Anda di halaman 1dari 20

KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh:

Kelompok

D IV Keperawatan T.k II Semester 4

 Ni Kadek Aryastuti (P07120214007)


 I Nyoman Sugiharta Dana (P07120214008)
 Ni Putu Epriliani (P07120214010)
 I Gusti Ayu Cintya Adianti (P07120214012)
 I Gusti Ngurah Agung Kusuma Sedana (P07120214015)
 Ni Putu Novia Indah Lestari (P07120214016
 Kadek Poni Marjayanti (P07120214026)
 Ngakan Raka Saputra (P07120214036)
 I Putu Dharma Partana (P07120214038)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

i
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini ada beberapa kesulitan yang penulis
temukan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis,
yang menyangkut masalah Konsep Keperawatan Pariwisata. Untuk itu , pada
kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan anugrah-Nya kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini dan semoga makalah ini dapat
berguna untuk memberikan kontribusi dalam mata kuliah Etika dan Hukum
Keperawatan. Di samping itu penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi kesempurnaannya.

Denpasar, 29 Febuari 2016

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………......... i
KATA PENGANTAR……...…………………………………………... ii
DAFTAR ISI……….. …………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 4
1.1. Latar Belakang…………………………………………….. 4
1.2. Rumusan Masalah……………………………………… 5
1.3. Tujuan…...………………………………………………… 5
1.4. Manfaat…….……....……………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN………….………………………………….. 6
2.1. Pengertian Komunikasi…….……………………………... 6
2.2.Komponen Komunikasi……..………...………………..…. 7
2.3. Hambatan Komunikasi……....…………………………… 7
2.4. Proses Komunikasi……....………………………............. 9
2.5. Diagram Proses Komunikasi……....…………………...... 10
2.6. Prinsip Komunikasi ......................................................... 11
2.7. Model Komunikasi .......................................................... 12
2.8 Aplikasi Komunikasi dalam Askep................................... 14
2.9 Teori Analisa Transaksional.............................................. 16
2.10 Life Position.................................................................... 17
2.11 Penerapan Manajemen Bagi Analisa Transaksional........ 18

BAB III PENUTUP……………………………………….…..……….. 19


3.1. Kesimpulan……....……………………………………… 19
3.2. Saran………………………..………...………………..… 19

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui
upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam keperawatan,
manajemen berhubungan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengaturan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan
pengendalian (controlling) aktivitas-aktivitas upaya keperawatan atau devisi
departemen keperawatan dan dari sub unit departemen. Sedangkan manajemen
keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa
aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kepemimpinan
dan manajemen keperawatan.  Malah sebenarnya, mungkin komunikasi
merupakan konsep yang paling penting dalam hidup. Komunikasi terjadi dalam
setiap tahap proses manajemen, semua dilakukan oleh pimpinan perawatan akan
melibatkan komunikasi baik dengan bawahan, atasan, maupun dengan rekan
yang sejajar posisinya. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap
belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala
yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang
sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam
komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka
yang terjadi adalah “dialog  antara orang satu”. Komunikasi merupakan unsur
yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian
Swansburg (1990), bahwa lebih dari 80% waktu yang digunakan manajer untuk
berkomunikasi, 11% untuk membaca, 9% untuk menulis. Kepler (1980)

4
menyatakan bahwa komunikasi adalah kemampuan yang paling penting dikuasai
oleh seorang pemimpin.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi komunikasi dalam manajemen keperawatan?
2.      Apa komponen komunikasi dan hambatan komunikasi ?
3.      Bagaimana proses komunikasi?
4.      Apa prinsi dari komunikasi?
5.      Apa saja model komunikasi?
6.      Bagaimana aplikasi komunikasi dalam askep ?
8.      Apa yang dimaksud dengan Teori Analisa Transaksaksional (Analisa
Struktural)?
9.      Apa Hubungan Posisi hidup dengan analisa structural?
10.  Bagaimana cara penerapan manajemen bagi analisa transaksional?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
konsep komunikasi pada manajemen keperawatan.

1.4. Manfaat Penulisan


Secara umum penyusunan makalah ini memiliki manfaat sebagai pedoman
dalam memahami konsep manajemen keperawatan khususnya komunikasi dalam
bidang manajemen keperawatan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian komunikasi


Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan
suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima. Berikut definisi komunikasi menurut para ahli :

1. Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan


memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih yang saling
bekerjasama (Tappen,1995)
2. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna
bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan
media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah
orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).
3. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,
informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara


etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus,
dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini
memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang
memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi nonverbal.

6
2.2. Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi
adalah:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan.

2.3. Hambatan komunikasi


Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi
hambatan internal dan hambatan eksternal, yaitu:

1. Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu
yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami
gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi.
Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat
melakukan komunikasi dengan baik.
2. Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya,

7
suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak
berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat
menyebabkan salah pengertian.

Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya Ilmu, Teori,


dan Filasafat Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu :

1. Gangguan

Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat
diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantic.
a. Gangguan mekanik : Gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi
atau kegaduhan yang bersifat fisik.
b. Gangguan semantic : Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan
komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantic tersaring
ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan
mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada
komunikator, akan lebih banyak gangguan semantic dalam pesannya.
Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian.
2. Kepentingan

Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau


menghayati suatu pesan.

3. Motivasi terpendam

Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan
keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan
motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima
dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan
mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya.

8
4. Prasangka

Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu
kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-
apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak
melancarkan komunikasi.
2.4. Proses komunikasi
Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan
verbal (bahasa), dan pesan nonverbal.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang
diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama komunikator
menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini
berarti komunikator memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam
lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini
berarti komunikan menafsirkan lambang yang mengandung perasaan dan
pikiran komunikator.
Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan bahwa
komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator
cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni perpaduan
pengalaman dan pengertian yang diperoleh komunikan. Kemudian Schramm
juga menambahkan, bahwa komunikasi akan berjalan lancara apabila bidang
pengalaman komunikator sama dengan dengan bidang pengalaman
komunikan. Sebagai contoh : si A seorang mahasiswa ingin berbincang-
bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan

9
pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan
lancaraapabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B
yang juga sama-sama mahsiswa. Seandainya si A membicarakan hal tersebut
dengan si C yang yang seorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses
komunikasi tidak akan berjalan lancar.
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi
karenakomunikan sebagai sarana berada di tempat yang relative jauh atau
jumlahnya banyak. Surat, te;epon fax, radiao, majalah, dll merupakan media
yang sering digunakan dalan komunikasi.

2.5. Diagram Proses komunikasi


Semua fungsi manajer melibatkan  proses komunikasi. Proses komunikasi dapat
dilihat pada skema dibawah ini :  

10
     

    

2.6. Prinsip komunikasi manajer keperawatan


1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang
siapa yang akan kena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat.
2. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.

11
Nursalam (2001) mengemukakan prinsip komunikasi seorang perawat
profesional adalah CARE:Complete,Acurte,Rapid,English. Artinya setiap
melakukan komunikasi (lisan/tulisan) dengan teman sejawat atau profesi
kesehatan lain harus memenuhi ketiga unsur diatas. Profil perawat masa depan
yang terpenting adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimal
bahasa inggris.
1. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasidapat diterima
secara akurat, salah satu caranya bertanya / mengulangi pesan yang telah
disampaikan.
2. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang disampaikan
orang lain dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan
yang disampaikan.

2.7. Model komunikasi


1. Komunikasi tertulis

Komunikasi tertulis digunakan untuk mencapai kebutuhan setiap individu/staf,


mengkomunikasikan pelaksanaan pengelolaan.

Menurut asosiasi pendidikan  kesehatan amerika (1998) komunikasi tertulis


dalam sutu organisasi meliputi:

a. Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum menulis


b. Gunakan kata aktif
c. Tulis kata yang sederhana, familier, spesufik dan nyata
d. Atur isi tulisan secara sistematis
e. Jelas

2. Komunikasi secara langsung/verbal

12
Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik
secara formal maupun informal.

Tujuan assertiveness. Perilaku asertif adalah suatu cara komunikasi yang


memberikan kesempatan individu untuk mengekspresikan perasaannya secara
langsung,jujur dan cara yang sesuai tanpa menyinggung perasaan orang lain yang
diajak komunikasi.

Hal yang harus dihindari pasif,agresif.

3. Komunikasi non verbal


Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, pergerakan tubuh, dan
sikap tubuh (body language).
Komunikasi non verbal mengandung arti yang lebih signifikan dibandingkan
dengan komunikasi verbal. Komunikasi non verbal meliputi komponen emosi
terhadap pesan yang diterima atau disampaikan, tetapi akan menjadi sesuatu
yang membahayakan jika komunikasi non verbal diartikan salah tanpa
adanya penjelasan secara verbal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi non verbal:
a. Lingkungan tempat dimana komunikasi dilaksanakan
b. Penampilan sesuatu yang menarik (pakaian, kosmetik)
c. Kontak mata  memberikan makna kesediaan seseorang untuk
berkomunikasi
d. Postur tubuh (gesture) bobot suatu pesan bisa ditunjukkan dengan
menunjukan telunjuknya, berdiri atau duduk
e. Ekspresi wajah 
Komunikasi yang efektif memerlukan suatu respon wajah yang setuju
tehadap pesan yang disampaikan

Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan non verbal, agar
individu (atasan dan bawahan) dapat menerima pesan secara jelas.

13
4. Komunikasi via telepon

Dengan kemudahan sarana komunikasi memungkinkan manajer dapat


merespon perkembangan dan masalah dalam organisasi. Manajer dan semua
staf harus belajar etika bertelepon, serta menghargai setiap menjawab
telepon.

2.8 Aplikasi komunikasi dalam Askep


Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi antara lain:
1. Saat timbang terima (operan)
 Diperlukan komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien, intervensi
yang sudah dilakukan dan yang belum, serta respon pasien
 Perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan
perawat lainnya dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di
dekat pasien
2. Interview / Anamnesa
 Suatu komunikasi dengan tujuan tertentu untuk memperoleh data
tentang keadaan pasien dan melaksanakan tindakan yang akurat
 Merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh perawat kepada
pasien pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan
 Prinsip yang perlu diterapkan perawat dalam komunikasi ini adalah:
1. Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tudak tepat. Ciptakan
suasana yang hangat, kekeluargaan
2. Hindari interupsi / gangguan yang timbul akibat lingkungan yang
gaduh
3. Hindari respon dengan kata hanya “ya dan tidak “ mengakibatkan
komunikasi tidak berjalan dengan baik, perawat kelihatan kurang
tertarik dengan topik yang dibicarakan dan enggan berkomunikasi
4. Jangan memonopoli pembicaraan

14
5. Hindari hambatan personal. Jika sebelum komunikasi perawat
menunjukan rasa tidak senang kepada pasien, maka akan
berdampak pada hasil komunikasi.

3. Komunikasi melalui komputer

 Komputer merupakan alat komunikasi cepat dan akurat pada


manajemen keperawatan saat ini
 Penulisan data-data pasien dalam computer akan mempermudah
perawat lain dalam mengidentifikasi masalah pasien dan 
memberikan intervensi yang tepat.
 Melalui komputer informasi-informasi terbaru cepat didapat
menggunakan internet bila perawat mengalami kesulitan dalam
menangani masalah pasien.

4. Komunikasi tentang kerahasiaan

Perawat sering dihadapkan pada suatu dilema dalam menyimpan


rahasia pasien, disatu sisi perawat membutuhkan informasi dengan
menghubungkan apa yang dikatakan pasien dengan orang lain, di lain
pihak perawat harus memegang janji untuk tidak menyampaikan rahasia
pasien kepada orang lain.

5. Komunikasi melalui sentuhan

 Merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan


perawat
 Sentuhan yang diberikan dapat sebagai terapi/tindakan mandiri
perawat untuk mengatasi masalah pasien

6. Dokumentasi sebagai alat komunikasi

15
Dokumentasi adalah alat yang digunakan dalam komunikasi keperawatan
untuk menvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim
kesehatan lain dan dokumen paten dalam pemberian asuhan  keperawatan
Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah:
1)      Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat
2)      Mengkomunikasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lain
tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan professional
antar perawat dan tim kesehatan lainnya : dokter, ahli gizi,
fisioterapis,dll. (Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen
Keperawatan, 23-12-2009)
2.9. Teori Analisa Transaksional (Analisa Struktural)

Menurut Eric Berne (1960), Analisis transaksional adalah salah satu


pendekatan psikoterapi yang menekankan pada hubungan interaksional, dapat
digunakan untuk terapi individual, terutama untuk pendekatan kelompok.
(dalam Surya Muhamad :2003).
Analisis transaksional terdiri dari teori pengorganisasian kepribadian yang
diterapkan melalui proses analisis struktural, serta dilengkapi dengan interaksi
manusia yang tergambar dalam wacana analisis transaksional. Target yang
ingin dicapai adalah adanya tingkat kesadaran yang membuat seseorang
mempunyai kemampuan mental untuk membuat keputusan-keputusan baru
berkaitan dengan tingkah laku ke depan dan arah yang akan dituju dalam
hidupnya. Konsep teori kepribadian dalam analisis transaksional :
 Status Ego 
 Ego Anak 
Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika
masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa
kanak-kanak. Jika individu melakukan, berperasaan, bersikap seperti yang
individu lakukan pada waktu masih kecil, maka individu tersebut dalam
status ego anak. Setiap individu akan mempunyai pengalaman dan masa

16
kanak-kanak yang berbeda-beda, maka status ego anak untuk setiap individu
akan berbeda. 
 Ego Dewasa
Jika individu bertigkah laku secara rasional, melakukan testing terhadap
realita, maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa.
Pengalaman-pengalaman belajar yang didapatkan antara individu yang satu
dengan yang lain berbeda, mengakibatkan status ego dewasa juga berbeda.
Status ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung jawab,
tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat dari status ego dewasa adalah
obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
 Ego Orang Tua
Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu,
maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dikatakan dalam status ego
orang tua. Oleh karena setiap individu mempunyai pengalaman pendidikan,
sikap, pandangan dan pendapat yang khs dari kedua orang tuanya, maka
setiap individu akan berbeda status ego orang tuanya. Status ego orang tua
merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang
mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku
terhadap dirinya. (Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)
2.10. Life Position (Posisi Hidup)
Belaian meupakan bagian dari suatu perhatian yang melengkapi stimulasi
yang optimal kepada individu. Belaian ini merupakan kebutuhan dalam setiap
interaksi sosial dan menyehatkan. Belaian ini tidak hanya dibutuhkan dan terjadi
pada anak, akan tetapi juga pada masa dewasa dan belaian yang diterima atau
yang diberikan akan menguatkan posisi hidup seseorang.Ada empat dasar posisi
hidup: :
1. I’m OK – You’re OK. Posisi ini merefleksikan bahwa individu mempunyai
kepercayaan terhadap diri sendiri dan percaya pada orang lain. Individu tidak
takut berhubungan dengan orang laiN.

2. I’m OK – You’re not OK. Posisi ini merefleksikan bahwa individu


membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu

17
merasa superior, merasa mempunyai hak untuk mempergunakan orang lain
untuk mencapai tujuan pribadinya.

3. I’m not OK – You’re OK. Posisi ini merefleksikan bahwa individu merasa
tidak terpenuhi kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini merupakan
posisi yang paling umum yang biasa disebut depresif. Individu merasa
bersalah, inferior, depresi, ketidakpercayaan dan rasa takut.

4. I’m not OK – You’re not OK. Posisi ini merefleksikan bahwa dirinya merasa
tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian
yang positif, individu akan menyerah dan merasa tidak berdaya.(Indoskripsi,
Transaksional, 23-12-2009)

2.11 Penerapan Manajemen Bagi Analisa Transaksional


Analisa transaksional memiliki implikasi bagi manajemen keperawatan. Karena
seorang manajer harus mewujudkan sasaran kerja melalui usaha orang lain.
Komunikasi merupakan sarana pelengkap yang dapat berlangsung tak pasti, karena
komunikasi bersilang cenderung mematahkan komunikasi dengan cepat, sehingga
seorang manajer harus menyesuaikan keadaan egonya untuk saling melengkapi
transaksinya dengan supervise.
Manajer sebaiknya sadar bahwa asal semua jawaban anak dan orang tua adalah
posisi yang tidak OK yang memulai kehidupan seseorang. Metode tradisional
pendidikan keperawatan mempengaruhi jenis masalah transaksional tertentu.
Kehausan suatu belaian yang berkepanjangan mendorong permainan, karena
pengadaan belaian negative lebih baik dari pada tidak mendapatkan belaian sama
sekali.
Seringkali perawat mengalami masalah transaksional dengan para dokter. Karena
otoritas yang di berikan pada anggota profesi keperawatan sangatlah rendah sehingga
dokter lebih menguasai / berkuasa.
Analisa transaksional merupakan proses yang dimaksudkan untuk memperkuat
dan mendorong keadaan ego dewasa untuk menguji coba kenyataan dengan lebih
efektif, memperkirakan akibatnya, dan membuat pilihan yang diinformasikan.
(Gillies, Manajemen Keperawatan, 1989, Hal. 245 – 249).

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan teori diatas maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa
salah satu nsure yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan adalah
komunikasi. Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain dapat
mengerti dan menerima.
Dalam manajer keperawatan, komunikasi harus diperhatikan sesuai dengan
konsepnya (komponen, proses, prinsip dan model) agar mendapatkan komunikasi
yang efektif tanpa adanya hambatan

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penyusun dapat memberikan saran
yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu agar
lebih memahami mengenai konsep manajemen dan kepemimpinan keperawatan
terkhususnya pada makalah ini yaitu mengenai komunikasi,  demi mewujudkan
kualitas pelayanan yang baik dengan komunikasi yang baik dalam
pengaplikasiannya di bidang keperawatan.

19
Daftar Pustaka

Gillies, D.A., 1994. Nursing management: a systems approach. (3rd edition).

Philadelphia: WB Saunders Company.

Handoko T. Hani .2002. Manajemen; Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas


Yogyakarta : BPFE.

Nursalam. 2001. Pendekatan praktis metodologi Riset Keperawatan. Jakarta.

Info Medika.

Surya Mohammad, (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani


Quraisy.

Tappen,R.M.1995.Nursing Leadership and Management.3.ed.Philadelphia:F.A.


Davis Company.

20

Anda mungkin juga menyukai