Abstrak
Tendon Achilles adalah suatu tendon yang tebal dan kuat dari tendon yang ada pada tubuh
manusia yang fungsinya sangat penting untuk stabilitas waktu berjalan. Rupture pada tendon achilles
adalah cedera yang paling umum terjadi pada jaringan lunak kaki, kasus terbanyak terjadi karena
faktor olahraga. Pemeriksaan pada rupture tendon achilles dapat dengan cara X-ray, ultrasonografi
dengan menggunakan gelombang sura bahan MRI yang menggunakan 3D.
Abstract
The Achilles tendon is a thick and strong tendon from the tendon present in the human body
whose function is very important for safe running time. Rupture of the achilles tendon is the most
common injury to the soft tissues of the foot, most cases occur due to sports factors. Examination of
tendon rupture can be done by X-ray, ultrasonography using surges of MRI material using 3D.
Tendo Achilles adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Ia berfungsi untuk
melekatkan otot Gastrocnemius dengan otot soleus ke salah satu tulang penyusun
pergelangan kaki, yaitu Calcaneus.
Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot
terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon, sekitar 95% dari kolagen
tersebut merupakan kolagen tipe I, dengan jumlah elastin yang kecil.1
Anamnesis
Anamnesis yang dapat dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut :
Keluhan Utama : Nyeri pada tumit kanan sejak 2 jam yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien yang perlu di ketahui adalah bagaimana keadaan pasien saat di
lakukan pemeriksaan fisik dalam keadaan sadar atau tidak :
Berikut adalah pemeriksaan fisik untuk benar-benar mengetahui bahwa rasa nyeri pada
region calcaneus setelah lompat dari ketinggian adalah karena Rupture tendon achiles :
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang terjadi di tulang calcaneus.
Cara melakukan tes ini, penderita tidur dengan posisi tengkurap, dengan kedua kaki dipinggir
tempat tidur, lalu dilakukan kompresi pada otot betis. Pada otot yang normal, setelah
dilakukan kompresi maka akan terjadi flexi plantar, sebaliknya jika setelah dilakukan flexi
plantar dan tidak terjadi flexi plantar, maka telah terjadi ruptur tendon achilles.
Gambar. Tes Thompson positif menunjukkan tidak adanya plantar fleksi pada ruptur tendon1
Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring
rawan di meja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral
atau dorsofleksi, diagnosis ruptur tendon achilles dapat ditegakkan.
Pemeriksaan Penunjang
MRI
Pemeriksaan MRI dapat menunjukkan ruptur total atau parsial tendon achilles dengan gambar
yang sangat baik. Tes ini jarang dilakukan karena harganya yang mahal apabila tanda klinis
ditemukan dengan jelas. Sebagai alternatif dapat dilakukan ultrasonografi dengan biaya
relatif lebih murah tetapi cukup jelas dalam mebedakan ruptur total dengan parsial.2
Gambar. A. MRI pada ruptur total Achilles, B. USG pada ruptur parsial Achilles 1
Ultrasonografi (USG)
Merupakan salah satu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara
ultrasonik untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ
tubuh.3,4
Keunggulan : Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita hamil.
Pemakaian klinis : Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga
perut / panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ
maupun pergerakan dan pertumbuhan janin. USG ini digunakan untuk menentukan suatu
ketebalan tendon, pergerakan tendon serta mengidentifikasi ada tidaknya robekan.4
Perangkat ini membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan
struktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera.3
Plain Radiografi
Merupakan suatu pemeriksaan sederhana menggunakan sinar Roentgen (sinar X) dengan
berbagai posisi pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa
kontras. Penggelapan tendon = Perdarahan, edema dan hilangnya tendon mengakibatkan
penggelapan margin anterior tendon Achilles pada tampak lateral.3
Kesulitan : Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas, karena superposisi
(tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan
dengan mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas.3
Gambar. Gambaran yang Lebih Putih Menunjukan Bahwa Rupture hasil dari Pemeriksanan
Plain Radiografi1.3
Merupakan pemeriksaan sinar X yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga
memperoleh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras dan tanpa kontras.
Keunggulan: Dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat
dengan menggunakan alat Rontgen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer, maka
dapat juga dibuat gambaran secara 3 dimensi. Dapat menghitung perkiraan jumlah
perdarahan pada kasus - kasus tertentu.5
Gambar. Perbedaan pada tendo achilles yang normal dan rupture.5
Diagnosis kerja
Diagnosis kerja bagi kasus ini adalah ruptur tendon Achilles dextra. Nyeri mendadak
yang timbul pada pasien adalah diakibatkan oleh trauma spontan yaitu ketika mendarat dari
melompat tinggi. Gejala umum berupa tarikan tiba-tiba diikuti suara keras (audible snap).
Pasien merasa otot betisnya seperti dipukul. Seringkali nyeri dapat hilang dan pasien tetap
dapat berjalan. Terdapat kelemahan pada saat plantar fleksi. Tanda klinis tendon yang sakit
akan tampak lebih tebal dan adanya celah (gap sign) dapat diraba. Seringkali juga terdapat
memar dan bengkak. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan terdapatnya gap-sign pada atas
tumit dan tumit tidak dapat digerakkan. Selain itu, pasien tidak mengalami trauma kecil ynag
berulang atau infeksi.3
Diagnosa banding
Setiap kali otot tibialis posterior kontraksi, ketegangan ditempatkan melalui tendon tibialis
posterior . Jika ketegangan ini berlebihan karena terlalu banyak kekerasan atau pengulangan ,
kerusakan pada tendon tibialis posterior dapat terjadi yaitu dengan robeknya tendon kecil dan
inflamasi serta seterusnya menyebabkan pecahnya tendon tibialis posterior. 1 Ruptur ini
mempunyai gejala sama seperti keseleo.Beberapa dokter mungkin merasa bahwa tibialis
posterior tendon pecah adalah suatu kondisi yang jarang terjadi , yang mereka belum pernah
melihat.2
c.) Tenosinovitis
Tenosinovitis adalah peradangan tendon dan sarungnya . Kasus yang paling akut adalah
fleksor tenosinovitis yang melibatkan gangguan fungsi tendon fleksor yang normal di tangan
akibat infeksi yang penyeberannya melalui darah dan menyebabkan bengkak dan nyeri.3
Gambar. Tenosinovitis3
Gejala Klinis Nyeri pada bawah Nyeri disertai Nyeri sering dimulai Nyeri, Demam
kaki pembengkakan tendon tepat di belakang
Bengkak
Achilles di dekat maleolus medial .
Tidak dapat
insersi dari kalkaneus.. Kaku
menggerakkan sendi Kaki dalam posisi
Dapat pula timbul Kemerahan
endorotasi dan
Pembengkakan ketegangan pada
menjadi datar Jari dalam
Kemerahan tendon Achilles.
posisi sedikit
Pembengkakan
fleksi
Etiologi Cedera spontan latihan yang Cedera akut yang Penyakit
berlebihan, gesekan berulang inflamasi
Jatuh dari ketinggian
karena latihan yang
Inflamasi dari tendon infeksi
berulang-ulang dalam
Cedera
waktu lama, biasa juga Sendi yang
degenarativ karena sering
faktor usia. digunakan
Pemeriksaan Teraba gap sign Nyeri bertambah bila Deformitas pada kaki Tendon fleksor
fisik pergelangan kaki pada teraba lunak
Nyeri tekan (+) Posisi berdiri tidak
posisi tegak atau
normal Nyeri gerak (+)
Gerak terbatas berdiri
Gerak terbatas Nyeri tekan (+)
Plantafleksi (-) Dorsofleksi (-)
Dorsofleksi(-)
CT-Scan CBC
Tabel 1. Perbedaan ruptur menurut gejala klinis2
Epidemiologi
Biasanya pada orang muda untuk atlet 75% terjadi selama kegiatan olahraga.
Olahraga yang paling umum menyebabkan akut pecah Achilles tendon bervariasi dari satu
negara ke negara, tergantung pada olahraga yang paling populer di daerah itu. Lama
nonathletes (3% dari pecah) Insidensi Jelas, bervariasi dari 37,3 per 100.000 pada beberapa
penelitian Peningkatan kejadian dilihat dalam beberapa dekade terakhir cedera sisi kanan
adalah lebih umum dari kiri (mungkin karena kanan atlet dominan push-off dengan kaki kiri).
Lebih umum di negara-negara industri.3
Etiologi
Ruptur Tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat
kontraksi maksimal pada otot betis. Dalam beberapa kasus putusnya tendo Achilles terjadi
pada tendo yang kurang menerima aliran darah. Tendo juga dapat melemah bergantung pada
bertambahnya usia.1 Putusnya tendo Achilles juga bisa disebabkan oleh peningkatan
mendadak jumlah tekanan pada tendo Achilles. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering
terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyebab lainnya juga bisa karena cedera
olahraga, trauma, obesitas dan umur.4
Patofisiologi
Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki
atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit.
daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera
meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.
Ruptur pada tendon achilles posisi kaki dengan dorsofleksi maksimal akibat perubahan
gerakan yang cepat dan mendadak, sehingga terjadi kontraksi kuat pada otot betis untuk
menerima tekanan beban dengan posisi kaki terfiksasi kebawah diluar dari kemampuan
tendon achilles. Rupture tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari
atau melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles dapat menimbulkan berbagai keluhan
meliputi nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan
ketidakmampuan melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas.
Penyebab tendon achilles yang robek disebabkan oleh karena gaya pada tendon lebih
besar dari kekuatan tendon, kerobekan ini dapat terjadi selama peregangan kuat dari tendon
sementara otot betis berkontraksi. Keadaan otot betis yang lemah akan semakin buruk bila
mengalami kontraksi yang berlebihan secara terus menerus, semakin lelah otot betis maka
akan semakin pendek dan menjadi semakin ketat sehingga dalam keadaan ini tendon
cenderung akan mudah robek dalam keadaan tiba – tiba.
Penatalaksanan
b) Non Operative : Gibs kaki pendek dipasang pada kaki yang terkena,sementara
pergelangan kaki ditempatkan di plantar fleksi sedikit .Dengan menjaga kaki dalam posisi ini,
ujung tendon secara teoritis lebih baik. Imobilisasi Cast dilanjutkan selama sekitar 6-10
minggu. Dorsofleksi Paksa merupakan kontraindikasi. Pergelangan kaki secara bertahap
dapat dorsofleksi ke posisi yang lebih netral setelah periode imobilisasi (4-6 minggu). Posisi
ini ditopang dengan casting serial atau pergelangan kaki orthotics yang disesuaikan. Berjalan
dengan menggunakan cor diperbolehkan saat masa tersebut. Setelah pelepasan cor, tumit di
sepatu diangkat setinggi 2 cm dab dipakai selama 2-4 bulan. Selama waktu ini, program
rehabilitasi dimulai.3
a. NSAIDs
b. Analgesik
Asetaminofen → pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, org dengan
gangguan GI tract bagian atas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri, memiliki
efek sedative.3
Prognosis
Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6
minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera
terjadi.2,5 Pada umumnya orang yang mengalami ruptur tendo Achilles kemungkinan tendo
akan kembali normal, dan akan lebih baik bila dilakukan operasi pada tendo menjadi lebih
kuat sehingga kemungkinan untuk ruptur kembali akan menjadi sangat kecil.
Komplikasi
Komplikasi rupture tendon Achilles yaitu adanya infeksi. Infeksi yang terjadi disertai dengan
gejala klinis dimana masuknya organisme ke dalam suatu jaringan dan berkembang biak
sehingga menyebabkan timbulnya bibit penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus, bakteri
dan lain – lain.
Pencegahan
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Muttaqin Arif, S.Kep, Ns, 2008,Buku Saku Gangguan musculoskeletal,EGC, Jakarta, Cetakan
2012
2. Naga, S. Sholeh, 2012,Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta:DIVA press
3. Richard S. MD, 2010, http://emedicine.medscape.com/article/85024-treatment ,diakses pada
tanggal 26 Mar2010
4. Almekinders L,Maffuli N.2001.The Achilles Tendon (page 7-10).London:Springer(UK)
5. Greenberg MI.2005.Greenberg’s Text -Atlas of Emergency Medicine (page529,536).
Philadelphia:Lippincott Williams and Wilkins (USA)
6. Simandribata M, Setiadi S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. Edisi ke-6. Jakarta :
interna publishing; 2009. H.125-8