Lap MN
Lap MN
M, Irfan Fakhruddin
Jurusan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail : irfanfakhruddin89@gmail.com
I. PENDAHULUAN
Senyawa kompleks merupakan Senyawa koordinasi lebih dikenal dengan
senyawa yang terdiri dari atom pusat dan senyawa kompleks. Senyawa kompleks
ligan. Dalam hal ini ligan bertindak sebagai dapat berupa senyawa kompleks netral atau
pendonor elektron dengan minimal senyawa kompleks ionic (anion atau
menyumbangkan satu pasang elektron agar kation). Dalam pembentukkan senyawa
dapat berikatan dengan atom pusat. kompleks netral /ionic, atom logam/ion
(Mudzakir, 2008:97) logam disebut sebagai atom pusat
Senyawa kompleks di laboratorium sedangkan atom yang mendonorkan
dapat disintesa dengan mereaksikan ligan elektronnya disebut atom donor ion atau
yang merupakan suatu basa dan molekul netral yang memiliki atom donor
mempunyai pasangan electron bebas yang dikoordinasikan pada atom pusat
dengan logam yang merupakan penerima disebut ligan. (Effendy, 2007 : 2-3)
pasangan electron yang didonorkan oleh Berdasarkan banyaknya electron
ligan. (Cotton F, 1989:15) yang didonorkan oleh ligan, maka ligan
Secara umum senyawa yang dapat diklasifikasikan menjadi ligan
pembentukannya melibatkan pembentukan monodentat, ligan bidendat dan ligan
ikatan kovalen koordinasi dapat dianggap multidendat. Ligan bidendat dapat
sebagai senyawa koordinasi. Senyawa mendonorkan dua pasangan electron yang
koordinasi adalah senyawa yang dimilikinya ke logam, sedangkan banyak
pembentukannya melibatkan pembentukan elektron yang bias didonorkan ke logam
ikatan kovalen koordinasi anntara ion pada ligan multidendat. Ligan-ligan
logam atau logam dengan non logam. multidendat ini pula yang dapat membentuk
struktur kelat dalam kimia koordinasi. Oleh Dalam suasana basa, senyawa 2,4-
karena banyaknya pasangan electron yang pentanadion (acac) akan melepaskan proton
bias didonorkan ke logam. (Bodgers, 2002) untuk membentuk anion asetilasetonato
Asetilasetonato (acac) maerupakan (acac), ditunjukkan oleh reaksi berikut :
salah satu contoh ligan bidendat. Ligan CH3
CH3 CH3 CH3
C O C O- C O
H C O
bidentat merupakan golongan ligan OH C
-H+
H C- H C H C
H C O C O
C O C O-
polidentat. Ligan bidentat memiliki dua CH3
CH3 CH3 CH3
atom dasar. Contohnya 1,2-
Atom hidrogen dalam atom karbon yang
diaminoetana(etilendiamina), ion oksalat,
berdekatan dengan gugus karbonil C=O
1,3-diaminopropana. (Effendy, 2007:21)
relatif asam. Tiga representasi yang berbeda
Adapun strutur ion asetilasetonato
dari anion asetilasetonato disebut sebagai
seperti yang ditunjukan pada gambar di
resonansi yang membedakannya hanya
bawah ini :
lokasi elektron. ( Mudzakir,dkk. 2008 : 102 )
H
Mangan merupakan unsur transisi,
C
bereaksi dengan air hangat membentuk
CH3 C C CH3
mangan (II) hidroksida dan hydrogen.
O O Mn (s) + 2H2O (l) Mn(OH)2 (s) + H2 (g)
(Gambar Struktur Ion Asetilasetonato Ion mangan (II) tidak stabil dan mudah
(acac)) direduksi menjadi ion mangan (I) dan dapat
(Mudzakir,dkk,2008:2) ditentukan juga dari mangan (III) oksida dan
Asetilasetonato merupakan senyawa Mn2O3. Ion mangan (III) diperoleh dari
β-keton yang dapat terionisasi sebagai asam oksidasielektrostatik atau oksidasi sulfat
lemak. Ligan asetilasetonato dikelompokkan larutan Mn2+ atau dengan reduksi MnO4-. Zat
ke dalam ligan luar yang menyebabkan tersebut tidak dapat diperoleh dalam
electron tak berpasangan pada orbital d yang konsentrasi tinggi karena direduksi oleh air.
kosong dalam unsur golongan transisi Mangan juga cenderung terhidrolisis dan
didesak menjadi berpasangan. Orbital-orbital terdisporpasi ionisasi dalam larutan asam
d yang kosong berfungsi sebagai penerima lemah sesuai dengan reaksi berikut ;
pasangan elekton dari ligan sehingga
Mn2+ (aq) Mn3+ (aq) + e-
terbentuk senyawa kompleks dengan ikatan
kovalen koordinasi. ( Jolly, 1997 : 148)
Dalam suasana basa reaksinya sebagai 2MnO4 (aq) + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+
berikut : Reaki tersebut lambat dalam larutan asam,
-
MnO4- (aq) + 3H2O (l) + 3 e- MnO4 + 4OH tetapi sangat cepat dalam larutan netral.
Pada pembuatan mangan (III) asetonato, Larutan permanganate harus dilindungi dari
yakni dengan mereaksikan mangan(III) cahaya langsung (disarankan botol berwarna
klorida dengan asetilasetonato : gelap). Difusi cahaya matahari menyebabkan
CH3COONa (s) + H2O (l) dekomposisi cukup besar tetapi sinar
matahari secara lambat menguraikan larutan
CH3COO - (aq) + Na+ (aq) + OH- (aq) + H+ (aq)
murni. (Jeffery, 1989 : 366)
OH- (aq) + C5H8O2 (aq) C5H7O2- (aq) + H2O (l)
Mn3+ (aq) + 3C5H7O2 (aq) [Mn(C5H7O2 )3] (s) Prinsip analisis FTIR ialah inti-inti
Kristal coklat tua dari acac dengan mangan atom yang terikat oleh ikatan kovalen
mudah diperoleh melalui oksidasi Mn2+ mengalami getaran dan energi yang diserap
menjadi Mn3+ . Dalam industri digunakan menyebabkan kenaikan amplitudo getaran.
untuk mengoksidasi toluene menjadi etanol. Keadaan vibrasi dari ikatan terjadi pada
( Svehla, 1985 : 2) keadaan yang terkuantitas pada tingkat-
Mangan (3d54s2) memiliki bilangan tingkat energi. Dari getaran tersebut dapat
oksidasi +2, +3 dan +7 seperti pada MnCl 2. diamati keberadaan gugus dalam senyawa
4H2O (Mn II) merah muda pucat. berdasarkan panjang gelombangnya.
[Mn(acac)3] (Mn III) coklat tua dan KMnO 4 (Fessenden,1986:315)
(Mn VII) ungu, [Mn(acac)3] memiliki Spektofotometer adalah alat yang
struktur dimensi octahedral. terdiri atas spectrometer dan fotometer.
H3C Spectrometer menghasilkan sinar yang dari
C CH
CH3
spectrum dengan panjang gelombang
H3C
O C
C O O tertentu dan fotometer adalah alat untuk
HC Mn mengukur intensitas cahaya yang
C O O
O CH3 ditransmisikan atau diabsorpsi. Jadi
H3C C
C spektrofotometer digunakan untuk mengukur
C
H3C H energy secara relative jika energy tersebut
krom (III) ialah hotplate, pompa vakum, sejumlah 2 gram dan aquades 4 mL.
neraca anlitik, labu erlenmeyer, gelas magnetic stirrer dan diletakkan diatas
kimia, corong kaca, kaca arloji, spatula, hotplate dan diaduk hingga tercampur
mikroskop, kaca preparat, melting point aseton. Setelah ditambah asetil aseton
4. Pengolahan Data
a) Menentukan massa [Mn(acac)3] teoritis
Mol MnCl2.4H2O = massa MnCl2.4H2O
Mr MnCl2.4H2O
= 1,0096 gram
197,9 gram/mol
= 0,0051 mol
Massa NaC2H3O2.3H2O
Mol NaC2H3O2.3H2O = Mr NaC2H3O2.3H2O
2,0444 gram
= 136,08 gram/mol
= 0,015 mol
= 0,0301 mol
b) Menghitung rendemen
Massa Kristal percobaan = (massa Kristal + kertas saring) – (massa kertas saring)
= 58,22%
c) Menghitung % kesalahan
= 41,78 %
= 0,0048 gram
= 0,052 x 10-17 J
Δo = E
Mol yang dilarutkan
= 0,0048 gram
352,27 gram/mol
dua yaitu orbital yang terdapat pada sumbu pada gugus C=O pada acac yang terikat pada
atom (dx2y2 dan dz2, disebut juga orbital eg) Mn sebagai atom pusat. Pergerakannya
dan orbital yang berada diantara sumbu atom menjadi lebih terbatas dengan terikatnya Mn
yaitu dxy, dxz, dan dyz (disebut juga orbital pada C=O sehingga vibrasinya lebih kecil
Daftar pustaka
Cotton,F. Dan Wilkinson. (1989). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press
Effendy. (2007). Kimia Koordinasi. Malang : Bayu Media Publishing
Fessenden dan Fessenden. (1986). Kimia Organik edisi ketiga (jilid 2). Jakarta:Erlangga
Hendayana, Sumar. (1994). Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang press
Jolly,W.L. (1991). Modern Inorganic Chemistry third edition. New York: Mc Graw Hill
Mudzakir, A, dkk. (2008). Praktikum sintesis dan karakterisasi senyawa anorganik. Bandung :
UPI