Anda di halaman 1dari 4

TEKNOLOGI TELEPORTASI DALAM AL QUR'AN.

Sebelumnya admin ucapkan banyak terima kasih kepada saudara sekalian


baik muslim maupun non muslim yang turut mendoakan kesembuhan anak
kami yang kami share di postingan sebelum ini.
Alhamdulillah.. putri kami sudah melewati masa kritis dan 3 hari yang lalu
sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit.
Seperti yang telah menjadi nazar kami selaku admin akan share artikel
sesegera mungkin setelah kesembuhan anak kami.
Silahkan di pahami dengan seksama, mudah-mudahan Allah memberi petunjuk
untuk selalu istiqomah di jalanNya dalam menggali logika yang tercantum
dalam Al Qur’an. Amin.
Berikut ulasan artikelnya;
Catatan sejarah mengenai pertemuan antara Nabi Sulaiman dengan Ratu
Saba’ menjadi jelas dengan penelitian yang dilakukan negeri tua Saba’ di
Yaman Selatan. Penelitian yang dilakukan ter-hadap reruntuhan
mengungkapkan bahwa seorang “ratu” pernah hidup di kawasan ini antara
tahun 1000-950 SM dan melakukan perjalanan ke utara (ke Yerusalem). Nabi
Sulaiman meminta salah seorang asistennya untuk membawa singgasana
(istana) Ratu Balqis dari Kerajaan Saba’ di Yaman ke Palestina, sebelum
pemiliknya tiba.
Berkatalah seseorang yang mempunyai ilmu Al-Kitab: “Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. (QS An-Naml [27]:40.
Menurut (Tauhid Nur Azhar & Eman Sulaiman, dalam bukunya Ajaib Bin Aneh:
52), pemindahan tahta Ratu Balqis dari Yaman ke Palestina yang berjarak
sekitar 1500 mil ini dapat disebut quantum teleportation, yaitu proses
pemindahan suatu benda dengan memanfaatkan keacakan tempat tanpa
terkena jarak. Bagaimana hal ini terjadi?
Menurut Albert Einstein, kecepatan tertinggi dalam dunia relatif adalah
kecepatan cahaya yang berjarak tempuh 299,792,458 meter/detik. Seandainya
semua partikel dapat diubah menjadi kecepatan cahaya, kecepatan
tempuhnya pun akan menyamai kecepatan cahaya.
Permasalahannya, apakah seseorang itu bisa mengubah karakter dirinya
menjadi karakter menyerupai cahaya? Rupa-rupanya asisten Nabi Sulaiman
ini memiliki kemampuan untuk mentransformasi karakter partikel singgasana
Ratu Balqis.
Ada dua cara yang mungkin ia lakukan-sebetulnya masih menjadi hipotesis
para ahli fisika. Pertama, dipapari medan magnet yang sangat kuat sehingga
semua partikel singgasana tersebut berubah karakter. Contoh konkretnya
terlihat dalam proses fusi nuklir dan cahaya matahari. Di dalamnya terdapat
reaksi fusi yang melibatkan energi sangat kuat. Prinsip ini digunakan dalam
teori quantum teleportation di film Star Trek. Mr. Spock (partikel-partikel
selnya) diubah, dibuat berputar lebih cepat, didekoding dan ditransfer ke
tempat tujuan.
Sesampai di sana, ia di-encoding sehingga bisa utuh kembali. Hal yang sulit
dilakukan adalah bagaimana proses meng-encoding dan menjadikan hal
tersebut dilakukan, sehingga tidak terjadi perubahan struktur pada benda
yang dikirimnya. Itulah kelebihan teknologi pada zaman Nabi Sulaiman.
Cara kedua, asisten Nabi Sulaiman ini mampu memasuki sebuah dimensi di
mana ruang dan waktu tidak lagi menjadi pembatas. Mungkin, inilah yang
dinamakan dimensi malaikat. Dengan cara ini, suatu benda bisa berpindah
dan dipindahkan tanpa terhalang jarak dan waktu. Agar bisa memasuki
dimensi ini, boleh jadi ada kata kunci atau password untuk membukannya.
Password ini sampai sekarang belum kita temukan. Namun, kita tak
berasumsi bahwa gerbang dimensi itu ada pada persepsi. Artinya, keyakinan
atau persepsi, kita menyebutnya kualitas keimanan, bisa membawa
seseorang, memasuki dimensi yang tidak terkait oleh jarak dan waktu.
Wallaahu a’lam.
(Gambaran umumnya seperti di film anime Naruto di mana salah satu tokoh
bernama Obito Uchiha yang punya jurus “kamui” yaitu teknik memindahkan
benda ke dimensi lain. –Admin,)
Sebagai catatan. Pada tahun 1993, ide tentang teleportasi berpindah dari
ranah fiksi ilmiah ke dalam dunia nyata. Ini terjadi ketika fisikawan Charles
bennet dan tim peneliti dari IBM mengkonfirmasikan bahwa teleportasi
kuantum adalah mungkin, tapi hanya jika objek asli yang dipindahkan di
hancurkan. Pencerahan ini pertama di singgung oleh Bennet pada saat annual
meeting American Physical Society (APS) pada Maret 1993, diikuti dengan
tulisannya tentang Physical review letters pada tanggal 29 Maret 1993. Sejak
saat itu, eksperimen menggunakan photons telah membuktikan bahwa
teleportasi kuantum adalah mungkin.
Pada tahun 1998, ahli fisika di California Institute of technology (Caltech),
bersama dengan tim dari eropa, mengubah ide IBM menjadi kenyataan dengan
sukses men-teleportasikan photon, partikel energi yang dalam cahaya. Grup
Caltech berhasil membaca struktur atom dari photon, mengirimkan informasi
ini melewati 3,28 kaki (kira-kira 1 meter) kabel koaksial dan menciptakan
replikanya. Sesuai perkiraan, photon asli tidak lagi eksis setelah replica di
buat.
Eksperimetn selanjutnya, tim Caltech berhasil mengatasi prinsip
ketidakpastian Heisenberg, rintangan terbesar dalam teleportasi objek yang
lebih besar dari photon. Prinsip ini mengatakan bahwa anda tidak dapat
mengetahui lokasi dan kecepatan partikel secara bersama-sama. Tapi jika
anda tidak dapat mengetahui posisi suatu partikel, lalu bagaimana anda men-
teleportasikannya? Untuk men-teleportasikan photon tanpa melanggar prinsip
Heisenberg, ahli fisika Caltech menggunakan sebuah fenomena yang di sebut
Entanglement.
Teleportasi adalah proses untuk menguraikan sebuah objek menjadi atom dan
menyusunnya kembali di tempat lain. Pada Juni 2002 lalu, seorang ahli fisika
Australia, Ping Koy Lam, melakukan teleportasi sinar laser. Sinar laser yang
terdiri atas miliyaran foton, oleh Lam diukur kecepatan pertikel, bentuk, dan
polarisasinya, untuk kemudian dibentuk ulang menggunakan sekumpulan
foton di tempat lain. Lam meramalkan bahwa lima tahun ke depan, seseorang
bisa melakukan teleportasi atom atau molekul. Lalu, bagaimana dengan
teleportasi manusia? Cerita akan lain. Pasalnya, tubuh manusia terdiri tas 10
pangkat 28 molekul atom atau lebih dari satu triliun atom, sehingga sangat
sulit diuraikan untuk kemudian di susun kembali di tempat lain, walaupun hal
ini bisa saja terjadi.
--------------
CATATAN ADMIN:
Bisa di bilang memindahkan objek ke dimensi lain dalam jarak jauh adalah hal
yang mustahil dan sama sekali tidak masuk akal.
Katakanlah, jaman dulu cara berfikir orang yang “maaf” primitif tak akan
pernah menjangkau dan hanya menerka atau sekedar percaya tanpa tahu
ilmunya.
Kini, di jaman teknologi dimana ilmu fisika berkembang jauh dari peradaban.
Di jaman kita saling mengirimkan objek suara melalui handphone tanpa batas
jarak. Dan di mana kita pun bisa berkomunikasi visual lewat video call adalah
hal biasa.
Lihatlah orang-orang dari seluruh penjuru dunia, Korea, Arab Saudi,
Hongkong, Mesir, Palestina, Jepang, Amerika, dll saling berkomunikasi tanpa
terhalang jarak. Bukankah semua itu hal mustahil & tidak masuk akal suara
kita bisa di dengar oleh orang di Negara lain yang jauhnya ribuan kilometer??
Lalu, apa bedanya seandainya suatu saat nanti di ciptakan alat teleportasi
mengirimkan objek nyata ke tempat yang jauh? Masihkah kurang masuk akal
atau kurang penjelasan?
Sama halnya saat Rasulullah Isra’ Mi’raj dari Masjidil Haram (mekah) ke
Masjidil Aqsha (Palestina) lalu naik ke Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke
Masjidil Haram hanya dalam waktu semalam.
Begitu pula tentang akhirat…..di mana kita berpindah ke dimensi lain setelah
kita meninggal.
Apakah kita juga tidak mempercayai adanya kehidupan dimensi lain setelah
kita wafat? Itu artinya kita masih berfikir “Primitif”.
Semua bisa di jelaskan dengan ilmu.
Cobalah renungkan saat kita tidur pun kita bermimpi dan berpindah sejenak
ke alam dimensi mimpi. Karena itulah mari sejenak kita pikirkan dan
renungkan. Bila memang akhirat tujuan terakhir kita… apa bekal kita untuk
menggapainya??????
Untuk postingan selanjutnya Insya Allah admin akan share artikel tentang
kenapa ada orang yang masuk Surga dan ada juga yang masuk Neraka?
Bukankah Allah Yang Maha Mengatur Segalanya yang tahu nasib seseorang
sebelum Dia menciptakannya, bahkan sebelum di tiupkan ruh ke dalam
janin?? Apa mungkin Allah “tidak adil” dengan memberi nasib baik dan nasib
buruk sekehendakNya? Apa mungkin Allah “tidak mengasihi” manusia hingga
sebagian besar manusia masuk ke dalam Neraka??
Pertanyaan tentang kehendak Tuhan yang mungkin tak akan di temukan
jawabannya di agama manapun melainkan Islam dan Al Qur’an pun
menjawabnya!
Temukan jawabannya di artikel mendatang tentunya dengan memakai
pemaparan “LOGIKA” yang pastinya “harus” masuk akal. Insya Allah akan
menambah keimanan kita.
Mohon juga doa’kan admin meski dalam keterbatasan waktu supaya tetap
bisa mengelola fanpage ini agar tetap aktif dan mari bersama-sama berfikir,
belajar pengetahuan tentang kebesaran Allah S.W.T. Amin.
Terima kasih sudah berkunjung/bersilaturahmi.
Silahkan di share untuk saudara-saudara kita yang belum tahu dan ingin
belajar bersama tentang bukti-bukti sains & logika akan Firman Allah dalam
Al Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai