Anda di halaman 1dari 5

Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Seorang Dokter

Vivie Veronica Tanama


102015166/A3
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

E-mail : Vivie.2015fk166@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Pada jaman sekarang, masalah-masalah yang terjadi di bidang medis,
khususnya kedokteran semakin banyak dan beragam. Penanganan masalah tersebut
pun juga harus berkembang. Dalam dunia kedokteran diperlukan adanya etika yang
terbagi menjadi etika praktis dan etika normatif. Bioetika atau Biomedical Ethics
merupakan cabang dari etika normatif dan merupakan etika yang berhubungan dengan
praktek kedokteran atau penelitian di bidang medis. Dalam bioetika, terdapat kaidah-
kaidah dasar yang digunakan seorang dokter dalam menjalankan profesinya, yaitu
beneficence, non-maleficence, justice, autonomy
Kata kunci : bioetika, beneficence, non-maleficence, justice, autonomy

Abstract
In this modern era, the questions that are faced by medical department,
especially medical science, have more variation than it was before. We are pushed to
be adapted to this new development in handling medical problem. Medical world has
an ethics standart that is consisted of practical ethic and normative ethic. Biomedical
ethic belongs to normative ethic, which is related to medical practice or medical
experiment. A good doctor always works based on this utmost principles in
biomedical ethic, which are beneficence, non-maleficence, justice, autonomy.
Keyword : Biomedical ethics, beneficence, non-maleficence, justice, autonomy.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang saat ini semakin maju membuat masyarakat
dapat mengakses informasi-informasi dengan mudah terutama dalam bidang
kesehatan. Dengan kondisi masyarakat yang kritis dan cerdas ini, maka seorang
dokter dituntut untuk lebih memperhatikan dan memperlakukan pasien tersebut
dengan baik. Disinilah kaidah-kaidah dasar bioetik perlu diperhatikan dan diterapkan.
Kaidah bioetik adalah hal paling dasar yang harus dikuasai oleh seorang dokter karena
dari sanalah seorang dokter belajar bagaimana berperilaku sesuai dengan etika
kedokteran.
Etika mencakup banyak aspek salah satunya adalah bioetika. Bioetika berasal
dari kata bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma dan nilai-
nilai moral. Bioetik atau biotika medis merupakan studi interdisipliner tentang
masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran
baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang 1. Tujuan bioetik ini
sendiri adalah untuk membantu dokter dalam berhadapan dengan pasien, mencegah
dokter menyalahgunakan kewenangan yang dimiliki, dan untuk melindungi hak-hak
pasien.

Pembahasan
Kaidah dasar bioetik merupakan kaidah terpenting dan mutlak bagi seorang dokter
untuk menjalankan profesinya. Kaidah tersebut mengacu pada 4 prinsip, yaitu beneficence,
non-maleficence, justice, dan autonomy.
Beneficence adalah prinsip bioetik dimana seorang dokter melakukan sesuatu
tindakan kepada pasien dalam kondisi yang wajar. Dalam hal ini, kebaikan yang
diterima pasien akan lebih banyak dibandingkan dengan kerugiannya. Beneficence
tebagi menjadi dua, yaitu general beneficence dan specific beneficence. Di dalam
beneficence juga terdapat aturan-aturan yaitu mengutamakan alturisme (menolong
tanpa pamrih dan rela berkorban demi kepentingan orang lain), menjamin nilai pokok
dan martabat manusia, memandang pasien tidak sejauh menguntungkan dokter,
mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukan, partenalisme
bertanggung jawab, pembatasan “goal based”, dan menerapkan “Golden Rule
Principle”.
Kaidah yang kedua adalah non-maleficence. Non-maleficence dan beneficence
memiliki kesamaan yaitu keduanya mengutamakan kepentingan pasien, tetapi non-
maleficence terjadi ketika kondisi terjadi pada keadaan darurat. Poin terpenting dalam
non-maleficence adalah “do no harm”. Dalam hal ini, sang dokter harus melakukan
tindakan yang paling kecil resikonya. Non-maleficence juga memiliki aturan-aturan,
seperti menolong pasien emergensi, dokter sanggup mencegah bahaya, tindakan
dokter terbukti efektif, mengobati pasien luka, tidak melakukan eutanashia atau
membunuh pasien, dan tidak memanfaatkan pasien.
Kaidah autonomy adalah kaidah di mana seorang dokter harus menghormati
hak dan martabat manusia. Pasien diberi hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
Dalam hal ini, pasien harus dikategorikan sebagai pasien yang dewasa, sehat jiwanya
dan dapat berkomunikasi dengan baik sehingga ia dapat menyetujui tindakan medis.
Di dalam autonomy juga terdapat aturan-aturan, seperti menghargai hak dan martabat
pasien, berterus terang kepada pasien, menghargai privasi pasien, tidak
mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, menjaga hubungan baik atau
kontrak kepada pasien, tidak berbohong, dan melaksanakan informed consent.
Informed consent adalah keadaan di mana pasien harus lebih dulu memahami dan
menerima informasi tentang kondisi mereka sehingga resikonya pun sudah mereka
terima2.
Justice adalah keadilan yang merupakan suatu prinsip di mana seorang dokter
wajib memberi perlakuan yang sama terhadap setiap pasien demi kebahagiaan dan
kenyamanan bagi pasien dan umat manusia. Hal terpenting dalam kaidah ini ialah
memberi keadilan kepada pasien tanpa mempersoalkan SARA 3. Aturan-aturan dalam
justice yaitu memberlakukan segala sesuatu secara universal, mengambil porsi
terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan, menghargai hak hokum pasien,
menjaga kelompok rentan, menghargai hak orang lain, tidak menyalahgunakan
wewenang, dan bijak dalam makroalokasi.

Berikut adalah contoh kasus mengenai kaidah dasar bioetik :


Skenario A
Seorang pasien perempuan, 21 tahun, dengan radang usus buntu dibawa ke
unit gawat darurat di sebuah rumah sakit. Setibanya di unit gawat darurat dokter jaga
dan perawat yang menerima pasien terkesan lamban, dan tidak mengacuhkan. Setelah
diperiksa dan diberi penanganan, dokter jaga UGD merujuk ke dokter spesialis bedah.
Dokter spesialis bedah baru datang memeriksa pasien setelah satu jam kemudian,
setelah memeriksa pasien dokter mengatakan bahwa pasien harus dioperasi dan dokter
memberitahu kepada keluarga pasien bahwa biaya operasi tidak sedikit. Pelaksanaan
operasinya pun tidak bisa segera karena dokter tersebut masih banyak jadwal operasi
yang lain.

Dalam skenario tersebut, sang dokter melakukan kaidah beneficence karena


dokter tersebut mengutamakan alturisme, memandang pasien tidak hanya sejauh
menguntungkan dokter, mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak
dibandingkan keburukannya yang dapat dibuktikan ketika dokter memeriksa dan
memberi penanganan. Selain itu sang dokter pun merujuk pasien tersebut ke dokter
spesialis. Selain Beneficence, dokter tersebut melakukan kaidah Justice, di mana
dokter spesialis tersebut memberlakukan segala sesuatu secara universal, menghargai
hak orang lain, dan bijak dalam makroalokasi. Hal ini terbukti dari memberitahu
pasien dana yang harus dikeluarkan dan menangani pasien yang terlebih dulu
membuat janji operasi. Dokter tersebut juga melaksanakan kaidah autonomy, di mana
dokter tersebut berterus terang bahwa si pasien harus dioperasi dan memberi tahu
kepada keluarga pasien bahwa biaya operasi tidak sedikit.
Di skenario ini juga terjadi pelanggaran kaidah bioetik yaitu non-maleficence
yaitu ketika dokter jaga tersebut menangani pasien gawat darurat terkesan lamban dan
tidak mengacuhkan.

Kesimpulan
Kaidah dasar bioetik sangat diperlukan dalam bidang medis, salah satunya di
bidang kedokteran. Dalam skenario tersebut, sang dokter tidak melaksanakan kaidah
non-maleficence. Kaidah tersebut seharusnya digunakan ketka pasien dalam keadaan
gawat darurat dalam rangka penyelamatan nyawa sang pasien.
Meskipun dokter jaga tersebut melanggar kaidah non-maleficence,tetapi
dokter jaga dan dokter spesialis tersebut menerapkan kaidah dasar bioetik kepada
pasien dengan cukup baik demi keselamatan pasien.
Daftar Pustaka

1. Hanafiah, M. Jusuf, Amri Amir. 2009. Etika Kedokteran & Hukum


Kesehatan-Jakarta: EGC. Hal 3-4.
2. Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: Isu & Dilema.
Jakarta Selatan: Pensil-324
3. Bertens K.Perspektif Etika Baru: 55 Esai Tentang Masalah Aktual. Kanisius
Yogyakarta. 2009

Anda mungkin juga menyukai