DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Mohamad Hakam, ST., MT.
Dr. DEWI KURNIASIH, S.KM., M.Kes.
i
HALAMAN PENGESAHAN
Dr. Dewi Kurniasih, S.KM., M.Kes. Aulia Nadia Rachmat, S.ST., M.T.
198303162009122001 199108272019032024
i
`
ii
ANALISIS RISIKO BAHAYA PADA PROSES PENGANGKUTAN BATU
BARA MENGGUNAKAN DUMP TRUK DENGAN METODE HAZARD
IDENTIFICATION RISK ASSESMENT RISK CONTROL (HIRARC),
FAULT TREE ANALYSIS (FTA), DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
(RAB) (STUDI KASUS DI PT. BUKIT ASAM TBK.)
Nama Mahasiswa : Gangsar Satrio Yudhoyono
NRP : 0516040083
RINGKASAN
Dalam proses produksi batu bara, dump truk digunakan sebagai alat
pengangkutan utama untuk mengangkut material dari front galian menuju
ke dumping point. Pengangkutan batu bara menggunakan dump truk
memiliki banyak risiko, hal ini dibuktikan dengan tingginya angka
kecelakaan terkait dump truk. Pada 2019 terjadi 79 kecelakaan dimana 25
diantaranya adalah dump truk. Untuk mengetahui risiko bahaya yang ada
pada proses pengangkutan batu bara digunakan metode Hazard
Identification, Risk Assesment, and Risk Control (HIRARC) untuk
menemukan risiko yang tidak dapat diterima. Fault Tree Analysis
digunakan untuk menemukan Sebab dasar dari risiko yang tinggi. Untuk
menentukan rekomendasi yang tepat digunakan metode Rancangan
Anggaran Biaya (RAB). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
bahaya apa saja yang ada pada proses pengangkutan batu bara dan
memberikan saran yang tepat dengan harapan dapat mengurangi potensi
terjadinya kecelakaan.
iii
`
iv
DAFTAR ISI
2.5 Risiko...................................................................................................... 12
v
`
3.7 Menentukan Akar Penyebab Masalah Yang bernilai Tinggi Dan Kritis
Dengan Metode FTA ......................................................................................... 42
vi
4 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................. 47
4.4 Fault Tree Analysis Pada Risiko Bahaya Tinggi dan Kritis ................... 50
4.5 ...................................................................................................................... 50
vii
`
viii
ix
`
DAFTAR TABEL
x
xi
`
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Flow chart Tata cara kerja pengangkutan batu bara ......................... 11
xii
xiii
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1
`
2
Untuk mengidentifikasi bahaya pada proses pengangkutan batu bara
menggunakan dump truk digunakan metode Penggunaan Metode Hazard
Identifikation Risk Assesment dan Risk Control (HIRARC). Menurut DOSH
(2008) tujuan dari identifikasi bahaya adalah mengetahui risiko kritis pada
operasi, yaitu kegiatan yang memiliki bahaya signifikan terhadap kesehatan
dan keselamatan pekerja dan menyoroti bahaya pada peralatan karena sumber
energi, kondisi lingkungan kerja, atau aktifitas yang dilakukan. Oleh karena
itu digunakan metode HIRARC untuk mengidentifikasi bahaya yang ada pada
proses pengangkutan batu bara.
Kombinasi analisis dengan metode Fault Tree Analisis (FTA)
dilakukan untuk mendapatkan sebab dasar dari risiko bahaya tinggi, agar
saran yang diberikan sesuai dengan risiko. Menurut Akinode (2017) Fault
Tree adalah deskripsi visual yang menunjukkan bagaimana beberapa
kombinasi dari basic event, yang berkaitan dengan komponen sistem,
menghasilkan Top Event. Metode ini dilakukan dengan pendekatan top down,
yang diawali dengan asumsi kegagalan dari kejadian puncak (Top Event)
kemudian merinci sebab-sebab suatu Top Event sampai pada suatu kegagalan
dasar (root cause). Pada pekerjaan Pengangkutan batu-bara menggunakan
dump truk yang dilakukan breakdown hanya kegiatan dengan risiko tinggi
saja.
Dalam memberikan rekomendasi yang sesuai, menggunakan
metode Rencana Anggaran Biaya (RAB). Menurut (Soedrajat, 1984)
Perencanaan anggaran biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan,
harga dari berbagai macam bahan, dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu
konstruksi. Perencanaan ini bermanfaatan untuk menentukan saran yang
sesuai untuk menangani sebab dasar dari risiko tinggi dan dapat diterapkan di
perusahaan. Metode Rencana Anggaran Biaya (RAB) digunakan untuk
mengetahui biaya terendah dari setiap rekomendasi yang akan diberikan pada
penelitian ini. Penghitungan RAB sendiri juga menggunakan metode Bill Of
Material (BOM) untuk mendapatkan hasil yang akurat. Menurut Garwood
dalam Chatras (2015) BOM dideskripsikan sebagai komposisi produk dan
dibagikan ke seluruh departemen dalam organisasi(produksi, design,
3
`
4
3. Memberikan rekomendasi berdasarkan RAB.
5
`
6
Halaman ini sengaja dikosongkan
7
`
2 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
8
menyelidiki potensi penyebab dari kegagalan suatu sistem dan memprediksi
kemungkinan terjadinya top event. Dalam penerapannya FTA digunakan
dalam industri konstruksi, pertambangan, gas, komunikasi, dan transportasi.
Setelah menghitung kemungkinan terjadinya top event menggunakan FTA,
perlu menentukan penyebab dasar yang berkaitan untuk mengidentifikasi
penanganan yang sesuai. Hasil dari penelitian ini adalah penentuan penyebab
dasar kritis menggunakan metode Bow Tie dan Grey Relational Analysis.
2.2 Kecelakaan
Kecelakaan merupakan kejadian tidak terduga dan tidak diharapkan.
Tidak terduga karena peristiwa yang terjadi tidak terdapat unsur kesengajaan
atau unsur perencanaan, sedangkan tidak diharapkan karena peristiwa
kecelakaan disertai kerugian materil ataupun menimbulkan penderitaan dari
skala paling ringan sampai skala paling berat (Suma’mur, 1995)
Faktor penyebab kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan tindakan
tidak aman dari manusia (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe
condition) (H.W. Heinrich dalam Wijanarko 2017). Selain itu, faktor
penyebab kecelakaan juga dapat dibedakan menjadi penyebab tidak langsung
(sebab dasars) dan penyebab langsung (immediate causes). Penyebab
langsung kecelakaan adalah pemicu yang langsung menyebabkan terjadinya
kecelakaan, sedangkan penyebab tidak langsung merupakan faktor yang turut
memberikan kontribusi terhadap kejadian tersebut (Frank Bird dalam
Wijanarko 2017). Berdasarkan sumber diatas dapat disimpulkan bahwa
kecelakaan adalah kejadan tidak terduga dan tidak diharapkan, yang
disebabkan oleh penyebab tidak langsung dan atau penyebab langsung
sehingga menimbulkan kerugian materil ataupun penderitaan dari paling
ringan berupa cidera hingga paling berat kehilangan jiwa.
9
`
ini disusun agar proses pengangkutan berjalan lancar dan risiko bahaya yang
ada dapat dikurangi.
Rencana kerja disusun setiap bulan sebelum memulai kegiatan
penambangan dimana ditentukan peta sekuen penambangan. Peta ini dibuat
oleh satuan kerja perencanaan yang kemudian dilaksanakan oleh satuan kerja
penambangan. Pada proses ini menentukan wilayah mana yang akan
dilakukan penambangan serta jalur mana yang akan digunakan, atau jalur
mana yang akan dibuat untuk pengangkutan batu bara. Semua kegiatan
tercatat pada log book perusahaan.
Setelah ditentukan rencana kerja bulanan dilakukan persiapan dan
perawatan jalan kerja di lokasi penggalian dan jalan produksi oleh satuan
kerja perawatan. Dilakukan maintenance pada jalan tambang, terutama yang
sudah mengalami kerusakan berat dan akan digunakan sebagai jalur utama.
Dilakukan pencatatan jumlah, jenis dan nomor alat angkut yang akan
melakukan perawatan jalan. Keterbatasan unit compactor yang digunakan
untuk perawatan sehingga dilakukan penjadwalan untuk optimalisasi operasi
unit.
Dilakukan pemuatan dan penggalian batu bara menuju stockpile atau
dump hover menggunakan dump truk. Untuk setiap operasi dilakukan
pencatatan untuk memonitoring ritase alat angkut sektor galian dan mengukur
jarak angkut batu bara setiap hari.
10
Gambar 2. 1 Flow chart Tata cara kerja pengangkutan batu bara
11
`
keluar dari mesin pesawat tidak akan menimbulkan kecelakaan jika kita tidak
menyentuhnya. Proses kontak antara bahaya dengan manusia ini dapat terjadi
melalui tiga mekanisme, yaitu:
1. Manusia yang menghampiri bahaya.
2. Bahaya yang menghampiri manusia melalui proses
alamiah.
3. Manusia dan bahaya saling menghampiri.
2.5 Risiko
Menurut OHSAS 31000, risiko adalah kombinasi dari
kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan
keparahan dari cidera atau gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh kejadian atau paparan tersebut. Kendali atau control terhadap
bahaya dilingkungan kerja adalah tindakan - tindakan yang diambil
untuk meminimalisir atau mengeliminasi risiko kecelakaan, terdapat
beberapa pilihan yang dapat dilakukan antara lain :
12
manajemen risiko adalah suatu proses untuk mengelola risiko yang
ada dalam setiap kegiatan (Ramli dalam karundeng 2016). Risiko adalah
manifestasi atau perwujudan potensi bahaya (hazard event) yang
mengakibatkan kemungkinan kerugian menjadi lebih besar. Tergantung dari
cara pengelolaannya, tingkat risiko mungkin berbeda dari yang paling ringan
atau rendah sampai ke tahap yang paling berat atau tinggi. Melalui analisis
dan evaluasi semua potensi bahaya dan risiko, diupayakan tindakan
minimalisasi atau pengendalian agar tidak terjadi bencana atau kerugian
lainnya
Berdasarakan paparan The Standards Australia/New Zealand
4360:2004, risiko adalah suatu kemungkinan dari suatu kejadian yang tidak
diinginkan yang akan mempengaruhi suatu aktivitas atau objek. Risiko
tersebut diukur dalam terminologi occurrence dan severity. Risiko diukur
dalam kaitannya dengan kecenderungan terjadinya suatu kejadian dan
konsekuensi atau akibat yang dapat ditimbulkannya. Dari definisi tersebut
maka diperoleh pengertian bahwa suatu risiko diperhitungkan menurut
kemungkinan terjadinya suatu kejadian serta konsekuensi yang ditimbulkan.
13
`
14
2.6.2 Penilaian Risiko
Setelah semua risiko dapat teridentifikasi, dilakukan
penilaian risiko melalui analisis dan evaluasi risiko. Analisis risiko
dimaksudkan untuk menentukan besarnya suatu risiko dengan
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan besar akibat yang
ditimbulkannya. Berdasarkan hasil analisis dapat ditentukan
peringkat risiko sehingga dapat dilakuakan pemilahan risiko yang
memiliki dampak besar terhadap perusahaan dan risiko yang ringan
atau dapat diabaikan.
Berdasarkan Blackmon dalam Partricia (2014)
menyebutkan bahwa 98 % dari semua kecelakaan kerja pada proyek
konstruksi terjadi karena unsafe act. Perbuatan yang tidak aman atau
lazim disebut unsafe act adalah segala tindakan yang dilakukan
seseorang dimana akan meningkatkan resiko atau kemungkinan
orang tersebut memperoleh kecelakaan.
Pengertian lingkungan kerja Sedangkan menurut
Nitisemito dalam Patricia (2014) Lingkungan kerja adalah segala
sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Keadaan
yang tidak aman (Unsafe Conditions) merupakan sebuah kondisi
dalam lingkungan kerja yang berpotensi untuk meningkatkan resiko
kecelakaan pada pekerja proyek.
Penilaian risiko dapat dilakukan dengan menggunakan
tabel RAM (Risk Assesment Matrix) yang memiliki nilai likelihood
dan severity. Likelihood menunjukkan seberapa mungkin kecelakaan
itu terjadi, severity menunjukkan seberapa parah dampak dari
kecelakaan tersebut. Nilai dari likelihood dan severity akan
digunakan untuk menentukan risk rating. Risk rating adalah nilai
yang menunjukkan risiko yang ada berada pada tingkat rendah,
menengah, tinggi, atau kritis. Pada rumus matematika, risiko dapat
dihitung menggunakan rumus berikut :
15
`
Keterangan :
Likelihood : Frekuensi kemungkinan potensi bahaya
tersebut muncul
Severity : Tingkat keparahan jika potensi tersebut
sampai menyebabkan kecelakaan seperti
luka atau kesehatan dari pekerjanya,
kerusakaan properti, kerusakan lingkungan,
atau bahkan kombinasi dari ketiganya.
16
Tabel likelihood digunakan untuk menunjukan seberapa
mungkin kecelakaan itu terjadi. Berikut merupakan tabel 2.1 contoh
tabel likelihood berdasarkan standart perusahaan :
KRITERIA KEMUNGKINAN
NILAI WAKTU K3 - L AKSES KEAMANAN
Rating
Risiko dapat
Kadang
terjadi lagi suatu
kadang 1/1
2 saat namun Kombinasi antara nilai 1 dan 3
Tahun
hampir tidak
mungkin
Sebuah risiko
Sangat 1/3
4 yang mungkin Kombinasi antara nilai 3 dan 5
Sering Bulan
terjadi
Tidak ada
Tidak ada penjagaan pada
Kemungkinan
Selalu 1/1 penjagaan, seperti wilayah akses
5 risiko terjadi
terjadi Bulan akses dump terbatas dan
sangat tinggi
hover, akses ke berisiko tinggi
front galian
17
`
KRITERIA DAMPAK
TINGKAT KESELAMATAN
LINGKUNGAN KEUANGAN KOMERSIL KEAMANAN
KEPARAHAN & KESEHATAN
• Cedera serius
(dirawat di
• Bahan polusi terlepaskan yang
rumahsakit lebih
menyebabkan 200-2000 liter
dari 3 hari atau • Cedera dengan hilang
dari lokasi ke daratan, area
72 jam dengan waktu lebih dari 3 hari
perairan, atau atmosfir
alasan apapun, • Kerusakan dengan nilaidi
Atau • Kerugian reputasi
amputasi bagian atas IDR 250,000,000
• Bahan polusi dengan besaran • Kerugian keuangan (perhatian media
BESAR tubuh, hilangnya • Waktu hilang di atas 30
apapun yang berdampak USD 250,000 - Nasional)
4 fungsi tubuh hari kerja
terhadap manusia atau 500,000 • Gangguan
termasuk panca • Berpengaruh terhadap
lingkungan yang membutuhkan terhadap kontrak
indera lebih dari reputasi nasional
tanggapan dari pihak eksternal
3 hari atua 72 • Biaya perbaikan di atas
tertentu (contohnya. Gas, bahan
jam serta patah USD 30,000
polusi korosif, air asam
tulang yang
tambang)
membutuhkan
operasi
• Kerugian reputasi
DAPAT • Nyaris, atau
• Nyaris, atau • Kerugian keuangan dari staf lokal • Bahaya teridentifikasi
DIABAIKAN • Bahan polusi terlepaskan ke
• Perawatan P3K USD 20,000 • Gangguan tanpa risiko cedera
1 lokasi (20liter)
terhadap kontrak
(Sumber : AS/NZS 4360, 2004)
18
Tabel Risk Matrix digunakan sebagai menentukan tingkatan
risiko, terdiri dari kombinasi likelihood dan severity dari suatu
kejadian atau kecelakaan. Berikut ini merupakan tabel 2.3
contoh tabel
DAMPAK KEMUNGKINAN
19
`
20
listrik, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu
menjadi bahan yang cair atau basah.
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan
bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan
manusia. Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin
atau peralatan.
Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada
interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, seperti rotasi kerja,
pelatihan, pengembangan standar kerja, shift kerja, dan
housekeeping.
Alat pelindung diri dirancang untuk melindungi diri dari
bahaya dilingkungan kerja serta zat pencemar, agar tetap selalu aman
dan sehat. Adapun langkah-langkah keselamatan APD :
21
`
22
b. Undeveloped event
c. Conditioning event
d. Eksternal event
23
`
e. Intermediate event
f. Simbol gerbang OR
Gambar 2. 7 Gerbang OR
24
terjadi. Kejadian A juga terjadi jika basic event C
terjadi, basic event B tidak terjadi. Kejadian A terjadi
jika kedua basic event terjadi.
g. Gerbang AND
25
`
h. Gerbang INHIBIT
i. Gerbang EXCLUSIVE OR
26
k. Triangle-in
Gambar 2. 14 Triangle-In
l. Triangle out
Gambar 2. 15 Triangle-Out
27
`
28
atau “dan” atau perkalian Boolean mempunyai simbol (.) dimana
untuk x B mempunyai nilai :
1.1 = 1 0.1 = 0
1.0 = 0 0.0 = 0
1+1 = 1 0+1 = 1
1+0 = 1 0+0 = 0
Operator NOT atau komplemen dinotasikan („) dimana x
B mempunyai nilai
- Komutatif, dimana
x +y =y +x
x y =y x
- Distributif, dimana
x (y + z) = (x y) + (x z)
x + (y z) = (x + y) (x + z)
- Identitas, dimana
x+0=x
x 1=x
29
`
- Asosiatif, dimana
x + (y + z) = (x + y) z
(x y)z = x (y z)
- Idempotent, dimana
x+x=x
x x=x
(x+y)’ = x’ y’
x 0=0 x 1=x
- Hukum Penyerapan
x + (x y) = x
x (x + y) = x
30
= (A‟B + B) + C‟ (B+AB+AB‟) (sifat distributif)
= B + C‟ (B+A) (hukum penyerapan dan karena B + B‟ = 1)
= B + C‟B + C‟A (sifat distributif)
= B (1+C‟) + C‟A (sifat distributif)
= B + C‟A (sifat dominan)
31
`
P( A B)
P(B | A) = , P( A) 0
P( A)
32
2.8 Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Menurut Bachtiar (1993) dalam Mahfud (2018) Anggaran biaya
merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan
memenuhi syarat. Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
suatu proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk
bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
proyek tersebut. Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu sebagai berikut :
1. Anggaran Biaya Kasar (Taksiran) dalam menyusun anggaran
biaya kasar digunakan harga taksiran satuan tiap meter persegi
(m2) luas lantai.
2. Anggaran Biaya Teliti adalah anggaran biaya teliti bangunan atau
proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat, sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.
Penyusunan anggaran biaya teliti didasarkan pada atau didukung
oleh Gambar Bestek dan Harga Satuan Pekerjaan (HSP)
33
`
34
3. Biaya peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi
termasuk: bangunan – bangunan sementara, mesin – mesin dan
alat – alat tangan (tools). Semua peralatan dapat ditempatkan di
satu tempat atau sebagian di tempat lain tergantung dari keadaan
setempat. Perhitungan biaya peralatan konstruksi didasarkan pada
masa pakai dari alat tersebut, lamanya pemakaian alat, dan
besarnya pekerjaan yang harus diselesaikan. Biaya peralatan juga
meliputi: biaya sewa, pengangkutan dan pemasangan alat,
pemindahan, pembongkaran, biaya operasi, dan juga upah
operator dan pembantunya.
Perhitugan biaya alat berat dapat dirumuskan sebagai berikut:
Biaya Alat Berat = Durasi x Harga Sewa Alat Berat
4. Biaya tidak terduga dibagi menjadi dua yaitu: biaya tidak
terduga umum dan biaya tidak terduga proyek.
a. Biaya tidak terduga umum adalah biaya yang tidak dapat
dibebankan langsung pada proyek misalnya: sewa
kantor, peralatan kantor dan alat tulis menulis, air, listrik,
telepon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya – biaya
notaris, biaya perjalanan, dan pembelian berbagai
macam barang – barang kecil.
b. Biaya tidak terduga proyek adalah biaya yang dapat
dibebankan pada proyek tetapi tidak dapat dibebankan
pada biaya bahan-bahan, upah pekerja, atau biaya alat,
misalnya: asuransi, telepon yang dipasang di proyek,
pembelian tambahan dokumen kontrak pekerjaan,
pengukuran (survey), surat – surat izin, honorarium,
sebagian dari gaji pengawas proyek, dan lain
sebagainya.
5. Keuntungan atau profit, biasanya keuntungan dinyatakan
dengan prosentase dari jumlah biaya, yaitu sekitar 8% sampai
15% tergantung dari keinginan kontraktor untuk mendapatkan
proyek tersebut. Pengambilan keuntungan juga tergantung dari
35
`
36
2.8.1 Bill of Material
Bill of Material dapat diartikan sebagai rangkaian struktur
dari semua komponen. Komponen tersebut merupakan komponen
yang digunakan untuk produksi suatu barang jadi. Dengan kata lain,
BOM merupakan daftar atau list dari bahan-bahan, material, ataupun
komponen yang dibutuhkan dalam suatu produksi. Bahan-bahan
tersebut dibutuhkan untuk dirakit, dicampur untuk membuat suatu
produk akhir. Pengertian lainnya menjelaskan, BOM merupakan
komponen dari barang yang dibutuhkan dalam proses manufaktur.
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Hal tersebut,
akan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan produksi. Dalam sebuah
BOM, daftar kebutuhan tersebut tercatat dalam bentuk level. Pada
praktiknya, Bill of Material dibuat dalam bentuk struktur. Akan
tetapi, ketika jumlah barang yang dicatat sangat banyak, BOM akan
lebih mudah dibuat dalam bentuk tabel.
Level dalam Bill of Material adalah sebuah dasar logika
dari BOM. Ada beberapa level di dalamnya antara lain :
Level 0, merupakan produk jadi yang tidak dipakai.
Sehingga dipakai sebagai komponen pembentuk produk
lain.
Level 1, adalah komponen contoh dari Bill of Material yang
digunakan sebagai pembentuk langsung produk di level 0.
Namun, pada level ini bisa juga dalam bentuk produk jadi,
bukan produk belum siap pakai. Sebut saja kaca spion
mobil yang dijual terpisah.
Level 2, merupakan komponen pembentuk langsung
produk yang ada di level 1. Hal ini juga sama dengan
sebelumnya, bisa berupa produk jadi.
Level 3, ini dapat didefinisikan dengan bentuk yang mirip
dengan level sebelumnya.
37
`
38
3 BAB 3
METODE PENELITIAN
39
`
40
2. Apa penyebab dasar dari risiko bahaya tinggi pada proses
pengangkutan batu bara?
3. Bagaimana estimasi RAB terhadap risiko tinggi yang terjadi?
41
`
3.7 Menentukan Akar Penyebab Masalah Yang bernilai Tinggi Dan Kritis
Dengan Metode FTA
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap potensi bahaya yang
memiliki nilai risiko tinggi dan kritis dengan metode FTA untuk mendapatkan
akar penyebab masalah yang terjadi. Langkah – langkah pengerjaan FTA
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi kejadian-kejadian utama (top event) yang
mungkin terjadi yang telah didapatkan
2. Mengidentifikasi contributor tingkat pertama dengan
menambahkan kondisi atau kejadian yang dapat menyebabkan
terjadinya top event
3. Menetapkan logic gate sesuai dengan gabungan peristiwa yang
menunjukkan apakah kedua peristiwa terjadi pada waktu dan
tempat yang sama (AND) atau salah satu kejadian yang
mungkin terjadi (OR).
4. Mengidentifikasi contributor tingkat kedua dan menentukan
simbol-simbol logika untuk menghubungkan kejadian-kejadian
yang mungkn menjadi penyebab mode kegagalan kotributor
tingkat pertama
42
5. Menetapkan logic gate contributor tingkat kedua
6. Mengulangi atau lanjutkan. Mengembangkan suatu strategi untuk
memperbaiki kombinasi kejadian unutk mencegah kejadian
dibagian atasnya terulang kembali.
44
3.9 Diagram Alir Penelitian
Berikut diagram alir dari langkah – langkah penelitian pada tugas
akhir dapat dilihat pada Gambar 3.1
Mulai
Pengumpulan Data:
45
`
Tidak
Validasi
Expert
Judgem
Ya
ent
Tidak
Validasi
Expert
Judgem
ent
Ya
Selesai
46
4 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
47
`
48
catatan kecelakaan tahun 2018 terjadi 2 kecelakaan dan pada 2019
terjadi 2 kecelakaan juga sehingga termasuk sering terjadi. Kerugian
terbesar terjadi karena unit tidak dapat dioperasikan dan perlu
dilakukan perbaikan, berdasarkan wawancara expert perusahaan
severity dari risiko bahaya ini masuk kategori 4. Selanjutnya adalah
risiko bahaya tanjakan tajam di jalan hauling, masuk kategori tinggi
karena pada tahun 2017 hanya terjadi 1 kecelakaan, tidak ada
kecelakaan karena tanjakan pada tahun 2018, namun terjadi 2
kecelakaan pada tahun 2019 sehingga masuk pada kategori 3 pada
likelyhood dan untuk severity masuk kategori 4. Risiko terakhir pada
proses traveling menuju loading point adalah turunan tajam yang
berisiko tergelincir dan rebah. Pada tahun 2017 terjadi 1 kecelakaan,
tidak ada kecelakaan pada 2018, dan terjadi 2 kecelakaan pada 2019.
Berdasarkan wawancara expert judgement di perusahaan ditentukan
likelyhood 3 dan severity kategori 4.
unit dump truk. Selanjutnya adalah risiko bahaya pada jalan licin
akibat hujan saat menuju ke antrian jembatan timbang memiliki
likelyhood 4, berdasarkan catatan kecelakaan tahun 2017 terjadi 2
kasus, 1 kasus pada 2018, dan 3 kasus pada 2019, sedangkan untuk
severity mendapat kategori 3, info ini didapat dari asisten manajer
keselamatan pertambangan.
4.4 Fault Tree Analysis Pada Risiko Bahaya Tinggi dan Kritis
4.5
50
5 DAFTAR PUSTAKA
Akinode, Dkk. (2017). Algorithms for reducing Cut Sets in Fault Tree
Analysis Nigeria: Federal Polytecnic Haro.
Ericson, C. A. (2005). Hazard Analysis Techniques for Safety System. New Jersey:
Wiley-Intersicence.
Patricia, Dkk. (2014). Evaluasi Unsafe act, unsafe condition, dan faktor manajemen
dengan metode behavior based safety pada proyek apartemen. Surabaya:
Universitas Kristen Petra
Karundeng, Intan. Dkk. (2016).Analisis bahaya dan risiko dengan metode HIRARC
di departement production PT. Samudera Mulia Abadi Mining Contractor
Likupang Minahasa Utara. Manado: Universitas Ratulangi.
51
`
Wulandri, Trisha. (2011). Analisa Kegagalan Sistem Dengan Fault Tree. Jakarta:
Universitas Indonesia.
52