Anda di halaman 1dari 33

cell

KOLABORASI TIM KESEHATAN

TBL 1,2,3,4
Brian Mendel
Fiona Valerie Muskananfola
Nadia Aida Novitarani
Nadya Gratia Juliawan
Rafindhra Adhitya Prihastama
Shafira Chairunnisa
Sitti Robbyah Nauli Mansur
Viharsyah Aulia Akbar
Tentir
Muhammad Prasetio Wardoyo
Harits Adi Putra
Quality Control

Rena Palupi
Media
TBL 1

KEGAGALAN KOMUNIKASI
TIPE KEGAGALAN KOMUNIKASI
 Occasion : ketika timing-nya jelek
 Content : ketika informasi yang disampaikan ada yang hilang/inakurat
 Purpose : ketika masalah tidak diselesaikan
 Audience : ketika individu penting di-eksklusi-kan
Kesalahan-kesalahan ini berakibat pada proses sistem yang inefisien, tegangan tim, sumber
yang terbuang sia-sia, penundaan, ketidaknyamanan pasien, dan kesalahan prosedur.
Lemahnya komunikasi biasanya terjadi karena kurangnya standarisasi dan integrasi tim.
Catatan:

Ya coba bayangkan deh ya guys, kalau kalian bahas masalahnya sebelum kasusnya
terjadi, otomatis kan persiapan bakal kurang. Ya hasilnya bakal berimplikasi ke
pengambilan keputusan yang terburu-buru dan biasanya ketegangan komunikasi bakal
semakin tinggi.

FKUI 2015 SOLID Page 2


SOAL TBL 1

1. Berdasarkan definisi ‘tim’ dari Salas, manakah di bawah ini yang bukan merupakan
karakteristik suatu tim?
a. Memiliki tujuan bersama
b. Terdapat pembagian tugas antar anggota
c. Terjadi interaksi antar anggota dalam tim
d. Anggota tim saling bergantung satu sama lain
e. Kebersamaan berlangsung untuk jangka waktu yang lama

2. Banjir Bandang terjadi di Kota X. Tim beranggotakan beberapa petugas kesehatan


segera dibentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat untuk menanggulangi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh korban banjir. Berdasarkan penggolongan tim dari
STEPPS, jenis tim apakah yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan Tersebut?
a. Core team
b. Ancilary team
c. Contigency team
d. Emergency team
e. Coordinating team

3. Irma dan teman-temannya sedang mengerjakan tugas kelompok dalam modul


Kolaborasi. Diskusi berjalan agak sulit karena mereka belum mengenal satu sama lain.
Tutor menunjuk salah seorang teman Irma untuk memimpin diskusi, namun sepertinya
ia belum sepenuhnya paham mengenai tugas yang diberikan. Ketua kelompok tersebut
mengusulkan untuk membagi tugas yang ada. Walaupun kurang setuju dengan cara
membagi tugas, Irma diam saja dan menyibukkan diri mengerjakan tugas yang diberikan
padanya. Teman Irma yang lain menyampaikan bahwa cara yang dipilih oleh ketua
kurang tepat.
a. Storming
b. Norming
c. Forming
d. Performing
e. Adjourning

FKUI 2015 SOLID Page 3


4. Pak Rudi adalah seorang ahli gizi yang menjabat sebagai Kepala Puskesmas. Ia sangat
dikagumi oleh pegawai Puskesmas yang dipimpinnya. Ia pandai menyampaikan ide dan
memberikan motivasi. Tidak ada anggota tim yang berani membantah, dan keputusan
Pak Rudi selalu dijalankan dengan patuh oleh tim. Tipe kepemimpinan apakah yang
dilakukan oleh Pak Rudi?
a. Autocratic
b. Distributed
c. Servant
d. Charismatic
e. Conventional

5. Seorang pasien akan menjalani operasi keesokan harinya. Ia diminta untuk berpuasa
sejak pukul 10 malam. Perawat yang bertugas malam itu lupa menyampaikan hal
tersebut pada keluarga pasien. Saat akan memeriksa tekanan darah pasien menjelang
pagi hari, perawat kaget melihat pasien sedang makan, dan segera menyampaikan
bahwa pasien harusnya berpuasa sejak pukul 10 malam tadi. Perawat melaporkan hal
ini pada dokter, dan operasi yang direncanakan terpaksa ditunda. Kegagalan komunikasi
tipe apakah yang terjadi pada kasus di atas?
a. Content
b. Audience
c. Occasion
d. Purpose
e. Global

6. Setiap konfllik harus diselesaikan karena konflik yang berkelanjutan dapat menghambat
proses kolaborasi interprofesional. Salah satu cara dalam menyelesaikan konflik adalah
negosiasi. Apakah yang perlu diperhatikan dalam negosiasi?
a. Menganalisis konflik
b. Mengetahui penyebab dan tipe konflik
c. Membuat alternatif penyelesaian masalah
d. Mengabaikan pilihan solusi yang ditentukan pihak yang berkonflik
e. Memprioritaskan kepentingan jabatan atau posisi kedua pihak

7. Dari berbagai faktor berikut ini, faktor apakah yang paling menentukan efektivitas kerja
tim kesehatan?
a. Kohesi
FKUI 2015 SOLID Page 4
b. Komunikasi
c. Relevansi tugas
d. Terukurnya tujuan
e. Saling menghormati

8. Seorang ibu datang membawa bayinya untuk imunisasi campak ke Puskemas. Petugas
imunisasi segera menyiapkan alat suntik dan vaksin yang dibutuhkan. Saat ia sudah siap
untuk menyuntikkan vaksin, ia meraskan tubuh bayi hangat dan menanyakan pada
ibunya. Ibu bayi menjelaskan bahwa sudah 2 hari bayinya memang mengalami demam.
Penyuntikan vaksin dibatalkan dan jarum suntik yang telah disiapkan dibuang. Ibu dan
bayinya pun diminta menemui dokter. Petugas imunisasi sempat menyalahkan ibu
karena tidak menyampaikan sebelumnya bahwa anaknya sedang demam. Ibu pasien
merasa bahwa ia tidak bersalah, karena tidak ada yang menjelaskan bahwa anaknya
harus dalam keadaan sehat saat imunisasi. Apakah akibat dari kegagalan komunikasi
yang terjadi pada kasus tersebut?
a. Conflict
b. Tension
c. Workaround
d. Resource Waste
e. Patient inconvenience

9. Manakah di bawah ini yang bukan merupakan karakteristik tim pelayanan kesehatan
yang efektif menurut Mickan dan Rogers?
a. Sikap saling menghargai
b. Tujuan akhir yang sama
c. Kepemimpinan yang demokratis
d. Komunikasi efektif antar anggota tim
e. Saling keterkaitan sesama anggota tim

10. Pencegahan konflik dalam suatu tim pelayanan kesehatan paling tepat dilakukan
dengan cara:
a. Penetapan pembagian tugas dan aturan kerja yang jelas
b. Pemberlakuan sanksi yang berat bagi mereka yang memulai konflik
c. Menunjuk ketua tim yang kharismatik dan disukai oleh anggotanya
d. Meminta tim menyusun laporan evaluasi untuk setiap kegiatan yang dilakukan
e. Memberikan insentif tambahan bagi anggota tim yang paling baik kinerjanya

FKUI 2015 SOLID Page 5


11. Suatu tim dengan motivasi anggota yang rendah dan kemampuan yang masih kurang
membutuhkan pendekatan kepemimpinan:
a. Coaching
b. Directing
c. Delegating
d. Supporting
e. Managing

12. Seorang ibu hamil sedang berobat ke puskesmas. Ia menerima resep dari Dokter Ani
dan membawanya ke bagian apotek. Sesampainya di apotek, ibu tersebut mengeluh
sering pusing. Apoteker Budi mengatakan bahwa obat yang diberikan kurang lengkap
dan menambahkan obat penambah darah untuk ibu tersebut. Pasien kemudian kembali
mendatangi Dokter Ani untuk memastikan mengenai obat yang ia dapat. Dokter Ani
marah dan menegur Apoteker karena perilakunya tersebut. Konflik apakah yang muncul
antara Dokter Ani dan Apoteker Budi?
a. Konflik sosial
b. Konflik intrapersonal
c. Konflik interpersonal
d. Konflik antarkelompok
e. Konflik interprofessional

13. Nina adalah seorang perawat yang bertugas di Puskesmas X. Hari itu pasien cukup
banyak sehingga sampai siang hari di ruang imunisasi masih ada pasien yang menunggu
giliran. Saat itu Nina ditelepon dan diminta segera ke Dinas Kesehatan terkait adanya
laporan yang belum lengkap. Nina meminta perawat lain menggantikannya di ruang
imunisasi. Perawat tersebut menolak karena hari itu bukan jadwalnya bertugas. Ia
menyalahkan Nina yang lamban melayani pasien hingga pelayanan belum selesai
sampai siang. Nina merasa kesal, namun ia menahan diri dan menawarkan untuk
bertukar jadwal, sehingga jadwal perawat tersebut di minggu depan akan digantikan
Nina. Perawat tersebut setuju, dan Nina bergegas ke Dinas Kesehatan. Bentuk
manajemen konflik apakah yang dilakukan Nina?
a. Competing
b. Cooperating
c. Collaborating
d. Compromising
e. Accommodating

FKUI 2015 SOLID Page 6


14. Berdasarkan definisi konflik dari Wilmot & Hocker, situasi manakah di bawah ini yang
bukan termasuk konflik?
a. Mahasiswa A dan mahasiswa B bersaing menjadi ketua angkatan dengan saling
membeberkan kelemahan saingannya
b. Tutor memberikan sanksi mahasiswa karena terlambat datang saat kuliah, dan
mahasiswa bersikeras bahwa ia datang tepat pada waktunya dan menolak
menjalani sanksi
c. Apoteker menyalahkan dokter karena tulisan tangannya tidak terbaca sementara
dokter tidak terima, karena menurutnya resep seharusnya dapat dipahami apoteker
mengingat obat tersebut sudah cukup sering diresepkan
d. Dalam rapat bulanan, perawat menyampaikan keluhan mengenai Kepala Puskesmas
yang dianggap tidak tegas dalam memimpin timnya. Kepala Puskesmas merasa
tersinggung dan menyatakan bahwa perawat tersebut dapat pindah saja ke
puskesmas lain bila tidak suka dengan cara memimpin yang ia lakukan
e. Mahasiswa X merasa kesulitan memimpin teman-temannya. Ia seorang yang
pemalu dan tidak suka berbicara di depan orang banyak. Ia bingung apakah
sebaiknya memotivasi teman-temannya untuk menyelesaikan tugas atau
mengerjakan tugas seorang diri

15. Manakah di bawah ini yang bukan alasan kolaborasi interprofessional dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan?
a. Masalah kesehatan yang dihadapi semakin kompleks
b. Belum meratanya petugas kesehatan di daerah tertentu
c. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif
d. Kemungkinan pengembangan ilmu yang lebih luas dengan adanya kolaborasi
e. Semakin disadari pentingnya keselamatan pasien dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan

PEMBAHASAN
1. Kebersamaan berlangsung untuk jangka waktu yang lama merupakan jawaban nomor
pertama karena sebuah kelompok tidaklah berlangsung untuk jangka waktu yang lama
melainkan akan bubar jika tujuannya telah tercapai.
2. Contigency Team merupakan jawabannya dikarenakan tim yang dimaksud dalam soal
bersifat tanggap bencana dan contingency team secara garis besar merupakan suatu
FKUI 2015 SOLID Page 7
kelompok gabungan berberapa profesi yang sengaja dibentuk untuk menghadapi
bencana.
3. Storming adalah jawaban dari nomor tiga karena dalam soal digambarkan suatu situasi
di mana terjadi sebuah konflik dari suatu kelompok yang dibentuk. Hal ini dinamakan
fase storming.
4. Sudah jelas bahwa jawabannya adalah charismatic yang sesuai dengan tim Pak Rudi
yang kekuatan tertinggi dimiliki oleh Pak Rudi sebagai seorang ketua tunggal.
5. Kesalahan yang terjadi dalam soal merupakan kesalahan yang bersifat occasion karena
permasalahan dalam soal mengakibatkan tertundanya operasi dikarenakan perawat
lupa menyampaikan hal penting kepada pasien.
6. Dalam sebuah negosiasi yang paling penting adalah membuat alternatif penyelesaian
masalah. Hal ini karena negosiasi merupakan suatu tindakan dengan tujuan
menyelesaikan masalah dengan sebuah pendekatan alternatif.
7. Yang mendasari suatu kelompok yang efektif adalah komunikasi. Hal ini sudah sangat
jelas karena tanpa komunikasi yang efektif maka dapat menimbulkan masalah terkait
misintrepretasi dan kerja sama sehingga tidak akan terbentuk suatu kelompok yang
efektif.
8. Pertanyaan nomor 8 memiliki jawaban resource waste karena yang ditekankan pada
soal adalah kesalahan informasi sehingga vaksin yang disiapkan bukannya digunakan
malah dibuang.
9. Kepemimpinan yang demokratis tidak selaras dengan pilihan yang lain dan
kepemimpinan dalam sebuah kelompok tidak harus demokratis melainkan dapat
bersifat apa saja tergantung anggota tim dan tujuan yang ingin dicapai.
10. Metode pencegahan konflik yang tepat adalah penetapan pembagian tugas dan aturan
kerja yang jelas. Hal ini karena dalam pencegahan konflik cara yang tepat adalah
dengan melakukan sebuah role clarifying sehingga tidak terjadi overstepping of bounds
lain profesi.
11. Jika ada sebuah anggota yang memiliki motivasi yang rendah dan skillnya juga rendah
maka hal yang dapat kita lakukan adalah coaching untuk memperbaiki kemampuan
yang dimiliki.
12. Di dalam soal terjadi konflik interprofessional karena konflik yang terjadi adalah antara
dokter dan apoteker yang merupakan sebuah profesi kesehatan.
13. Tindakan yang dilakukan Nina adalah compromising karena tindakannya bersifat
mengorbankan kepentingan sendiri sebagai alternatif pemecahan masalah.
FKUI 2015 SOLID Page 8
14. Mahasiswa X merasa kesulitan memimpin teman-temannya. Ia seorang yang pemalu
dan tidak suka berbicara di depan orang banyak. Ia bingung apakah sebaiknya
memotivasi teman-temannya untuk menyelesaikan tugas atau mengerjakan tugas
seorang diri merupakan jawabannya karena suatu konflik harus memiliki interaksi
dengan minimal dua pihak berbeda. Kalau dengan intrapersonal belum termasuk dalam
sebuah konflik.
15. Belum meratanya petugas kesehatan di daerah tertentu bukanlah alasan mengapa
perlu dilakukan kolaborasi. Hal ini dikarenakan belum meratanya tidak terkait dengan
suatu kolaborasi melainkan pembagian sumber daya manusia yang merata.

FKUI 2015 SOLID Page 9


TBL 2

MANAJEMEN KONFLIK
 COMPETING : Seseorang berusaha mempertahankan kepentingannya
dibanding kepentingan orang lain dengan berbagai kekuatan,
dengan kata lain melawan.
 COLLABORATING : Bekerjasama mencari solusi yang sesuai dengan kepentingan
kedua belah pihak.
 COMPROMISING : Berkompromi mencari solusi jalan tengah secara cepat yang
tidak sepenuhnya memuaskan kedua pihak.
 AVOIDING : Menghindari permasalahan.
 ACCOMODATING : Mengakomodasi kepentingan orang lain dan mengorbankan
kepentingan sendiri.

SOAL TBL 2

KASUS I (UNTUK NOMOR 1 DAN 2)


Dalam rangka berperan serta dalam promosi anti merokok di lingkungan universitas,
sekelompok mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan, gabungan dari mahasiswa tahap
akademik dan profesi, berencana membuat program terpadu yang dapat dilaksanakan
secara berkesinambungan, dan tidak hanya melibatkan mahasiswa Rumpun Ilmu
Kesehatan. Kelompok mahasiswa ini berencana menyelenggarakan kegiatan roadshow
penyuluhan bahaya merokok dan membuat berbagai pamflet dan media yang akan
disebarluaskan ke seluruh sivitas akademik. Beberapa anggota kelompok berpikir bahwa
kegiatan tersebut sebenarnya sudah biasa dilakukan, dan saat ini mereka memerlukan
terobosan baru. Untuk dapat menemukan alternatif yang tepat, beberapa anggota
kelompok ini mengusulkan agar dapat dicari terlebih dahulu data atau kajian tentang
jumlah perokok dan ada tidaknya kampanye anti merokok di berbagai fakultas di
lingkungan universitas. Namun sebagian besar anggota kelompok merasa bahwa langkah
tersebut terlalu bertele-tele dan membutuhkan banyak energi. Ketua kelompok diminta
untuk memutuskan tentang langkah selanjutnya. Setiap anggota kelompok memiliki
motivasi yang tinggi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Kelompok

FKUI 2015 SOLID Page 10


ini perlu segera menunjukkan pengaruh baik dari kegiatan yang mereka usulkan agar
dapat terus didukung oleh pimpinan universitas.

1. Keputusan terbaik apakah yang dapat diambil oleh ketua kelompok berdasarkan kondisi
di atas?
a. Ketua kelompok meminta waktu untuk merenungkan keputusan apa yang terbaik
yang dapat diberikan pada kondisi tersebut
b. Ketua kelompok memutuskan untuk memilih langkah mengerjakan roadshow
penyuluhan bahaya merokok dan membuat pamflet
c. Ketua kelompok memutuskan untuk melakukan kajian terlebih dahulu secara
menyeluruh dengan target waktu sesuai yang diperlukan
d. Ketua kelompok memutuskan bahwa kedua usulan tersebut patut dikerjakan dan
dapat dikembangkan strategi yang tepat
e. Ketua kelompok memutuskan untuk meminta arahan dari pimpinan universitas
tentang langkah terbaik apa yang bisa dilakukan dan sekaligus meminta arahan
prioritas pendanaan saat ini

2. Aspek apa yang sebaiknya paling akhir dipertimbangkan ketua kelompok dalam
mengambil keputusan terbaik sesuai kondisi di atas?
a. Dukungan dana dari universitas
b. Target waktu pelaksanaan kegiatan
c. Perlunya menjaga motivasi seluruh anggota kelompok
d. Kemampuan dan kapasitas anggota kelompok yang merata
e. Perencanaan kegiatan yang berpengaruh sekaligus berkesinambungan

KASUS II (UNTUK NOMOR 3 DAN 4)


Ny. B, usia 23 tahun, sedang hamil 28 minggu, datang ke puskesmas di tempat tim Anda
bekerja untuk pemeriksaan kehamilannya. Ia sedang hamil anak ketiga. Anak-anaknya saat
ini berusaha 3 tahun dan 18 bulan. Keduanya tampak kurus dan sering rewel. Ny. B
mengeluh sering merasa lemas. Ia terlihat pucat dan lelah. Ia tidak sedang mengonsumsi
obat apapun, termasuk multivitamin. Ny. B tidak bekerja dan suaminya bekerja sebagai
buruh bangunan. Ia tinggal bersama ibu mertuanya yang sehari-hari ikut membantu
menjaga anak-anaknya. Ny. B sudah menikah selama 4 tahun dan belum pernah
menggunakan kontrasepsi sejak menikah. Berdasarkan riwayat dan pemeriksaan yang
dilakukan, dokter mendiagnosis Ny. B dengan anemia defisiensi besi.

FKUI 2015 SOLID Page 11


Tim Anda bekerja di puskesmas kecamatan dengan sarana prasarana yang cukup lengkap.
Sumber daya manusia yang ada adalah dokter, dokter gigi, perawat, apoteker, ahli gizi, dan
ahli kesehatan masyarakat. Hampir semua anggota tim telah bekerja di puskesmas tersebut
selama 2 tahun, kecuali dokter yang baru bergabung selama 2 bulan dan apoteker telah
bekerja di puskesmas tersebut selama 7 tahun.
3. Dalam upaya melakukan tata laksana masalah kesehatan Ny. B secara menyeluruh,
langkah manakah yang paling tepat dilakukan oleh tim kesehatan segera setelah dokter
menegakkan diagnosis yang tepat untuk Ny. B dan memberikan multivitamin yang
diperlukan dalam kasus di atas?
a. Dokter meminta Ny. B untuk memikirkan penggunaan kontrasepsi
b. Perawat memeriksa berat badan Ny. B dan keluarganya
c. Dokter gigi menjelaskan mengenai karies gigi dan dampaknya terhadap status gizi
d. Ahli gizi menjelaskan berbagai bahan makanan bergizi yang dapat dikonsumsi Ny.
B dan keluarganya
e. Ahli kesehatan masyarakat melakukan pendataan kejadian anemia defisiensi besi di
antara para ibu di wilayah tersebut

4. Sesuai kesepakatan tim di puskesmas, apoteker berperan untuk memastikan bahwa Ny.
B mendapat multivitamin dalam dosis yang cukup. Apoteker mengidentifikasi bahwa
stok multivitamin di puskesmas menipis. Dalam kunjungan berikutnya, saat Ny. B
datang, tidak ada lagi persediaan multivitamin yang dapat diberikan. Apoteker meminta
Ny. B membeli multivitamin di apotik luar tanpa menjelaskan jenis multivitamin yang
diperlukan. Ny. B tampak kebingungan dan tidak berani bertanya. Perawat melihat
kejadian ini. Sebagian besar pasien sudah selesai dilayani. Langkah apakah yang
sebaiknya dilakukan oleh perawat?
a. Perawat langsung menjelaskan kepada Ny. B bahwa multivitamin apa pun dapat
digunakan
b. Perawat mengingatkan apoteker di depan Ny. B dan meminta apoteker menjelaskan
kepada Ny. B
c. Perawat menjelaskan kepada Ny. B multivitamin yang akan dibeli sebaiknya berisi
asam folat dan vitamin B kompleks
d. Perawat meminta Ny. B menunggu sebentar di ruang tunggu dan mengingatkan
apoteker untuk menjelaskan kepada Ny. B
e. Perawat tetap melanjutkan pekerjaannya memeriksa tekanan darah dan berat
badan ibu hamil lain yang akan memeriksakan kehamilannya di puskesmas

FKUI 2015 SOLID Page 12


KASUS III (UNTUK NOMOR 5)
Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah terjadi di kota kecil Alamanda. Banyak pasien
berbagai usia yang dirawat di satu-satunya rumah sakit di daerah tesebut. Tim inti
pelayanan kesehatan di rumah sakit bekerja keras untuk memberikan penatalaksanaan
pada pasien yang datang. Rumah sakit telah memberlakukan sistem tanggap darurat untuk
mengatasi masalah tersebut. Setiap anggota tim pelayanan kesehatan yang terlibat
mengetahui perjalanan penyakit demam berdarah dan bahaya perdarahan yang dapat
terjadi saat demam turun di hari keempat dan kelima.
Anak T, 9 tahun, sudah dirawat sejak hari kedua demam, dan hari ini memasuki hari kelima.
Anak T tampak sehat dan demamnya sudah turun. Keluarga anak T ingin agar anak T dapat
segera dibawa pulang ke rumah. Dokter D telah memeriksa anak T dan menjelaskan kepada
keluarga tentang perjalanan penyakit DBD dan masih adanya bahaya perdarahan di hari
kelima meskipun demam sudah turun. Keluarga tampak sudah mengerti. Hadir bersama
dokter D saat pemeriksaan adalah perawat E. Perawat E selesai bertugas siang itu dan akan
digantikan perawat S. Karena sudah sangat lelah, perawat E melakukan serah terima secara
buru-buru dengan perawat S. Pada sore harinya keluarga meminta kepada perawat S, yang
baru bekerja di RS selama 1 bulan terakhir, agar anak T bisa pulang.
Perawat S tidak memeriksa rekam medis tentang perlunya pemantauan terhadap anak T
dalam 1-2 hari berikutnya, dan langsung menelpon dokter D bahwa keluarga pasien
meminta pulang. Dokter D yang sedang sangat sibuk membantu tim di RS menangani KLB
demam berdarah langsung menegur perawat S dan memintanya membaca catatan instruksi
dalam rekam medik dengan baik. Perawat S merasa tidak enak dengan teguran yang
diterimanya dari dokter D.

5. Kegagalan komunikasi pada kasus di atas adalah terutama pada keadaan berikut ini:
a. Perawat S tidak memeriksa rekam medis pasien
b. Perawat E tidak melakukan serah terima secara adekuat dengan perawat S
c. Perawat S tidak hadir saat dokter D memberikan penjelasan kepada keluarga anak T
d. Dokter D menegur perawat S yang tidak membaca rekam medis dengan baik
e. Perawat S langsung menelpon dokter D untuk meminta konfirmasi

FKUI 2015 SOLID Page 13


PEMBAHASAN
1. A: bukan keputusan yang bijak karena kelompok harus segera memutuskan metode
yang akan mereka lakukan agar dapat segera menimbulkan impact sehingga kegiatan
mereka dapat disetujui oleh pimpinan universitas
B: bukan tindakan yang tepat karena keputusan hanya diambil oleh ketua kelompok,
padahal pendapat dan suara anggota lain juga perlu diperhitungkan dan
dipertimbangkan
C: tindakan yang bertele-tele, tidak tepat
D: tindakan yang tepat karena ketua kelompok berusaha untuk mempertimbangkan
semua usulan yang didapat dari anggota-anggotanya
E: bukan tindakan yang tepat karena ketua kelompok terkesan tidak kompeten; seorang
ketua kelompok seharusnya dapat memimpin dan mengarahkan kelompoknya

2. A: harus dipikirkan karena tanpa dukungan dana dari universitas, kegiatan yang
direncanakan tidak akan dapat dilaksanakan
B: merupakan salah satu prioritas utama, karena, seperti yang dicantumkan dalam teks,
kelompok harus melakukan kegiatan tersebut secepatnya agar dapat menunjukkan
kepada pimpinan universitas bahwa kegiatan mereka menimbulkan impact yang positif
sehingga patut didukung
C: merupakan salah satu prioritas utama karena anggota kelompok semuanya memiliki
motivasi yang tinggi, jangan sampai motivasi mereka yang tinggi tersebut surut karena
adanya konflik dalam kelompok tentang kegiatan yang akan dilakukan
D: bukan merupakan prioritas utama karena setiap anggota kelompok memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik (lihat teksnya kembali)
E: perlu dipikirkan karena kegiatan yang direncanakan memang harus memenuhi kedua
hal tersebut (lihat teksnya kembali)

3. Opsi D merupakan opsi yang paling tepat karena segera setelah dokter memberikan
multivitamin, ahli gizi harus menjelaskan kepada Ny. B mengenai makanan sehat yang
dapat dikonsumsinya untuk mendukung pemberian multivitamin oleh dokter (kalo ga
dijelasin tentang pola diet yang sehat, percuma dong si dokter ngasih multivitamin).
Opsi yang lainnya kurang tepat dilakukan segera setelah pemberian multivitamin oleh
dokter.

FKUI 2015 SOLID Page 14


4. Option A dan C kurang tepat karena menjelaskan mengenai multivitamin bukanlah
ranah kerja/tanggung jawab perawat; itu adalah tanggung jawab apoteker. Jika perawat
melakukan hal tersebut, berarti perawat tidak menghargai bahwa setiap anggota dalam
tim di puskesmas memiliki tugasnya masing-masing.
Option E kurang tepat karena opsi tersebut seakan-akan menyiratkan bahwa perawat
tidak peduli dengan kesalahan yang dilakukan oleh apoteker. Kolaborasi kesehatan kan
prinsipnya patient-centered care; kesembuhan dan kenyamanan pasien menjadi tujuan
utama kolaborasi. Jika perawat membiarkan apoteker melakukan kesalahan padahal dia
melihatnya, hal tersebut dapat berdampak negatif pada kesembuhan pasien; it goes
against the main principle of this whole collaboration thing.
Option B dan D lebih tepat karena perawat hanya sekadar mengingatkan apoteker;
perawat tidak melakukan sesuatu di luar kompetensi dan tanggung jawabnya. Akan
tetapi, opsi B kurang tepat jika dibandingkan dengan opsi D, karena perawat kesannya
tidak sopan dan menjatuhkan image apoteker, padahal kan apoteker sudah 7 tahun
bekerja di puskesmas, sudah senior lah istilahnya. Dalam kolaborasi, tenaga kesehatan
juga tetap harus menghormati satu sama lain. Jadi, opsi D merupakan tindakan yang
paling tepat, karena perawat mengingatkan apoteker untuk menjelaskan kepada Ny. B
mengenai vitamin apa yang harus dibeli Ny. B tanpa terkesan menjatuhkan apoteker.

5. Option B merupakan opsi yang paling tepat, karena jika perawat E melakukan serah
terima dengan benar dengan perawat S, perawat S akan tahu bahwa anak T masih
dalam masa pemantauan sehingga dia tidak akan mengontak dokter D terkait
kepulangan anak T. Memang, perawat S juga salah karena tidak mengecek rekam medis
anak T terlebih dahulu, tetapi ini bukanlah bentuk kegagalan komunikasi (kegagalan,
tapi bukan kegagalan komunikasi).
Option C jelas-jelas salah karena pada saat dokter D memberikan penjelasan kepada
keluarga anak T, perawat S belum waktunya untuk bertugas (bukan shiftnya dia).
Option D bukan merupakan kegagalan komunikasi, karena memang sepantasnya
dokter menegur perawat jika perawat melakukan kesalahan, agar nantinya tidak
berdampak buruk pada pasien.
Option E juga bukan merupakan kegagalan komunikasi, karena si perawat malah
berkomunikasi dengan si dokter untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Malah bahaya kan, kalo si perawat tidak mengontak dokternya sama sekali.

FKUI 2015 SOLID Page 15


TBL 3

TEORI DAN KONSEP KEPEMIMPINAN


TRAIT THEORY
 Seorang pemimpin memiliki kepribadian unggul yang tidak dimiliki oleh semua orang
 Kebanyakan kepribadian unggul ini dimiliki oleh kaum pria
 Mulai diragukan karena banyak orang yang mempertanyakan apakah benar ada
kepribadian tertentu yang membuat seorang pemimpin dibedakan dari orang-orang
biasa disekitarnya
 Contoh: pemimpin biasanya adalah seorang yang extrovert, terbuka pada pengalaman
baru, serta teliti

LEADERSHIP STYLES THEORY


 Lebih berfokus pada apa yang dilakukan oleh pemimpin
 Mengelompokkan kepemimpinan menjadi 2 hal berdasarkan:
o “Bagaimana caranya suatu keputusan dibuat?”
- Autokratik (berdasarkan kehendak pemimpin)
- Abdikator (berdasarkan kehendak anggota)
o “Di mana fokus perhatian dari tindakan yang diambil?”
- Hasil
- Anggota

Leadership
Style

Cara Fokus
pengambilan perhatian
keputusan tindakan

Otokratik Abdikator Hasil Anggota

FKUI 2015 SOLID Page 16


CONTINGENCY THEORIES
Tindakan pemimpin berdasarkan kondisi pengikut

 Apabila pengikutnya memiliki kompetensi dan komitmen yang tinggi maka yang perlu
dilakukan oleh pemimpin adalah Delegating
 Apabila pengikutnya memiliki kompetensi yang tinggi, namun komitmennya rendah
maka yang perlu dilakukan adalah Supporting
 Apabila pengikutnya memiliki komitmen yang tinggi, namun kompetensinya rendah
maka yang perlu dilakukan adalah Directing
 Apabila pengikutnya memiliki kompetensi dan komitmen yang rendah maka yang perlu
dilakukan oleh pemimpin adalah Coaching

TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
 Kepemimpinan harus dapat mengikuti perubahan lingkungan dan waktu
 Empat konsep
o Idealized influence
o Inspirational motivation
o Intellectual stimulation
o Individual consideration

FKUI 2015 SOLID Page 17


 Pemimpin berperan untuk menggali potensi setiap anggotanya melalui pemberdayaan
dan pengembangan anggotanya

TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
CHARISMATIC LEADERSHIP
Pemimpin yang berkharisma memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam mempengaruhi
suatu kelompok, pemimpin ini mempunyai peranan yang penting karena patut dicontoh
dan memiliki ekspektasi yang tinggi serta mampu membuat ideologi yang dapat dicapai
dengan diikuti moral yang baik. Akan tetapi terdapat sisi negatif, di mana seorang
pemimpin tersebut akan menjadi arogan karena terlalu percaya pada dirinya. Namun di sisi
lain orang tersebut akan lebih mencintai dirinya.

SERVANT LEADERSHIP
Pada prinsipnya, kepemimpinan jenis ini merupakan pemimpin yang tidak hanya sekedar
memerintah, tetapi turut turun tangan dalam kepentingan kelompok, memfasilitasi proses
perkembangan kelompok yang dipimpin. Menariknya, pemimpin tersebut ikut campur
tangan dalam bisnis perusahannya. Perusahan yang sukses, pastinya dipimpin oleh seorang
pemimpin yang memiliki sifat rendah hati dan sangat professional.

DISTRIBUTED LEADERSHIP
Prinsipnya, jenis kepemimpinan ini tidak hanya bergantung dari arahan satu individu saja.
Pemimpin dapat tercipta dan tersebar dengan adanya proses sosial yang di dalamnya
terdapat keahlian yang terdistribusi dari orang-orang yang terlibat, sehingga terciptanya
pemimpin yang lahir dari proses organisasi. Bukan hanya tertuju pada pengembangan
kepemimpinan, tetapi fokus kepada sistem kepemimpinan yang nantinya akan berdampak
pada banyak orang. Segala kemungkinan dapat terjadi apabila kepemimpinan menjadi
tanggung jawab bagi semua orang dan datang dari setiap individu yang berpeluang dan
menarik.

APAKAH KEPEMIMPINAN DAPAT DIPELAJARI?


Posner dan Kouzes (1996) menyatakan kepemimpinan merupakan sesuatu yang nyata dan
dapat dipelajari melalui praktik. Beberapa pembagian dari kompetensi yang timbul dalam

FKUI 2015 SOLID Page 18


suatu kerangka kerja contohnya dalam Academy of Medical Royal Colleges.

Satu hal yang perlu diingat bahwa dalam kepemimpinan terdapat dua aspek yang berbeda
yaitu pembawaan dan kompetensi. Pembawaan terbentuk dari lahir, sedangkan
kompetensi dapat dibentuk dari proses pembelajaran. Tetapi di sini yang paling penting
adalah rasa empati. Pembelajaran kepemimpinan dapat diterapkan pada Human Capital
namun memiliki multiprofesional konteks dalam kesehatan, mereka dibutuhkan dalam
Social Capital untuk membentuk suatu komunikasi interpersonal dan belajar dari tempat
kerja untuk mengembangkan kerjasama dalam sebuah organisasi.
Peran kompetensi dalam suatu kerjasama yaitu dapat menjadi suatu nilai kesadaran pada
sebuah kepemimpinan dalam organisasi maupun individu.

THE EVIDENCE FOR TEAM-BASED WORKING


Kerja tim merupakan kunci sukses dalam organisasi kesehatan, baik dalam hal pelayanan

FKUI 2015 SOLID Page 19


kesehatan, melaporkan tentang biaya rumah sakit dan waktu yang harus terjadwalkan,
meningkatkan kepuasan pasien, dan mengurangi angka kematian. Kerja tim mempengaruhi
kepuasan pasien, misalnya dapat mengurangi stres. Kerja tim yang disiplin akan
menghasilkan kepuasan bagi pasien dan bagi tim itu sendiri.

WHY IS THE LINK SO STRONG?


Dalam sebuah organisasi, diperlukan adanya skill dan pengetahuan dari setiap anggota tim
kerja professional agar terciptanya layanan yang berkualitas dan multidisiplin. Tim yang
sukses dapat tercipta dari hasil kontribusi semua anggotanya yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman agar menghasilkan hasil yang terbaik. Untuk mencapai
suatu kinerja tim yang berhasil, diperlukan waktu dan usaha yang terukur dan memiliki
nilai.

FKUI 2015 SOLID Page 20


WHAT IS THE TEAM?
Definisi tim adalah di mana sekumpulan orang memiliki tujuan yang sama dan harus
bekerja sama dalam mencapai tujuan tersebut. Dalam suatu tim, harus ditentukan dengan
jelas peran dari masing-masing anggota sehingga tidak ada tumpang tindih dalam
menjalankan tugasnya. Selain itu, diperlukan adanya pengawasan kepada masing-masing
anggotanya sehingga dapat berhasil jika dapat bekerja secara efektif dan dapat menjalin
hubungan baik dengan tim lain.

KARAKTERISTIK TIM YANG EFEKTIF


IDENTITAS TIM YANG JELAS (CLEAR TEAM IDENTITY)
Identitas tim adalah bagaimana sebuah tim digambarkan.
Manfaat adanya identitas tim yang jelas:
 Memberikan rasa aman dan didukung serta kepuasan batiniah individu sehingga
meningkatkan kinerja setiap individu dalam melakukan tugasnya dengan maksimal
dan aktif ikut serta dalam dinamika tim
 Memberikan kejelasan tujuan dan arah tugas setiap anggota
 Mengurangi pengerjaan tugas yang sia-sia dan meningkatkan kesinergisan tim

TUJUAN TIM YANG JELAS (CLEAR TEAM


OBJECTIVES)
Pada grafik di samping bagaimana kejelasan
tujuan memberikan dampak positif terhadap
kepuasan pekerjaan dan kinerja tim, serta
mengurangi tingkat keinginan untuk keluar
dari tim.
Tujuan tim berfungsi untuk memberikan
keteraturan pada kinerja dan sinergi sebuah
tim, di mana suatu tugas akan lebih baik
dikerjakan bersama daripada secara
individual. Sebuah tujuan tim harus memiliki
aspek-aspek berikut:
 Keselarasan antara tujuan dan hasil yang
diharapkan oleh sebuah tim

FKUI 2015 SOLID Page 21


 Jumlah tujuan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, sehingga dapat terlihat apa
yang menjadi hal penting bagi tim tersebut (rata-rata 6-8 tujuan)
 Disokong oleh manajemen yang baik dan tim lain yang akan mempengaruhi pencapaian
tujuan tim

KEJELASAN PERAN
Kejelasan peran artinya ada batasan tugas untuk setiap individu agar tidak terjadi
pengulangan tugas maupun membuat usaha yang sia-sia. Dengan begitu, akan tercipta
sinergi tim yang baik. Apabila tidak ada kejelasan peran setiap anggota, maka akan tercipta
atmosfer yang berisikan ketidakpercayaan dan penurunan rasa hormat pada sesama
anggota serta meningkatkan kemungkinan konflik.

PROSES TIM YANG EFEKTIF


Sebuah tim dibentuk karena hasil tim lebih baik daripada hasil individu. Untuk mencapai
hasil yang baik itu, dibutuhkan komponen-komponen Decision-making, Communication,
dan Constructive Debate.
 Pembuatan Keputusan (Decision-making)
Sebuah keputusan di suatu tim tidak harus semua anggota disertakan dalam keputusan
tersebut (baik pembuatan keputusan atau saat penerapan). Akan tetapi seluruh anggota
harus mengerti dan tahu siapa saja yang disertakan dalam keputusan tersebut dan
menyetujuinya. Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin tim harus memastikan
bahwa untuk mengambil suatu keputusan, seluruh komponen tim telah mengerahkan
kemampuan dan pengalamannya.

Pemimpin tim juga harus mengenali hal-hal yang dapat menghambat proses
pengambilan keputusan: kepribadian (ex. pemalu), konformitas sosial (ex. pendapat
yang bertentangan dengan mayoritas), skills, dominansi individu, status, dan hirarki (ex.
senioritas).

 Komunikasi (Communication)
Proses komunikasi yang efektif dibutuhkan dalam sebuah tim agar semua komponen tim
mendapatkan informasi yang menjelaskan peran masing-masing anggota dan yang akan
membantu perkembangan setiap individu.

FKUI 2015 SOLID Page 22


Untuk mencapai komunikasi tim yang efektif diperlukan rasa aman semua anggota
dalam menyampaikan pendapatnya (participative safety), interaksi yang rutin
antaranggota (face-to-face atau dengan media), dan penyebaran informasi.

 Debat yang Membangun (Constructive Debate)


Adanya perdebatan membantu terjaminnya kualitas yang dihasilkan tim dan mencegah
stagnansi. Perdebatan yang membangun juga akan membantu perkembangan individu,
yakni independent thinking dan professional development, serta menciptakan identitas
tim yang kuat. Perlu diingat bahwa Constructive Debate bukanlah konflik interpersonal
yang akan membuat kondisi tim memburuk.

Yang perlu ada untuk memicu debat yang membangun adalah:


o Keterbukaan dan eksplorasi pendapat yang berbeda
o Toleransi akan perbedaan
o Perhatian pada kualitas, inovasi, dan integrasi ide-ide

KERJASAMA ANTAR TIM YANG EFEKTIF


Sebuah kerjasama dengan tim lain akan membantu kinerja suatu tim. Dalam membentuk
kerjasama, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
 Ada atau tidaknya manfaat bagi kedua belah pihak (mutual benefit)
 Kejelasan peran rekan kerjanya (individu/tim lain)
 Memahami adanya perbedaan cara kerja masing-masing individu atau tim
 Berkomitmen dalam menciptakan hasil yang maksimal
 Harus ada kepercayaan dan rasa saling menghormati rekan kerja

KEJELASAN KEPEMIMPINAN
Kejelasan kepemimpinan mempengaruhi keefektifan kerja tim, tingkat stres anggota tim,
dan tingkat inovasi tim. Sebuah evaluasi kepemimpinan harus dilakukan secara rutin
mengenai apakah pemimpin tim dapat mengambil keputusan yang tepat, mengatur
jalannya tim, dan mendukung perkembangan tim beserta anggotanya.

FKUI 2015 SOLID Page 23


SOAL TBL 3

1. Mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sedang menjalani modul kolaborasi. Sebagai


kegiatan pertama mereka di modul ini, mereka akan melakukan kegiatan kelompok.
Mereka dibagi menjadi kelompok beranggotakan 10 orang dan diberikan sejumlah
pertanyaan yang harus dicari jawabannya di referensi yang sudah tersedia dan
didiskusikan. Diskusi berjalan agak sulit pada awalnya. Kelompok mereka pun melewati
berbagai tahap pembentukan kelompok sebagaimana dirumuskan oleh Tuckman.
Situasi manakah yang menandakan bahwa kelompok mereka telah memasuki tahap
norming?
a. Bimo mengajukan diri menjadi ketua kelompok untuk sesi diskusi tersebut dan
disetujui oleh teman-temannya
b. Tutor membacakan tata tertib modul yang harus dipatuhi selama diskusi serta
sanksinya bila aturan tersebut dilanggar
c. Mahasiswa memutuskan untuk membaca terlebih dahulu referensinya secara
keseluruhan baru kemudian membagi pertanyaan yang ada
d. Anggota kelompok menyampaikan informasi yang didapatkan dari referensi,
sesekali rekannya menyanggah dengan temuan yang berbeda
e. Dua orang mahasiswa berulang kali terlihat sibuk dengan telepon genggamnya,
sehingga ditegur oleh ketua kelompok mereka

2. Saat diskusi berlangsung, Adi, salah seorang mahasiswa, terlihat dominan dan berupaya
memaksakan pendapatnya. Bahkan saat rekannya menyampaikan pendapat, ia
menginterupsi. Mahasiswa lain terlihat tidak senang, bahkan salah seorang dari mereka
secara terang-terangan menegur dan meminta mahasiswa tersebut untuk diam.
Suasana menjadi semakin tidak nyaman, karena Adi terlihat marah dan menarik diri dari
diskusi. Kelompok mereka belum membahas beberapa pertanyaan, sementara waktu
yang tersisa hanyalah sedikit. Sebagai pemimpin kelompok, apa yang harus dilakukan
oleh Bimo?
a. Meminta tutor untuk menasihati mahasiswa tersebut dan menindaklanjuti masalah
b. Mengingatkan mahasiswa yang menegur tadi bahwa sebaiknya memberikan
teguran dengan sopan, dan menyuruhnya meminta maaf kepada Adi
c. Melanjutkan diskusi dengan mengabaikan situasi yang baru saja terjadi
d. Menyampaikan pada Adi bahwa yang dilakukannya salah dan sangat mengganggu
proses diskusi

FKUI 2015 SOLID Page 24


e. Mengingatkan aturan yang disepakati bahwa tiap mahasiswa harus mengangkat
tangan dan menunggu dipersilakan oleh ketua kelompok sebelum berbicara

3. Desa Sukamaju mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dan gizi buruk. Tim
pelayanan kesehatan di puskesmas desa tersebut berupaya menangani pasien yang
datang. Puskesmas perlu memberikan infus untuk rehidrasi pada balita dengan diare
dan dehidrasi berat. Beberapa pasien terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit tipe C terdekat.
Puskesmas dipimpin oleh seorang dokter gigi, dan timnya terdiri dari dokter umum, ahli
gizi, apoteker, dan dua orang perawat. Hampir seluruh anggota tim telah bekerja di
puskesmas tersebut selama 3-10 tahun. Mereka sangat terampil dalam bidangnya,
namun kurang bersemangat bekerja karena beban kerja yang tinggi. Apakah yang
paling tepat dilakukan untuk pemimpin puskesmas tersebut dalam memastikan tugas
dapat diselesaikan dengan baik?
a. Mengatur pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim dalam
penanganan KLB dan mensosialisasikannya pada anggota tim
b. Mengingatkan prosedur penanganan diare, terutama terkait penghitungan
kebutuhan cairan, pada dokter dan perawat
c. Melakukan pengawasan secara ketat untuk setiap pasien yang ditangani dan
memberikan instruksi untuk merujuk ke RS bila ada pasien yang perlu penanganan
lebih lanjut
d. Menyelenggarakan pertemuan singkat secara berkala untuk membahas kasus dan
permasalahan yang dihadapi, serta memberikan umpan balik terhadap kinerja tim
e. Mengadakan koordinasi dengan pihak RS agar penyediaan kendaraan untuk proses
rujukan dapat berjalan dengan baik

4. Tn. A (64 tahun) dirawat di RS karena lengan dan tungkai kirinya mendadak lemas
beberapa jam sebelum masuk RS. Dokter mendiagnosis Tn. A mengalami stroke. Saat
tiba di RS tekanan darah Tn. A tinggi, dan menurut beliau ia telah menderita hipertensi
sejak 10 tahun yang lalu. Dalam perawatannya, Tn. A ditangani oleh tim medis yang
terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, radiolog, petugas laboratorium, fisioterapis, dan
apoteker. Untuk menghindari pemberian edukasi yang berulang dan membingungkan,
strategi kolaborasi apakah yang harus diterapkan?
a. Menyepakati tujuan bersama dalam tim medis
b. Menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi anggota tim medis
c. Memupuk rasa percaya dan saling menghormati antar anggota tim medis
d. Menjadikan pasien sebagai mitra dalam mencapai tujuan yang jelas antar anggota
tim medis
FKUI 2015 SOLID Page 25
e. Menetapkan pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas antar anggota tim
medis

5. Di suatu klinik terdapat beberapa dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis yang
praktek bersama. Pada klinik tersebut bila ada pasien yang memerlukan tatalaksana
dari dokter spesialis lain, dokter yang menangani pasien tersebut akan mengirim
pasien kepada dokter lain. Berdasarkan deskripsi tersebut, apa bentuk kolaborasi yang
terjadi?
a. Praktek pribadi
b. Praktek paralel mandiri
c. Konsultasi dan rujukan
d. Rekan penyedia pelayanan kesehatan yang saling tergantung dalam mengambil
keputusan
e. Tim insidental yang dibentuk bila ada pasien yang membutuhkan penanganan
bersama

PEMBAHASAN
1. A: merupakan tahap forming, tim baru dibentuk dan ketua tim baru dipilih
B: merupakan tahap forming, tutor memperkenalkan modul kepada mahasiswa
C: merupakan tahap norming, kelompok mulai mengambil keputusan bersama
mengenai bagaimana tugas tersebut harus diselesaikan; “..the team starts to confront
the task at hand”
D: merupakan tahap performing, karena diskusi kelompok sudah dapat berjalan dengan
baik
E: tahap storming, ditandakan dengan adanya konflik

Sumber: Referensi TBL 4 dari SceLe (Topic 4: Being an effective team player)

FKUI 2015 SOLID Page 26


2. A: kurang tepat karena kesannya ketua kelompok tidak mampu me-manage
kelompoknya
B: kurang tepat; kenapa jadi si mahasiswa yang menegur Adi yang disalahkan?
C: kurang tepat; jika dibiarkan, ketegangan di antara Adi dan mahasiwa yang
menegurnya akan mengganggu jalannya diskusi sehingga diskusi menjadi tidak efektif
D: kurang tepat; memang sih, Adi harus ditegur karena apa yang dilakukannya memang
salah, tetapi cara penyampaiannya salah. Adi nanti justru tambah kesal, dan proses
diskusi malah makin terganggu
E: paling tepat, karena ketua kelompok mengingatkan Adi dengan cara yang tidak
menyinggung perasaan Adi
3. Permasalahan pada kasus tersebut terletak pada kurangnya motivasi anggota tim
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, agar tugas dapat diselesaikan dengan baik,
masalah motivasi ini harus diatasi. Kinerja tim harus dievaluasi dalam sebuah rapat
bersama, dan di antara opsi jawaban di atas, opsi D-lah yang paling tepat
4. Pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas dibutuhkan agar tugas masing-masing
anggota tim medis tidak overlapping, sehingga pemberian edukasi tidak akan dilakukan
berulang kali oleh profesi yang berbeda-beda.

FKUI 2015 SOLID Page 27


TBL 4

ALASAN PENTINGNYA KOLABORASI DALAM BIDANG KESEHATAN


 Pelayanan kesehatan yang semakin rumit
 Bertambahnya co-morbidity (ada 2 penyakit/kondisi kronis bersamaan)
 Penyakit kronis bertambah
 Kurangnya tenaga kesehatan
 Safe working hours initiative

SUATU TIM DAPAT BERASAL DARI


 1 profesi
 Multiprofesi
 Tim yang bekerja bersama dalam 1 tempat
 Tim yang bekerja tidak dalam 1 tempat (mencar-mencar)
 Tim dengan anggota tetap
 Tim dengan anggota tidak tetap

KARAKTERISTIK TIM
 Setiap anggota memiliki peran spesifik, serta bekerja bersama untuk suatu tujuan
bersama
 Menentukan suatu keputusan bersama-sama
 Memiliki pengetahuan dan keahlian masing-masing yang terspesialisasi
 Saling bergantung satu sama lain

Jadi, tim adalah 2 atau lebih orang yang berinteraksi secara dinamis, interdependen, dan
adaptif yang memiliki tujuan sama dan masing-masing telah memiliki peran spesifik
tertentu, serta memiliki batas waktu tertentu.

TIPE TIM
Program Team STEPPS: program yang dikembangkan di USA yang mengidentifikasikan
beberapa tipe tim dalam pelayanan kesehatan, yaitu:

FKUI 2015 SOLID Page 28


 Core teams: terdiri atas pemimpin dan anggota yang terlibat secara langsung dengan
perawatan pasien. Contoh dokter, perawat, apoteker, fisioterapis, dll
 Coordinating teams: bertanggung jawab atas manajemen operasional, fungsi
koordinasi, dan manajemen resource untuk core teams
 Contingency teams: dibentuk saat kondisi emergency atau saat-saat spesifik, dibatasi
oleh waktu (contoh tim respon bencana, dll), dan tersusun atas anggota dari berbagai
macam core teams
 Ancillary services: terdiri atas staf kebersihan atau domestik untuk menyokong core
teams
 Support services: mengatur lingkungan, aset, dan logistik suatu fasilitas kesehatan
 Administration: termasuk pimpinan suatu fasilitas kesehatan dan bertanggung jawab
terhadap keseluruhan fungsi dan manajemen dari suatu organisasi (rumah sakit, dll)
Saat ini, dibutuhkan kolaborasi antar tenaga kesehatan agar tidak terjadi miskomunikasi
dan kesalahpahaman.

CARA TIM TERBENTUK DAN BERKEMBANG

FKUI 2015 SOLID Page 29


KARAKTERISTIK TIM TENAGA KESEHATAN YANG EFEKTIF
 Punya tujuan bersama
 Memiliki goals yang dapat diukur
 Kepemimpinan yang efektif
 Komunikasi yang efektif
 Kohesi yang baik (komitmen antar anggota)
 Saling menghormati satu sama lain
Tambahan:
 Mengerjakan tugas dengan baik
 Memiliki motivasi yang baik
 Fleksibel
 Dapat memantau pekerjaan masing-masing
 Dapat menyelesaikan masalah dengan efektif

EFFECTIVE LEADERSHIP
 Menerima tugas kepemimpinan dengan baik
 Dapat meminta bantuan dengan anggota tim
 Selalu memantau keadaan tim
 Menetapkan prioritas dan dapat menentukan pilihan
 Mengoptimalisasi resources untuk hasil yang maksimal
 Dapat menyelesaikan konflik dalam tim
 Dapat menyeimbangkan pekerjaan masing-masing anggota dalam tim
 Dapat membagi dan mendelegasikan tugas
 Dapat membuat rapat

FKUI 2015 SOLID Page 30


 Mendukung anggota tim untuk bertanya dan menyatakan pendapat
 Mengorganisasikan aktivitas untuk mendukung tim seperti pelatihan, dll
 Menginspirasi anggota tim

TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN


 SBAR: mengomunikasikan informasi tentang pasien yang membutuhkan respon
secepatnya
Situation (situasi pasien)  Background (latar belakang pasien seperti umur, penyakit,
dll)  Assessment (masalah yang ada pada pasien)  Recommendation (apa yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan)
 Call-out: komunikasi informasi kritis bagi seluruh anggota tim dalam kondisi gawat
darurat, membantu anggota tim untuk mengantisipasi langkah-langkah selanjutnya, dan
menunjuk anggota tim secara spesifik untuk melakukan tugasnya
 Check-back: memastikan informasi dari pemberi informasi telah diterima dan dipahami
oleh penerima informasi, dengan cara feedback antar penerima dan pengirim pesan
 Handover atau handoff:

FKUI 2015 SOLID Page 31


CARA MENYELESAIKAN KONFLIK DALAM TIM
 Two-challenge rule: menghentikan aktivitas saat ada konflik, kemudian menyelesaikan
masalah tersebut. Jika tidak bisa, dapat mengonsultasikan ke jabatan yang lebih tinggi
 CUS: I am Concerned; I am Uncomfortable; This is a Safety issue
 DESC Script: deskripsi situasi yang ada  eskpresikan bagaimana situasi tersebut
menurut pandangan kita  Suggest (sarankan) alternatif untuk menyelesaikan masalah
dan mencari keputusan bersama  Consequences (konsekuensi) harus dinyatakan
dalam diskusi

PENGHALANG DALAM KERJA TIM YANG EFEKTIF


 Peran yang berganti-ganti
 Kondisi lingkungan yang berganti-ganti
 Hirarki dalam tim medis
 Sifat individualis dan egois
 Tim yang tidak stabil

KESALAHAN YANG TERJADI PADA KERJASAMA DALAM TIM


 Peran yang tidak diberikan secara jelas
 Tidak ada koordinasi antar anggota tim
 Miskomunikasi dalam tim

FKUI 2015 SOLID Page 32


REFERENSI

Referensi Scele
Swanwick T, McKimm J. ABC of Clinical Leadership. Chichester, West Sussex, UK: Wiley-
Blackwell, BMJ Books; 2011.

FKUI 2015 SOLID Page 33

Anda mungkin juga menyukai