Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Kerja Otot Terhadap Kelelahan Otot

Samuel Nico Lunardi / 102018099


Ansarti Dalien Jigibalon / 102013230
Melkisedek W.H.K Putra / 102016015
Hengky Atmajaya / 102018021
Beatric Ruth F. Pangaribuan / 102018012
Kellyn / 102018057
Aileen Fiora / 102018101
Shindie Dona Kezia Letluhur / 102018135
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.06 Jakarta Barat 11510

Abstrak

Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan
tubuh. Terdapat tiga jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Dari ketiga otot
tersebut, otot yang berperan dalam gerak tubuh manusia adalah otot rangka. Otot rangka yang
bekerja dibawah kesadaran. Otot rangka akan melakukan mekanisme gerak otot yaitu kontraksi
dan relaksasi. Kontraksi yang terjadi dikarenakan adanya proses penempelan protein aktin dan
miosin. Otot rangka merupakan jenis otot yang mudah lelah dan berkerja cepat. Kelelahan otot
dapat terjadi dikarenakan penumpukan asam laktat akibat berbagai faktor, seperti: waktu istirahat
yang kurang, kerja otot yang berat, kontraksi yang terus menerus maupun sumber energi yang
berkurang, dimana semuanya akan mengakibatkan penimbunan asam laktat. Cara untuk
mengurangi penimbunan tersebut adalah dengan menambah pasokan oksigen.
Kata kunci: sistem muskular, mekanisme gerak otot, kelelahan otot

Abstract

The muscular system (muscle) consists of a large number of muscles that are responsible for
body movements. There are three types, namely: smooth muscle, heart muscle, and skeletal
muscle. Of the three muscles, the muscles that play a role in human body movements are skeletal
muscles. Skeletal muscles that work under consciousness. Skeletal muscles will carry out the
mechanism of muscle movement, namely contraction and relaxation. Contractions that occur
due to the process of attaching actin proteins and myosin. Skeletal muscle is a type of muscle
that is easily tired and works fast. Muscle fatigue can occur due to the accumulation of lactic
acid due to various factors, such as: lack of rest time, heavy muscle work, continuous
contractions and reduced energy sources, all of which will result in accumulation of lactic acid.
The way to reduce the stockpiling is to increase the oxygen supply.
Keywords: muscular system, muscle movement mechanism, muscle fatigue

1
Pendahuluan
Otot sering dikenal juga sebagai “daging” tubuh yang beratnya dapat mencapai 50% dari berat
tubuh. Otot ada tiga jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka atau otot lurik. Dari
ketiga otot tersebut, otot yang memiliki peran besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot
rangka. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh tubuh, mulai dari gerak yang sederhana hingga
gerakan yang kompleks, dilakukan oleh otot rangka. Otot rangka yang bekerja secara sadar akan
melakukan mekanisme gerak otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Untuk melakukan gerak otot
dibutuhkan energi yang akan didapat dari proses metabolisme otot dengan melibatkan glukosa.
Namun perlu selalu diingat bahwa otot rangka sangat mudah lelah. Kelelahan otot tersebut
dapat terjadi dikarenakan penumpukan asam laktat akibat kurangnya pasokan oksigen untuk
melakukan glikolisis. Banyak orang yang ketika melakukan pekerjaan yang terlalu berat,
tubuhnya menjadi lelah dan lemas. Seperti pada kasus PBL kali ini, ada seorang anak yang
merakan pegal pada kakinya akibat berlari mengelilingi lapangan basket. Ia adalah seorang anak
kelas 4 SD yang menggunakan otot dalam berlari (terutama otot bagian bawah tubuh). Melalui
makalah ini, diharapkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida dapat mengetahui jenis-jenis
otot, bagaimana mekanisme kerja otot dan juga metabolisme otot, serta dapat mengetahui hal-hal
yang dapat menyebabkan kelelahan otot.
Pembahasan
Sistem Muskular (Otot)
Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan
tubuh. Otot sering dikenal sebagai “daging” tubuh dan tersusun dari banyak dinding organ
berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh. Jaringan otot yang mencapai 40% sampai 50% berat
tubuh, pada umumnya tersusun dari sel-sel kontaktil yang disebut dengan serabut otot. Nantinya,
melalui kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan.1

2
Secara umum, otot memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: serabut mengandung
banyak miofibril yang tersusun dari miofilamen-miofilamen kontraktil, nukleus sel-sel otot
terbentuk dengan baik, sitoplasmanya disebut sarkoplasma, membran selnya disebut sarkolema,
retikulum endoplasma halus disebut retikulm sarkoplasma, dan serabut otot dapat membesar.2
Jenis-Jenis Otot
Berdasarkan struktur dan fungsinya, otot diklasifikasikan atau digolongkan ke dalam tiga
golongan, yaitu: otot polos, otot rangka, dan otot jantung. 2Proses dasar kontraksi pada ketiga
jenis otot tersebut serupa, namun terdapat perbedaan yang penting, perbedaan-perbedaan tersebut
akan dibahas di bawah ini.

Otot Polos
Otot polos adalah otot yang tidak berlurik dan kerjanya involunter (tak sadar). Jenis otot
ini dapat ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada
dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem
sirkulasi dasar.2
Otot polos memiliki ciri-ciri: serabut ototnya berbentuk spindel dengan panjang yang
bervariasi, satu sel otot polos mengandung satu nukleus yang terletak di tengah (sentral), bekerja
secara tidak sadar, kontraksinya kuat dan lamban, serta tidak mudah lelah. Jenis otot ini dapat
berkontraksi tanpa adanya rangsangan saraf (meskipun didberapa tempat di bawah pengendalian
saraf otonimik / tak sadar).3Secara fisiologi, otot polos sangat berbeda dengan otot rangka.
Kontraksinya lambat namun tahan lama, otot polos juga dapat memendek sampai seperempat
panjangya dan dapat membangkitkan kekuatan.2

Gambar 1. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Polos3


Otot Jantung

3
Seperti namanya, otot jantung hanya ditemukan pada jantung. Otot ini bergaris atau
memiliki lurik seperti pada otot lurik. Perbedaanya adalah bahwa serabutnya bercabang dan
saling bersambung satu sama lain. Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan
kontraksi otmatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada atau tidaknya rangsangan saraf. 3Ciri lain
dari otot jantung adalah nukleusnya yang terletak di tengah dan panjangnya yang berkisar antara
85 mikron sampai 10 mikon dan diameternya sekitar 15 mikron, serta bekerja secara tak sadar.2
Gambar 2. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Jantung3
Otot Lurik / Otot Rangka
Otot lurik atau otot rangka merupakan otot volunter
(bekerja secara sadar). Otot rangka melekat pada rangka tubuh
dan bertanggung jawab untuk pergerakan. Jumlah nukleus
banyak dan dapat ditemukan di bawah sarkolema pada bagian
perifer sel (bagian tepi sel). Kontraksi otot rangka lebih cepat
dan kuat namun mudah lelah.2
Lurik yang terdapat pada otot rangka disebabkan oleh struktur protein yang membentuk
otot. Protein ini disebut aktin dan miosin. Nantinya, apabila otot berkontraksi, gambaran lurik
akan menyempit dan ini diperkirakan karena gerakan relatif satu protein terhadap protein yang.2
Otot lurik dikendalikan oleh otak yang sangat cepat reaksinya terhadap berbagai jenis
rangsangan seperti dingin, panas, angin, arus listrik, dan lain-lain.2

Gambar 3. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Rangka3


Otot-Otot Ekstremitas Bawah
Saat melakukan kegiatan berjalan, otot-otot yang bekerja adalah otot-otot yang berada di
daerah ekstremitas bawah. Otot-otot yang ada di tubuh bagian bawah antara lain: quadriceps,
hamstring, gastrocnemius, tibialis anterior, soleus. Secara khusus, kegiatan berlari disokong
oleh M. iliopsoas, M. quadriceps femoris, M. Gluteus maximus, M. Semitendinosus, M. Biceps
femoris, M. gastrocnemius.

4
Gambar 4. Otot-Otot Ekstremitas Bawah4
Mekanisme Kerja Otot
Otot rangka melakukan kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Akibat dari aktivitas
kontraksi dan relaksasi ini, akan timbul pergerakan pada rangka tubuh. Otot tidak pernah bekerja
sendiri, walaupun hanya untuk melakukan gerak paling sederhana. Misalnya saja saat mengambil
pensil, memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan, siku, bahu dan mungkin juga
batang tubuh ketika membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan setiap otot
antagonis harus rileks untuk menghasilkan gerakan yang halus. Kerja harmonis otot-otot disebut
koordinasi otot. 1
Tentu saja, kerja otot tidak lepas dari peran saraf. Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek
yaitu saraf sensorik dan saraf motorik. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot menuju ke
saraf pusat, sementara saraf motoik membawa impuls ke serat otot dari saraf pusat untuk memicu
kontraksi otot. Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam komu anterior substansia
grisea dalam medula spinalis.5

5
Kontraksi Otot
Kontraksi otot dapat terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang sifatnya elektrik, dihantar
ke sel-sel otot secara kimiawi oleh sambungan otot-saraf. Impuls sampai ke sambungan otot-
saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetikolin yang kemudian akan dilepaskan
ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps). Ketika asetikolin yang dilepaskan menempel
pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke
seluruh sel otot.2
Proses ini kemudiaan diikuti dengan pelepasan ion Ca2+ (kalsium) yang berada diantara sel
otot. Ion kalsium akan masuk ke dalam otot dan kemudian mengangkut troponin dan
tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah. Impuls listrik yang menyebar akan
merangsang kegiatan protein aktin dan miosin hingga keduanya akan bertempelan membentuk
aktomiosin. Aktin dan miosin yang saling bertemu akan menyebabkan otot memendek dan
terjadilah peristiwa kontraksi. Kejadian ini akan menyebabkan pergeseran filamen (sliding
filamen) yang berujung pada peristiwa kontraksi.2

Gambar 5. Teori Pergeseran Filamen2


Relaksasi Otot
Apabila berlangsung normal, kontraksi otot akan selalu diikuti dengan relaksasi, yaitu proses
pemulihan sel otot ke keadaan istirahat. Relaksasi otot akan segera terjadi apabila pemberian
rangsangan atau penjalaran impuls ke sel otot dihentikan. Mekanisme relaksasi pada sel otot
mirip dengan proses repolariasi pada sel saraf.2
Secara sederhana, peristiwa relaksasi otot akan terjadi apabila ATP pada kepala miosin telah
habis sehingga miosin tidak lagi dapat berikatan dengan aktin. Relaksasi otot diawali dengan
pengaktifan pompa kalsium yang akan membuat jumlah kalsium turun karena ion kalsium
6
kembali ke dalam plasma. Dengan kembalinya ion kalsium, maka ia tidak lagi berikatan dengan
troponin dan tropomiosin. Hal ini menyebabkan aktin dan miosin kembali berpisah, otot kembali
memanjang, terjadilah relaksasi.2
Metabolisme Kerja Otot
Kontraksi otot sangat bergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber,
yaitu: kretinin fosfat yang disimpan di otot, fosforilasi oksidatif bahan makanan yang disimpan
di atau ke otot, dan glikolisis aerob maupun anaerob. Saat kerja yang dilakukan otot tidak terlalu
berat, serabut otot dapat memenuhi energinya dengan proses aerob (dengan oksigen). Akan
tetapi, apabila kerja yang dilakukan terlalu berat sehingga pasokan oksigen tidak mencukupi,
maka energi akan didapat melalui proses anerob (tanpa oksigen).
Proses aerob dialami saat otot sedang berelaksasi. Pada proses ini, karbohidrat akan
dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan oleh tubuh
akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati serta otot. Selama oksidasi, glikogen
akan menjadi karbondioksida dan air, serta terbentuk 36 adenosin trifosfat (ATP). Nantinya,
apabila otot hendak melakukan kontraksi, ATP akan diubah menjadi adenosin difosfat (ADP).
Hasil sampingan dari proses ini adalah asam laktat.1

ATP (36)

Gambar 6. Proses Aerob6


Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, apabila kerja otot terlalu keras, akan
menyebabkan pasokan oksigen berkurang sehingga penghasilan energi harus melewati proses
anaerob (tanpa oksigen). Pada proses ini, selain ATP yang dihasilkan 18X lebih sedikit (2ATP),
proses anaerob menghasilkan lebih banyak asam laktat. Karena oksigen tidak mencukupi, asam
laktat akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah.1
Keberadaan asam laktat di dalam cairan darah akan merangsang pusat pernapasan
sehingga frekuensi dan kedalaman napas meningkat. Hal ini akan terus berlangsung, sampai
jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan
sempurna dengan mengubahnya menjadi glikogen.

7
Kelelahan Otot
Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: waktu istirahat otot
yang kurang, kontraksi yang terus-menerus; meningkat; atau berlangsung dalam waktu lama,
asam laktat yang meningkat, sumber energi berkurang, dan kerja enzim yang berkurang.
Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot (kontrasi) berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, maka otot dapat kehabisan energi
(ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus
berlangsung hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Produksi
dengan cara anaerob akan membuat penimbunan asam laktat semakin banyak. Asam laktat yang
merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat menyebabkan “pegal linu”
dalam otot ataupun dapat menyebabkan “kecapaian” otot. Kecapaian atau kelelahan otot
biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas dan juga lelah.
Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan enzim-enzim yang ada di
hati. Akan tetapi hanya sekitar 70% asam laktat yang dapat diubah kembali menjadi glukosa oleh
enzim-enzim dalam hati. Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat adalah dengan
menambah pasokan oksigen ke dalam darah. Kebutuhan oksigen yang tinggi akan
mengakibatkan seseorang bernapas dengan terengah-engah.
Pembahasan Kasus
Setelah berlari mengelilingi lapangan basket sebanyak 5 kali putaran, seorang anak kelas 4 SD
merasakan pegal pada kakinya dan diminta oleh guru olah raganya untuk mengambil nafas
panjang dan duduk beristirahat.
Berdasarkan materi yang telah disampaikan diatas, keluhan pegal pada sekujur tubuh
anak tersebut, dikarenakan terjadinya kelelahan otot. Kelelahan otot yang dialami oleh
perempuan ini dikarenakan jumlah asam laktat yang meningkat. Peningkatan asam laktat dapat
terjadi karena perempuan tersebut tidak memberikan waktu istirahat yang cukup pada otot
(terutama otot-otot pada tubuh bagian bawah), padahal hampir setiap waktu otot-otot tersebut
berkontraksi atau melakukan kerja.
Kerja yang terlalu berat pada otot, membuat otot tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan
ATPnya dengan cara aerob. Maka untuk menghasilkan ATP, otot akan melakukannya dengan
jalan anaerob yang justru memberikan lebih banyak hasil sampingan asam laktat, yang kemudian
menjadi penyebab kelelahan otot.

8
Kesimpulan
Keluhan pegal pada kasus, dikarenakan terjadinya penumpukan asam laktat yang
mengakibatkan kelelahan otot sehingga seseorang merasa pegal. Peningkatan asam laktat dapat
terjadi karena tidak ada cukup waktu istirahat dan kerja otot yang terlampau berat.
Daftar Pustaka
1. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002.
2. Sherwood, Laurale. Fisiologi manusia. Ed 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2019.h.297-349.
3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2005.h.15-7.
4. Paulsen H, Waschke J. Atlas anatomi manusia: sobotta. Ed 24. 2019.h.351-4.
5. Cambrigde Communication Limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan penginderaan.
Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.13.
6. Handoko P. Pengobatan Alternatif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2008.h.118.

Anda mungkin juga menyukai