Anda di halaman 1dari 16

Toggle navigation

Sejarah UPI

Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)


Universitas Pendidikan Indonesia semula berupa Perguruan Tinggi Pendidikan Guru
(PTPG) yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1954 di Bandung dan diresmikan oleh
Menteri Pendidikan Pengajaran Mr. Muhammad Yamin.

Semula bernama, didirikan dengan latar belakang sejarah pertumbuhan bangsa, yang
menyadari bahwa upaya mendidik dan mencerdaskan bangsa merupakan bagian
penting dalam mengisi kemerdekaan.

Beberapa alasan didirikannya PTPG antara lain: Pertama, setelah Indonesia mencapai
kemerdekaannya, bangsa Indonesia sangat haus pendidikan. Kedua, perlunya
disiapkan guru yang bermutu dan bertaraf universitas untuk meningkatkan kualitas
pendidikan yang akan merintis terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Di sinilah untuk pertama kalinya para pemuda mendapat gemblengan pendidikan guru
pada tingkat universitas, sebagai realisasi Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran
dan Kebudayaan Republik Indonesia (Nomor 35742 tanggal 1 September 1954 tentang
pendirian PTPG/Perguruan Tinggi Pendidikan Guru).

PTPG dipimpin oleh seorang Dekan yang membawahi beberapa jurusan dan atau balai,
yakni:

 Ilmu Pendidikan
 Ilmu Pendidikan Jasmani;
 Bahasa dan Kesusastraan Indonesia;
 Bahasa dan Kesusastraan Inggris;
 Sejarah Budaya;
 Pasti Alam;
 Ekonomi dan Hukum Negara; dan
 Balai Penelitian Pendidikan

Sejarah uPI
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) salah satu Perguruan Tinggi Negeri di
Indonesia yang berdiri sejak tahun 1954. UPI berawal dari sebuah Perguruan Tinggi
Pendidikan Guru yang telah mengalami metamorfosis hingga menjadi salah satu
Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum di Indonesia.

1954

 
Perguruan Tinggi Pendidikan Guru

1958

 
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
1963

 
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

1999

 
Universitas Pendidikan Indonesia

2004

 
UPI sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN)

Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)


Universitas Pendidikan Indonesia semula berupa Perguruan Tinggi Pendidikan Guru
(PTPG) yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1954 di Bandung dan diresmikan oleh
Menteri Pendidikan Pengajaran Mr. Muhammad Yamin.

Semula bernama, didirikan dengan latar belakang sejarah pertumbuhan bangsa, yang
menyadari bahwa upaya mendidik dan mencerdaskan bangsa merupakan bagian
penting dalam mengisi kemerdekaan.

Beberapa alasan didirikannya PTPG antara lain: Pertama, setelah Indonesia mencapai
kemerdekaannya, bangsa Indonesia sangat haus pendidikan. Kedua, perlunya
disiapkan guru yang bermutu dan bertaraf universitas untuk meningkatkan kualitas
pendidikan yang akan merintis terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

Di sinilah untuk pertama kalinya para pemuda mendapat gemblengan pendidikan guru
pada tingkat universitas, sebagai realisasi Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran
dan Kebudayaan Republik Indonesia (Nomor 35742 tanggal 1 September 1954 tentang
pendirian PTPG/Perguruan Tinggi Pendidikan Guru).
PTPG dipimpin oleh seorang Dekan yang membawahi beberapa jurusan dan atau balai,
yakni:

 Ilmu Pendidikan
 Ilmu Pendidikan Jasmani;
 Bahasa dan Kesusastraan Indonesia;
 Bahasa dan Kesusastraan Inggris;
 Sejarah Budaya;
 Pasti Alam;
 Ekonomi dan Hukum Negara; dan
 Balai Penelitian Pendidikan.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

 Sejalan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan


Kebudayaan No. 40718/S pada waktu itu, yang menyatakan bahwa PTPG dapat
berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi atau perguruan tinggi dalam universitas,
maka seiring dengan berdirinya Universitas Padjadjaran (UNPAD), pada tanggal
25 November 1958 PTPG diintegrasikan menjadi fakultas utama Universitas
Padjadjaran dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
 Untuk memantapkan sistem pengadaan tenaga guru dan tenaga kependidikan,
berbagai kursus yang ada pada waktu itu, yaitu pendidikan guru B I dan B II,
diintegrasikan ke dalam FKIP melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 6 Tahun 1961. Selanjutnya FKIP berkembang menjadi FKIP
A dan FKIP B.

dari sebuah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru yang telah mengalami metamorfosis
hingga menjadi salah satu Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum di Indonesia.

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Bandung (IKIP Bandung)
Pada tahun 1961, selain ada FKIP A dan FKIP B berdiri pula Institut Pendidikan Guru
(IPG), yang mengakibatkan adanya dualisme dalam lembaga pendidikan guru. Untuk
menghilangkan dualisme tersebut, pada tanggal 1 Mei 1963 dikeluarkan Keputusan
Presiden Nomor 1 tahun 1963, yang melebur FKIP dan IPG menjadi Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (IKIP) sebagai satu satunya lembaga pendidikan guru tingkat
universitas. FKIP A/FKIP B dan IPG yang ada di Bandung akhirnya menjadi Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung (IKIP Bandung).
IKIP Bandung saat itu telah memiliki lima fakultas, yaitu:

 Fakultas Ilmu Pendidikan,


 Fakultas Keguruan Ilmu Sosial,
 Fakultas Keguruan Sastra dan Seni,
 Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta, dan
 Fakultas Keguruan Ilmu Teknik.

 
Program ekstension
Kebutuhan akan tenaga guru kian mendesak, demikian pula tumbuhnya hasrat untuk
meningkatkan dan memeratakan kemampuan para guru. Hal ini mendorong IKIP
Bandung membuka ekstension, antara tahun 1967-1970 IKIP Bandung membuka
ekstension di hampir seluruh kabupaten di Jawa Barat.
Peranan IKIP Bandung di tingkat nasional semakin menonjol, setelah pemerintah
menetapkan bahwa IKIP Bandung menjadi IKIP Pembina yang diserahi tugas membina
beberapa IKIP di luar Pulau Jawa, yaitu IKIP Bandung Cabang Banda Aceh,
Palembang, Palangkaraya, dan Banjarmasin. Sesuai dengan kebijaksanaan
Departemen P dan K, pada awal tahun 1970 an, secara bertahap ekstension tersebut
ditutup dan cabang cabang IKIP di daerah menjadi fakultas di lingkungan universitas di
daerah masing masing.
Program Pascasarjana
Untuk meningkatkan mutu tenaga pengajar, pada tahun 1970 IKIP Bandung membuka
program Pos Doktoral melalui pembentukan Lembaga Pendidikan Pos Doktoral (LPPD)
PPS yang mengelola Program S2 dan S3. Pada tahun 1976 LPPD diubah namanya
menjadi Sekolah Pasca Sarjana, pada tahun 1981 berubah menjadi Fakultas Pasca
Sarjana dan tahun 1991 menjadi Program Pascasarjana (PPS) dan berubah lagi
menjadi Sekolah Pascasarjana (SPs) pada tahun 2000.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Penataan program pendidikan tinggi yang dilakukan oleh pemerintah dengan
menerapkan multiprogram dan multistrata, ditindaklanjuti IKIP Bandung dengan
membuka Program Diploma Kependidikan. Untuk meningkatkan kualifikasi guru SD
menjadi lulusan D II, tahun ajaran 1990/ 1991, diselenggarakan Program D II
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selain diselenggarakan di Kampus Bumi Siliwangi
program ini juga diselenggarakan di Unit Pelaksana Program (UPP) pada beberapa
sekolah eks SPG yang diintregarasikan ke IKIP. Guna meningkatkan kualifikasi Guru
Taman Kanak-kanak atau play group pada tahun 1996/1997 IKIP Bandung membuka
Program D II PGTK.
Universitas Pendidikan Indonesia
Seiring dengan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan tinggi yang memberikan
perluasan mandat bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang harus
mampu mengikuti tuntutan perubahan serta mengantisipasi segala kemungkinan
dimasa datang, IKIP Bandung diubah menjadi Universitas Pendidikan Indonesia melalui
Keputusan Presiden RI No. 124 tahun 1999 tertanggal 7 Oktober 1999.

UPI sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum


Milik Negara (PT-BHMN)
Untuk memperluas jangkauan dalam mendukung pembangunan nasional, UPI harus
mampu berdiri sendiri dan berkiprah. Kebulatan tekad ini menumbuhkan keyakinan
akan kemampuan yang telah dimilikinya. Mulai tahun 2004, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2004, UPI diberi otonomi dan menjadi perguruan tinggi
BHMN. Pada tahun 2012, status UPI dikembalikan menjadi perguruan tinggi negeri
(bahasa resmi: perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah) berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2012.

UPI sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan


Hukum (PTN-BH)
Pada tanggal 28 Februari 2014, UPI berubah menjadi Perguruan Tinggi Negeri
Berbadan Hukum (PTNBH), berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2014, tentang Statuta Universitas Pendidikan Indonesia.
Pengembangan dan peningkatan UPI tidak saja berorientasi pada bidang akademik,
tetapi juga dalam berbagai bidang, termasuk pemantapan konsep dan rencana
pembangunannya. Melalui bantuan Islamic Development Bank (IDB), UPI merancang
dan menata pembangunan gedung kampus yang megah, modern dan representatif
sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Bermodalkan kemampuan yang dimiliki
Universitas Pendidikan Indonesia bertekad menjadikan lembaga pendidikan ini
terdepan dan menjadi Universitas Pelopor dan Unggul (a Leading and Outstanding
University).

A. Visi Universitas Pendidikan


Indonesia
Sejalan dengan arah pengembangan, jati diri, dan tantangan ke depan, rumusan visi
Universitas Pendidikan Indonesia adalah Pelopor dan Unggul (Leading
andOutstanding). Dalam periode 2016-2020 secara bertahap visi ini akan difokuskan
untuk mencapai kepeloporan dan keunggulan dalam bidang pendidikan di kawasan
ASEAN.

B. Misi Universitas Pendidikan


Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia, dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana
disebutkan di atas, mengemban misi:

1. menyelenggarakan pendidikan dengan membina dan mengembangkan disiplin ilmu


pendidikan dan pendidikan disiplin ilmu, serta disiplin ilmu agama, ilmu sosial, ilmu alam,
ilmu formal, dan ilmu terapan secara proporsional untuk memperkuat disiplin ilmu
pendidikan dan pendidikan disiplin ilmu;
2. menyelenggarakan penelitian untuk menciptakan dan mengembangkan teori dan praktik
pendidikan serta keilmuan lain yang inovatif dan berakar pada kearifan lokal;
3. mengembangkan Pendidikan Profesional Guru yang terintegrasi dalam pendidikan
akademik dan profesi untuk semua jalur dan jenjang pendidikan; dan
4. menyebarluaskan pengalaman dan temuan-temuan inovatif dalam disiplin ilmu
pendidikan, pendidikan disiplin ilmu, ilmu agama, ilmu humaniora, ilmu sosial, ilmu alam,
ilmu formal, dan ilmu terapan demi kemajuan masyarakat.

C. Tujuan Universitas Pendidikan


Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia memiliki tujuan:

1. menghasilkan pendidik, tenaga kependidikan, ilmuwan, dan tenaga ahli pada semua
jenis dan program pendidikan tinggi, yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif global; dan
2. menghasilkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Direktorat Keuangan
Direktorat Keuangan dibentuk sesuai surat ketetapan MWA UPI Nomor 21/TAP MWA
UPI/ 2007 tanggal 28 Mei 2007 tentang Struktur Organisasi UPI jo. SK Rektor Nomor
2769/H40/KL/2008 tanggal 5 Mei 2008 tentang Pembentukan Direktorat Keuangan UPI.
Secara konseptual, pembentukan Direktorat Keuangan serta Divisinya yang dilakukan
oleh UPI telah merujuk kepada pendapat Anthony dan Young (1999:18) yaitu suatu
disain yang memperhatikan siklus perencanaan dan pengendalian. Direktorat ini
merupakan pengembangan dari Bagian Keuangan yang sebelumnya merupakan salah
satu bagian yang ada pada Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) (Pasal 67
Kepmendiknas 281/O/1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPI).
Saat ini, Direktorat Keuangan Universitas Pendidikan Indonesia dipimpin oleh Dr. H.
Nono Supriatna, M. Si.
Semua aktivitas Direktorat Keuangan berupaya untuk selalu konsisten dengan visi dan
misi UPI yaitu menjadi universitas pelopor dan unggul, khususnya dari sudut pandang
keuangan maupun pelayanan sehingga setara dengan kualitas internasional. Untuk
mewujudkan semua ini, sistem dan prosedur keuangan didesain sedemikian rupa
sehingga mampu menyajikan laporan keuangan universitas yang dapat
dipertanggungjawabkan, transparan, akurat, dan tepat waktu. 
Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Keuangan
Direktorat Keuangan merupakan salah satu unit kerja sebagai unit pelayanan yang
diberi amanah untuk mengelola keuangan (manajemen keuangan) mempunyai tugas
pokok untuk menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
pengelolaan anggaran, akuntansi dan pelaporan keuangan, serta perbendaharaan.
Direktorat Keuangan di samping memiliki tugas pokok, juga memiliki fungsi :

1. menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan penyusunan dan pelaksanaan


anggaran;
2. menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan akuntansi dan pelaporan
keuangan;
3. menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan perbendaharaan;
4. menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan kinerja anggaran;
5. melaporkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam bidang keuangan kepada
Pembantu Rektot Bidang Keuangan dan Sumber Daya.

Struktur Organisasi Direktorat Keuangan UPI


Struktur organisasi Direktorat Keuangan UPI terdiri dari 2 (dua) Divisi dan 3 (tiga)
Pemegang Kas (Bendaharawan) serta seorang Kepala Seksi Kerumahtangaan, yaitu:
(1) Divisi Anggaran; (2) Divisi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan; dan (3) Pemegang
Kas/Bendaharawan yaitu Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengguna, dan
Bendahara Penerimaan. Adapun struktur organisasi Bagian Keuangan BAUK UPI yang
merupakan cikal bakal Direktorat Keuangan terdiri dari : (1) Sub Bagian Anggaran Rutin
dan Pembangunan; (2) Sub Bagian Dana Masyarakat; dan (3) Sub Bagian Monitoring
dan Evaluasi.
Divisi Anggaran
Divisi Anggaran pada tanggal 23 Januari 2009 mulai beroperasi yang ditandai dengan
dilantinya Drs. H. Agus Amir sebagai Kepala Divisi Anggaran yang dibantu oleh 3 (tiga)
orang staf yaitu : Yenik Candra Kirana, A.Md., Syaripudin Noor, SE., dan Heni
Mustikarani, SE.
Kepala Divisi Anggaran memiliki tugas pokok untuk mengorganisasikan pelaksanaan
kegiatan penyusunan anggaran, serta melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja
anggaran. Sedangkan fungsinya, yaitu :

1. Mengorganisasikan pelaksanaan penyusunan rencana anggaran setiap unit kerja


2. Melaksanakan revieu dan evaluasi usulan rencana anggaran dari setiap unit kerja
3. Menyusun usulan rencana anggaran universitas.
4. Menyampaikan usulan rencana anggaran yang telah direvieu dan dievaluasi, serta
usulan rencana anggaran universitas lepada Pembantu Rektor Bidang Keuangan dan
Sumber Daya.
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan kinerja anggaran.
6. Melaporkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam pelaksanaan kegiatan anggaran
kepada Direktur Keuangan.

Divisi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


Kepala Divisi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah Ikin Solikin, SE., M.Si., Ak.,
yang baru diangkat pada tanggal 30 Maret 2009 atau dua bulan kemudian setelah
diangkatnya Kepala Divisi Anggaran.
Kepala Divisi Akuntansi dan Pelaporan keuangan, membawahi Unit Akuntansi Dana
Masyarakat (UTU) dan DIPA dengan jumlah staf sebanyak 6 (enam) orang. Staf
akuntansi dana masyarakat, yaitu Amirudin, A.Md., Ridwan Hadiyana, A.Md., dan Hendi
Prama Trifida, SE. Sedangkan staf akuntansi DIPA, yaitu Wimpi Dwi Yunarto, A.Md.,
Liesje Fatimah, SE., dan Wini Dwiani, S.Pd.
Divisi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan membawahi seksi-seksi keuangan yang
berkedudukan pada tiap Fakultas/Lembaga/SPs/Kampus Daerah.
Kepala Divisi Akuntansi dan Pelaporan keuangan memiliki tugas pokok, yaitu
melaksanakan kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan universitas. Sedangkan
fungsinya, yaitu:

1. Mengumpulkan dokumen bukti pelaksanaan anggaran dari setiap unit kerja pengguna
anggaran, baik DIPA maupun uang dan tabungan usaha.
2. Memeriksa dokumen bukti pelaksanaan anggaran dari setiap unit kerja pengguna
anggaran, baik DIPA maupun uang dan tabungan usaha.
3. Mencatat transaksi sesuai dengan dokumen bukti pelaksanaan anggaran dari setiap unit
kerja pengguna anggaran, baik DIPA maupun Usaha dan Tabungan Universitas (UTU).
4. Menyusun laporan keuangan universitas (DIPA, Usaha dan Tabungan Universitas
(UTU) dan laporan keuangan konsolidasi).

Pemegang Kas/ Bendaharawan


Bendaharawan atau Pemegang Kas pada Direktorat Keuangan UPI ada 3 (tiga) yaitu
Bendahara Pengguna (Dana Masyarakat), Bendahara Pengeluaran (Dana DIPA/APBN)
dan Bendahara Penerima.
Bendahara pengguna dipegang oleh Hj. Ida Widaningrum, S.Sos, yang dibantu oleh 7
(tujuh) orang staf yaitu : Eti Rohaeti, S.Sos, Nina Darlina, Asep Rustaman Handriana,
Lilis Nurlaili, Dadang Suhendar,S.AP. dan Sudarsih, SH.
Bendahara pengeluaran dipegang oleh Rukman, S.Pd., yang dibantu oleh 4 (empat)
orang staf yaitu : Hj. Endah Saodah, Sanusi, Imammul Muttaqien RE., dan Cucu
Suhendar, S.Pd.
Bendahara Penerima dipegang oleh Cucu Supriadi, S.Pd. yang dibantu oleh 2 (dua)
orang staf yaitu : Edi Setiadi dan Yayat, SE.
Berdasarkan Tap MWA UPI Nomor 21/TAP MWA UPI/ 2007 tanggal 28 Mei 2007
tentang Struktur Organisasi UPI  jo. SK Rektor Nomor 2769/H40/KL/2008 tanggal 5 Mei
2008 tentang Pembentukan Direktorat Keuangan UPI bahwa tugas pokok Pemegang
Kas/Bendaharawan adalah melaksanakan kegiatan perbendaharaan, baik kas masuk
maupun kas keluar; serta administrasi pajak.Sedangkan fungsi Pemegang Kas/
Bendaharawan adalah :

 Mengumpulkan dokumen anggaran unit kerja dan universitas yang telah disahkan;
 Mengorganisasikan penerimaan dan penyimpanan dana;
 Mengumpulkan, memeriksa, dan mengajukan usulan pencairan dana kepada Rektor
melalui Direktur Keuangan;
 Mendistribusikan/menyerahkan dana kepada unit kerja sesuai dengan usulan pencairan
dana yang telah disetujui;
 Melaksanakan pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana, serta menyusun
laporan  penerimaan & pengeluaran dana;
 Melaksanakan pemungutan, penyetoran, dan administrasi pajak.

Kepala Seksi Kerumahtanggaan


Pembentukan seksi kerumahtanggaan didasarkan kepada SK Rektor No.
6300/H40/KL/2008 tentang Pembentukan Seksi Kerumahtanggaan Pada Lembaga,
Sekretariat Universitas, Perpustakaan, Direktorat, dan Biro di Lingkungan UPI.
Kepala Seksi Kerumahtanggaan Direktorat Keuangan dipimpin oleh Hj. Ida
Widaningrum, S.Sos yang di bantu oleh 4 (empat) orang staf yaitu Arisman
Pandiangan, S.Sos, Ohan Juhana, Yaya Jonih dan Ariadinata.
Tugas pokok dan fungsi seksi kerumahtanggaan adalah melayani tugas-tugas baik
teknis maupun administrative ketatausahaan dan kerumahtanggaan pada Direktorat
Keuangan.

 
SIUP adalah Izin Usaha yang dikeluarkan Instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan. SIUP digunakan untuk menjalankan. SIUP adalah surat izin yang
diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan usaha di bidang
perdagangan dan jasa. SIUP diberikan kepada para pengusaha baik perorangan, Firma, CV, PT, Koperasi,
BUMN, dan sebagainya. Surat izin usaha perdagangan seperti yang kita kenal dengan singkatan SIUP yaitu
surat izin untuk bisa melaksanakan usaha perdagangan. SIUP wajib dimiliki oleh orang atau badan yang
memiliki usaha perdagangan. Surat Izin Usaha Perdagangan ini berfungsi sebagai alat atau bukti pengesahan
dari usaha perdagangan yang Anda lakukan.

Proses Kepemilikan Surat Izin Usaha Perdagangan tidak hanya di butuhkan oleh usaha berskala besar saja
melainkan juga usaha kecil dan menengah agar usaha yang dilakukan mendapatkan pengakuan dan
pengesahan dari pihak pemerintah. Hal ini untuk menghindari terjadi masalah yang dapat mengganggu
perkembangan usaha di kemudian hari.

Setiap Perusahaan yang melakukan usaha perdangangan wajib untuk memilki SIUP. Berdasarkan Pasal 4
ayat (1) huruf c Permendag 46/2009, terdapat pengecualian kewajiban memiliki SIUP terhadap Perusahaan
Perdagangan Mikro dengan kriteria:

1. Usaha Perseorangan atau persekutuan;


2. Kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pemiliknya atau anggota keluarga terdekat; dan
3. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan.
Namun, Perusahaan Perdagangan Mikro tetap dapat memperoleh SIUP apabila dikehendaki oleh Perusahaan
tersebut.

Permohonan Pembuatan SIUP


Untuk permohonan SIUP Menengah dan SIUP Kecil permohonan SIUP beserta persyaratannya diajukan
melalui Kantor Dinas Perindustrian & Perdagangan. Sedangkan untuk permohonan SIUPBESAR diajukan
melalui Kanwil Perindustrian dan Perdagangan Kota/Propinsi sesuai domisili perusahaan.SP-SIUP baru atau
perubahan harus ditandatangani oleh Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan
Perdagangan di atas meterai cukup. Pihak ketiga yang mengurus SIUP baru atau perubahan, wajib
melampirkan surat kuasa yang bermeterai cukup dan ditandatangani oleh Pemilik atau Pengurus atau
Penanggungjawab Perusahaan Perdagangan.

Persyaratan Permohonan SIUP

1. Fotokopi Akta Pendirian (asli diperlihatkan).


2. Fotokopi Akta Perubahannya & Laporannya, jika ada (asli diperlihatkan).
3. Fotokopi SK. Menteri Hukum & HAM RI (asli diperlihatkan) atau Bukti PNBP untuk PT-Baru.
4. Fotokopi Surat Keterangan Domisili perusahaan, (asli diperlihatkan).
5. Fotokopi SITU-Surat Izin Tempat Usaha (bagi perusahaan yang dipersyaratkan).
6. Fotokopi Kontrak/Sewa T.Usaha/Surat Keterangan dari pemilik gedung.
7. Fotokopi NPWP-Nomor Pokok Wajib Pajak (asli diperlihatkan).
8. Fotokopi KTP Pemegang Saham atau NPWP jika Badan Usaha.
9. Fotokopi KTP Pengurus Perseroan (Direksi & Komisaris).
10. Fotokopi KK jika Pimpinan/Penanggung Jawab perusahaan adalah Wanita.
11. Pas Photo Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan (3 x 4) 2 lembar.
12. Fotokopi Neraca Awal Perusahaan.
Fungsi SIUP 
1. Sebagai alat pengesahan yang di berikan oleh pemerintah, sehingga dalam kegiatan usaha tidak
terjadi masalah perizinan. 
2. Dengan memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan dapat memperlancar perdagangan ekspor dan impor 
3. Sebagai syarat untuk mengikuti kegiatan lelang yang di selenggarakan oleh pemerintah.
http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/12/seputar-pengertian-siup-dan-syaratnya.html?m=1

http://silemkerma.ristekdikti.go.id/faq/index/2

http://www.upi.edu/tentang/sejarah

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tanda_Daftar_Perusahaan_(TDP)

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatan resmi yang


diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan undang-undang atau
peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang
berwenang.
Setiap perusahaan wajib memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP) baik
berbentuk badan hukum, koperasi, perorangan, dll.

Dasar Hukum :

 Undang-undang Republik Indonesia No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar


Perusahaan
 Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No. 14 tahun 2002 tentang Wajib Daftar
Perusahaan.
 Surat Keputusan Menperindag No:596/MPP/Kep/9/2004 tentang Standart
Penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah bukti bahwa suatu
perusahaan atau badan usaha telah melakukan kewajibannya
melakukan pendaftaran perusahaan dalam Daftar Perusahaan.
Kewajiban melakukan pendaftaran dalam Daftar Perusahaan
diatur dalam Undang-undang No. 3 Tahun 1982 Tentang Wajib
Daftar Perusahaan, khususnya Pasal 5. Menurut Pasal tersebut,
“Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan”.
Pendaftaran wajib dilakukan oleh pemilik atau pengurus
perusahaan yang bersangkutan, atau dapat diwakilkan kepada
orang lain dengan surat kuasa.
 Pada prinsipnya Daftar Perusahaan bertujuan untuk mencatat
keterangan dari suatu perusahaan, dan merupakan sumber
informasi resmi untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Keterangan itu dapat meliputi identitas dan keterangan lainnya
tentang perusahaan. Perlunya Daftar Perusahaan adalah untuk
menjamin kepastian berusaha. Setiap pihak yang
berkepentingan, setelah memenuhi biaya administrasi yang
ditetapkan, berhak untuk memperoleh keterangan yang
diperlukan dengan cara mendapatkan salinan atau petikan resmi
dari keterangan yang tercantum dalam Daftar Perusahaan.
Petikan resmi itu dapat diperoleh dari kantor pendaftaran
perusahaan.
 Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar Perusahaan adalah
badan usaha yang berbentuk Badan Hukum, Koperasi,
Persekutuan (Komanditer/CV, Firma), dan Perorangan. Bentuk
badan usaha tersebut termasuk di dalamnya kantor cabang,
kantor pembantu, anak perusahaan serta agen dan perwakilan.
Khusus Perusahaan Kecil Perorangan yang dijalankan secara
pribadi, mempekerjakan hanya anggota keluarga terdekat, tidak
memerlukan izin usaha, dan bukan merupakan suatu badan
hukum atau suatu persekutuan dikecualikan dari wajib Daftar
Perusahaan.
 Pendaftaran perusahaan dilakukan dengan cara mengisi formulir
pendaftaran yang ditetapkan. Penyerahan formulir dilakukan
pada kantor pendaftaran perusahaan di tempat kedudukan kantor
perusahaan atau di tempat kedudukan setiap kantor cabang,
kantor pembantu perusahaan atau kantor anak perusahaan. Jika
perusahaan tidak dapat didaftarkan di tempat-tempat tersebut,
karena misalnya tidak tersedia sarana pendaftarannya, maka
pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan di
Ibukota Provinsi tempat kedudukan perusahaan. Pendaftaran
wajib dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan setelah perusahaan
mulai menjalankan usahanya.
 Menteri Perindustrian dan Perdagangan, melalui kantor
pendaftaran setempat, bertanggungjawab terhadap
penyelenggaraan Daftar Perusahaan. Menteri Perdagangan dan
Perindustrian menetapkan kedudukan kantor-kantor pendaftaran
tersebut beserta susunan serta tata cara penyelenggaraan Daftar
Perusahaan. Dalam jangka waktu 3 bulan setelah menerima
formulir pendaftaran yang telah diisi, pejabat yang berwenang
dari kantor pendaftaran perusahaan menetapkan pengesahan
atau penolakan. Apabila pejabat yang berwenang mengetahui
bahwa pendaftaran oleh pengusaha yang bersangkutan telah
dilakukan secara tidak sah atau secara tidak lengkap atau
secara tidak benar atau bertentangan dengan ketertiban umum
atau dengan kesusilaan, pejabat tersebut dapat menolak
pendaftaran dengan menyebutkan alasan-alasannya dan
memberikan kesempatan kepada pengusaha yang bersangkutan
untuk mengadakan pembetulan atau pendaftaran ulang. Pihak
yang ditolak pendaftarannya dapat mengajukan keberatannya.
 Kepada Perusahaan yang telah disahkan pendaftarannya dalam
Daftar Perusahaan diberikan Tanda Daftar Perusahaan yang
berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Apabila Tanda Daftar
Perusahaan hilang, pengusaha berkewajiban untuk mengajukan
permintaan tertulis kepada kantor pendaftaran perusahaan untuk
memperoleh penggantinya dalam waktu selambat-lambatnya 3
bulan setelah kehilangan.

Anda mungkin juga menyukai