak yang berkonflik
e. Memprioritaskan kepentingan jabatan atau posisi kedua pihak
7. Dari berbagai faktor berikut ini, faktor apakah yang paling menentukan efektivitas kerja
tim kesehatan?
a. Kohesi
FKUI 2015 SOLID Page 4
b. Komunikasi
c. Relevansi tugas
d. Terukurnya tujuan
e. Saling menghormati
8. Seorang ibu datang membawa bayinya untuk imunisasi campak ke Puskemas. Petugas
imunisasi segera menyiapkan alat suntik dan vaksin yang dibutuhkan. Saat ia sudah siap
untuk menyuntikkan vaksin, ia meraskan tubuh bayi hangat dan menanyakan pada
ibunya. Ibu bayi menjelaskan bahwa sudah 2 hari bayinya memang mengalami demam.
Penyuntikan vaksin dibatalkan dan jarum suntik yang telah disiapkan dibuang. Ibu dan
bayinya pun diminta menemui dokter. Petugas imunisasi sempat menyalahkan ibu
karena tidak menyampaikan sebelumnya bahwa anaknya sedang demam. Ibu pasien
merasa bahwa ia tidak bersalah, karena tidak ada yang menjelaskan bahwa anaknya
harus dalam keadaan sehat saat imunisasi. Apakah akibat dari kegagalan komunikasi
yang terjadi pada kasus tersebut?
a. Conflict
b. Tension
c. Workaround
d. Resource Waste
e. Patient inconvenience
9. Manakah di bawah ini yang bukan merupakan karakteristik tim pelayanan kesehatan
yang efektif menurut Mickan dan Rogers?
a. Sikap saling menghargai
b. Tujuan akhir yang sama
c. Kepemimpinan yang demokratis
d. Komunikasi efektif antar anggota tim
e. Saling keterkaitan sesama anggota tim
10. Pencegahan konflik dalam suatu tim pelayanan kesehatan paling tepat dilakukan
dengan cara:
a. Penetapan pembagian tugas dan aturan kerja yang jelas
b. Pemberlakuan sanksi yang berat bagi mereka yang memulai konflik
c. Menunjuk ketua tim yang kharismatik dan disukai oleh anggotanya
d. Meminta tim menyusun laporan evaluasi untuk setiap kegiatan yang dilakukan
e. Memberikan insentif tambahan bagi anggota tim yang paling baik kinerjanya
12. Seorang ibu hamil sedang berobat ke puskesmas. Ia menerima resep dari Dokter Ani
dan membawanya ke bagian apotek. Sesampainya di apotek, ibu tersebut mengeluh
sering pusing. Apoteker Budi mengatakan bahwa obat yang diberikan kurang lengkap
dan menambahkan obat penambah darah untuk ibu tersebut. Pasien kemudian kembali
mendatangi Dokter Ani untuk memastikan mengenai obat yang ia dapat. Dokter Ani
marah dan menegur Apoteker karena perilakunya tersebut. Konflik apakah yang muncul
antara Dokter Ani dan Apoteker Budi?
a. Konflik sosial
b. Konflik intrapersonal
c. Konflik interpersonal
d. Konflik antarkelompok
e. Konflik interprofessional
13. Nina adalah seorang perawat yang bertugas di Puskesmas X. Hari itu pasien cukup
banyak sehingga sampai siang hari di ruang imunisasi masih ada pasien yang menunggu
giliran. Saat itu Nina ditelepon dan diminta segera ke Dinas Kesehatan terkait adanya
laporan yang belum lengkap. Nina meminta perawat lain menggantikannya di ruang
imunisasi. Perawat tersebut menolak karena hari itu bukan jadwalnya bertugas. Ia
menyalahkan Nina yang lamban melayani pasien hingga pelayanan belum selesai
sampai siang. Nina merasa kesal, namun ia menahan diri dan menawarkan untuk
bertukar jadwal, sehingga jadwal perawat tersebut di minggu depan akan digantikan
Nina. Perawat tersebut setuju, dan Nina bergegas ke Dinas Kesehatan. Bentuk
manajemen konflik apakah yang dilakukan Nina?
a. Competing
b. Cooperating
c. Collaborating
d. Compromising
e. Accommodating
15. Manakah di bawah ini yang bukan alasan kolaborasi interprofessional dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan?
a. Masalah kesehatan yang dihadapi semakin kompleks
b. Belum meratanya petugas kesehatan di daerah tertentu
c. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif
d. Kemungkinan pengembangan ilmu yang lebih luas dengan adanya kolaborasi
e. Semakin disadari pentingnya keselamatan pasien dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan
PEMBAHASAN
1. Kebersamaan berlangsung untuk jangka waktu yang lama merupakan jawaban nomor
pertama karena sebuah kelompok tidaklah berlangsung untuk jangka waktu yang lama
melainkan akan bubar jika tujuannya telah tercapai.
2. Contigency Team merupakan jawabannya dikarenakan tim yang dimaksud dalam soal
bersifat tanggap bencana dan contingency team secara garis besar merupakan suatu
FKUI 2015 SOLID Page 7
kelompok gabungan berberapa profesi yang sengaja dibentuk untuk menghadapi
bencana.
3. Storming adalah jawaban dari nomor tiga karena dalam soal digambarkan suatu situasi
di mana terjadi sebuah konflik dari suatu kelompok yang dibentuk. Hal ini dinamakan
fase storming.
4. Sudah jelas bahwa jawabannya adalah charismatic yang sesuai dengan tim Pak Rudi
yang kekuatan tertinggi dimiliki oleh Pak Rudi sebagai seorang ketua tunggal.
5. Kesalahan yang terjadi dalam soal merupakan kesalahan yang bersifat occasion karena
permasalahan dalam soal mengakibatkan tertundanya operasi dikarenakan perawat
lupa menyampaikan hal penting kepada pasien.
6. Dalam sebuah negosiasi yang paling penting adalah membuat alternatif penyelesaian
masalah. Hal ini karena negosiasi merupakan suatu tindakan dengan tujuan
menyelesaikan masalah dengan sebuah pendekatan alternatif.
7. Yang mendasari suatu kelompok yang efektif adalah komunikasi. Hal ini sudah sangat
jelas karena tanpa komunikasi yang efektif maka dapat menimbulkan masalah terkait
misintrepretasi dan kerja sama sehingga tidak akan terbentuk suatu kelompok yang
efektif.
8. Pertanyaan nomor 8 memiliki jawaban resource waste karena yang ditekankan pada
soal adalah kesalahan informasi sehingga vaksin yang disiapkan bukannya digunakan
malah dibuang.
9. Kepemimpinan yang demokratis tidak selaras dengan pilihan yang lain dan
kepemimpinan dalam sebuah kelompok tidak harus demokratis melainkan dapat
bersifat apa saja tergantung anggota tim dan tujuan yang ingin dicapai.
10. Metode pencegahan konflik yang tepat adalah penetapan pembagian tugas dan aturan
kerja yang jelas. Hal ini karena dalam pencegahan konflik cara yang tepat adalah
dengan melakukan sebuah role clarifying sehingga tidak terjadi overstepping of bounds
lain profesi.
11. Jika ada sebuah anggota yang memiliki motivasi yang rendah dan skillnya juga rendah
maka hal yang dapat kita lakukan adalah coaching untuk memperbaiki kemampuan
yang dimiliki.
12. Di dalam soal terjadi konflik interprofessional karena konflik yang terjadi adalah antara
dokter dan apoteker yang merupakan sebuah profesi kesehatan.
13. Tindakan yang dilakukan Nina adalah compromising karena tindakannya bersifat
mengorbankan kepentingan sendiri sebagai alternatif pemecahan masalah.
FKUI 2015 SOLID Page 8
14. Mahasiswa X merasa kesulitan memimpin teman-temannya. Ia seorang yang pemalu
dan tidak suka berbicara di depan orang banyak. Ia bingung apakah sebaiknya
memotivasi teman-temannya untuk menyelesaikan tugas atau mengerjakan tugas
seorang diri merupakan jawabannya karena suatu konflik harus memiliki interaksi
dengan minimal dua pihak berbeda. Kalau dengan intrapersonal belum termasuk dalam
sebuah konflik.
15. Belum meratanya petugas kesehatan di daerah tertentu bukanlah alasan mengapa
perlu dilakukan kolaborasi. Hal ini dikarenakan belum meratanya tidak terkait dengan
suatu kolaborasi melainkan pembagian sumber daya manusia yang merata.
MANAJEMEN KONFLIK
COMPETING : Seseorang berusaha mempertahankan kepentingannya
dibanding kepentingan orang lain dengan berbagai kekuatan,
dengan kata lain melawan.
COLLABORATING : Bekerjasama mencari solusi yang sesuai dengan kepentingan
kedua belah pihak.
COMPROMISING : Berkompromi mencari solusi jalan tengah secara cepat yang
tidak sepenuhnya memuaskan kedua pihak.
AVOIDING : Menghindari permasalahan.
ACCOMODATING : Mengakomodasi kepentingan orang lain dan mengorbankan
kepentingan sendiri.
SOAL TBL 2
1. Keputusan terbaik apakah yang dapat diambil oleh ketua kelompok berdasarkan kondisi
di atas?
a. Ketua kelompok meminta waktu untuk merenungkan keputusan apa yang terbaik
yang dapat diberikan pada kondisi tersebut
b. Ketua kelompok memutuskan untuk memilih langkah mengerjakan roadshow
penyuluhan bahaya merokok dan membuat pamflet
c. Ketua kelompok memutuskan untuk melakukan kajian terlebih dahulu secara
menyeluruh dengan target waktu sesuai yang diperlukan
d. Ketua kelompok memutuskan bahwa kedua usulan tersebut patut dikerjakan dan
dapat dikembangkan strategi yang tepat
e. Ketua kelompok memutuskan untuk meminta arahan dari pimpinan universitas
tentang langkah terbaik apa yang bisa dilakukan dan sekaligus meminta arahan
prioritas pendanaan saat ini
2. Aspek apa yang sebaiknya paling akhir dipertimbangkan ketua kelompok dalam
mengambil keputusan terbaik sesuai kondisi di atas?
a. Dukungan dana dari universitas
b. Target waktu pelaksanaan kegiatan
c. Perlunya menjaga motivasi seluruh anggota kelompok
d. Kemampuan dan kapasitas anggota kelompok yang merata
e. Perencanaan kegiatan yang berpengaruh sekaligus berkesinambungan
4. Sesuai kesepakatan tim di puskesmas, apoteker berperan untuk memastikan bahwa Ny.
B mendapat multivitamin dalam dosis yang cukup. Apoteker mengidentifikasi bahwa
stok multivitamin di puskesmas menipis. Dalam kunjungan berikutnya, saat Ny. B
datang, tidak ada lagi persediaan multivitamin yang dapat diberikan. Apoteker meminta
Ny. B membeli multivitamin di apotik luar tanpa menjelaskan jenis multivitamin yang
diperlukan. Ny. B tampak kebingungan dan tidak berani bertanya. Perawat melihat
kejadian ini. Sebagian besar pasien sudah selesai dilayani. Langkah apakah yang
sebaiknya dilakukan oleh perawat?
a. Perawat langsung menjelaskan kepada Ny. B bahwa multivitamin apa pun dapat
digunakan
b. Perawat mengingatkan apoteker di depan Ny. B dan meminta apoteker menjelaskan
kepada Ny. B
c. Perawat menjelaskan kepada Ny. B multivitamin yang akan dibeli sebaiknya berisi
asam folat dan vitamin B kompleks
d. Perawat meminta Ny. B menunggu sebentar di ruang tunggu dan mengingatkan
apoteker untuk menjelaskan kepada Ny. B
e. Perawat tetap melanjutkan pekerjaannya memeriksa tekanan darah dan berat
badan ibu hamil lain yang akan memeriksakan kehamilannya di puskesmas
5. Kegagalan komunikasi pada kasus di atas adalah terutama pada keadaan berikut ini:
a. Perawat S tidak memeriksa rekam medis pasien
b. Perawat E tidak melakukan serah terima secara adekuat dengan perawat S
c. Perawat S tidak hadir saat dokter D memberikan penjelasan kepada keluarga anak T
d. Dokter D menegur perawat S yang tidak membaca rekam medis dengan baik
e. Perawat S langsung menelpon dokter D untuk meminta konfirmasi
2. A: harus dipikirkan karena tanpa dukungan dana dari universitas, kegiatan yang
direncanakan tidak akan dapat dilaksanakan
B: merupakan salah satu prioritas utama, karena, seperti yang dicantumkan dalam teks,
kelompok harus melakukan kegiatan tersebut secepatnya agar dapat menunjukkan
kepada pimpinan universitas bahwa kegiatan mereka menimbulkan impact yang positif
sehingga patut didukung
C: merupakan salah satu prioritas utama karena anggota kelompok semuanya memiliki
motivasi yang tinggi, jangan sampai motivasi mereka yang tinggi tersebut surut karena
adanya konflik dalam kelompok tentang kegiatan yang akan dilakukan
D: bukan merupakan prioritas utama karena setiap anggota kelompok memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik (lihat teksnya kembali)
E: perlu dipikirkan karena kegiatan yang direncanakan memang harus memenuhi kedua
hal tersebut (lihat teksnya kembali)
3. Opsi D merupakan opsi yang paling tepat karena segera setelah dokter memberikan
multivitamin, ahli gizi harus menjelaskan kepada Ny. B mengenai makanan sehat yang
dapat dikonsumsinya untuk mendukung pemberian multivitamin oleh dokter (kalo ga
dijelasin tentang pola diet yang sehat, percuma dong si dokter ngasih multivitamin).
Opsi yang lainnya kurang tepat dilakukan segera setelah pemberian multivitamin oleh
dokter.
5. Option B merupakan opsi yang paling tepat, karena jika perawat E melakukan serah
terima dengan benar dengan perawat S, perawat S akan tahu bahwa anak T masih
dalam masa pemantauan sehingga dia tidak akan mengontak dokter D terkait
kepulangan anak T. Memang, perawat S juga salah karena tidak mengecek rekam medis
anak T terlebih dahulu, tetapi ini bukanlah bentuk kegagalan komunikasi (kegagalan,
tapi bukan kegagalan komunikasi).
Option C jelas-jelas salah karena pada saat dokter D memberikan penjelasan kepada
keluarga anak T, perawat S belum waktunya untuk bertugas (bukan shiftnya dia).
Option D bukan merupakan kegagalan komunikasi, karena memang sepantasnya
dokter menegur perawat jika perawat melakukan kesalahan, agar nantinya tidak
berdampak buruk pada pasien.
Option E juga bukan merupakan kegagalan komunikasi, karena si perawat malah
berkomunikasi dengan si dokter untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Malah bahaya kan, kalo si perawat tidak mengontak dokternya sama sekali.
Leadership
Style
Cara Fokus
pengambilan perhatian
keputusan tindakan
Apabila pengikutnya memiliki kompetensi dan komitmen yang tinggi maka yang perlu
dilakukan oleh pemimpin adalah Delegating
Apabila pengikutnya memiliki kompetensi yang tinggi, namun komitmennya rendah
maka yang perlu dilakukan adalah Supporting
Apabila pengikutnya memiliki komitmen yang tinggi, namun kompetensinya rendah
maka yang perlu dilakukan adalah Directing
Apabila pengikutnya memiliki kompetensi dan komitmen yang rendah maka yang perlu
dilakukan oleh pemimpin adalah Coaching
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
Kepemimpinan harus dapat mengikuti perubahan lingkungan dan waktu
Empat konsep
o Idealized influence
o Inspirational motivation
o Intellectual stimulation
o Individual consideration
TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
CHARISMATIC LEADERSHIP
Pemimpin yang berkharisma memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam mempengaruhi
suatu kelompok, pemimpin ini mempunyai peranan yang penting karena patut dicontoh
dan memiliki ekspektasi yang tinggi serta mampu membuat ideologi yang dapat dicapai
dengan diikuti moral yang baik. Akan tetapi terdapat sisi negatif, di mana seorang
pemimpin tersebut akan menjadi arogan karena terlalu percaya pada dirinya. Namun di sisi
lain orang tersebut akan lebih mencintai dirinya.
SERVANT LEADERSHIP
Pada prinsipnya, kepemimpinan jenis ini merupakan pemimpin yang tidak hanya sekedar
memerintah, tetapi turut turun tangan dalam kepentingan kelompok, memfasilitasi proses
perkembangan kelompok yang dipimpin. Menariknya, pemimpin tersebut ikut campur
tangan dalam bisnis perusahannya. Perusahan yang sukses, pastinya dipimpin oleh seorang
pemimpin yang memiliki sifat rendah hati dan sangat professional.
DISTRIBUTED LEADERSHIP
Prinsipnya, jenis kepemimpinan ini tidak hanya bergantung dari arahan satu individu saja.
Pemimpin dapat tercipta dan tersebar dengan adanya proses sosial yang di dalamnya
terdapat keahlian yang terdistribusi dari orang-orang yang terlibat, sehingga terciptanya
pemimpin yang lahir dari proses organisasi. Bukan hanya tertuju pada pengembangan
kepemimpinan, tetapi fokus kepada sistem kepemimpinan yang nantinya akan berdampak
pada banyak orang. Segala kemungkinan dapat terjadi apabila kepemimpinan menjadi
tanggung jawab bagi semua orang dan datang dari setiap individu yang berpeluang dan
menarik.
Satu hal yang perlu diingat bahwa dalam kepemimpinan terdapat dua aspek yang berbeda
yaitu pembawaan dan kompetensi. Pembawaan terbentuk dari lahir, sedangkan
kompetensi dapat dibentuk dari proses pembelajaran. Tetapi di sini yang paling penting
adalah rasa empati. Pembelajaran kepemimpinan dapat diterapkan pada Human Capital
namun memiliki multiprofesional konteks dalam kesehatan, mereka dibutuhkan dalam
Social Capital untuk membentuk suatu komunikasi interpersonal dan belajar dari tempat
kerja untuk mengembangkan kerjasama dalam sebuah organisasi.
Peran kompetensi dalam suatu kerjasama yaitu dapat menjadi suatu nilai kesadaran pada
sebuah kepemimpinan dalam organisasi maupun individu.
KEJELASAN PERAN
Kejelasan peran artinya ada batasan tugas untuk setiap individu agar tidak terjadi
pengulangan tugas maupun membuat usaha yang sia-sia. Dengan begitu, akan tercipta
sinergi tim yang baik. Apabila tidak ada kejelasan peran setiap anggota, maka akan tercipta
atmosfer yang berisikan ketidakpercayaan dan penurunan rasa hormat pada sesama
anggota serta meningkatkan kemungkinan konflik.
Pemimpin tim juga harus mengenali hal-hal yang dapat menghambat proses
pengambilan keputusan: kepribadian (ex. pemalu), konformitas sosial (ex. pendapat
yang bertentangan dengan mayoritas), skills, dominansi individu, status, dan hirarki (ex.
senioritas).
Komunikasi (Communication)
Proses komunikasi yang efektif dibutuhkan dalam sebuah tim agar semua komponen tim
mendapatkan informasi yang menjelaskan peran masing-masing anggota dan yang akan
membantu perkembangan setiap individu.
KEJELASAN KEPEMIMPINAN
Kejelasan kepemimpinan mempengaruhi keefektifan kerja tim, tingkat stres anggota tim,
dan tingkat inovasi tim. Sebuah evaluasi kepemimpinan harus dilakukan secara rutin
mengenai apakah pemimpin tim dapat mengambil keputusan yang tepat, mengatur
jalannya tim, dan mendukung perkembangan tim beserta anggotanya.
2. Saat diskusi berlangsung, Adi, salah seorang mahasiswa, terlihat dominan dan berupaya
memaksakan pendapatnya. Bahkan saat rekannya menyampaikan pendapat, ia
menginterupsi. Mahasiswa lain terlihat tidak senang, bahkan salah seorang dari mereka
secara terang-terangan menegur dan meminta mahasiswa tersebut untuk diam.
Suasana menjadi semakin tidak nyaman, karena Adi terlihat marah dan menarik diri dari
diskusi. Kelompok mereka belum membahas beberapa pertanyaan, sementara waktu
yang tersisa hanyalah sedikit. Sebagai pemimpin kelompok, apa yang harus dilakukan
oleh Bimo?
a. Meminta tutor untuk menasihati mahasiswa tersebut dan menindaklanjuti masalah
b. Mengingatkan mahasiswa yang menegur tadi bahwa sebaiknya memberikan
teguran dengan sopan, dan menyuruhnya meminta maaf kepada Adi
c. Melanjutkan diskusi dengan mengabaikan situasi yang baru saja terjadi
d. Menyampaikan pada Adi bahwa yang dilakukannya salah dan sangat mengganggu
proses diskusi
3. Desa Sukamaju mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dan gizi buruk. Tim
pelayanan kesehatan di puskesmas desa tersebut berupaya menangani pasien yang
datang. Puskesmas perlu memberikan infus untuk rehidrasi pada balita dengan diare
dan dehidrasi berat. Beberapa pasien terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit tipe C terdekat.
Puskesmas dipimpin oleh seorang dokter gigi, dan timnya terdiri dari dokter umum, ahli
gizi, apoteker, dan dua orang perawat. Hampir seluruh anggota tim telah bekerja di
puskesmas tersebut selama 3-10 tahun. Mereka sangat terampil dalam bidangnya,
namun kurang bersemangat bekerja karena beban kerja yang tinggi. Apakah yang
paling tepat dilakukan untuk pemimpin puskesmas tersebut dalam memastikan tugas
dapat diselesaikan dengan baik?
a. Mengatur pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim dalam
penanganan KLB dan mensosialisasikannya pada anggota tim
b. Mengingatkan prosedur penanganan diare, terutama terkait penghitungan
kebutuhan cairan, pada dokter dan perawat
c. Melakukan pengawasan secara ketat untuk setiap pasien yang ditangani dan
memberikan instruksi untuk merujuk ke RS bila ada pasien yang perlu penanganan
lebih lanjut
d. Menyelenggarakan pertemuan singkat secara berkala untuk membahas kasus dan
permasalahan yang dihadapi, serta memberikan umpan balik terhadap kinerja tim
e. Mengadakan koordinasi dengan pihak RS agar penyediaan kendaraan untuk proses
rujukan dapat berjalan dengan baik
4. Tn. A (64 tahun) dirawat di RS karena lengan dan tungkai kirinya mendadak lemas
beberapa jam sebelum masuk RS. Dokter mendiagnosis Tn. A mengalami stroke. Saat
tiba di RS tekanan darah Tn. A tinggi, dan menurut beliau ia telah menderita hipertensi
sejak 10 tahun yang lalu. Dalam perawatannya, Tn. A ditangani oleh tim medis yang
terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, radiolog, petugas laboratorium, fisioterapis, dan
apoteker. Untuk menghindari pemberian edukasi yang berulang dan membingungkan,
strategi kolaborasi apakah yang harus diterapkan?
a. Menyepakati tujuan bersama dalam tim medis
b. Menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi anggota tim medis
c. Memupuk rasa percaya dan saling menghormati antar anggota tim medis
d. Menjadikan pasien sebagai mitra dalam mencapai tujuan yang jelas antar anggota
tim medis
FKUI 2015 SOLID Page 25
e. Menetapkan pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas antar anggota tim
medis
5. Di suatu klinik terdapat beberapa dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis yang
praktek bersama. Pada klinik tersebut bila ada pasien yang memerlukan tatalaksana
dari dokter spesialis lain, dokter yang menangani pasien tersebut akan mengirim
pasien kepada dokter lain. Berdasarkan deskripsi tersebut, apa bentuk kolaborasi yang
terjadi?
a. Praktek pribadi
b. Praktek paralel mandiri
c. Konsultasi dan rujukan
d. Rekan penyedia pelayanan kesehatan yang saling tergantung dalam mengambil
keputusan
e. Tim insidental yang dibentuk bila ada pasien yang membutuhkan penanganan
bersama
PEMBAHASAN
1. A: merupakan tahap forming, tim baru dibentuk dan ketua tim baru dipilih
B: merupakan tahap forming, tutor memperkenalkan modul kepada mahasiswa
C: merupakan tahap norming, kelompok mulai mengambil keputusan bersama
mengenai bagaimana tugas tersebut harus diselesaikan; “..the team starts to confront
the task at hand”
D: merupakan tahap performing, karena diskusi kelompok sudah dapat berjalan dengan
baik
E: tahap storming, ditandakan dengan adanya konflik
Sumber: Referensi TBL 4 dari SceLe (Topic 4: Being an effective team player)
KARAKTERISTIK TIM
Setiap anggota memiliki peran spesifik, serta bekerja bersama untuk suatu tujuan
bersama
Menentukan suatu keputusan bersama-sama
Memiliki pengetahuan dan keahlian masing-masing yang terspesialisasi
Saling bergantung satu sama lain
Jadi, tim adalah 2 atau lebih orang yang berinteraksi secara dinamis, interdependen, dan
adaptif yang memiliki tujuan sama dan masing-masing telah memiliki peran spesifik
tertentu, serta memiliki batas waktu tertentu.
TIPE TIM
Program Team STEPPS: program yang dikembangkan di USA yang mengidentifikasikan
beberapa tipe tim dalam pelayanan kesehatan, yaitu:
EFFECTIVE LEADERSHIP
Menerima tugas kepemimpinan dengan baik
Dapat meminta bantuan dengan anggota tim
Selalu memantau keadaan tim
Menetapkan prioritas dan dapat menentukan pilihan
Mengoptimalisasi resources untuk hasil yang maksimal
Dapat menyelesaikan konflik dalam tim
Dapat menyeimbangkan pekerjaan masing-masing anggota dalam tim
Dapat membagi dan mendelegasikan tugas
Dapat membuat rapat
Referensi Scele
Swanwick T, McKimm J. ABC of Clinical Leadership. Chichester, West Sussex, UK: Wiley-
Blackwell, BMJ Books; 2011.