Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan
Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan
Oleh:
Kelompok
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
i
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini ada beberapa kesulitan yang penulis
temukan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis,
yang menyangkut masalah Konsep Keperawatan Pariwisata. Untuk itu , pada
kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan anugrah-Nya kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini dan semoga makalah ini dapat
berguna untuk memberikan kontribusi dalam mata kuliah Etika dan Hukum
Keperawatan. Di samping itu penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi kesempurnaannya.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………......... i
KATA PENGANTAR……...…………………………………………... ii
DAFTAR ISI……….. …………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 4
1.1. Latar Belakang…………………………………………….. 4
1.2. Rumusan Masalah……………………………………… 5
1.3. Tujuan…...………………………………………………… 5
1.4. Manfaat…….……....……………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN………….………………………………….. 6
2.1. Pengertian Komunikasi…….……………………………... 6
2.2.Komponen Komunikasi……..………...………………..…. 7
2.3. Hambatan Komunikasi……....…………………………… 7
2.4. Proses Komunikasi……....………………………............. 9
2.5. Diagram Proses Komunikasi……....…………………...... 10
2.6. Prinsip Komunikasi ......................................................... 11
2.7. Model Komunikasi .......................................................... 12
2.8 Aplikasi Komunikasi dalam Askep................................... 14
2.9 Teori Analisa Transaksional.............................................. 16
2.10 Life Position.................................................................... 17
2.11 Penerapan Manajemen Bagi Analisa Transaksional........ 18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
menyatakan bahwa komunikasi adalah kemampuan yang paling penting dikuasai
oleh seorang pemimpin.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi komunikasi dalam manajemen keperawatan?
2. Apa komponen komunikasi dan hambatan komunikasi ?
3. Bagaimana proses komunikasi?
4. Apa prinsi dari komunikasi?
5. Apa saja model komunikasi?
6. Bagaimana aplikasi komunikasi dalam askep ?
8. Apa yang dimaksud dengan Teori Analisa Transaksaksional (Analisa
Struktural)?
9. Apa Hubungan Posisi hidup dengan analisa structural?
10. Bagaimana cara penerapan manajemen bagi analisa transaksional?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
konsep komunikasi pada manajemen keperawatan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2. Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi
adalah:
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan.
1. Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu
yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami
gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi.
Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat
melakukan komunikasi dengan baik.
2. Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya,
7
suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak
berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat
menyebabkan salah pengertian.
1. Gangguan
Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat
diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantic.
a. Gangguan mekanik : Gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi
atau kegaduhan yang bersifat fisik.
b. Gangguan semantic : Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan
komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantic tersaring
ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan
mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada
komunikator, akan lebih banyak gangguan semantic dalam pesannya.
Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian.
2. Kepentingan
3. Motivasi terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan
keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan
motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima
dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan
mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya.
8
4. Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu
kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-
apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak
melancarkan komunikasi.
2.4. Proses komunikasi
Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan
verbal (bahasa), dan pesan nonverbal.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang
diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama komunikator
menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini
berarti komunikator memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam
lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini
berarti komunikan menafsirkan lambang yang mengandung perasaan dan
pikiran komunikator.
Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan bahwa
komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator
cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni perpaduan
pengalaman dan pengertian yang diperoleh komunikan. Kemudian Schramm
juga menambahkan, bahwa komunikasi akan berjalan lancara apabila bidang
pengalaman komunikator sama dengan dengan bidang pengalaman
komunikan. Sebagai contoh : si A seorang mahasiswa ingin berbincang-
bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan
9
pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan
lancaraapabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B
yang juga sama-sama mahsiswa. Seandainya si A membicarakan hal tersebut
dengan si C yang yang seorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses
komunikasi tidak akan berjalan lancar.
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi
karenakomunikan sebagai sarana berada di tempat yang relative jauh atau
jumlahnya banyak. Surat, te;epon fax, radiao, majalah, dll merupakan media
yang sering digunakan dalan komunikasi.
10
11
Nursalam (2001) mengemukakan prinsip komunikasi seorang perawat
profesional adalah CARE:Complete,Acurte,Rapid,English. Artinya setiap
melakukan komunikasi (lisan/tulisan) dengan teman sejawat atau profesi
kesehatan lain harus memenuhi ketiga unsur diatas. Profil perawat masa depan
yang terpenting adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimal
bahasa inggris.
1. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasidapat diterima
secara akurat, salah satu caranya bertanya / mengulangi pesan yang telah
disampaikan.
2. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang disampaikan
orang lain dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan
yang disampaikan.
12
Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik
secara formal maupun informal.
Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan non verbal, agar
individu (atasan dan bawahan) dapat menerima pesan secara jelas.
13
4. Komunikasi via telepon
14
5. Hindari hambatan personal. Jika sebelum komunikasi perawat
menunjukan rasa tidak senang kepada pasien, maka akan
berdampak pada hasil komunikasi.
15
Dokumentasi adalah alat yang digunakan dalam komunikasi keperawatan
untuk menvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim
kesehatan lain dan dokumen paten dalam pemberian asuhan keperawatan
Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah:
1) Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat
2) Mengkomunikasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lain
tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan professional
antar perawat dan tim kesehatan lainnya : dokter, ahli gizi,
fisioterapis,dll. (Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen
Keperawatan, 23-12-2009)
2.9. Teori Analisa Transaksional (Analisa Struktural)
16
kanak-kanak yang berbeda-beda, maka status ego anak untuk setiap individu
akan berbeda.
Ego Dewasa
Jika individu bertigkah laku secara rasional, melakukan testing terhadap
realita, maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa.
Pengalaman-pengalaman belajar yang didapatkan antara individu yang satu
dengan yang lain berbeda, mengakibatkan status ego dewasa juga berbeda.
Status ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung jawab,
tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat dari status ego dewasa adalah
obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
Ego Orang Tua
Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu,
maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dikatakan dalam status ego
orang tua. Oleh karena setiap individu mempunyai pengalaman pendidikan,
sikap, pandangan dan pendapat yang khs dari kedua orang tuanya, maka
setiap individu akan berbeda status ego orang tuanya. Status ego orang tua
merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang
mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku
terhadap dirinya. (Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)
2.10. Life Position (Posisi Hidup)
Belaian meupakan bagian dari suatu perhatian yang melengkapi stimulasi
yang optimal kepada individu. Belaian ini merupakan kebutuhan dalam setiap
interaksi sosial dan menyehatkan. Belaian ini tidak hanya dibutuhkan dan terjadi
pada anak, akan tetapi juga pada masa dewasa dan belaian yang diterima atau
yang diberikan akan menguatkan posisi hidup seseorang.Ada empat dasar posisi
hidup: :
1. I’m OK – You’re OK. Posisi ini merefleksikan bahwa individu mempunyai
kepercayaan terhadap diri sendiri dan percaya pada orang lain. Individu tidak
takut berhubungan dengan orang laiN.
17
merasa superior, merasa mempunyai hak untuk mempergunakan orang lain
untuk mencapai tujuan pribadinya.
3. I’m not OK – You’re OK. Posisi ini merefleksikan bahwa individu merasa
tidak terpenuhi kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini merupakan
posisi yang paling umum yang biasa disebut depresif. Individu merasa
bersalah, inferior, depresi, ketidakpercayaan dan rasa takut.
4. I’m not OK – You’re not OK. Posisi ini merefleksikan bahwa dirinya merasa
tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian
yang positif, individu akan menyerah dan merasa tidak berdaya.(Indoskripsi,
Transaksional, 23-12-2009)
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan teori diatas maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa
salah satu nsure yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan adalah
komunikasi. Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain dapat
mengerti dan menerima.
Dalam manajer keperawatan, komunikasi harus diperhatikan sesuai dengan
konsepnya (komponen, proses, prinsip dan model) agar mendapatkan komunikasi
yang efektif tanpa adanya hambatan
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penyusun dapat memberikan saran
yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu agar
lebih memahami mengenai konsep manajemen dan kepemimpinan keperawatan
terkhususnya pada makalah ini yaitu mengenai komunikasi, demi mewujudkan
kualitas pelayanan yang baik dengan komunikasi yang baik dalam
pengaplikasiannya di bidang keperawatan.
19
Daftar Pustaka
Info Medika.
20