Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENYUSUI TIDAK EFEKTIF

Satuan Acara Penyuluhan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu


Tugas Promosi Kesehatan yang Dibimbing Oleh:

Ns,Musiana,S.Km.,M.Kes
Disusun Oleh :

Tingkat II Reguler 2

Cahya Zila Asriani 1814401095

PRODI DIII KEPERAWATAN POLTEKKES TANJUNG KARANG


TAHUN AJARAN 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Pembahasan : Menyusui Tidak Efektif
Sub Pokok Pembahasan: Ketidadekuatan Suplai ASI
Sasaran : Pasien Ny. A
Hari/Tanggal : Senin, 16 Maret 2020
Jam/Waktu : 08.00-09.00 (60 Menit)
Tempat : Ruang Delima RSUD Abdul Moeloek
Pemyuluh : Mahasiswa/i Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

A. Analisa Situasi
Menyusui tidak efektif merupakan suatu kondisi dimana ibu dan bayi
mengalami ketidakpuasan atau kesulitan pada saat menyusui (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2016).
Angka pemberian ASI ekslusif di Indonesia masih tergolong rendah.
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan 2017,
pemberian ASI ekslusif di Indonesia hanya 35%. Angka tersebut masih
jauh di bawah rekomendasi WHO (Badan Kesehatan Dunia) sebesar 50%.
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya
beberapa masalah, baik masalah pada ibu ataupun pada bayinya. Pada
sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering
dianggap masalah yang diakibatkan oleh anaknya saja. Masalah menyusui
dapat juga diakibatkan karena keadaan khusus, selain itu ibu sering
mengeluh bayi menangis atau menolak menyusu sehingga ibu
beranggapan bahwa ASInya tidak cukup, atauASInya tidak enak, tidak
baik, sehingga sering menyebabkan ibu mengambil keputusan untuk
menghentikan menyusui (Maryunani, 2015).
Hasil pengkajian kepada Keluarga yang pengalami menyusui tidak
efektif di Rumah Sakit Abdul Moeloek Ruang delima bahwa sebanyak 40%
Keluarga tidak memahami tentang cara menyusui efektif yang baik dan
benar. Keluarga perlu memahami tentang cara menyusui yang efektif
yang baik dan benar. Oleh karena itu perlu di lakukan promosi kesehatan.

B. -Diagnosa Keperawatan
Menyusui Tidak Efektif berhubungan dengan Ketidakadekuatan Suplai
ASI
-Diagnosa Promosi Kesehatan
Kurang Pengetahuan Tentang Menyusui Tidak Efektif dan Cara Menyusui
yang Benar b.d Tidak Familiarnya Diri atau Kurangnya Terpapar
Informasi

C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan promosi kesehatan ini selama 60 menit
diharapkan keluarga ibu menyusui dapat mengetahui menyusui tidak
efektif dan mengetahui bagaimana menyusui yang benar
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan promosi kesehatan ini selama 60 menit
diharapkan keluarga ibu menyusui dapat :
a.Menjelaskan tentang Pengertian Menyusui Tidak Efektif
b.Menjelaskan tentang Penyebaba Menyusui Tidak Efektif
c.Menjelaskan tentang Faktor Menyusui Tidak Efektif
d.Menjelaskan tentang Dampak Menyusui Tidak Efektif
e.Menjelaskan tentang Pengertian Cara Menyusui yang Benar
f.Menjelaskan tentang Manfaat Cara Menyusui yang Benar
g.Menjelaskan tentang Posisi Cara Menyusui yang Benar
h.Menjelaskan tentang Langkah-langkah Cara Menyusui yang Benar
i.Keluarga dapat mendemontrasikan tentang langkah-langkah
menyusi yang benar
D. Isi Materi
a.Pengertian Menyusui Tidak Efektif
b.Menyusui Tidak Efektif
c.Faktor Menyusui Tidak Efektif
d.Dampak Menyusui Tidak Efektif
e.Pengertian Cara Menyusui yang Benar
f.Manfaat Cara Menyusui yang Benar
g.Posisi Cara Menyusui yang Benar
h.Langkah-langkah Cara Menyusui yang Benar
i.Demontrasi tentang langkah-langkah menyusui yang benar
E. Metode
1.Ceramah
2.Tanya jawab
3. Diskusi
4. Demontrasi
F. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
G. Pelaksanaan kegiatan
1. Persiapan:
a. Menyusun SAP dan materi
b. Menyiapkan alat dan bahan
c. Konsul kepada pembimbing
d. Roleplay mandiri

2. Pelaksanaan promosi kesehatan

No Kegiatan Penyuluh Peserta

1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam


(10 menit) memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan
2. Menjelaskan maksud dan dan
tujuan Menyimak
3. Mendengarkan
3. Kontrak waktu dan menyimak
4. Mendengaarkan
4. Menjelaskan tata tertib dan menyimak

2 Kegiatan 1.Menanyakan audience tentang: 1.Menjawab


apersepsi a.Pengertian Menyusui Tidak Efektif pertanyaan dari
(5 menit) penyuluh
b.Menyusui Tidak Efektif
c.Faktor Menyusui Tidak Efektif
d.Dampak Menyusui Tidak Efektif
e.Pengertian Cara Menyusui yang Benar
f.Manfaat Cara Menyusui yang Benar
g.Posisi Cara Menyusui yang Benar
h.Langkah-langkah Cara Menyusui yang
Benar
i.Demontrasi tentang langkah-langkah
menyusui yang benar

2 Isi 1.Menjelaskan materi secara garis besar: Mendengarkan


(25 menit) a.Pengertian Menyusui Tidak Efektif penjelasan,
penyuluh, bertanya
b.Menyusui Tidak Efektif
dan berdiskusi
c.Faktor Menyusui Tidak Efektif
d.Dampak Menyusui Tidak Efektif
e.Pengertian Cara Menyusui yang Benar
f.Manfaat Cara Menyusui yang Benar
g.Posisi Cara Menyusui yang Benar
h.Langkah-langkah Cara Menyusui yang
Benar
i.Demontrasi tentang langkah-langkah
menyusui yang benar

3 Penutup 1. membagikan lembar pertanyaan 1. Menjawab


(10 menit) dan meminta audience menjawab pertanyaan
lembar pertanyaaan 2. Mengucapkan
2. mengumpulkan lembar jawaban terima kasih
audience 3. Membalas salam
3. Membagikan leaflet
4. Menyimpulkan pertemuan
5. Mengucapkan salam

H. Evaluasi
1.Evaluasi Struktural
a. Ruangan yang dipakai kondusif
b. Alat dan sarana yang diperlukan berfungsi dengan baik
c. Petugas dan peserta hadir tepat waktu
d. Penyelenggaraan dilaksanakan di Rsud Abdul Muluk
e. Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi proses
a. Petugas menguasai tugasnya
b. Proaktif sasaran
c. 80% audience dapat menjawab pengertian menyusui tidak efektif
d. 80% audience dapat menjawab 3 dampak menyusui tidak efekktif
3. Evaluasi Hasil
a. Test pada akhir pembelajaran: pre tes dan post tes

b. Jenis : Lisan dan tulis


Respons
No Evaluasi Lisan Audiens Nilai

1 Pengertian menyusui tidak


efektif?
2 Penyebab menyusui tidak efektif?
3 Faktor menyusui tidak efektif?
4 Dampak menyusui tidak efektif?
5 Pengertian cara menyusui yang
benar?
6 Manfaat menyusui yang benar?
5 Posisi dan langkah-langkah
menyusui yang benar?

Lampiran materi penyuluhan : Menyusui tidak efektif dan Ketidaadekuatan


suplai ASI
Menyusui tidak efektif
a.Pengertian
Menyusui tidak efektif merupakan suatu kondisi dimana ibu dan bayi
mengalami ketidakpuasan atau kesulitan pada saat menyusui (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2016). Kegagalan dalam proses menyusui sering
disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu
ataupun pada bayinya. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini,
kegagalan menyusui sering dianggap masalah yang diakibatkan oleh
anaknya saja. Masalah menyusui dapat juga diakibatkan karena keadaan
khusus, selain itu ibu sering mengeluh bayi menangis atau menolak
menyusu sehingga ibu beranggapan bahwa ASInya tidak cukup, atau
ASInya tidak enak, tidak baik, sehingga sering menyebabkan ibu
mengambil keputusan untuk menghentikan menyusui (Maryunani, 2015).

b.Penyebab
Penyebab dari ibu mengalami menyusui tidak efektif yaitu :
a. Ketidakadekuatan suplai ASI
b. Hambatan pada neonatus (misalnya, prematuritas, sumbing)
c. Anomali payudara ibu (misalnya, putting masuk ke dalam)
d. Ketidakadekuatan refleks oksitosin
e. Ketidakadekuatan refleks menghisap bayi
f. Payudara ibu bengkak
g. Riwayat operasi payudara
h. Kelahiran kembar (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
Menurut (Ambarwati & Wulandari, 2010) terdapat beberapa masalah yang
menyebabkan ibu enggan untuk menyusui bayinya yaitu :

c.Faktor Yang Mempengaruhi


Menurut (Kusumaningrum, Maliya, & Hudiyawati, 2016) faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi ibu mengalami menyusui tidak efektif yaitu :
a. Faktor internal
1.Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari pengamatan seseorang melalui panca
indera terhadap suatu objek tertentu meliputi pengelihatan, penciuman,
pendengaran, perabaan, dan perasa (Notoatmodjo, 2007). Ibu yang
memiliki tingkat pengetahuan kurang biasanya akan kurang mengetahui
tentang manfaat serta pentingnya pemberian ASI sejak dini, sehingga
menyebabkan ibu untuk enggan menyusui bayinya. Pengetahuan seorang
ibu mengenai pemberian ASI merupakan salah satu faktor terpenting
dalam kesuksesan proses menyusui.
2.Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan untuk pemberian ASI kepada bayinya. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka akan semakin besar peluang ibu untuk
menerima informasi mengenai pentingnyan manfaat pemberian ASI
kepada bayinya, sebaliknya jika pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap ibu terhadap pemberian ASI kepada
bayinya.
3.Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu alasan yang sering diungkapkan pada ibu
yang tidak menyusui bayinya. Pada zaman sekarang ini, banyak wanita
yang lebih memilih mengembangkan karirnya dalam bidang ekonomi
daripada mengurus rumah tangganya atau bekerja dirumah. Adanya
peran ganda seorang ibu baik sebagai ibu rumah tangga atau pekerja,
akan menimbulkan ketidakseimbangan hubungan antara ibu dengan
anaknya. Seorang ibu yang mempunyai bayi baru lahir memiliki tanggung
jawab besar terhadap bayinya, dimana kebutuhan bayi baru lahir ini harus
mendapatkan ASI sampai berusia enam bulan yang artinya seorang ibu
harus siap setiap saat dalam menyusui bayinya.
4.Kondisi Kesehatan Ibu
Kesehatan ibu dapat mempengaruhi dalam proses menyusui. Seorang ibu
tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya ketika ibu dalam keadaan
sakit, seperti misalnya ibu menderita penyakit hepatitis, AIDS, dan TBC,
maka ibu memerlukan bantuan dari orang lain untuk membantu mengurus
bayinya serta rumah tangganya, karena ibu harus memerlukan lebih
banyak waktu untuk beristirahat. Hal inilah yang dapat mempengaruhi ibu
tidak dapat menyusui secara efektif.
b. Faktor eksternal
1. Orang penting sebagai referensi keluarga
Orang penting seperti suami ataupun keluarga biasanya dapat
mempengaruhi perilaku ibu dalam menyusui. Bila orang tersebut sangat
dipercayai dalam kehidupannya maka apapun yang orang tersebut
katakan atau perbuat segera diikuti dan dicontoh, seperti misalnya dalam
pemberian ASI, maka dukungan dari keluarga sangat diperlukan dalam
proses kelancaran pemberian ASI pada bayi.
2.Sosial ekonomi
Sosial ekonomi dalam keluarga dapat memengaruhi kemampuan keluarga
untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Biasanya, keluarga yang
memiliki penghasilan kurang akan lebih memahami tentang pentingnya
menyusui dan memberikan ASI kepada bayinya dari baru lahir hingga
berusia enam bulan, sebaliknya jika keluarga tersebut berpenghasilan
yang lebih akan memiliki peningkatan daya tarik dalam pembelian sesuatu
yang dianggapnya lebih praktis, seperti misalnya pemberian susu formula.
3.Pengaruh iklan susu formula
Semakin meningkatnya promosi terhadap susu formula atau yang biasa
disebut dengan pendamping ASI (PASI) maka ibu akan lebih banyak
mendapatkan informasi mengenai keunggulan produk susu tersebut yang
menyebabkan ibu berpikiran bahwa pemberian susu formula dianggap
sama bahkan lebih praktis dan dapat membantu ibu mempermudah
proses pemberian nutrisi kepada bayinya, sehingga tidak menutup
kemungkinan ibu enggan untuk menyusui bayinya.
4.Budaya
Nilai-nilai, kebiasaan, perilaku, serta penggunaan sumber-sumber dalam
masyarakat akan menghasilkan suatu kebudayaan pada daerah setempat.
Kebudayaan tersebut terbentuk dalam waktu yang cukup lama.
Kebudayaan tersebut selalu berubah baik cepat maupun lambat sesuai
dengan peradaban umat manusia (Notoatmodjo, 2007). Kebudayaan yang
berlaku pada suatu daerah akan mempengaruhi keberhasilan dalam
proses menyusui atau pemberian ASI. Adanya budaya yang memberikan
makanan atau minuman kepada bayi yang baru lahir dapat menggagalkan
keberhasilan dalam pemberian ASI secara eksklusif dan dapat menganggu
kesehatan bayi.

d.Dampak Tidak Menyusui


Dampak yang dapat ditimbukan bila tidak menyusui, diantaranya :
a.Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit baik bagi ibu maupun bayi
Menyusui dapat mencegah sepertiga kejadian infeksi saluran pernapasan
atas (ISPA), kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah
pada bayi premature dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada
ibu, risiko kanker payudara juga dapat menurun 6-10% (Fadhila et al.,
2016). Jika air susu ibu tidakdiberikan kepada bayi secara adekuat
bersamaan dengan bertambahnya sekresi air susu tersebut, maka akan
terjadi penumpukan air susu di dalam alveoli yang secara klinis tampak
payudara membesar.
Payudara yang membesar dan berisi penumpukan air susu tersebut dapat
mengakibatkan abses, gagal menyusui dan rasa sakit. Jika hal ini terjadi
secara terus-menerus dengan tidak mengosongkan ASI sebagai
penatalaksanaan penyembuhan, maka akan terjadi keparahan dan
menyebabkan ibu mengalami penyakit kanker payudara (Mansjoer, A.,
Suprohaita, Wardhani, W.L., Setiowulan, 2005).
b.Biaya kesehatan untuk pengobatan Pemberian ASI dapat mengurangi
kejadian
diare dan pneumonia sehingga biaya kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta
USD atau 3 triliun tiap tahunnya (Fadhila et al., 2016).
c.Kerugian kognitif seperti hilangnya pendapatan bagi individual
Pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan IQ anak, potensi untuk
mendapatkan pekerjaan kedepannya lebih baik, karena anak tersebut
memiliki fungsi kecerdasan tinggi. Tentunya hal ini akan meningkatkan
potensi mendapatkan penghasilan yang lebih optimal (Fadhila et al.,
2016).
d.Biaya susu formula
Penghasilan seseorang hampir 14% habis digunakan untuk membeli susu
formula bayi berusia kurang dari 6 bulan. Jika dari mereka mampu
memberikan ASI eksklusif selama bayi baru lahir hingga berusia dua
tahun, penghasilan orangtua dapat dihemat sebesar 14% (Fadhila et al.,
2016).

Cara Menyusui yang Benar

e.Pengertian
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004).

Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat
kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi
perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam,
sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini
baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian
besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi
makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30).

f.Manfaat
a.Puting susu tidak lecet
b.Perlekatan menyusu pada bayi kuat
c.Bayi menjadi tenang
d.Tidak terjadi gumoh

g.Posisi

1) Posisi Dekapan

Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu
memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam
dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu
berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).

2) Posisi Football hold

Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki
payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil
ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan.
Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk
menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).

3) Posisi Berbaring

Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba
pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan
sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35)

h.Langkah-langkah

1. Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes


2. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu
3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).
4. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat
sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu).
6. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi
berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan
bawah ibu
7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di
depan, kepala bayi menghadap payudara
8. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan
pada garis lurus
9. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan
jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu
dan areolanya
10.Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh
pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi
11.Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan
dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan
puting susu serta sebagian besar areola ke mulut bayi)
12.Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak
memegang atau menyangga payudara
13.Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
14.Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan
ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
15.Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan
sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan
sendirinya
16.Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak
dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk
perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa
tunggu 10 – 15 menit) ATAU Bayi ditengkurapkan dipangkuan

i.Demonstrasikan langkah-langkah menyusui yang benar


DAFTAR PUSTAKA

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan indikator diagnostik.edisi 1

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definis dan tindakan keperawatan edisi 1

Roito, J. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.

Jakarta: EGC

https://mediaindonesia.com/read/detail/175814-pemberian-asi-eksklusif-di-indonesia-hanya-
35

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2261/3/BAB%20II.pdf

https://mediaindonesia.com/read/detail/175814-pemberian-asi-eksklusif-di-indonesia-hanya-
35

Anda mungkin juga menyukai