Anda di halaman 1dari 41

Contoh Teks Observasi Singkat - Nyamuk Aedes Aegypti

via pinterest.com
Berikut ini merupakan contoh teks observasi singkat mengenai nyamuk aedes aegypti
yang dapat menyebabkan penyakit demam berdarah, chikungunya, demam zika serta
demam kuning.

Judul
Mengenal Nyamuk Aedes Aegypti
Pendahuluan
Nyamuk Aedes Aegypti betina merupakan serangga yang mampu menularkan
beberapa penyakit seperti dengue (demam berdarah), chikungunya, demam zika, dan
demam kuning.

Kenapa nyamuk yang betina berbahaya?

Karena semua jenis nyamuk yang berjenis kelamin betina membutuhkan darah
(binatang lain dan manusia) untuk bertelur. Oleh sebab itu, kehadiran nyamuk jenis
yang satu ini harus sangat diwaspadai.

Teks observasi ini akan melaporkan beberapa hal mendasar untuk mengenali seluk
beluk nyamuk aedes aegypti.
Isi
Ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypti
1. Bentuk Tubuh Nyamuk Aedes Aegypti
Mengenali nyamuk Aedes Aegypti tidaklah sulit. Nyamuk ini berukuran kecil dan
ramping, berwarna hitam dengan belang dan bercak putih disekujur tubuhnya hingga di
jari-jari kakinya.

2. Habitat Nyamuk Aedes Aegypti


Nyamuk Aedes Aegypti secara alami tinggal di daerah lembab dan teduh seperti kebun
dan rerumputan. Namun nyamuk ini juga bisa bersarang di dalam rumah dan
bersembunyi di tempat yang lembab dan kurang mendapatkan sinar.

Nyamuk Aedes Aegypti akan bertelur di air yang jernih seperti di bak mandi,
penampungan air yang tak tertutup, atau di genangan air sekitar rumah dan kebun.

3. Perilaku Nyamuk Aedes Aegypti


Nyamuk Aedes Aegypti jantan hanya menghisap air di dedaunan dan sari bunga untuk
bertahan hidup. Sementara yang betina membutuhkan darah agar bisa memproduksi
telur.

Jadwal makan nyamuk Aedes Aegypti betina ini adalah pagi hari dan sore hari, namun
ada kalanya nyamuk ini akan tetap mencari mangsa hingga malam hari jika di pagi dan
sore hari belum menghisap darah.

Umumnya, nyamuk Aedes Aegypti akan berusia 2-3 minggu saja. Namun nyamuk ini
juga bisa bertahan hidup hingga dua bulan lamanya.

Nyamuk betina yang tak menghisap darah tak akan menghasilkan telur dan mereka
masih tetap bisa bertahan hidup seperti nyamuk jantan dengan menghisap air dan sari
bunga.

Bila kita pada pagi atau sore hari beraktifitas di kebun yang lembab dan tiba-tiba ada
serombongan nyamuk belang putih menyerang, bisa dipastikan nyamuk-nyamuk
tersebut merupakan nyamuk Aedes Aegypti betina yang sedang menunggu mangsa.

Kadangkala sangat susah untuk mendeteksi kedatangan nyamuk ini karena ketika
nyamuk Aedes Aegypti menggigit kulit manusia, gigitan tersebut tidak akan terasa dan
akan menjadi gatal beberapa menit setelah gigitan.

Bekas gigitan nyamuk tersebut adalah bentolan kecil yang disusul dengan bintik merah
di kulit yang tidak akan lekas hilang dalam beberapa jam (bahkan hari).

Jika nyamuk Aedes Aegypti yang menggigit manusia membawa virus penyakit, maka
bekas gigitan tersebut tidak akan hilang sebelum tubuh manusia melakukan
perlawanan terhadap virus tersebut.
Jika daya tahan tubuh manusia sedang dalam kondisi buruk, maka sangat mungkin
tubuh tersebut akan mengalami demam seperti dengue, demam kuning, chikungunya,
dan demam zika (tergantung jenis virus yang dibawa dan ditularkan oleh nyamuk
tersebut).

Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti


Nyamuk Aedes Aegypti tidaklah sulit untuk diberantas, yakni dengan melakukan cara-
cara berikut ini:

1. Fogging; cara ini efisien untuk membunuh nyamuk secara masal, namun banyak
juga dampak buruknya seperti bikin binatang lain ikut mati dan bikin sesak nafas.
2. Mengubur barang bekas yang berpotensi menyimpan air.
3. Menutup tempat-tempat penampungan air dan tempat-tempat yang tergenang
air.
4. Menguras bak mandi.
5. Menggunakan obat nyamuk (bakar, semprot, elektrik).
6. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan dalam dan luar rumah.

Kesimpulan
Nyamuk Aedes Aegypti tidak bisa disepelekan karena dampak yang mungkin terjadi
bisa sangat berbahaya. Oleh karenanya, nyamuk ini harus terus menerus diperangi
agar terputus mata rantainya.

Membasmi nyamuk memang mudah, namun untuk tetap konsisten dan disiplin untuk
melakukannya itulah yang sulit sehingga nyamuk ini akan muncul kembali.

Teks Laporan Hasil Observasi Alam - Hutan Pinus dan Danau


Ranu Gumbolo di Pagerwojo
via pinterest.com
Teks laporan hasil observasi alam di bawah ini membahas tentang obversasi hutan
pinus dan danau ranu gumbolo yang berada di kecamtan Pagerwojo, Tulungagung.

Judul
Observasi Hutan Pinus dan Danau Ranu Gumbolo di Pagerwojo
Pendahuluan
Pagerwojo merupakan salah satu kecamatan di Tulungagung yang daerahnya
merupakan perbukitan dengan pemandangan alam yang sejuk dan asri.

Pemukiman penduduk di wilayah ini bisa dibilang masih jarang dan sebagian besar
wilayahnya merupakan hutan jati, pinus, dan area persawahan.

Di pagerwojo terdapat satu tempat wisata yang khas, yakni waduk wonorejo.

Di sekitar area tersebut terdapat sebuah danau, yakni Ranu Gumbolo, yang menjadi
satu dengan waduk dan di sekitar danau tersebut merupakan hutan pinus yang tertata
rapi.

Oleh sebab itu, pemandangan alam di sekitar danau Ranu Gumbolo tidak sepenuhnya
alami, melainkan banyak mendapat campur tangan dari warga setempat dan
pemerintah daerah.

Isi
Awal Mula Kawasan Ranu Gumbolo di Ciptakan
Ranu Gumbolo merupakan obyek wisata buatan yang dirintis sejak tahun 2015.
Dulunya danau ini merupakan bagian dari waduk Wonorejo.

Sebelum dibangun beberapa fasilitas sederhana, tempat ini merupakan tempat yang
hanya dikunjungi oleh para pemancing. Selain kawasannya yang rindang dan sejuk,
ikan di wilayah ini juga sangat banyak.

Di namai sebagai Ranu Gumbolo hanya karena kawasan ini mirip dengan Danau Ranu
Kumbolo di gunung Semeru.

Dengan ditetapkanya sebagai destinasi wisata baru, ada dampak positif dan negatif
bagi ekosistem di wilayah tersebut.

Sebelumnya, wilayah ini merupakan hutan pinus yang sepi dan belum tertata rapi.
Hewan-hewan seperti burung, mamalia kecil dan reptil seperti ular masih sering terlihat.

Namun setelah resmi menjadi obyek wisata dan mulai ramai didatangi pengunjung,
lokasi ini menjadi tertata rapi, memiliki beberapa fasilitas, rute yang nyaman, dan tak
lagi tampak binatang liar berkeliaran kecuali ikan-ikan yang ada di tepi perairan.

Rute Menuju Lokasi


Lokasi Danau Ranu Gumbolo tidaklah sulit untuk ditemukan.

Dari kota Tulungagung, para pengunjung bisa menempuh jalur ke barat untuk menuju
Pagerwojo.

Setelah masuk kawasan Pagerwojo, pengunjung akan dengan mudah menemukan


pintu masuk menuju waduk Wonorejo karena letaknya persis di pinggir jalan utama.

Setelah memasuki gapura masuk wilayah waduk Wonorejo, pengunjung bisa


mengambil jalan lurus hingga nanti akan bertemu dengan sebuah pertigaan.

Jika ke arah kiri maka pengunjung akan sampai di waduk Wonorejo dan sebaliknya jika
diambil arah ke kanan maka pengunjung akan sampai di danau Ranu Gumbolo.

Tidak ada harga tiket masuk untuk menikmati keindahan alam di area ini, namun jika
pengunjung menggunakan beberapa fasilitas yang tersedia seperti perahu, parkir,
rumah pohon dan kursi santai, pengunjung akan dikenakan biaya dengan harga yang
sangat terjangkau.

Yang menarik sebetulnya tak hanya spot wisata danau Ranu Gumbolo saja, namun
sepanjang perjalanan menuju area tersebut pengunjung bisa menikmati pesona hutan
pinus.

Sepanjang pinggir jalan bisa dijadikan tempat tongkrongan karena hampir semuanya
merupakan tempat yang rindang dan sejuk.
Jenis Satwa dan Tanaman
Mayoritas tanaman yang ada di kawasan ini adalah pohon jati, cemara dan pinus.

Khusus pohon pinus merupakan pohon yang cara penanamannya sangat rapi karena
selain ditujukan sebagai pemandangan, pohon tersebut juga disadap getahnya oleh
penduduk setempat.

Selain pepohonan tersebut, jenis tanaman selebihnya adalah tanaman liar, semak-
semak, dan beberapa tanaman khas a la pegunungan wilis.

Beberapa satwa yang terdapat di daerah ini adalah berbagai jenis burung termasuk
burung elang, mamalia kecil seperti musang, kucing hutan, tupai dan binatang reptil
seperti ular dan biawak.

Konon di daerah tersebut dikatakan bahwa beberapa kali terjadi penampakan seekor
ular pyton raksasa yang menyeberangi danau. Tentu hal tersebut merupakan
pemandangan langka.

Lambat laun binatang-binatang tersebut mulai berkurang dan beberapa diantaranya


seperti burung elang sudah enggan menampakkan diri lagi karena banyaknya pemburu
yang berburu binatang di daerah tersebut.

Kesimpulan
Pembangunan kawasan wisata baru danau Ranu Gumbolo membawa dua hal postitif
dan negatif.

Positifnya adalah warga setempat mendapatkan sumber pemasukan tambahan. Selain


itu, area Ranu Gumbolo juga menjadi lebih rapi, bersih, indah serta memiliki beberapa
fasilitas meski masih sederhana.

Sementara itu dampak negatifnya, area Ranu Gumbolo yang dulunya merupakan
rumah bagi aneka satwa baik udara, air, dan darat telah berubah dan ramai dikunjungi
orang sehingga satwa-satwa tersebut harus pergi ke tempat lain.

Dengan kata lain, pembangunan danau Ranu Gumbolo telah menghilangkan habitat
beberapa jenis satwa yang ada di situ.

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Tentang Keindahan


Alam - Goa Gong Pacitan
via pinterest.com
Berikut ini merupakan contoh teks laporan hasil observasi tentang keindahan alam goa
gong yang berada di kota Pacitan, Jawa Timur.

Judul
Keindahan Goa Gong Pacitan
Pendahuluan
Goa Gong merupakan salah satu tempat pariwisata unggulan yang terletak di Kota
Pacitan, Jawa Timur.

Yang membuat goa ini tampak istimewa adalah keindahan stalaktit dan stalagmit yang
terbentuk secara alami sejak ratusan juta tahun yang lalu bersamaan dengan
terbentuknya goa itu sendiri.

Konon, guratan stalaktit dan stalagmit di goa gong ini merupakan yang terindah se Asia
Tenggara sehingga Goa Gong dinobatkan sebagai goa terindah.

Goa ini bernama Goa Gong bukan tanpa alasan karena pada bagian akhir atau ujung
dari goa ini terdapat batu besar yang apabila dipukul-pukul dengan menggunakan
tangan akan menghasilkan bunyi yang menggema layaknya sebuah gong yang dipukul.

Dulunya, sebelum menjadi tempat wisata, Goa Gong merupakan goa yang keramat
karena dipergunakan sebagai tempat semedi.
Namun lambat laun cerita akan keindahan goa tersebut mulai tersebar dan membuat
banyak orang penasaran untuk menikmati keindahannya hingga kemudian goa tersebut
dikelola sebagai tempat wisata.

Untuk menuju ke sana bisa menggunakan 2 jalur alternatif, yakni perjalanan melalui
Pracimantoro dan perjalanan melalui Kota Pacitan yang berjarak kurang lebih sekitar 30
km dari goa tersebut.

Goa Gong itu sendiri terletak berdekatan dengan Pantai Klanyar sehingga umumnya
para wisatawan akan mengunjungi dua tempat tersebut agar perjalanannya tidak
mubadzir.

Isi
Menjelajah Kedalaman Goa Gong
Secara keseluruhan, Goa Gong berbentuk horizontal atau tidak bertingkat dan memiliki
panjang sekitar 256 meter dari mulut goa hingga pintu terakhir dari goa tersebut.

Berdasarkan penataannya, goa tersebut dibagi menjadi 7 ruangan, yakni yang pertama
adalah bilik Sendang Bidadari yang dialiri air jernih dan dingin, bilik kedua adalah ruang
bidadari.

Bilik ke tiga dan keempat adalah ruangan yang dihiasi dengan kristal dan marmer yang
sangat indah dengan kualitas mendekati sempurna, ruang kelima merupakan ruangan
yang terluas dan di ruangan inilah biasanya diadakan event-event tertentu seperti
misalnya pertunjukan musik.

Ruang keenam merupakan ruang suci untuk dijadikan tempat pertapaan dan ruang
terakhir merupakan ruang tempat bernaungnya bongkahan batu yang bisa berbunyi
layaknya sebuah gong apabila dipukul dengan menggunakan telapak tangan.

Batu tersebut juga bisa berbunyi sendiri pada saat-saat tertentu ketika goa dalam
kondisi sepi.

Fenomena tersebut tentu juga dibalut dengan cerita-cerita mistis, namun fenomena
batu yang berbunyi tersebut merupakan fenomena alami.

Gesekan angin dan pantulan bunyi tetes air yang jatuh dalam akustik ruangan
semacam itu memang akan menimbulkan bunyi dengan kesan mistis. Ruangan terakhir
itulah yang dijadikan nama dari goa tersebut, yakni Goa Gong.

Kini Goa Gong juga dilengkapi dengan penambahan unsur artisik berupa penataan
cahaya lampu led berwarna-warni yang diarahkan pada spot tertentu untuk menambah
kecantikan dari goa tersebut.
Seluruh permukaan dinding dan atap goa tersebut adalah stalaktit dan stalagmit yang
halus dan licin sehingga semua pengunjung tidak disarankan untuk memanjatnya
karena selain berbahaya tentu juga bisa menimbulkan kerusakan pada pahatan alami
goa tersebut.

Akses dan Fasilitas Penunjang


Untuk menuju ke Goa Gong, para pengunjung hanya perlu sedikit berjalan kaki dari
tempat parkir yang berjarak sekitar 100 meter.

Harga tiket masuk hanya 5 ribu rupiah untuk anak-anak dan 10 ribu rupiah untuk
dewasa pada hari biasa, namun pada hari libur atau weekend, harga tiket dewasa
berubah menjadi 12 ribu rupiah saja.

Harga tersebut sangat murah untuk keindahan alam yang mengagumkan. Goa Gong
mulai dibuka pada pukul 9 pagi dan ditutup pada pukul 5 sore, namun bagi pengunjung
yang hendak bertapa akan ada pengecualian.

Di dalam Goa Gong telah disediakan jalur buatan bagi pengunjung agar bisa menikmati
keindahan goa dengan selamat karena goa tersebut sangat licin dan curam.

Meski Goa Gong telah dihias dengan lampu untuk menambah keindahannya, namun
lampu-lampu tersebut tidak menjamah seluruh ruangan sehingga di sekitar mulut goa
terdapat persewaan lampu senter.

Dalam perjalanan menuju goa tersebut atau di area luar goa, terdapat banyak penjual
makanan, minuman, souvenir dan bahkan ada hotel kecil untuk menginap.

Sejarah Penemuan Goa Gong


Dibalik keindahan Goa Gong terdapat kisah-kisah menarik dan beraroma mistis.

Konon, menurut cerita warga, 65 tahun sebelum tahun 1995, di dusun Pule
(pemukiman sekitar Goa Gong) sedang mengalami kemarau panjang.

Pada waktu itu di dusun tersebut ada 2 orang yang mencoba untuk mencari sumber air,
yaitu Mbah Noyo Semito dan Mbah Joyo.

Mereka berdua mencoba mendapati sebuah goa dan mencoba untuk masuk ke
dalamnya dengan menggunakan obor yang terbuat dari ikatan daun kelapa kering
untuk alat penerangan. Di sanalah kedua orang tersebut menjumpai sendang bidadari
dengan air yang melimpah.

Tentu dua orang tersebut bukan orang pertama, namun berkat dua orang tersebut
setidaknya di dusun Pule mulai beredar tentang kisah keberadaan Goa tersebut
terutama tentang keindahan goa dan fenomena aneh tentang bunyi-bunyian dari dalam
goa.
Pastinya hal tersebut membuat orang berfikir ulang untuk menjelajah goa karena takut
akan hantu atau siluman penunggu goa yang dianggap membuat bunyi-bunyi tabuhan
seperti suara gamelan dan reog sehingga goa tersebut masih dalam kondisi alami
dalam waktu lama sejak dua orang tersebut mencoba mencari air di dalamnya.

Tentu waktu itu di dusun tersebut masih sepi dan pemandangan alam seperti itu tidak
dianggap sebagai tempat wisata, melainkan tempat angker karena bagaimanapun juga
dulunya area wisata Goa Gong adalah hutan.

Berangkat dari kisah dua orang tersebut itulah akhirnya pada tahun 1995 warga sekitar
dan sejumlah rombongan ekspedisi mulai melakukan napak tilas untuk menemukan
dan membuka jalan untuk menuju Goa tersebut.

Warga mulai berfikir untuk mengoptimalkan keindahan alam sebagai tempat wisata dan
sejak itulah Goa Gong mulai perlahan-lahan dirintis menjadi tempat wisata yang indah
seperti sekarang ini.

Kesimpulan
Goa Gong merupakan salah satu pesona alam tercantik yang terdapat di kota Pacitan
dan bahkan menjadi goa tercantik se Asia Tenggara.

Akses untuk menuju ke sanapun juga mudah serta banyak tersedia fasilitas umum
seperti tempat berjualan makanan, souvenir dan penginapan sehingga pengunjung
tidak perlu khawatir jika kekurangan atau lupa membawa bekal.

Goa Gong juga telah dilengkapi fasilitas penunjang seperti jalur tracking, pencahayaan,
dan penjaga keamanan untuk memastikan keamanan dan keselamatan semua
pengunjung.

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Tentang Hutan Baluran


Jawa Timur
via bloodydirtyboots.wordpress.com
Dibawah ini merupakan contoh teks laporan hasil observasi tentang hutan Baluran yang
berada di daerah Jawa Timur.

Judul
Observasi Hutan Baluran Jawa Timur
Pendahuluan
Hutan Baluran merupakan salah satu taman nasional milik Indonesia yang telah
ditetapkan menjadi hutan lindung atau suaka marga bahkan sejak masa kolonialisasi
belanda, yakni pada tahun 1937.

Meski kemudian Indonesia lepas dari belenggu penjajah Belanda, pemerintah


Indonesia melalui mentri pertanian dan agraria menetapkan kembali kawasan tersebut
sebagai suaka marga satwa hingga pada tahun 1960 tepatnya pada tanggal 6 maret,
suaka marga satwa Baluran ditetapkan sebagai Taman Nasional Baluran.

Hutan ini dimiliki oleh dua kota di Jawa Timur, yakni Situbondo dan Banyuwangi. Nama
Baluran itu sendiri diambil dari nama gunung yang terdapat di kawasan tersebut, yakni
gunung Baluran.

Seluruh bagian dari kawasan ini berupa vegetasi sabana dan hutan (hutan rawa, hutan
mangrove, hutan pantai, dan hutan lereng gunung) yang selalu hijau sepanjang tahun.

Isi
Pembagian Area Kawasan
Luas keseluruhan kawasan Taman Nasional Baluran ini adalah 25.000 hektar yang
dibagi menjadi lima zona utama, yaitu zona inti (12.000 Ha), Zona Rimba (5.537 Ha
dengan pembagian kawasan daratan 4.574 Ha dan perairan 10.63 Ha), zona
pemanfaatan intensif (800 Ha), Zona pemanfaatan khusus (5.780 Ha) dan Zona
rehabilitasi (783 Ha).

Selain terbagi dalam lima zona, area ini juga terbagi menjadi beberapa pos
pengamatan, yakni;

1. Batangan
Area ini merupakan area bumi perkemahan dan pusat informasi sekaligus merupakan
acara yang cocok untuk diselenggarakan acara tertentu sejauh tidak merusak kawasan
Taman Nasional.

Selain itu, di Batangan juga terdapat peninggalan bersejarah seperti makam putra
Maulana Malik Ibrahim dan goa Jepang.

2. Bekol dan Seminang


Area ini merupakan area dengan beberapa fasilitas seperti wisma peneliti, wisma tamu
dan wisma pandang.

Area ini di desain sedemikian rupa untuk mempermudah para peneliti atau tamu
melakukan pengamatan area dan satwa disekitar seperti ayam hutan, merak, burung-
burung hutan, banteng, rusa, kerbau liar dan kijang.

3. Bilik, Bama, Balanan


Area ini merupakan area pantai dan menjadi salah satu pos wisata bahari dengan
suguhan fasilitas memancing, snorkeling serta pemandangan satwa berupa rusa dan
kera abu-abu.

4. Popongan, Sirontoh, Sejile, Kalitopo


Area ini masih termasuk dalam area bahari yang menyediakan fasilitas berupa sampan
untuk menjelajah perairan laut yang tenang serta melihat berbagai jenis ikan laut yang
menawan.

5. Manting, Air Kacip


Di area ini terdapat sumber mata air yang tak pernah kering sepanjang tahun dan
menjadi rumah bagi satwa macan tutul yang senang berburu binatang lainnya yang
bergerak mencari sumber air.

6. Curah Tangis
Curah tangis adalah area pegunungan yang menyediakan fasilitas panjat tebing yang
memiliki ketinggian maksimal 30 meter dengan kemiringan hingga 85ᴼ.

Jenis Vegetasi
Di Taman Nasional Baluran terdapat banyak sekali jenis tumbuhan mulai dari
rerumputan, semak, hingga pohon-pohon besar yang tersebar di kawasan hutan,
pantai, dan rawa.

Jumlah keseluruhan jenis tanaman di kawasan ini adalah 444 jenis.

Beberapa tanaman yang paling banyak ditemukan di area tersebut adalah tanaman
widoro bukol, mimba, pilang, asam jawa, gadung, kemiri, gebang, api-api, kendal,
salam dan kepuh.

Jenis Satwa
Selain kaya akan beragam jenis tanaman, kawasan Taman Nasional Baluran juga
memiliki beragam jenis satwa seperti mamalia (26 jenis) dan burung (155 jenis).

Selain itu tentunya kawasan ini juga memiliki beragam jenis reptil darat dan air, aneka
satwa air tawar dan air laut.

Berikut ini merupakan beberapa binatang primadona di kawasan Tanam Nasional


baluran; banteng, kerbau liar, ajag, kijang, rusa, macan tutul, kancil, kucing hutan,
kucing bakau, monyet, merak, ayam hutan merah, tuwuk asia, layang-layang api,
kangkareng, rong-rong dan bangau tong-tong.

Kesimpulan
Seiring dengan pertumbuhan penduduk, sedikit banyak kawasan ini akan berubah.
Tentu saja perubahan ini terjadi karena adanya campur tangan manusia yang
dikhawatirkan akan merusak kelestarian lingkungan.

Meski telah dilindungi dengan undang-undang, namun masih tetap saja ada pihak-pihak
tertentu yang memburu satwa dalam hutan.

Tentu akan sangat disayangkan jika keindahan dan kelestarian Taman Nasional ini
terganggu terutama oleh ulah tangan-tangan jahil manusia.

Teks Laporan Hasil Observasi Lingkungan Dusun Serut


Tulungagung
via pinterest.com
Contoh teks laporan hasil observasi kali ini merupakan hasil observasi lingkungan di
dusun serut, Tulungagung.

Judul
Laporan Observasi Lingkungan Dusun Serut Tulungagung
Pendahuluan
Dusun serut merupakan salah satu dusun yang terletak di desa Tapan, kecamatan
Kedungwaru, kota Tulungagung.

Dinamai sebagai dusun serut karena pada mulanya, wilayah ini merupakan hutan serut
(tanaman yang populer untuk dijadikan bonsai). Meski demikian, tanaman serut yang
tumbuh liar di dusun ini sudah tidak bisa ditemukan lagi.

Dusun serut ini bisa dibilang lebih maju jika dibandingkan dengan dusun lainnya di desa
Tapan karena kawasan ini merupakan kawasan industri dimana terdapat 5 buah pabrik
yang masih beroperasi, diantaranya adalah pabrik kertas Setia Kawan, Pabrik mie
bihun (2 buah), pabrik daur ulang limbah kertas, dan pabrik kacang atom.

Pabrik-pabrik tersebut banyak menyerap tenaga kerja yang tak hanya berasal dari
warga dusun serut, namun juga warga desa lain dan bahkan dari kota lain.
Selain terdapat banyak pabrik, dusun serut juga merupakan area perkebunan tebu,
bawang merah, dan area pembudidayaan bonsai dan pohon hias untuk diimport ke luar
negri. Sehingga, dusun ini masih terlihat asri dan banyak tanaman meski banyak
terdapat pabrik.
Namun tak bisa dipungkiri keberadaan pabrik-pabrik tersebut, terutama pabrik kertas,
sedikit banyak telah mencemari lingkungan.

Isi
Lingkungan Dusun Serut
Dusun serut terbagi menjadi 2 wilayah, yakni dusun Serut Lor (utara) dan Serut Kidul
(selatan). Wilayah ini sebenarnya hanyalah wilayah semu yang tak memiliki penanda
jelas.

Pembagian ini hanya berdasarkan letak pemukiman yang mula-mula hanya berkisar di
area pinggir jalan gang.

Sementara gang masuk di dusun ini hanya 2 saja, yakni gang utara dan gang selatan.

Gang ini bukanlah jalan sempit, melainkan jalan besar yang bisa dilewati oleh
kendaraan berat seperti truk gandeng dan bahkan dua buah truk besar masih bisa
berpapasan.

Sebagian besar area di dusun serut merupakan area perkebunan tebu dan area
penanaman bonsai serta pohon hias.

Jumlah KK di dusun ini tidaklah banyak meski areanya bisa dibilang luas. Sebagian
besar rumah warga berada di pinggir jalan raya (jalan lintas provinsi) serta jalan gang
masuk dusun sebagaimana telah disinggung di atas.

Namun belakangan ini baru muncul 3 lokasi perumahan dan 2 diantaranya telah
berpenghuni sementara 1 titik terakhir masih dalam tahap pembangunan.

Dengan adannya perumahan ini, rumah warga tidak identik berada di pinggir jalan
karena lahan belakang rumah yang mula-mula merupakan kebun tebu telah disulap
menjadi pemukiman baru.

Sebelum perumahan-perumahan tersebut muncul, dusun tapan merupakan dusun yang


kaya akan lahan tebu, namun karena produksi gula di kota tulungagung menurun,
secara otomatis perkebunan tebu mulai lesu dan lahan-lahan tebu tersebut sebagian
telah dipergunakan untuk menanam tanaman lain seperti bawang merah dan
disewakan untuk budidaya bonsai dan pohon hias.

Area untuk budidaya ini tidaklah sempit, melainkan berhektar-hektar yang kurang lebih
hampir separuh dari lahan yang digunakan untuk perkebunan dan pertanian.
Dua gang utama di dusun ini sering kali rusak parah akibat seringnya truk besar
bermuatan berat lewat. Truk-truk tersebut membawa muatan untuk keluar masuk
pabrik.

Meski pihak pabrik ikut andil dalam pengaspalan jalan, namun dalam beberapa musim
saja jalanan sudah kembali rusak.

Apalagi di dusun ini juga terdapat beberapa garasi truk besar serta garasi bus. Tak
jarang truk-truk tersebut di parkir di pinggir jalan meski hal itu mengganggu warga yang
akan lewat.

Namun karena para pengusaha tersebut menyumbang cukup besar untuk


pembangunan dusun, maka warga sejauh ini belum ada yang komplain.

Selain rusaknya infrastruktur jalan, keberadaan pabrik kertas yang beroperasi setiap
hari telah mencemari beberapa wilayah terutama di sungai Brantas yang melewati
dusun ini.

Sungai Brantas tersebut berada di sebelah utara dusun dan menjadi pembatas dusun
dengan wilayah lain.

Oleh karena pabrik tersebut di bangun di area dekat sungai, pihak pabrik membuang
limbah kertas ke sungai dan hal tersebut sudah pasti mengotori sungai.

Limbah tersebut memang tidak terlalu berbahaya bagi satwa dan tanaman di sekitar
sungai karena sejauh ini tidak ada indikasi satwa yang mati karena limbah tersebut,
namun banyaknya limbah membuat area di sekitar dan tepi sungai tersebut penuh
dengan lendir kertas.

Sekali lagi tak ada komplain dari warga dan pemerintah daerah terkait hal tersebut.

Untungnya di dusun ini terdapat lahan untuk membudidayakan bonsai dan pohon hias.

Keberadaan bonsai dan pohon hias yang dibesarkan terlebih dahulu sebelum dijadikan
produk import telah menyumbangkan keasrian dan keindahan di lingkungan ini.

Tak jarang ketika sore hari banyak warga yang entah dari mana datangnya mampir dan
berselfie ria di area ini, terutama di area penanaman pohon asoka yang tak pernah
berhenti berbunga.

Wilayah ini menjadi semacam tempat rekreasi gratis untuk menikmati sore hari
bersama tanaman-tanaman yang indah.

Kecenderungan Warga Dalam Mengelola Kebersihan Lingkungan


Sebagian besar warga dusun serut tidak menggunakan jasa tukang sampah.
Masyarakat cenderung mengelola sampah rumah tangga masing-masing dengan cara
membakarnya.

Hal ini tentu menyebabkan polusi udara. Padahal, aktivitas bakar sampah ini biasanya
dilakukan di pagi hari atau sore hari sehingga pada jam-jam tersebut, banyak asap
yang mengepul dari pekarangan rumah masing-masing warga dan hal tersebut
sebenarnya mengganggu pernafasan.

Namun hal tersebut sepertinya tak menjadi masalah bagi masyarakat dusun ini.

Masyarakat dusun serut masih memiliki budaya kerja bakti.

Pada hari minggu, dua kali dalam satu bulan, warga bersama-sama untuk
membersihkan sampah dan rerumputan di area pekarangan masing-masing dan di tepi
jalan sehingga lingkungan dusun ini terlihat bersih.

Yang menjadi fenomena menarik belakangan ini, kemungkinan karena di sebabkan


oleh keberadaan area penanaman bonsai dan pohon hias, banyak rumah warga yang
mulai memperhatikan tata letak tanaman di pekarangan rumah mereka masing-masing.

Beberapa warga juga ikut untuk menanam bonsai atau pohon hias seperti cemara,
kemuning, asoka, sancang, dan berbagai jenis bunga untuk mempercantik lingkungan
rumah masing-masing.

Kesimpulan
Secara umum, meski di dusun Serut banyak didirikan pabrik dan banyak kendaraan
besar yang berlalu lalang, namun polusi dari aktivitas pabrik tersebut diimbangi dengan
aktivitas warga untuk merawat kebersihan dan keindahan lingkungan masing-masing.

Terlebih, karena dusun ini juga merupakan area perkebunan dan area pembudidayaan
bonsai dan pohon hias, maka polusi dari aktivitas pabrik sedikit banyak telah teredam
dan hal tersebut tak mengurai kesan asri yang dimiliki oleh dusun Serut.

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Tentang Lingkungan


Hidup - Pencemaran Limbah Sawit di Lingkungan Sungai Baliri
via pinterest.com
Dibawah ini merupakan contoh teks laporan hasil observasi tentang lingkungan hidup
dengan tema pencemaran limbah sawit di lingkungan sungai baliri yang terletak di desa
Kolala, Bambalamotu, Mamuju Utara.

Judul
Pencemaran Limbah Sawit di Lingkungan Sungai Baliri
Pendahuluan
Sungai Baliri yang mengalir melalui desa Kalola, kecamatan Bambalamotu, Mamuju
Utara merupakan sungai yang masih dipergunakan oleh warga untuk keperluan sehari-
hari seperti mencuci, mandi, dan mengairi area persawahan.

Sungai tersebut menjadi hal yang vital dalam kehidupan warga Kalola.

Namun sayangnya, sungai tersebut baru-baru ini mulai tercemar oleh limbah sawit.
Limbah tersebut berasal dari saluran pembuangan pabrik pengolahan kelapa sawit PT
Toscano Indah Pratama yang langsung mengalir ke sungai Baliri.
Pabrik sawit tersebut belum mempunyai kolam penampungan limbah permanen untuk
mengolah limbah sehingga sungai Baliri menjadi tempat untuk pembuangan limbah.

Sungai Baliri yang mula-mula berair jernih kini menjadi berwarna hitam dan beraroma
tak sedap. Air sungai tak bisa lagi dipergunakan dan aroma tersebut sangat
mengganggu warga setempat.

Pemerintah daerah Mamuju Utara telah mengeluarkan banyak peringatan kepada pihak
pabrik, namun hingga kini kondisi sungai tersebut masih dalam keadaan tercemar.

Isi
Limbah Sawit
Limbah kelapa sawit bisa digolongkan menjadi 3 jenis, yakni padat, cair dan gas.

Limbah padat diperoleh dari tandan kosong, tempurung, dan serat (kulit serabut).
Limbah cair diperoleh dari residu proses pengolahan kelapa menjadi minyak yang
berupa air buangan kondensat dan air pengolahan. Limbah cair ini berwarna hitam
kecoklatan dan masih mengandung sisa padatan berupa koloid dan minyak.

Sementara limbah gas ini merupakan gas metan dan CO2 yang dihasilkan dari limbah
cair yang tersimpan dalam kolam penampungan. Tentunya limbah gas ini akan
meningkatkan kadar CH4 dan CO2 yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca di
lingkungan sekitar dan menyebabkan polusi udara.

Limbah sawit sebetulnya merupakan limbah yang menguntungkan karena limbah


tersebut masih bisa diolah lagi menjadi produk-produk pertanian, peternakan, dan
industri.

Namun tentunya proses pengolahan limbah kelapa sawit ini membutuhkan peralatan
dan tenaga ahli sekaligus biaya produksi yang hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan besar golongan menengah ke atas.

Pabrik pengolahan kelapa sawit yang belum bisa mengolah limbah sawit merupakan
pabrik kelas menengah ke bawah atau masih dalam tahap perkembangan sehingga
belum mampu mengadakan peralatan dan sumber daya untuk mengolah limbah sawit.

Dampak Limbah Sawit Bagi Lingkungan


Limbah sawit sebetulnya memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif ini bisa
diperoleh hanya jika limbah tersebut diolah dengan baik sesuai dengan prosedur.
Sebaliknya, limbah sawit bisa berdampak negatif jika tidak diolah dengan tepat.

Mengambil kasus pencemaran sungai Baliri di desa Kakola, Mamuju Utara, limbah yang
dialirkan ke sungai Baliri merupakan limbah cair.

Limbah cair tersebut merupakan jenis limbah yang paling sulit diolah dan berbahaya.
Karena sifatnya yang cair, jika limbah tersebut di buang di tanah maka limbah tersebut
akan mencemari air tanah di sekitar area pembuangan dan jika di alirkan ke sungai
maka limbah tersebut akan menjadi polusi sungai dan berbahaya bagi ekosistem
sungai sekaligus berbahaya bagi manusia yang memanfaatkan sungai tersebut untuk
keperluan sehari-hari.

Jika limbah tersebut terbuang ke lingkungan dalam jumlah sedikit, maka limbah
tersebut masih bisa terurai secara alami dan bisa menjadi pupuk.

Namun jika terbuang terus menerus dan dalam jumlah banyak, hal tersebut akan
menjadi hal yang sebaliknya, yakni bersifat racun dan beraroma busuk.

Maka tak heran jika warga desa Kalola mengeluhkan soal limbah sawit yang dibuang di
sungai Baliri tersebut.

Tentunya banyak hewan sungai yang mati dan sungai tersebut tak layak lagi
dipergunakan untuk mencuci, mandi atau bahkan untuk mengairi sawah akibat dari
pembuangan limbah tersebut.

Selain berpengaruh langsung terhadap lingkungan hidup, limbah tersebut mengganggu


perekonomian warga sekaligus mengganggu kondisi kesehatan fisik dan psikologis
warga.

Bahkan situasi belajar mengajar di SD Kalola yang berdekatan dengan sungai tersebut
menjadi terganggu karena siswa susah berkonsentrasi dan harus mengenakan masker
untuk mengurangi bau busuk dari sungai tersebut.

Pengolahan Limbah Sawit


Semestinya limbah kelapa sawit ini bisa diolah dengan baik dan tepat karena selain
bisa mengurangi pencemaran lingkungan, hasil olahan limbah kelapa sawit ini bisa
bernilai milyaran rupiah.

1. Pemanfaatan Limbah Cair


Produk utama yang bisa dihasilkan dari limbah cair ini merupakan biogas dan bio diesel
untuk bahan bakar industri.

Namun, untuk mengolah limbah cair menjadi gas dibutuhkan alat khusus berupa
bioreaktor yang akan mengolah limbah cair menjadi biogas dan biodiesel.

Selain itu, limbah cair juga bisa diolah untuk dijadikan pupuk, pakan ternak dan sabun.

2. Pemanfaatan Limbah Padat


Limbah padat dari pengolahan kelapa sawit ini adalah tandan kosong, tempurung, dan
serat yang bisa saja diolah dengan cara sederhana untuk dijadikan pupuk kompos.
Selebihnya, limbah padat tersebut masih bisa diolah menjadi produk yang lebih bernilai.
Tandan kosong kelapa sawit masih bisa diolah lagi sebagai bahan pembuat kertas dan
bioetanol jika diolah dengan cara tertentu.

Tempurung kelapa sawit bisa dijadikan briket arang aktif sebagai bahan campuran
pembuatan keramik dan serat kelapa atau sabut kelapa sawit bisa diolah menjadi
media tanam untuk jamur dan berbagai jenis tanaman lainnya.

Kesimpulan
Semestinya pencemaran sungai Baliri tak akan terjadi jika perusahaan pengolahan
kelapa sawit yang terdapat di wilayah tersebut mau mengolah limbah sisa pengolahan
kelapa sawit menjadi produk lainnya selain minyak karena jika proses daur ulang
limbah tersebut dilakukan, yang diuntungkan bukan hanya perusahaan itu sendiri
melainkan masyarakat sekitar setidaknya tidak mendapatkan dampak negatif yang
terlalu ekstrim seperti yang terjadi saat ini.

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Tentang Lingkungan


Sekolah SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung

via smariduta.sch.id
Kali ini kita akan membuat contoh teks laporan hasil observasi tentang lingkungan
sekolah di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.

Judul
Laporan Hasil Observasi Lingkungan SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung
Pendahuluan
SMAN 1 Kedungwaru didirikan pada tahun 1960 dan menjadi salah satu SMAN
unggulan di Tulungagung dengan akreditasi A.

Sebagai salah satu SMA yang berakreditasi A, SMAN 1 Kedungwaru juga menjadi
model untuk menjalankan program pemerintah pusat. Untuk menjadi seperti itu,
pemerintah melakukan seleksi yang ketat.

Untuk wilayah Jawa Timur, hanya ada 10 sekolah yang ditunjuk menjadi model untuk
menjalankan program pendidikan pemerintah pusat, salah satunya adalah SMAN 1
Kedungwaru Tulungagung.

Isi
Lingkungan SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung
SMAN 1 Kedungwaru juga merupakan salah satu sekolah yang memiliki fasilitas
lengkap yang mencangkup perpustakaan, laboratorium (Biologi, fisika, kimia, bahasa),
Unit Kesehatan Sekolah, Kantin, Koperasi Siswa, Lapangan Olah Raga, Lahan Parkir,
Toilet, Keamanan Sekolah, Masjid, ruang kesenian, peralatan olah raga, ruang
konseling dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.

Jika dipetakan, ada dua blog utama yakni timur dan barat.

Blog bagian timur digunakan sebagai ruang kelas 1 dan 2, lapangan olah raga,
laboratorium (Biologi, Kimia, dan Fisika), ruang konseling, lahan parkir, toilet, UKS,
Kantin, Koperasi Siswa, dan aula.

Sedangakn Blog bagian barat digunakan sebagai deretan kelas 3 (IPA dan IPS),
Masjid, perpustakaan, toilet, kantin, laboratorium bahasa, lahan parkir, ruang kesenian,
dan rumah penjaga sekolah.

Sementara bagian depan ditempati sebagai ruang guru dan pos satpam.

Lingkungan sekolah ini boleh dibilang asri dan bersih. Di depan tiap-tiap ruang atau
kelas terdapat taman kecil dengan berbagai jenis tanaman perindang dan penyejuk
yang tak terlalu besar dan tinggi.

Lahan parkir di sekolah tersebut bisa dibilang sangat luas dan beratap sehingga
kendaraan siswa aman dari panas dan hujan.
Dalam hal kebersihan, pihak sekolah telah melakukan manajemen yang bagus. Pada
tiap-tiap ruangan selalu tersedia tempat sampah dan alat-alat kebersihan.

Hanya saja yang terlihat kotor, seperti halnya juga dialami oleh hampir semua sekolah,
toilet di sekolah tersebut kadang-kadang seperti kurang mendapatkan perhatian
lantaran meski berjumlah banyak dan selalu tersedia air dan gayung, namun masih saja
tercium bau pesing dari beberapa kamar mandi.

Kesimpulan
SMAN 1 Kedungwaru merupakan salah satu sekolah Unggulan di Tulungagung yang
memiliki kelengkapan fasilitas yang memadai sehingga sekolah tersebut layak menjadi
sekolah favorit yang terakreditasi A dan menjadi sekolah model untuk menjalankan
program pendidikan dari pemerintah pusat.

Lingkungan di sekolah tersebut juga sangat nyaman dan aman sehingga turut serta
menjadi atmosfer pendukung suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa-siswi
yang bersekolah di sekolah tersebut.

Contoh Teks Hasil Observasi Tumbuhan - Pohon Sawo Manila


via pinterest.com
Contoh teks hasil observasi tumbuhan kali ini mengambil tema pohon sawo manila
sebagai pembahasannya.

Judul
Mengenal Pohon Sawo Manila
Pendahuluan
Pohon sawo manila juga disebut atau dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai
pohon sawo yang menghasilkan buah sawo berbentuk bulat dengan ukuran yang mirip
atau lebih besar dari telur ayam dan berwarna coklat.

Rasa buah ini sangat manis ketika matang, namun sepat ketika masih mentah atau
baru setengah matang.

Di sebut sebagai sawo manila karena kemungkinan bibit sawo unggulan yang tersebar
di Indonesia merupakan bibit yang berasal dari plasma nutfah yang dikembangkan di
Filipina.

Namun demikian, asal usul pohon sawo ini diperkirakan berasal dari Amerika Tropis
seperti meksiko dan Guatemala, Hindia Barat, dan Jawa.

Di Filipina sendiri, pohon sawo yang tumbuh di sana merupakan pohon yang dibawa
oleh bangsa spanyol dari meksiko.

Pohon-pohon tersebut tumbuh baik di Filipina dan dijadikan bibit unggulan yang
kemudian tersebar hingga ke seluruh Asia Tenggara.

Mula-mula pohon sawo hanya dimanfaatkan untuk diambil buahnya. Namun, seiring
dengan perkembangan zaman, pohon sawo diketahui memiliki banyak manfaat mulai
dari bahan tekstil dan industri lainnya hingga untuk keperluan farmasi karena
kandungan tanin yang tinggi.

Isi
Karakteristik Pohon Sawo Manila
Pohon sawo termasuk jenis pohon yang berumur panjang dengan ketinggian hingga
mencapai 40 meter. Pohon ini memiliki banyak percabangan dengan daun bergerombol
berwarna hijau gelap dan memiliki permukaan mengkilap pada bagian atasnya.

Pohon sawo dewasa memiliki banyak daun dan rindang. Selain bisa untuk dijadikan
pohon buah, pohon sawo ini juga cocok sebagai pohon peneduh yang ditanam di
halaman rumah.
Bunga sawo biasanya muncul pada ketiak daun di sekitar ujung ranting, tunggal dan
bertangkai dengan panjang 1-2 cm.

Bila sudah menjadi buah, maka buah ini akan kelihatan di sela-sela daun pada seluruh
pohon sehingga kadang-kadang agak sulit untuk menemukan dan memanen buah ini di
pohon, telebih jika pohon ini sudah besar, tinggi dan lebat daunnya.

Semakin lebat dan banyak percabangannya, maka semakin banyak buah sawo yang
bisa dihasilkan oleh pohon tersebut.

Pohon sawo berwarna coklat kehitam-hitaman dan memiliki banyak getah berwarna
putih. Getah tersebut sangat pekat dan lengket.

Selain dapat diambil buahnya, ternyata getah ini banyak dipergunakan sebagai bahan
baku indutri untuk lem, permen karet, pernis, lateks, dan bahan penambal gigi.

Sementara, kayu pohon sawo ini termasuk kayu yang berat dan keras yang sangat
cocok untuk dijadikan bahan baku industri mebel dan patung karena mudah untuk di
kerjakan dengan hasil yang bagus. Kayu sawo ini juga sangat awet dan tahan
serangga, jamur, serta cuaca.

Selain daunnya, kulit pohon sawo juga memiliki kandungan tanin yang cukup tinggi
yang bisa dipergunakan sebagai obat diare dan demam.

Bahkan, menurut beberapa penelitian, ekstrak daun sawo dapat melarutkan batu ginjal
serta garam kalisum dalam tubuh.

Ekologi Pohon Sawo Manila


Pohon sawo manila dapat hidup dengan sangat baik di daerah tropis pada ketinggian
300-2500 mdpl. Pohon sawo sangat tahan terhadap cuaca ekstrim khas daerah tropis
baik hujan deras ataupun kemarau.

Namun demikian, tanah yang baik untuk menanam pohon sawo adalah tanah lempung
berpasir yang subur dan memiliki pengairan yang baik.

Pohon sawo ini termasuk tanaman yang bisa berbuah sepanjang tahun ketika sudah
memasuki usia produktif. Namun demikian, dalam satu tahun setidaknya ada satu
sampai dua kali musim puncak buah sawo.

Setiap daerah tidak sama dalam hal ini, namun musim puncak ini pada umumnya ada
pada bulan september-februari dan terjadi selama dua bulan di antara bulan-bulan
tersebut.

Pohon sawo ini dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) ataupun vegetatif
(cangkok, plasma nutfah).
Bila ditanam dari biji, maka pohon sawo ini akan mulai memasuki usia produktif pada
umur 4-5 tahun, sementara dengan metode cangkok, pohon ini bisa berbuah setelah 1-
2 tahun penanaman.

Kesimpulan
Pohon sawo manila merupakan pohon yang kaya akan manfaat, selain bisa
dipergunakan sebagai pohon peneduh di pekarangan rumah, buah dan daun dari
pohon ini bisa dipergunakan untuk menjaga kesehatan tubuh. Bila dipelihara dan
dirawat dengan baik, pohon sawo ini akan berbuah banyak dan tentunya buah tersebut
memiliki nilai ekonomi yang sangat lumayan sebagai tambahan penghasilan keluarga.

Teks Laporan Hasil Observasi Hewan - Pyton Bola / Ball Pyton

via pinterest.com
Contoh teks laporan hasil observasi hewan kali ini membahas tentang ular phyton bola
atau lebih dikenal dengan nama ball pyton.

Judul
Mengenal Pyton Bola / Ball Pyton
Pendahuluan
Ular pyton bola atau lebih dikenal dengan sebutan ball pyton merupakan ular asli Afrika
yang telah dipelihara dan diperbanyak jenisnya di berbagai penjuru dunia.
Karena ular ini tidak berbisa, jinak dan tidak berukuran besar, maka ular ini sangat
populer untuk dijadikan binatang peliharaan, terutama bagi pemula di dunia reptil.

Di alam liar, ular ini bisa hidup hingga 30 tahun dengan panjang maksimal mencapai
140 cm. Namun ketika berada dalam kandang peliharaan, ular ini bisa hidup hingga 20
tahun dan akan lebih lama lagi masa hidupnya jika dipelihara dengan baik.

Di Afrika Selatan, ular pyton bola ini dianggap suci dan spesial. Oleh karena itu ular
tersebut biasanya dipelihara di dalam sebuah kuil yang mereka sebut sebagai kuil ular.

Ular tersebut pantang untuk dibunuh karena dianggap membawa keberuntungan.

Isi
Karakteristik Pyton Bola
Pada tampilan bentuknya yang paling orisinil, kulit pyton bola berwarna hitam dengan
variasi warna coklat yang berpola di sepanjang tubuhnya.

Ular ini merupakan ular terkecil dari keluarga pyton dan memiliki karakter paling jinak.
Bahkan pyton bola tangkapan alampun sangat aman untuk dipegang.

Karena ular ini kemudian dikembangbiakkan sebagai binatang piaraan, banyak para
peternak mengkawin silangkan ular ini sehingga memiliki jenis warna yang sangat
beragam.

Semakin cantik warna kulitnya maka akan semakin mahal harganya terutama yang
berwarna albino, gold, sylver, dan kombinasi warna hitam, putih dan coklat dengan
ketiga warna tersebut sebagai warna dasar.

Ular pyton bola ini sangat pemalu dan takut kepada manusia. Disebut sebagai pyton
bola karena jika binatang ini ketakutan, maka akan menggulungkan tubuhnya berbentuk
melingkar seperti bola.

Konon ular ini disebut juga sebagai pyton raja karena menurut mitosnya, ratu Kleopatra
mengenakan ular ini di tangannya sebagai gelang.

Ular pyton bola akan mulai bereproduksi ketika usianya lebih dari dua tahun.

Dalam penangkaran, umumnya umur ideal betina yang dijadikan indukan minimal 3
tahun dan berbadan sehat dan gemuk, sementara pejantan berusia minimal 2 tahun.

Di alam liar, ular pyton bola akan kawin pada musim hujan/dingin dan bertelur ketika
musim panas karena telur pyton bola ini akan berhasil menetas pada suhu yang
berkisar antara 31-32 derajad celcius.

Pyton Bola Sebagai Hewan Peliharaan


Pyton bola merupakan salah satu jenis ular favorit untuk dipelihara.

Karena pertumbuhannya yang relatif lambat dan ukuran maksimal dari ular ini tak lebih
dari 140 cm maka kandang yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Biasanya ular ini
dipelihara dalam box plastik yang diberi ventilasi buatan atau dalam gex atau aquarium
khusus untuk reptil.

Karena sifatnya yang pemalu dan penakut, maka untuk memelihara ular ini dibutuhkan
sebuah tempat persembunyian sebagaimana di alam liar ular ini juga suka
bersembunyi.

Selain tempat untuk bersembunyi, perlu juga disediakan wadah air untuk minum atau
berendam. Pastikan wadah air ini berukuran cukup untuk pyton bola ini bisa masuk dan
berendam untuk menjaga kelembaban tubuhnya.

Pyton bola termasuk salah satu jenis ular tropis sehingga cocok dengan iklim di
Indonesia.

Di negara 4 musim misalnya, kandang ular ini harus dilengkapi dengan penghangat
karena suhu ideal yang disukai ular ini adalah 27-32 derajad celcius untuk siang hari
dan 22-28 derajad celcius untuk malam hari. Ular ini bisa hidup dengan baik di
Indonesia tanpa menggunakan penghangat kandang.

Sebagaimana reptil lainnya, pyton bola perlu mendapatkan asupan cahaya matahari
yang mengandung UVB.

Hal ini penting untuk menjaga kesehatan kulit cantik dari pyton bola ini. Untuk
mendapatkan cahaya UVB, ular pyton bola ini cukup dijemur selama 10 menit setiap
harinya pada pagi hari sekitar pukul 8-10 pagi.

Selain cahaya matahari, sumber UVB juga bisa diperoleh melalui lampu khusus yang
mengandung UVB.

Pyton bola sangat menyukai hewan pengerat seperti tikus dan unggas untuk
mangsanya.

Namun para penggemar ular biasanya memberikan tikus putih hasil ternak saja untuk
makanan ular karena jika menggunakan tikus rumahan dikhawatirkan akan membawa
penyakit dan dapat menular ke ular piaraan.

Pyton bola yang selalu diberi makan dengan menu tikus akan memiliki badan yang
lebih lunak dan pencernaannya tetap sehat jika dibandingkan dengan unggas.

Bulu-bulu unggas sedikit banyak mengganggu pencernaan ular karena terlalu tinggi
mengandung serat. Unggas seperti burung, ayam dan bebek ini juga akan membuat
badan ular keras dan kaku.
Ada baiknya pemberian makan untuk ular harus dibuat jadwal yang teratur, misalnya
tiga hari sekali, lima hari sekali atau seminggu sekali dengan takaran 2/3 dari kapasitas
maksimal perut ular.

Misalnya jika ular mampu makan 4 ekor tikus dalam sekali makan, maka yang diberikan
hanya 2-3 ekor saja agar ular ini tidak mogok makan dan lancar pencernaannya.

Salah satu hal penting yang tak boleh dilupakan dalam memelihara ular pyton bola
adalah pemberian alas kandang yang tepat.

Koran bekas merupakan salah satu jenis substrat atau alas kandang yang ideal untuk
reptil pada umumnya, karena mampu menyerap kotoran dan bau namun tidak
mengganggu kesehatan ular.

Adakalanya substrat berbahan kayu digunakan untuk mempercantik penampilan


kandang, namun substrat yang berbahan kayu cedar, pinus dan aspen sangat tidak
direkomendasikan karena baunya mengganggu pernafasan ular dan sisa getahnya
mengandung racun.

Kesimpulan
Ular pyton bola merupakan salah satu jenis ular yang berkulit indah dan jinak sehingga
ular ini dibudidayakan sebagai hewan peliharaan.

Pyton bola lebih mudah dirawat bahkan oleh pemula karena selain karakternya yang
tidak agresif, ular ini tidak bisa berukuran besar seperti jenis pyton lainnya yang bisa
berukuran lebih dari 7 meter dan terlihat menakutkan.

Teks Laporan Hasil Observasi Hewan Kelinci


via pinterest.com
Dibawah ini merupakan contoh teks laporan hasil observasi hewan kelinci.

Judul
Mengenal Kelinci Pedaging Di Jawa
Pendahuluan
Kelinci merupakan binatang yang termasuk dalam kategori mamalia, yakni binatang
yang beranak dan menyusui anaknya.

Mula-mula sebelum menjadi binatang ternak, kelinci ini adalah hewan liar yang terdapat
di daerah Afrika dan Eropa.

Kelinci mulai tersebar ke berbagai wilayah lain ketika bangsa Eropa mulai menjelajah
ke berbagai penjuru dunia dan melakukan kolonialisasi.

Bersamaan dengan kolonialisasi bangsa eropa khususnya di daerah Asia, kelinci juga
mulai dibawa ke negri-negri jajahan untuk dikembang biakkan. Pulau Jawa termasuk
salah satu pulau yang mendapatkan kelinci dari negri Belanda.

Kata kelinci itu sendiri berasal dari bahasa Belanda, konijntje, yang berarti anak kelinci.
Lidah orang indonesia mengucapkan kata itu sebagai kelinci dan sejak itulah binatang
yang sering digambarkan sebagai pemakan wortel tersebut dikenal namanya sebagai
kelinci.

Dari perkembangannya, kelinci telah memiliki banyak jenis dari perkawinan silang dan
rekayasa genetik.

Namun di Jawa pada umumnya, ada dua jenis kelinci yang umum diperdagangkan,
yakni kelinci hias dan kelinci pedaging.

Kelinci hias memiliki ukuran tubuh yang tak terlalu besar dengan bulu lebih panjang dan
berwarna-warni sementara kelinci pedaging berukuran jauh lebih besar dan umumnya
berbulu putih atau berbulu coklat keabu-abuan.

Isi
Karakteristik Kelinci Pedaging
Rata-rata hewan kelinci bisa hidup sampai 5 hingga 10 tahun lamanya, bergantung cara
perawatannya.

Masa produktif hewan ini adalah ketika berumur 1-3 tahun. Pada usia ini kelinci mampu
menghasilkan banyak anak, yakni 6-8 ekor kelinci dan bahkan bisa mencapai 10 ekor
meski hal ini jarang terjadi.

Yang menguntungkan dari kelinci adalah masa buntingnya yang pendek layaknya tikus,
yakni 30-35 hari.

Bayi kelinci akan menyusui induknya hingga berumur 6-8 minggu dan kelinci dianggap
telah dewasa ketika mulai berusia 6 bulan.

Pada usia tersebut kelinci sudah bisa dikawinkan meski hasilnya tak akan sebagus
ketika kelinci tersebut mulai menginjak usia 1 tahun.

Karena masa buntingnya yang pendek, kelinci bisa 4-5 kali bunting dalam satu tahun.

Induk kelinci sebaiknya dikawinkan lagi ketika 2-3 minggu setelah menyapih anak-
anaknya karena kelinci membutuhkan asupan gizi yang baik setelah menyapih untuk
mengembalikan produktifitasnya serta kualitas hidupnya.

Makanan Kelinci
Umumnya kelinci merupakan pemakan tanaman/herbivora, namun jika dibiasakan
kelinci bisa menjadi hewan omnivora atau pemakan segala.

Peternak kelinci biasanya memberi makan kelinci dengan tanaman sisa panen seperti
pohon kacang tanah, daun wortel, sisa sayuran, rerumputan, dan buah-buahan. Selain
itu juga tersedia makanan instan seperti pelet kelinci.
Ekstrimnya, kelinci bisa makan makanan sisa dari manusia atau bahkan makan pelet
ikan atau pakan ayam.

Sebagai binatang pengerat, kelinci sangat menyukai umbi-umbian seperti wortel, ubi,
singkong dan sesekali makanan seperti ini harus diberikan untuk kelinci agar mulut dan
giginya tetap sehat.

Meski bisa dibilang sebagai pemakan segala, ada beberapa tanaman yang kurang baik
untuk diberikan pada kelinci seperti buah tomat, kentang, kangkung, kubis, selada, dan
bayam.

Kelinci bisa makan makanan tersebut namun tidak untuk dalam jumlah yang banyak
dan setiap hari.

Kandang Kelinci
Kandang kelinci sebaiknya dibuat dari jeruji kawat dengan jarak antar kawat yang rapat
dan dengan kaki yang jauh dari permukaan tanah, minimal 50 cm.

Hal ini bertujuan agar kelinci tidak bisa menggerogoti kandang dan kelinci terhindar dari
serangan tikus. Jika jarak antar kawat terutama pada bagian alas terlalu
renggang/lebar, hal ini akan menciderai kaki kelinci dan sangat tidak efisien ketika
kelinci mulai melahirkan.

Meski demikian, kelinci juga bisa dipelihara di kandang yang terbuat dari kayu atau
bambu layaknya kandang ayam. Tentu saja tingkat keamanan dan keawetannya jauh
lebih rendah jika dibandingkan dengan kandang yang berbahan kawat.

Biasanya kandang kelinci ini dibuat bertingkat untuk efisiensi ruang dan untuk
menghindari jatuhnya kotoran dari kandang atas ke kandang bawah, maka di sela-
selanya diberikan alas berupa seng yang ditata sedemikian rupa agar kotoran mudah
dibersihkan.

Tak jarang para peternak kelinci memanfaatkan kencing kelinci sebagai pupuk tanaman
sehingga kandang kelinci didesain sedemikian rupa agar bisa mengalirkan dan
menampung kencing kelinci di satu wadah.

Dalam satu kandang berukuran besar, kelinci bisa ditempatkan bersamaan dengan
jumlah 4-6 dengan kombinasi 2 pejantan dan 4 betina.

Ketika kelinci betina mulai bunting dan mendekati lahir, sebaiknya kelinci tersebut
ditempatkan di kandah terpisah hingga anak-anaknya selesai disapih.

Jika tidak demikian, anak kelinci akan mati terinjak atau bahkan dimakan oleh kelinci
lainnya terutama oleh kelinci jantan.

Harga Kelinci
Harga kelinci pedaging sangat bervariasi dan harga tertinggi adalah untuk sepasang
kelinci pedaging yang masih dalam keadaan hidup.

Harga terendah dari kelinci pedaging ini berkisar sekitar 50 ribuan rupiah saja,
sementara itu harga rata-rata mencapai 70-80 ribu rupiah per ekor dan harga sepasang
kelinci indukan berkisar antara 200-250 ribu rupiah.

Kesimpulan
Kelinci merupakan salah satu hewan ternak yang menguntungkan jika dilihat dari
produktivitasnya untuk beranak pinak. Binatang ini sangat gampang dipelihara dan
jarang terserang penyakit asalkan selalu terjaga kebersihannya.

Jika dilihat dari segi ekonominya, harga kelinci masih menjadi peluang usaha yang
menguntungkan mengingat biaya perawatan dan produksi kelinci tidaklah mahal.

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Tentang Sampah

via pinterest.com
Kali ini kita akan membahas tentang contoh teks laporan hasil observasi tentang
sampah rumah tangga, mulai dari jenis sampah rumah tangga sampai bagaimana cara
menanggulanginya.

Judul
Mengatasi Masalah Sampah Rumah Tangga
Pendahuluan
Penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS), di sungai dan di
berbagai tempat lainnya sudah pasti cepat atau lambat akan menjadi permasalahan
terutama pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.

Semestinya hal ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah, namun juga
masyarakat sekitar mengingat dampak buruk dari sampah tersebut nantinya akan
dirasakan oleh masyarakat juga.

Bisa dibilang bahwa faktor utama yang menyumbangkan sampah dalam jumlah besar
adalah sampah rumah tangga.

Tiap-tiap rumah meski dalam jumlah sedikit namun setiap harinya selalu memproduksi
sampah.

Namun jika jumlah yang sedikit tersebut dikalikan dengan seluruh rumah di suatu
kawasan yang memiliki satu TPS akhir, dalam satu hari saja sudah lebih dari satu truk
sampah yang terkumpul.

Pastinya hal ini kurang di sadari karena tiap rumah merasa menyumbangkan sambah
dalam jumlah yang sedikit.

Kedepannya, jika masalah tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat,


maka penumpukan sampah merupakan ancaman, tak hanya dalam lingkup masyarakat
kecil namun juga dalam lingkup global.

Sudah waktunya tiap-tiap keluarga dalam satu rumah mulai memikirkan untuk sebisa
mungkin mengurangi produksi sampah dan mulai untuk mengelolanya secara mandiri.

Isi
Jenis Sampah
Jika klasifikasikan, sampah ada dua jenis yakni sampah organik dan sampah
anorganik.

Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai dan berasal dari sisa makanan,
sisa dapur, dedaunan, dan lain-lainnya yang semuanya tersebut berasal dari organisme
hidup seperti tanaman dan hewan.
Sementara itu sampah anorganik adalah sampah yang sangat sulit terurai secara alami
seperti plastik, pecahan kaca, logam, dan lain sebagainya dan kiranya sampah jenis
inilah yang akan tertimbun lama dan menjadi permasalahan jika tidak ditanggulangi
dengan cepat.

Dalam satu rumah tangga, kiranya berikut inilah jenis sampah yang terkumpul setiap
harinya;

1. Sampah Organik
 Sisa makanan
 Sisa sayuran
 Tulang
 Cangkang telur
 Kulit buah
 Dedaunan
 Makanan dan bahan makanan busuk
 Kertas
 dll
2. Sampah Anorganik
 Plastik
 Popok instan
 Pembalut
 Logam
 Kaca
 Stereofoam
 dll
Kebiasaan Dalam Membuang Sampah
Warga desa dan warga kota atau pemukiman padat penduduk memiliki kebiasaan yang
bisa dibilang berbeda dalam memperlakukan sampah.

Warga desa yang jarang penduduk biasanya mengelola sampah mereka secara
mandiri tanpa menggunakan jasa tukang sampah.

Sebaliknya, warga kota dan lingkungan padat penduduk bisanya menggunakan jasa
tukang sampah atau malah membuang sampahnya sembarangan di tempat-tempat
misalnya seperti di sungai.

Warga desa cenderung membakar sampah kering baik sampah organik ataupun
anorganik dan membuang sampah basah di pekarangan belakang rumah dan
membiarkannya terurai dengan sendirinya meski ada juga kebiasaan buruk seperti
membuang sampah popok dan pembalut di sungai.
Perilaku membakar sampah ini barangkali tidak akan menyebabkan terjadinya
penimbunan sampah di TPS, namun sayangnya cara tersebut masih menciptakan
polusi, yakni asap pembakaran yang bisa saja mengganggu orang lain.

Namun hal ini tak menjadi suatu masalah mengingat masing-masing rumah juga
membakar sampah dan menimbulkan polusi asap sehingga masing-masing warga tidak
saling menegur.

Sementara itu dilingkungan kota atau pemukiman padat penduduk, membakar sampah
bisa menjadi masalah karena asapnya mengganggu rumah tangga lain di sekitarnya
seperti misalnya mengganggu pernafasan dan meninggalkan bau di baju yang sedang
di jemur.

Oleh karenanya, warga kota atau pemukiman padat penduduk memilih berlangganan
tukang sampah atau membuang sampah di sungai untuk menghindari komplain
tetangga.

Adapun problem lain dalam memperlakukan sampah adalah sebagian besar


masyarakat belum begitu terbiasa untuk mengklasifikasikan sampah dan
membuangnya ditempat berbeda, misalnya menyediakan dua jenis tempat sampah,
organik dan anorganik.

Kalaupun kemudian sebagian warga telah melakukannya, sayangnya hal ini tidak
disambut dengan cara yang sama oleh tukang sampah.

Sampah yang telah dipisahkan tersebut dijadikan satu kembali oleh tukang sampah lalu
dibuang di TPS. Padahal, jika sampah ini telah dipisahkan maka cara menanganinya
akan jauh lebih mudah.

Penanggulangan Sampah
Sampah sudah harus ditangani sejak dini dan dimulai dari tiap-tiap rumah tangga.

Oleh karena itulah diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan
lembaga sosial masyarakat untuk saling menyadarkan tentang pentingnya mengelola
sampah.

Ada beberapa solusi untuk menangani sampah seperti yang akan diuraikan sebagai
berikut ini:

1. Kampanye Penangulangan Sampah Terus Menerus


Model kampanye ini bisa menggunakan media sosial, media masa seperti TV, Radio,
Koran, dan melalui institusi pendidikan atau dengan jalur agama (ceramah pemuka
agama).

Kampanye ini bisa berupa peringatan atas ancaman sampah, slogan-slogan untuk tidak
sembarangan membuang dan memperlakukan sampah, dan lain sebagainya.
Tujuannya yang paling penting adalah menyadarkan masyarakat akan bahaya sampah
dan memutus rantai kebiasaan masyarakat memperlakukan sampah sembarangan.

2. Penyuluhan Tentang Pegelolaan Sampah Secara Berkala


Kampanye tentang penanggulangan sampah tidak akan efisien jika tidak ditindak lanjuti
dengan penyuluhan tentang pengelolaan sampah mulai dari sekolah hingga ke tingkat
RT.

Penyuluhan ini berisi tentang wacana ancaman sampah dan materi-materi sederhana
untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang lebih bernilai.

3. Mengelola Sampah Secara Mandiri


Sampah bisa menjadi berkah jika dikelola secara tepat.

Sampah organik misalnya, jika kelola dengan baik bisa dipergunakan sebagai bahan
pupuk ataupun jikalau tidak sempat mengolahnya, sampah organik ini bisa ditimbun di
salah satu sudut pekarangan rumah dan hal ini tidak akan menjadi beban berat dan
polusi yang berkepanjangan karena sampah organik tersebut akan cepat terurai.

Sementara itu, sampah non organik seperti plastik ataupun logam jika dikumpulkan dan
dipilah dengan baik bisa berpeluang menjadi uang.

Pada dasarnya semua sampah non organik bisa didaur ulang. Para tukang rongsong
biasanya mau membeli sampah seperti ini asalkan telah diklasifikasikan terlebih dahulu.

Namun bilamana hal ini tidak sempat dilakukan, asalkan sampah anorganik telah
terkumpul menjadi satu dan benar-benar terpisah dari sampah organik, pemulung
sampah akan menganggap ini sebagai rejeki.

Hal tersebut merupakan hal yang remeh temeh sebenarnya dan tak butuh waktu lama
untuk melakukannya namun dari hal tersebut, masalah sampah bisa ditanggulangi.

4. Keseriusan Pemerintah Dalam Mengelola Sampah


Semestinya pemerintah juga memandang sampah sebagai potensi energi dan oleh
sebab itulah masalah sampah ini juga diangkat sebagai permasalahan nasional untuk
kemudian ditemukan solusinya.

Di beberapa negara maju, sampah telah menjadi sumber energi seperti misalnya
menjadi sumber pembangkit listrik.

Tentunya jika hal ini dilakukan, pemerintah juga secara otomatis akan membuka
peluang kerja baru karena untuk mengatasi sampah ini secara total dan efisien
diperlukan banyak sekali tenaga ahli dan tenaga kasar.

Kesimpulan
Sampah akan menjadi ancaman bagi lingkungan dan keberlangsungan hidup dalam
skala global.

Oleh karena itu sampah harus ditanggulangi dengan sungguh-sungguh oleh setiap
individu dan pemerintah karena sampah ini selain ancaman juga merupakan sumber
yang bisa dijadikan peluang yang bermanfaat baik untuk lingkungan hidup ataupun
kehidupan manusia.

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Tentang Minuman - Kopi


Dan Cethe Di Tulungagung

via pinterest.com
Contoh teks laporan hasil observasi tentang minuman kali ini membahas tentang
hubungan antara kopi dan cethe di daerah Tulungagung.

Judul
Kopi Dan Cethe Di Tulungagung
Pendahuluan
Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Dari sabang sampai
merauke, terdapat puluhan jenis kopi berkualitas yang beberapa diantaranya menjadi
kopi favorit dunia seperti kopi luwak dan kopi toraja.

Di kota-kota besar, kopi yang dijual dengan konsep cafe telah menjadi salah satu gaya
hidup.

Di sana kopi telah diolah dan di sajikan dengan konsep modern sebagaimana juga
dilakukan dinegara maju lainnya, misalnya dengan menggunakan teknik penyajian
melalui alat atau mesin ekspreso yang diracik oleh para barista handal.

Dengan cara itu, minuman kopi memiliki nilai jual yang tinggi alias mahal harganya.

Jauh dari standard tinggi penyajian kopi di kota-kota besar, di kota kecil seperti
Tulungagung kopi telah menjadi primadona sejak dahulu meski hanya disajikan ala
kadarnya denga cara tradisional, yakni disangrai, dijadikan bubuk, dan diseduh.

Jumlah warung kopi kecil-kecilan sangat banyak. Bahkan, satu di satu desa saja
terdapat lebih dari 15 warung kopi yang dikelola secara sederhana.

Yang penting, bagi masyarakat pecinta kopi di Tulungagung, kopi tak hanya bisa untuk
diminum tapi juga bisa digunakan untuk nyethe.

Apa itu nyethe? Nyethe merupakan aktivitas melukis di rokok dengan menggunakan
endapan kopi yang halus.

Konon, rokok yang diberi cethe alias endapan kopi ini memiliki rasa lebih.

Minimal, ada kesan-kesan tertentu yang hadir ketika merokok dengan olesan cethe
yang tak bisa ditemukan dengan cara lain.

Inilah yang membuat kota Tulungagung juga dikenal sebagai kota cethe dan memiliki
banyak sekali warung kopi meski kualitas kopinya jelas kalah telak jika dibandingkan
dengan cafe-cafe profesional a la kota besar.

Isi
Kopi Masyarakat
Memang benar bahwa sebagian besar warung kopi di Tulungagung menjual kopi
dengan kriteria murah, kental, dan halus karena memang itu yang dicari oleh mayoritas
masyarakat pecinta kopi.

Segelas atau secangkir kopi hitam rata-rata dijual dengan harga tak lebih dari 2000
rupiah saja.

Hal ini jelas sangat jauh berbeda dengan kultur kopi di kota besar yang harga secangkir
mungilnya bisa mencapai 5 ribu hingga 25 ribu ke atas.

Tentu hal tersebut tak bisa disejajarkan karena masyarakat penggemar kopi di
Tulungagung yang gemar ngopi di warung kopi sebagian besar adalah kelas pekerja,
pelajar, dan pengangguran.

Jadi, jika ada warung kopi yang menjual kopi dengan harga lebih mahal dari nasi
bungkus ramesan, maka bisa dipastikan warung tersebut tidak akan berumur panjang.

Hal ini bisa dibuktikan melalui dua warung kopi senior yang masih bertahan sejak lebih
dari 15 tahun yang lalu, yakni warkop Mak Tin dan warkop Waris yang selalu ramai
sejak pagi hari hingga menjelang warung tutup.

Rahasianya sederhana saja, harga kopinya murah, kental, dan halus. Soal kualitas kopi
jangan ragu, sangat jauh dari standard kopi nasional.

Jika kualitas kopi masih jauh dari standard, kenapa kok laris?

Inilah yang menarik. Belum tentu masyarakat pedesaan atau kota kecil bisa menikmati
rasa pahit dari kopi ekspresso kelas dunia dan begitu pula sebaliknya karena soal rasa
kopi ini bisa dibilang adalah konstruksi budaya alias faktor kebiasaan saja.

Sehingga, bagi sebagian besar pecinta kopi di tulungagung, kopi murah yang mereka
nikmari memang benar-benar terasa nikmat, terlebih jika minum kopinya ditemani
dengan rokok yang telah diolesi dengan cethe (endapan kopi halus).

Kopi Medium Silaturahmi


Pada masyarakat di Tulungagung, kopi bukanlah sekedar minuman, melainkan cara
hangat untuk bertegur sapa.

Orang minum kopi di warung kopi bisa saja membaur satu dengan lainnya meski tak
saling kenal dan baru pertamakali bertemu.

Pada momen ini, menikmati kopi di warung kopi menjadi peluang untuk tak hanya
saling bertukar cerita, namun juga menjadi peluang bisnis karena adakalanya bisnis
dimulai dari obrolan.

Kopi Ijo Khas Tulugagung


Salah satu jenis kopi yang paling terkenal di Tulungagung adalah kopi Ijo.
Mula-mula, warung kopi yang menjual kopi ijo ini adalah warung kopi Mak Tin dan
warung kopi Waris. Kedua warung ini berdekatan dan sama-sama laris. Dalam satu hari
salah satu dari warung tersebut bisa menjual lebih dari 10 kg kopi ijo.

Pembeli tak hanya membeli kopi cangkir, namun juga bubuk kopi untuk dibawa pulang,
dijadikan oleh-oleh, dan bahkan di warung tersebut merupakan tempat kulakan warung
kopi lain yang menjual kopi ijo. Maka tak heran jika masing-masing warung tersebut
memproduksi kopi ijo dalam jumlah besar setiap harinya.

Dinamakan sebagai kopi ijo bukan karena warna kopinya yang hijau, namun karena
endapan cethenya akan berwarna lain ketika mengering di rokok. Jelas warnanya juga
bukan hijau, melainkan abu-abu.

Jika kopi ini diseduh dengan air yang tidak mendidih, maka akan menimbulkan rasa
mual bagi yang tidak biasa minum kopi ijo.

Rasa dari kopi ini juga tidak seperti kopi robusta atau arabika, sehingga kopi ini jelas
merupakan kopi racikan dengan bahan tertentu dan cara olah tertentu. Pastinya, resep
dari kopi ini dirahasiakan.

Namun demikian, kopi ini tidaklah sulit dicari dan murah harganya.

Kesimpulan
Lain daerah lain pula kopinya dan tentu lain rasanya. Namun demikian, orang daerah
lokal seperti Tulungagung lebih senang minum kopi sederhana di warung kopi biasa.

Secangkir kopi kental manis bisa dibeli dengan harga murah dan melalui kopi inilah
para pengunjung warung kopi bisa mengakrabkan diri satu sama lain meski tak saling
kenal. Hal ini tentu jauh berbeda dengan warung kopi di kota-kota besar.

Sehingga demikianlah, kualitas kopi bisa dikesampingkan dan bahkan tak perlu
diketahui untuk sebagian besar warung kopi di Tulungagung, yang penting kopi yang
disajikan adalah kopi kental, manis, dan murah.
https://gudangpelajaran.com/contoh-teks-observasi/

Anda mungkin juga menyukai