Bab 2
Bab 2
Bab 2
Tinjauan Pustaka
1
pertama dan kedua. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat memiliki waktu
yang cukup untuk mencari dan mempelajari tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan pada sesi diskusi sebelumnya. Pada diskusi kedua, mahasiswa
mendiskusikan informasi/pengetahuan yang telah mereka peroleh dari
pencarian mandiri. Selain itu, terdapat tugas penting pada diskusi kedua yaitu,
kelompok diskusi perlu menentukan apakah informasi tersebut tepat dan
valid, kemudian menerapkan pengetahuan yang baru kedalam kasus pemicu,
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.1
2
ujian tulis, nilai ujian keterampilan klinis dasar, nilai diskusi, dan nilai
praktikum.
3
mahasiswa yang hanya menjadi anggota kelompok.18,19 Selain itu,
mahasiswa juga dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi melalui
kegiatan belajar berkelompok.19 Penelitian yang dilakukan oleh Peets et al.
mendapatkan bahwa mahasiswa yang berperan sebagai pengajar akan
mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran
kelompok. Persiapan tersebut memotivasi mahasiswa tersebut untuk
menyediakan waktu belajar yang lebih lama sehingga meningkatkan
kualitas pembelajaran. Selain itu, dalam kegiatan PAL, pertanyaan yang
diajukan oleh sesama teman akan menstimulasi mahasiswa lain untuk
berpikir dan menyatukan konsep dari pengetahuan yang telah didapatkan
sebelumnya.19
3. Coping Strategies
Penelitian yang dilakukan oleh Vitaliano et al. membagi sumber stress
menjadi 3 yaitu, beban akademik, isu sosial, dan masalah finansial. 20
Literature review yang dilakukan oleh Azad menyatakan bahwa
mahasiswa kedokteran memiliki beban akademik yang besar.2 Coping
strategies merupakan cara atau tindakan yang dilakukan seseorang dalam
mengatasi stress yang dialami. Penelitian yang dilakukan oleh Trucchia et
al. menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara prestasi akademik
dengan coping strategies. Mahasiswa dengan prestasi akademik yang baik
memperlihatkan perilaku active coping atau berusaha untuk mengatasi
masalah yang dihadapi. Sedangkan pada kelompok prestasi akademik
cukup/kurang menunjukkan perilaku menghindar.21
4. Nilai Ujian Saringan Masuk
Pada sebuah penelitian kohort yang dilakukan oleh Adam, et al.
menunjukkan bahwa nilai pada ujian saringan masuk dapat memprediksi
prestasi akademik mahasiswa tersebut.22 Mahasiswa dengan nilai ujian
saring yang lebih tinggi, menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik.
Penelitian serupa juga dilakukan di Tiongkok dengan melibatkan 1.285
mahasiswa kedokteran tahun pertama.23 Hasil penelitian tersebut juga
4
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara nilai ujian saringan masuk
dengan prestasi akademik.23
5
mengidentifikasi gangguan tidur.28 Kuesioner ini cepat, praktis dan mudah untuk
digunakan. Oleh karena itu, PSQI telah banyak dipakai untuk berbagai penelitian,
termasuk mengenai kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran.
2.3.3 Gambaran Kualitas Tidur Mahasiswa Kedokteran
Mahasiswa kedokteran merupakan salah satu kelompok populasi yang rentan
mengalami gangguan tidur, salah satunya kualitas tidur buruk. Penelitian dilakukan di
Federal Universitas of Paraiba (UFPB), Brazil, dengan menggunakan kuesioner PSQI
dan mengikutsertakan 221 mahasiswa kedokteran sebagai sampel penelitian. Hasil
menunjukkan bahwa 61,5% mengalami kualitas tidur buruk.4 Penelitian mengenai
kaitan antara kualitas tidur dengan faktor gaya hidup dan profil mahasiswa, dilakukan
di 4 universitas Lituania dengan melibatkan 405 mahasiswa dari fakultas berbeda
yaitu, kedokteran, hukum, ekonomi, manajemen publik, dan sastra. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran merupakan kelompok
mahasiswa dengan kualitas tidur terburuk. Jika dibandingkan dengan mahasiswa
fakultas lain, mahasiswa kedokteran lebih sering menggunakan waktu untuk belajar
sebelum tidur. Selain itu, mahasiswa kedokteran menunjukkan karakteristik yang
berbeda seperti, menghabiskan waktu lebih banyak untuk belajar, lebih khawatir
terhadap akademik, dan kurang puas terhadap hasil belajar.5 Kualitas tidur buruk pada
mahasiswa kedokteran juga didapatkan pada penelitian di Universitas Andalas,
Indonesia. Penelitian ini mengikutsertakan 177 mahasiswa kedokteran dan hasil yang
diperoleh adalah 99 mahasiswa mengalami kualitas tidur buruk atau setara dengan
53%. Penyebab gangguan tidur yang banyak dinyatakan dalam penelitian ini adalah
subjek terbangun dimalam hari sehingga sulit untuk kembali tidur, merasa kedinginan
atau kepanasan. Selain itu, subjek juga merupakan mahasiswa tingkat akhir yang
sedang menyelesaikan tugas skripsi yang menjadi syarat kelulusan. Hal ini juga dapat
dikatakan sebagai stressor yang dapat menjadi penyebab gangguan tidur.8
6
dapat mempengaruhi kualitas tidur. Cahaya ruangan merupakan salah satu hal yang
penting. Ruangan yang terlalu terang dapat membuat seseorang sulit tidur dan juga
dapat mempengaruhi irama sirkardian.29 Selain itu, suhu ruangan dan bising suara
juga berpengaruh dalam terciptanya suasana yang nyaman untuk tidur.
7
Penelitian lain dilakukan di Universitas Andalas, Indonesia, dengan
menggunakan metode analitik studi cross-sectional, membuktikan bahwa terdapat
hubungan antara kualitas tidur dengan prestasi akademik. Penelitian ini melibatkan
177 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand), sebagai
sampel penelitian. Kualitas tidur mahasiswa FK Unand diukur dengan kuesioner
PSQI dan prestasi akademik diukur dengan nilai ujian blok.8