Reza Fakhrizal, Tedjo Sukmadi, Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
Reza Fakhrizal, Tedjo Sukmadi, Mochammad Facta Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
Kata kunci : pengasutan bintang (Y) - segitiga (Δ), motor induksi tiga fasa, Programmable Logic Controller
I. PENDAHULUAN
Di Tugas Akhir ini juga dibuat sistem proteksi pada
1.1 Latar Belakang
pengasutan bintang (Y) - segitiga (Δ) motor induksi tiga fasa,
Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang
sistem ini berguna bila pada pengasutan bintang (Y) - segitiga
paling banyak digunakan secara luas baik dalam industri
(Δ) motor induksi tiga fasa terjadi suatu keadaan tidak normal
besar maupun kecil dibandingkan motor jenis lain. Hal ini
(gangguan), hal ini tidak akan mempengaruhi sistem.
dimungkinkan karena motor jenis ini memiliki keunggulan-
1.2 Tujuan
keunggulan baik dari segi teknis maupun ekonomis.
Tujuan yang hendak dicapai dalam Tugas Akhir ini
Meskipun memiliki keunggulan seperti di atas, motor
adalah pembuatan prototipe sistem otomatisasi pengaturan
induksi juga mempunyai kekurangan, yaitu :
menggunakan PLC pada sistem pengasutan dan proteksi
a. Pengaturan kecepatan sulit dilaksanakan
b. Arus awal (start) yang besar (lima sampai tujuh kali bintang (Y) - segitiga (Δ) motor induksi tiga fasa baik dalam
arus normal) kondisi normal maupun tidak normal (ada gangguan).
c. Faktor daya yang rendah terutama pada saat 1.3 Pembatasan Masalah
memikul beban ringan. Pembatasan masalah pada Tugas Akhir ini adalah
Meskipun motor induksi tiga fasa memiliki sebagai berikut :
karakteristik arus awal yang besar namun hal ini dapat diatasi 1. Metode pengasutan yang digunakan adalah metode
dengan beberapa metode pengaturan, salah satunya adalah pengasutan bintang (Y) - segitiga (Δ).
dengan sistem pengasutan bintang (Y)-segitiga (Δ), dimana 2. Motor induksi yang digunakan adalah motor induksi
sistem ini sangat sederhana dan dapat diterapkan untuk semua tiga fasa 1 HP tipe sangkar tupai yang dikopel
jenis motor induksi tiga fasa. generator DC penguatan terpisah 1 HP.
Di lain pihak perkembangan teknologi industri 3. Tegangan asut yang digunakan adalah Y / Δ - 220 /
dewasa ini menuntut sistem pengaturan yang murah, bisa 127 V.
dikendalikan dari jarak jauh, real - time, dan mudah 4. Programmable Logic Control (PLC) yang digunakan
pengawasannya. Pengaturan sistem dengan menggunakan adalah tipe OMRON CQM1-CPU21.
komputer, terutama komputer jenis PC, saat ini sudah 5. Pembuatan program bantu menggunakan CX
dikembangkan, dan sudah menjadi pilihan utama karena Programmer, melalui komunikasi serial
mudah, baik penanganannya maupun perawatannya. menggunakan kabel RS232.
Penulis mencoba membuat sistem pengaturan suatu 6. Penentuan tegangan referensi pada comparator yang
plant, dalam hal ini adalah pengaturan pada pengasutan digunakan pada pengujian dilakukan secara empiris.
bintang (Y) – segitiga (Δ) motor induksi tiga fasa, yang 7. Sensor arus lebih menggunakan Over Current Relay
dikontrol dengan PLC. Dengan menggunakan sistem (OCR) merk Kasuga-MH tipe RAS703B, dengan
pengasutan bintang (Y) - segitiga (Δ) diharapkan dapat range setting arus 2 – 7 A dan range setting waktu
mengurangi besar arus pengasutan pada saat motor start. operasi 0 – 1 detik.
1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP
2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro UNDIP
Makalah Seminar Tugas Akhir – Reza Fakhrizal
2
beberapa metoda pengasutan motor induksi yang biasa menunjukkan kemampuannya yang dapat dengan mudah
digunakan, yaitu : diubah-ubah sesuai program yang dibuat dan
- Pengasutan dengan primary resistors (rheostat) kemampuannya dalam hal memory program yang telah
- Pengasutan dengan auto-transformator dibuat.
- Pengasutan bintang - segitiga (Y - Δ)
- Pengasutan dengan tahanan rotor (rheostat), khusus • Logic
untuk motor tipe rotor belitan. menunjukkan kemampuannya dalam memproses input
secara aritmatik (ALU), yakni melakukan operasi
Pengasutan Motor Induksi Tiga Fasa Metode Bintang– membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi,
Segitiga (Y-Δ) mengurangi, dan negasi.
Sistem pengasutan bintang segitiga adalah metode • Controller
pengasutan dengan pengurangan tegangan. Sebuah motor menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan
induksi dengan hubungan bintang - segitiga memiliki enam mengatur proses sehingga menghasilkan output yang
buah terminal sehingga dapat diswitch, baik untuk hubungan diinginkan.
bintang atau segitiga. Motor dihubungkan bintang (Y) pada
Fungsi PLC adalah sebagai berikut:
waktu pertama kali di-start, dan ketika motor telah mendekati
1. Kontrol Sekuensial. PLC memproses input sinyal biner
kecepatan normal, hubungan diubah menjdi hubungan
menjadi output yang digunakan untuk keperluan
segitiga (Δ).
pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini
Saat terhubung bintang, tegangan masing-masing fasa
PLC menjaga agar semua langkah dalam proses
dikurangi sebesar 1/√3 (57,7 % tegangan saluran) karena itu sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
torsi yang timbul menjadi 1/3 dari apabila motor langsung 2. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
terhubung delta. Arus saluran dikurangi sebesar 1/3. (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan
1 mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan
I st per fasa = I sc per fasa .................(2.3)
3 proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi
dimana : batas) atau menampilkan pesan tersebut kepada operator.
Isc = arus start bila motor terhubung Δ Komponen PLC
Ist = arus start bila motor terhubung Y PLC atau biasa disebut PC (Programmable Controller)
adalah suatu perangkat yang dapat dengan mudah diprogram
Prinsip Kerja Rangkaian Pengasutan Bintang - Segitiga yang digunakan untuk mengontrol peralatan. PLC sederhana
Pengasutan Y – Δ bekerja sesuai dengan Gambar mempunyai komponen utama berupa CPU (Central
2.4, yaitu apabila motor di-start maka kontaktor C1 dan C3 Processing Unit), Unit I/O, Programming Console, Rack atau
ON, sehingga motor akan terhubung ke jala-jala secara Mounting Assembly dan power supply. Sistem dari sebuah
bintang. Setelah beberapa saat kontaktor C3 OFF dan PLC ditunjukkan pada Gambar 2.5.
kontaktor C2 ON, sehingga motor akan terhubung ke jala-jala
dengan hubungan segitiga. PLC Program
C1 Central Processing
R Input Module Output Module
S C1 Unit
T C1
C2 C3
C2 C3
Piranti Input Piranti Output
C2 C3
Gambar 2.5 Sistem dari suatu PLC
Gambar 2.4 Pengasutan Bintang - Segitiga
2.5 Gangguan dan Proteksi Pada Sistem Tenaga Listrik
2.4 Sekilas Tentang PLC Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah keadaan
Programmable Logic Control (PLC) adalah suatu tidak normal dimana keadaan ini dapat mengakibatkan
peralatan elektronika digital yang dapat memprogram memori tergangguannya kontinunitas pelayanan tenaga listrik.
untuk menyimpan instruksi–instruksi dan melaksanakan Gangguan ini dapat mengakibatkan kerusakan atau
fungsi khusus seperti logika, sekuensial, timer, counter dan mempengaruhi sistem, antara lain :
aritmatika untuk kontrol mesin dan proses. 1. Terjadi gangguan yang tidak normal dari batas yang
Programmable Logic Control (PLC) merupakan tipe diijinkan yang akan menyebabkan arus yang besar
sistem kontrol yang memiliki input device yang disebut mengalir pada saluran.
sensor, kontroller serta output device. Peralatan yang 2. Gangguan dapat menurunkan, menghilangkan atau
dihubungkan pada PLC yang berfungsi mengirim sebuah menaikkan sistem tegangan diluar batas yang
sinyal ke PLC disebut input device. Lalu PLC akan diijinkan.
mengirimkan sinyal output ke output device. 3. Gangguan dapat menyebabkan sistem daya tiga
Konsep PLC phase menjadi tidak simetris atau tidak seimbang.
Sesuai dengan namanya, konsep PLC dapat dijelaskan 4. Gangguan dapat menghalangi aliran daya.
sebagai berikut : 5. Gangguan dapat mengakibatkan sistem tidak stabil
• Programmable dan menghentikan aliran daya sistem tenaga listrik.
6. Gangguan hubung singkat akan menimbulkan arus arus yang ditimbulkan maka semakin cepat pula TOR akan
gangguan yang sangat besar yang dapat dengan trip. Apabila penyebab dari beban lebih masih terjadi, maka
cepat merusak peralatan generator, motor maupun rele akan trip kembali dan reset pada interval waktu yang
transformator. ditentukan. Proteksi dilakukan dengan melalui fungsi
Seluruh sistem tenaga listrik pasti membutuhkan kontrolnya (tidak ada pemutusan daya langsung pada
proteksi. Pilihan sistem proteksi tergantung dari beberapa pengaman beban lebihnya). Blok diagram dari TOR
aspek seperti tipe, dan rating dari peralatan yang diproteksi, ditunjukan oleh gambar 2.8.
kegunaan peralatan tersebut, lokasi, kondisi abnormal, biaya, 1. Setting arus
dan sebagainya. Suatu sistem proteksi akan merasakan 2. Tombol TEST
keadaan yang abnormal pada bagian dari sistem tenaga dan 3. Tombol STOP
memberikan peringatan atau mengisolasi keadaan tersebut 4. Tombol RESET
dari sistem yang sehat. 5. Indikator TRIP
6. Tutup pengaman
2.5.1 Relay Arus Lebih (Over Current Relay) 7. Manual / Otomatis selektor
Relay arus lebih (Over Current Relay disingkat OCR)
berfungsi untuk memproteksi peralatan listrik terhadap arus
lebih yang disebabkan oleh gangguan hubung singkat 2 phasa Gambar 2.8 Blok Diagram TOR
atau 3 phasa.
Relay arus lebih memiliki input tunggal dalam bentuk
arus bolak – balik. Output dari relay adalah kontak yang
normal terbuka, yang berubah menjadi tertutup ketika relay
trip. Relay ini mempunyai dua buah setting, yaitu setting
waktu dan plug setting. Setting waktu memutuskan waktu
operasi dari relay sementara plug setting dibutuhkan bagi
relay untuk pick up. Nama plug setting diambil dari relay
elektromekanik. Pada relay ini, kita harus memasukan
sebuah plug yang pendek dalam jembatan plug setting,
sehingga untuk mengubah sejumlah lilitan dari koil operasi
untuk mendapatkan nilai pick up yang khusus. Blok diagram
Gambar 2.9 Kurva trip TOR LDR-07
dari OCR ditunjukan oleh gambar 2.6.
2.6 Konsep Dasar Sistem Kontrol
Sistem kendali merupakan hubungan timbal balik antara
unsur-unsur yang membentuk suatu sistem untuk memberikan
hasil yang dikehendaki yang disebut dengan tanggapan.
Berdasarkan ada tidaknya acuan untuk melakukan aksi
kendali terhadap proses, maka sistem kendali dapat dibedakan
menjadi dua sistem yaitu sistem loop terbuka (open loop) dan
Gambar 2.6 Blok diagram dari OCR sistem loop tertutup (close loop). Pada Tugas Akhir ini
2.5.2 Relay Kegagalan Fasa (Phase Failure Relay) digunakan sistem kendali loop tertutup (close loop).
Relay kegagalan fasa (Phase Failure Relay disingkat Sistim kendali loop tertutup (Close Loop)
PFR) berfungsi untuk memproteksi peralatan listrik terhadap Sistem kendali loop tertutup merupakan sistem kendali
gangguan yang disebabkan oleh lepasnya satu, dua atau tiga yang mengunakan keluaran sebagai pembanding dengan
fasa serta ganguan keseimbangan fasa dari suatu sistem. acuan sehingga aksi kontrol yang keluar dari controler akan
Relay arus lebih memiliki input tunggal dalam bentuk berpengaruh terhadap error. sistem ini mengacu pada suatu
arus bolak – balik. Output dari relay adalah kontak yang sistem yang mempunyai gangguan, dimana sistem akan
normal terbuka, yang berubah menjadi tertutup ketika relay cenderung mengurangi perbedaan yang terjadi pada masukan
trip. Relay ini mempunyai setting unbalance. Blok diagram dan keluaran sehingga kestabilan akan tercapai.
dari OCR ditunjukan oleh gambar 2.7. Masukan +
Pengendali Plant
Keluaran
Normal Fail -
R (NO) (NC)
S
W Gambar 2.10 Diagram blok sistem pengendali loop tertutup
T
III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
Gambar 2.7 Blok diagram dari PFR Gambaran umum tentang alat dapat dilihat pada blok
2.5.3 Relay Beban Lebih (Overload Relay) diagram berikut ini.
Untuk melindungi peralatan seperti motor induksi
terhadap kerusakan akibat beban lebih (overload) diperlukan
suatu pengaman overload relay atau biasa disebut Thermal
Overload Relay (TOR). Pemanfaatan TOR salah satunya
digunakan untuk mengetahui arus lebih yang ditimbulkan
oleh beban, sehingga nantinya TOR akan trip sesuai dengan
besarnya arus yang ditimbulkan oleh beban. Semakin besar `
Personal Komputer
Monitoring
3.1 Spesifikasi dan Motor Induksi Tiga Fasa dan &
Rang. tenaga
Generator DC Penguat Terpisah
Adapun untuk perancangan pengaturan kecepatan
motor DC penguatan terpisah ini dibutuhkan data spesifikasi TOR
yang lengkap. Tabel 3.1 menunjukkan spesifikasi dari motor
Gambar 3.3 Blok rangkaian kontrol setelah proses wiring
induksi tiga fasa yang dikopel dengan generator DC
penguatan terpisah yang digunakan : 3.2.2 Perancangan Rangkaian Tenaga
Tabel 3.1 Spesifikasi Motor Induksi Tiga Fasa dan Generator DC Penguatan
Diagram pengawatan rangkaian tenaga diperlihatkan
Terpisah Gambar 3.4.
Motor Induksi Tiga Fasa Generator DC Penguatan Terpisah 380 220
N N
Tegangan Output : 380 / 220 V Daya : 1 HP T
T
t
w x
K3 1 2 3 D E F G H I
d e f g h i p q r u 4 5 6 A B C J K L
OCR K2 K1
S1 S2
v1
M v2
R U2
Y menunggu masukan dari PFR untuk mematikan motor
U1
1 FASA LEPAS
OVERLOAD
RESET
ditekan, maka PLC akan menunggu masukan dari OCR untuk
2 FASA LEPAS STOP
mematikan motor induksi, bila tidak maka PLC akan
Gambar 3.5 Panel Monitoring mematikan motor induksi. Apabila dalam keadaan beroperasi
Panel monitoring bertujuan untuk memudahkan Δ, motor induksi mendapatkan beban yang berlebih, maka
pengamatan ketika proses sedang berlangsung. Lampu hijau PLC akan mendapat masukan dari TOR untuk mematikan
digunakan sebagai indikator bila kontaktor yang terhubung motor induksi. Proses akan berhenti jika tombol stop ditekan.
dengan lampu tersebut aktif, sedangkan lampu merah Flowchart dari program dapat dilihat pada Gambar
digunakan sebagai indikator operasi motor, baik ketika dalam 3.6.
keadaan normal maupun terjadi gangguan.
3.3 Perancangan Program
Penjelasan dari flowchart program adalah sebagai
berikut, pada saat motor induksi siap dinyalakan terdapat 2
pilihan, yaitu apakah tombol start ditekan. Pilihan pertama
tombol start tidak ditekan, maka motor induksi tidak akan
bekerja dan menunggu sampai tombol start ditekan. Pilihan
kedua tombol start ditekan, maka motor induksi siap
dioperasikan. Lalu terdapat pilihan lagi yaitu apakah tombol
Y – Δ normal ditekan. Pilihan pertama tombol Y – Δ normal
tidak ditekan, maka motor induksi dalam kondisi siap untuk
dioperasikan. Pilihan kedua tombol Y – Δ normal ditekan,
maka motor induksi akan beroperasi dalam keadaan Y selama
n detik. Pada saat motor induksi beroperasi dalam keadaan Y,
terdapat 2 pilihan, apakah tombol gangguan ditekan. Pilihan
pertama, apabila yang ditekan adalah tombol gangguan suplai
lepas, maka motor induksi kembali ke keadaan siap
dinyalakan atau dalam keadaan mati. Apabila yang ditekan
tombol gangguan 1 fasa lepas, maka PLC akan menunggu
masukan dari PFR untuk mematikan motor induksi, bila tidak
maka apakah yang ditekan tombol gangguan 2 fasa lepas, bila
iya maka PLC akan menunggu masukan dari PFR untuk
mematikan motor induksi. Apabila gangguan berupa tombol
gangguan hubung singkat yang ditekan, maka PLC akan
menunggu masukan dari OCR untuk mematikan motor
induksi, bila tidak maka PLC akan mematikan motor induksi.
Pilihan kedua adalah, PLC menunggu selama n detik
masukan dari driver transistor. Dalam proses menunggu
masukan dari driver transistor terdapat 2 pilihan, apakah
4.1.5 Pengujian Tegangan Input, Output dan Tegangan Tabel 4.7 Perbandingan Arus Asut dan Waktu Asut metode DOL Y, DOL
Δ, dan Y - Δ
Pembanding Comparator
Pengujian terhadap input dan tegangan pembanding Arus Pengasutan (Ampere)
Keterangan
comparator dilakukan dengan cara mengukur tegangan yang DOL Y DOL Δ Y-Δ
merupakan tegangan DC. Arus Asut (Ampere) 3.11 4.1 2.89
Tabel 4.5 Hasil pengujian tegangan input, output dan tegangan pembanding
comparator Waktu Start (detik) 11 15 10
Tegangan yang Tegangan hasil
Comparator
dibutuhkan pengukuran 4.2.3 Pengujian Keadaan Tidak Normal (Terjadi
+15 Volt 15.07 Volt Gangguan)
Input 4.2.3.1 Pengujian Gangguan Suplai Lepas
-15 Volt - 15.77 Volt
Dalam pengujian ini, berfungsi untuk mengetahui
Tegangan 2,5 Volt 2,502 Volt
pembanding
respon dari sistem apabila terjadi gangguan yang berupa
lepasnya suplai tiga fasa, baik ketika motor beroperasi dalam
Sedangkan untuk pengukuran tegangan output keadaan Y, motor dalam keadaan perpindahan operasi dari Y
dilakukan pada saat comparator mendeteksi tegangan – Δ, maupun ketika motor beroperasi dalam keadaan Δ.
konversi dari frequency to voltage (F to V) yang telah Ketika motor sedang beroperasi, baik dalam keadaan
ditentukan sehingga mempunyai logika ‘1’ atau high. Hasil apapun, lalu tiba-tiba terjadi gangguan yaitu lepasnya suplai,
pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.6 sebagai berikut : maka sistem secara otomatis akan memerintahkan untuk
Tabel 4.6 Hasil pengujian tegangan input, output dan tegangan pembanding kembali dalam keadaan awal atau reset.
comparator
Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa
Tegangan minimal saat mendeteksi tegangan konversi
Comparator dari frequency to voltage (F to V) yang telah penekanan tombol hubung singkat akan menyebabkan
ditentukan kontaktor K6 OFF, sehingga menyebabkan kerja sistem
Output 2.513 Volt terganggu karena lepasnya suplai sehingga membuat motor
induksi kembali ke keadaan awal.
4.2 Pengujian Software
4.2.3.2 Pengujian Gangguan Satu Fasa Lepas
Pengujian software meliputi pengujian program PLC
Dalam pengujian ini, berfungsi untuk mengetahui
terhadap kerja dari rangkaian kontrol motor induksi yang
respon dari sistem apabila terjadi gangguan yang berupa
telah dibuat.
lepasnya salah satu fasa, baik ketika motor beroperasi dalam
4.2.1 Pengujian Start keadaan Y, motor dalam keadaan perpindahan operasi dari Y
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kerja sistem – Δ, maupun ketika motor beroperasi dalam keadaan Δ.
apabila tombol start dan stop ditekan. Apabila tombol Ketika motor sedang beroperasi, baik dalam keadaan
START ditekan maka akan menghidupkan rele K7 dan apapun, lalu tiba-tiba terjadi gangguan yaitu lepasnya salah
lampu indikator K7 serta lampu keterangan STANDBY satu fasa, maka sistem secara otomatis akan memerintahkan
untuk waktu tertentu. untuk kembali dalam keadaan awal atau reset setelah
Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa mendapat masukan dari Phase Fault Relay (PFR).
jika tombol start belum ditekan maka motor induksi belum Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa
siap beroperasi. Sedangkan penekanan tombol stop akan penekanan tombol hubung singkat akan menyebabkan
membuat sistem berhenti beroperasi. kontaktor K4 OFF, sehingga menyebabkan kerja sistem
4.2.2 Pengujian Start Bintang (Y) – Segitiga (Δ) terganggu karena lepasnya salah satu fasa sehingga membuat
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui motor induksi kembali ke keadaan awal.
kerja sistem apabila tombol Y – Δ Normal ditekan. 4.2.3.3 Pengujian Gangguan Dua Fasa Lepas
Motor akan beroperasi dalam keadaan Y, selang Dalam pengujian ini, berfungsi untuk mengetahui
beberapa detik suplai akan lepas, setelah itu motor akan respon dari sistem apabila terjadi gangguan yang berupa
beroperasi dalam keadaan Δ. lepasnya dua fasa, baik ketika motor beroperasi dalam
Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa keadaan Y, motor dalam keadaan perpindahan operasi dari Y
penekanan tombol Y-Δ Normal akan membuat motor induksi – Δ, maupun ketika motor beroperasi dalam keadaan Δ.
beroperasi dalam keadaan Y, selang beberapa detik, motor Ketika motor sedang beroperasi, baik dalam keadaan
akan melepas suplai, lalu akan beroperasi lagi dalam keadaan apapun, lalu tiba-tiba terjadi gangguan yaitu dua fasa lepas,
Δ bila masukan dari driver rele bernilai ’1’. maka sistem secara otomatis akan memerintahkan untuk
arus (Ampere)
4.5
kembali dalam keadaan awal atau reset setelah mendapat
4 masukan dari Phase Fault Relay (PFR).
3.5 Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa
3
2.5
penekanan tombol hubung singkat akan menyebabkan
2 kontaktor K5 OFF, sehingga menyebabkan kerja sistem
1.5 terganggu karena gangguan dua fasa lepas sehingga membuat
1
motor induksi kembali ke keadaan awal.
0.5
0 4.2.3.4 Pengujian Gangguan Hubung Singkat
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Dalam pengujian ini, berfungsi untuk mengetahui
waktu (detik) respon dari sistem apabila terjadi gangguan yang berupa
DOL Y DOL A Y- A
gangguan hubung singkat antar fasa, baik ketika motor
beroperasi dalam keadaan Y, motor dalam keadaan
Gambar 4.2 Kurva Perbandingan Arus – Waktu Bintang (Y) – Segitiga (Δ),
DOL Bintang (Y), dan DOL Segitiga (Δ)
perpindahan operasi dari Y – Δ, maupun ketika motor Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa
beroperasi dalam keadaan Δ. penekanan tombol Y-Δ delay lama akan membuat motor
Ketika motor sedang beroperasi, baik dalam induksi kembali ke keadaan awal, karena masukan dari driver
keadaan apapun, lalu tiba-tiba terjadi gangguan yaitu hubung rele bernilai ’0’.
singkat antar, maka sistem secara otomatis akan 4.2.4 Pengujian Reset
memerintahkan untuk kembali dalam keadaan awal atau reset Pengujian ini untuk mengetahui penggunaan tombol
setelah mendapat masukan dari Over Current Relay (OCR). reset yang ditekan secara manual, maupun reset otomatis
Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa yang dilakukan oleh sistem.
penekanan tombol hubung singkat akan menyebabkan Dalam keadaan gangguan apapun, secara otomatis
kontaktor K3 OFF, sehingga menyebabkan kerja sistem rangkaian akan melakukan reset. Reset juga dapat dilakukan
terganggu karena gangguan hubung singkat antar fasa secara manual di keadaan lain apabila memang diperlukan.
sehingga membuat motor induksi kembali ke keadaan awal. Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa
4.2.3.5 Pengujian Gangguan Beban Lebih penekanan tombol reset baik secara manual atau apabila
Dalam pengujian ini, berfungsi untuk mengetahui terjadi gangguan apapun akan membuat motor induksi
respon dari sistem apabila terjadi gangguan yang berupa kembali ke keadaan awal.
gangguan beban lebih, baik ketika motor beroperasi dalam 4.2.5 Pengujian Stop
keadaan Y, motor dalam keadaan perpindahan operasi dari Y Apabila tombol STOP ditekan maka akan
– Δ, maupun ketika motor beroperasi dalam keadaan Δ. mematikan semua kontaktor dan menghidupkan lampu
Ketika motor sedang beroperasi, baik dalam keterangan STOP.
keadaan apapun, lalu terjadi gangguan yaitu beban lebih, Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa
maka sistem secara otomatis akan memerintahkan untuk jika tombol start belum ditekan maka motor induksi belum
kembali dalam keadaan awal atau reset setelah mendapat siap beroperasi. Sedangkan penekanan tombol stop akan
masukan dari Thermal Overload Relay (TOR). membuat sistem berhenti beroperasi.
Hasil pengujian ini sesuai dengan algoritma bahwa Tabel 4.8 Unjuk Kerja I/O PLC
aktifnya Thermal Overload Relay (TOR) akan membuat
motor induksi kembali ke keadaan awal dengan mematikan
semua kontaktor.
arus (Ampere)
3.25
3
2.75
2.5
2.25
2
1.75
1.5
1.25
1
0.75
0.5
0.25
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 76
waktu (detik)
Gambar 4.7 Kurva Arus – Waktu saat simulasi Gangguan Beban Lebih
Reza Fakhrizal
Lahir dan besar di Semarang yang Menyetujui ,
terkenal dengan panasnya di musim
kemarau dan rob serta banjir di musim Pembimbing I Pembimbing II
hujan. Selepas lulus dari SMA 3
Semarang tahun 2001 menghabiskan
lebih dari 6 tahun hidupnya di Teknik
Elektro UnDip dengan konsentrasi
POWER. “Budidayaning Manungso
Ora Biso Ngungguli Garising Kuwasa. Ir. Tedjo Sukmadi, MT Mochammad Facta, ST. MT
Amarga Manungso Mung Sakderma NIP. 132 125 670 NIP. 132 231 134
Nglakoni Kadyo Wayang Ono
Dhalange”.