Anda di halaman 1dari 8

NATRIUM HIDROKSIDA (SODA API)

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, atau
sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida digunakan di
berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi
bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah
basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.

Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen. Ia bersifat
lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada proses pelarutannya
dalam air bereaksi secara eksotermis. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun
kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut
dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.

Beberapa manfaat dari NaOH adalah sebagai berikut :


1. Menghilangkan noda karat
2. Membersihkan saluran pipa
3. Membersihkan produk besi dan stainless dari noda
4. Merontokkan cat (paint remover)
5. Produksi berbagai macam industri selain industri besi dan baca

Industri-industri yang memerlukan NaOH adalah sebagai berikut :


 Pulp dan kertas
 Sabun dan detergent
 Rayon
 Tekstil
 Industri kimia yang lain

Natrium Hidroksida dapat dibuat dengan 2 cara yaitu :


A. Lime-soda process
B. Elektrolisis NaCl (Chlor Alkali process)
A. Lime-soda Process
Pada proses ini bahan yang digunakan adalah Soda Ash (Na2CO3) dan Lime
(Ca(OH)2). Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Na2CO3 + Ca(OH)2  2NaOH + CaCO3

Metode ini dilakukan sebagai berikut :


Larutan Na2CO3 dicampur dengan Ca(OH)2 yang menghasilkan larutan NaOH
dan CaCO3 (s). Setelah dipisahkan maka larutan NaOH dipekatkan untuk
menghasilkan konsentrasi NaOH yang diinginkan. Proses ini dapat dilakukan secara
batch maupun kontinue. Pada reaksi di atas digunakan larutan Na2CO3 20 %,
sedangkan Ca(OH)2 yang digunakan berupa buburan. Reaksi berlangsung pada
temperatur sekitar 850C. Setelah diaduk selama sekitar 1 jam, kemudian diendapkan
di dalam thickener. Larutan hasil pemisahan dari thickener mengandung NaOH
dengan kadar 10 – 12 %. Larutan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam evaporator
untuk dipekatkan kadar NaOHnya menjadi 50 % dengan konversi 95 – 96 %.
Sedangkan endapan yang keluar sebagai hasil bawah thickener dipompa ke thickener
yang lain untuk diambil kandungan NaOH dan Na2CO3 dengan jalan menambahkan
air panas ke dalam thickener tersebut. Larutan hasil yang diperoleh adalah larutan
encer yang dipakai sebagai make up Na2CO3 20 %.

B. Elektrolisis NaCl
Pada proses pembuatan NaOH dengan cara elektrolisa, reaksi yang tejadi
adalah sebagai berikut :

2 NaCl + 2 H2O → 2NaOH + H2 + Cl2

Adapun tahapan – tahapan proses elektolisa garam meliputi:


a. Proses pemurnian larutan NaCl
Sebelum NaCl dikonversikan di dalam sel elektrolisa terlebih dahulu NaCl
padat tersebut dilarutkan ke dalam sejumlah air sampai konsentrasi tertentu.
Setelah itu barulah dilakukan pemurnian larutan garam dari ion – ion Mg2+, Ca2+,
Fe3+, dan SO42- dengan menambahkan reagen BaCl2, NaOH, dan Na2CO3 dalam
bentuk larutan. Dengan demikian ion – ion tersebut bereaksi dan menghasilkan
endapan yang dibuang pada rotary drum filter.

b. Proses elektrolisa larutan NaCl


Larutan NaCl dimasukkan ke dalam reaktor sel elektrolisa. Dalam sel
elektrolisa larutan garam dialiri arus listrik searah (DC), sehingga akan
mengakibatkan terurainya NaCl menjadi Na+ dan Cl-. Dengan penambahan air
akan terbentuk NaOH disertai pembentukan gas H2.

Proses elektrolisa sendiri dapat dilakukan dengan 3 macam cara :


1. Proses elektrolisa dengan sel diaphragma
Proses ini menggunakan teknologi sel diafragma, klorin, soda kaustik
dan hidrogen diproduksi secara bersamaan. air garam jenuh memasuki
kompartemen anoda dari sel, di mana gas klor dibebaskan. Fungsi diafragma
adalah memisahkan air garam dari larutan kaustik (sel yang disebut effluent)
pada sisi katoda, yang juga di mana gas hidrogen dilepaskan.
Dalam sel diphragma yang dipakai sebagai anoda adalah grafit dan
sebagai katoda digunakan besi atau platina. Diaphragma dibuat dari asbes
mudah dilalui ion – ion tapi sukar dilalui oleh molekul. Diaphragma ini
memisahkan memisahkan anoda dan katoda. Dengan adanya arus searah,
pada anoda diperoleh gas Cl2 dan pada katoda diperoleh gas H2.

Reaksi : NaCl  Na+ + Cl-


H2O  H+ + OH-
Anoda : 2Cl-  Cl2 + 2e
Katoda : 2H2O + 2e  H2 + 2OH-
Na+ + OH-  NaOH

Konsentrasi NaCl yang diizinkan adalah 340 – 350 g/liter yang pada
hakekatnya adalah larutan jenuh. Sel bekerja pada suhu 85 oC (Faith and
Keyes, 1972). Diaphragma umumnya diganti setiap empat kali pergantian
anoda. Umur anoda biasanya sekitar 365 hari. Pada saat ini telah digunakan
diafragma dan elektroda yang telah dimodifikasi sehingga memiliki efisiensi
yang lebih tinggi dan umur penggunaan yang lebih lama yaitu mencapai 8-10
tahun. Larutan NaOH yang dihasilkan adalah 11,3 – 15 %.

2. Proses elektrolisis dengan menggunakan sel merkuri


Di dalam sel mercuy, yang dipakai sebagai katoda adalah merkuri yang
dialirkan pada bagian dasar sel, sedangkan sebagai anoda dipakai grafit.
Larutan NaCl yang telah dimurnikan dialirkan diantara kedua elektroda
tersebut dan membentuk NaHg pada katoda dan gas Cl2 pada anoda.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
 Reaksi : NaCl  Na+ + Cl-
 Anoda : 2Cl-  Cl2
 Katoda : 2Na+ + Hg+ + 2e  NaHg

Larutan NaCl sebagai umpan masuk ke dalam sel elektrolisa pada suhu
60 – 700C dengan konsentrasi NaCl 340 – 350 g/liter. Amalgam (NaHg)
yang dihasilkan mengalir ke dekomposer dan dikontakkan dengan air secara
counter current sehingga dihasilkan NaOH 50 % dan gas H2.
Reaksi : 2NaHg + H2O  2NaOH + H2 + Hg

3. Proses sel elektrolisa dengan sel membran


Sel membran memakai membran semipermeabel untuk memisahkan
anoda dan katoda. Membran ini hanya mengijinkan ion Na+ untuk
melewatinya dan mencegah ion OH-. Pemakaian ini dimaksudkan untuk
mencegah ion OH- dan Cl- masuk ke dalam ruangan katoda. Membran
terbuat dari bahan polimer seperti perfluoro sulfonie acid polimer dan
perfluorocarboxylic acid polimer. Sel membran menghasilkan NaOH yang
lebih murni dan lebih tinggi konsentrasinya bila dibandingkan dengan sel
diaphragma, yaitu sebesar 28 %. Sel membran ini telah diterapkan dalam
industri secara komersiil tetapi terlalu mahal.
Teknologi sel membran merupakan perkembangan yang relatif baru.
Ini berbeda dari teknologi diafragma sel dalam bahwa solusi sekitar elektroda
masing-masing dipisahkan oleh sebuah membran daripada diafragma.
membran ini sangat selektif dan terutama memungkinkan migrasi ion
natrium dari ruang anoda ke ruang katoda. Air garam jenuh memasuki
kompartemen anoda sel dimana gas klor dibebaskan. Karena ion natrium
hanya dapat melewati membran ke katoda (air garam tidak dapat melewati
membran), soda kaustik (sel limbah cair) mengandung natrium klorida
substansial kurang. Kemampuan garam penghapusan tidak diperlukan seperti
pada proses diafragma sel.
Klorin dan hidrogen yang dihasilkan dalam proses membran sel
elektrokimia meninggalkan pada tekanan sedikit lebih tinggi daripada
tekanan atmosfer. Setelah pendinginan pada penukar panas, gas dapat
mengalami proses tambahan dalam bentuk likuifaksi klorin, produksi atau
produksi asam klorida hipoklorit.

o Anoda (elektroda positif) : titanium


Reaksi di anoda (oksidasi) :
2Cl-(aq)  Cl2(g) + 2e
o Katoda (elektroda negratif) : nikel
Reaksi di katoda (reduksi) :
2H2O(l) + 2e  H2(g) + 2OH-(aq)
o Na+ berpindah melalui membran menuju kompartemen katoda dan
bergabung dengan OH- membentuk NaOH.
o Reaksi sel keseluruhan :
2H2O(l) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq)  2Na+(aq) + 2OH-(aq) + H2(g) + Cl2(g)
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida. Diakses tanggal 19 Maret 2016.


http://manfaat.co.id/manfaat-soda-api. Diakses tanggal 19 Maret 2016.
http://membagiilmutekim-meirina.blogspot.co.id/2011/05/caustic-soda.html. Diakses
tanggal 19 Maret 2016.
http://wahyutriastuti.blogspot.co.id/2010/07/ii-pemilihan-dan-uraian-proses.html.
Diakses tanggal 19 Maret 2016.
http://www.ausetute.com.au/chloralkali.html. Diakses tanggal 20 Maret 2016.
http://www.inclusive-science-engineering.com/inorganic-chemical-caustic-soda-
production-process-description-and-flowsheet/. Diakses tanggal 20 Maret
2016.
http://www.worldofchemicals.com/media/methods-of-preparation-of-caustic-
soda/6748.html. Diakses tanggal 20 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai