Terdapat tiga jenis cacing penyebab filariasis yaitu, Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan
Brugia timori. Ketiga jenis cacing ini memiliki beberapa perbedaan maupun persamaan.
Zooantropofilik : manusia,
kera, kucing
Gambaran umum Melengkung mulus Melengkung kaku dan patah Melengkung kaku
dalam sediaan dan patah
darah
Jumlah inti di 0 2 2
ujung ekor
Gambaran ujung Seperti pita kea rah ujung Ujung agak tumpul Ujung agak tumpul
ekor
Daur hidup dari filaria sama bagi ketiga species tersebut. Stadium infektif filaria merupakan
larva 3 (L3) yang diendapkan pada kulit inang manusia dengan menembus kulit melalui
vektor yaitu nyamuk, sesuai dengan species apa yang ditularkan. Saat L3 memasuki sistem
limfatik, mereka akan berkembang menjadi cacing dewasa. Filaria dewasa ini akan
menghasilkan mikrofilaria dengan selebung yang akan berpindah ke limfe dan ke saluran
pembuluh darah. Mikrofilaria bersifat nocturnal maka pada malam hari mikrofilaria akan
bermigrasi ke pemuluh darah untuk diambil oleh vektor, sekali lagi sesuai dengan species-
nya. Di dalam vektor ini mikrofilaria akan berkembang menjadi larva 1 kemudian larva 2 dan
kemudian larva 3. Larva 3 ini akan bermigrasi ke kepala dan proboscis nyamuk dan siklus
terulang kembali.3
Wuchereria bancrofti
Periodisitas: Nokturna
Brugia malayi
Distribusi: Desa
Brugia TIMORI
Vektor: Anopheles barbirostris
Periodisitas: Nokturna