Anda di halaman 1dari 8

Pendahuluan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Arti Penting Peramalan Bisnis

• Peramalan merupakan studi terhadap data historis utuk menemukan


hubungan, kecenderungan, dan pola yang sistematis.
• Peramalan adalah penggunaan data atau informasi untuk menentukan kejadian pada masa
depan, dalam bentuk perhitungan atau prakiraan dari data yang laludan informasi lainnya
untuk penelitian terlebih dahulu prakiraannya.
• Menurut Hery prasetya dan Fitri Lukiastuti (2009:43), Peramalan merupakan suatu usaha
untuk meramalkan keadaan dimasa yang akan datang melalui pengujian keadaan dimasa
lalu.
• Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006:136) Peramalan ( forecasting ) adalah seni
atau ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan.

Dalam dunia bisnis hasil peramalan mampu memberi gambaran tentang masa
depan perusahaan, yang memungkinkan manajemen membuat perencanaan,
menciptakan peluang bisnis, mengatur pola investasi.

1.2 Keterbatasan Peramalan

Makridakis (1994: 39-40) mengidentifikasi 3 sumber ketidakakuratan peramalan dunia


bisnis dan ekonomi:

1. Kesalahan dalam identifikasi pola dan hubungan


Pola atau hubungan tentu mungkin terindentifikasi pada wktu dilakukan peramalan,
padahal pola tau hubungan tersebut sebenarnya tidak ada. Akibatnya terjadi kekeliruan
dalam peramalannya. Hal ini dapat saja terjadi pada peramalan yang didasarkan pada
metode statistika maupun yang berdasarkan pada penilaian (judgment).
Pola atau hubungan mungkin tidak teridentifikasi dengan benar karena informasi tidak
cukup tersedia, karena kenyataan tersebut terlalu kompleks untuk dipahami atau model
dibuat dengan jumlah variable yang terbatas.
2. Pola yang tidak tepat dan hubungan yang tidak pasti
Dalam ilmu sosial, pola bersifat tidak tepat dan hubungan bersifat tidak pasti. Walaupun
pola dan hubungan rata-rata dapat diidentifikasi, fluktuasi di sekitarnya terjadi pada

Teknik Proyeksi Bisnis, Desti Dirnaeni, S.E.,M.M


Pendahuluan 2

hamper semua kasus. Tujuan dari model statistic adalah mengidentifikasi pola atau
hubungan sedemikian rupa sehingga fluktuasi di masa lalu diusahakan sekecil dan seacak
mungkin. Tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa kesalahan di masa mendatang akan
bersifat acak dan kecil.
3. Perubahan pola atau hubungan
Dalam dunia bisnis dan ekonomi, pola dan hubungan dapat berubah panjang waktu
dengan tak terduga. Perubahan pola atau hubungan tersebut tentu saja dapat
menyebabkan kesalahan peramalan yang tingkat kesalahannya tidak dapat ditetapkan
sebelumnya.

• Akurasi peramalan
• Perbedaan hasil dari berbagai metoda
• Keterbatasan kontekstual: pengaruh kelembagaan, waktu, dan histori (sejarah)
terhadap akurasi peramala

1.3 Jenis-jenis Peramalan

Secara garis besar peramalan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan pada pengamatan kejadian-


kejadian dimasa lalu yang digabungkan dengan intuisi atau ketajaman perasaan si
peramal dalam menghadapi situasi informal yang diperkirakan terjadi di masa yang akan
datang.
Beberapa metode peramalan yang digolongkan sebagai model kualitatif adalah
sebagai berikut :
a. Metode Delphi, Sekelompok pakar mengisi kuesioner, Moderator
menyimpulkan hasilnya dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru yang
diisi kembali oleh kelompok tersebut, demikian seterusnya. Hal ini merupakan
proses pembelajaran (learning process) dari kelompok tanpa adanya tekanan atau
intimidasi individu. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Rand
Corporation pada tahun 1950 – an. Adapun tahapan yang dilakukan adalah:
a) Tentukan beberapa pakar sebagai partisipan. Sebaiknya bervariasi dengan
latar belakang disiplin ilmu yang berbeda.
b) Melalui kuesioner (atau e – mail), diperoleh peramalan dari seluruh
partisipan.
c) Simpulkan hasilnya, kemudian distribusikan kembali kepada seluruh
partisipan denan pertanyaan yang baru.

Teknik Proyeksi Bisnis, Desti Dirnaeni, S.E.,M.M


Pendahuluan 3

d) Simpulkan kembali revisi peramalan dan kondisi, kemudian


dikembangkan dengan pertanyaan yang baru.
e) Apabila diperlukan, ulangi tahap 4. Seluruh hasil akhir didistribusikan
kepada seluruh partisipan.

b. Dugaan Manajemen (Management testimate) atau Panel Consensus. Dimana


peramalan semata-mata berdasarkan pertimbangan manajemen, umumnya oleh
manajemen senior. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif
terhadap intuisi dari suatu atau sekelompok kecil orang yang karena
pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan. Teknik akan
dipergunakan dalam situasi dimana tidak ada situasi dimana tidak ada laternatif
lain dari model peramalan yang dapat diterapkan. Bagaimanapun metode ini
mempunyai banyak keterbatasan, sehingga perlu dikombinasikan dengan metode
peramalan yang lain.

c. Riset Pasar (Market Share), merupakan metode peramalan berdasarkan hasil –


hasil dari survei pasar yang dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasar produk atau
yang mewakilinya. Metode ini akan menjaring informasi dari planggan atau
pelanggan potenbsial (konsumen) berkaitan dengan rencana pembelian mereka
dimasa mendatang. Riset pasar tidak hanya akan membantu peramalan, tetapi juga
untuk meningkatkan desain produk dan perencanaan untuk produk-produk baru.

d. Metode kelompok terstruktur, seperti metode Delphi, dan lain lain. Metode
Delphi merupakan teknik peramalan berdasarkan pada proses konvergensi dari
opini beberapa orang atau ahli secara interaktif tanpa menyebutkan identitasnya.
Grup ini tidak bertemu secara bersama dalam suatu forum untuk berdiskusi, tetapi
mereka diminta pendapatnya secara terpisah dan tidak boleh secara berunding.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pendapat yang bias karena pengaruh
kelompok. Pendapat yang berbeda secara signifikan dari ahli yang lain dalam
grup tersebut akan dinyatakan lagi kepada yang bersangkutan, sehingga akhirnya
diperoleh angka estimasi pada interval tertentu yang dapat diterima. Metode
Delphi ini dipakai dalam peramalan teknologi yang sudah digunakan pada
pengoperasian jangka panjang selain itu, metode ini juga bermanfaat dalam
pengembangan produk baru, pengembangan kapasitas produksi, penerobosan ke
segmen pasar baru dan strategi keputusan bisnis lainnya.

e. Analogi historis (Historical Analogy), merupakan teknik peramalan berdasarkan


pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat disamakan secara Analogi.

Teknik Proyeksi Bisnis, Desti Dirnaeni, S.E.,M.M


Pendahuluan 4

Misalnya peramalan untuk pengembangan pasar televisi multi sistem


menggunakan model permintaan televisi hitam putih atau televisi berwarna biasa.
Analogi historis cenderung akan menjadi terbaik untuk penggantian produk di
pasar dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari produk dalam pasar
itu.

2. Peramalan kuantitatif, yaitu menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari


pengamatan nilai-nilai sebelumnya dengan ditunjang beberapa informasi kuantitatif
maupun kualitatif. Hasil dari peramalan kuantitatif ini secara umum lebih disukai karena
memberikan pandangan yang ebih nyata dan lebih objektif dalam besaran nilai hasil
peramalan.

Menurut Makridakis, Wheelwright dan McGee (1992) menjelaskan bahwa pada


umumnya peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut

1. Tersedia informasi tentang masa lalu (data historis)


2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numerik
3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut
di masa mendatang.

Pada dasarnya metoda peramalan kuantitatif ini dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu :
a. Metoda peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan
antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang merupakan
deret waktu atau “time – series”.
b. Metoda peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan
antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang
mempengaruhinya, yang bukan waktu yang disebut metode korelasi atau sebab
akibat (causal method).

Prosedur umum yang digunakan dalam peramalan secara kuantitatif adalah:


1. Definisikan tujuan peramalan.
2. Pembuatan diagram pencar.
3. Pilih minimal dua metode peramalan yang dianggap sesuai.
4. Hitung parameter – parameter fungsi peramalan.
5. Hitung kesalahan setiap metode peramalan.
6. Pilih metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil.
7. Lakukan verifikasi peramalan.

Teknik Proyeksi Bisnis, Desti Dirnaeni, S.E.,M.M


Pendahuluan 5

1.4 Langkah-langkah Peramalan Bisnis

Hampir semua metode peramalan formal dilakukan dengan cara mengekstrapolasi kondisi masa
lalu unuk kondisi masa yang akan datang. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa kondisi masa
lalu sama dengan kondisi masa mendatang. Adapun langkah-langkah dalam peramalan bisnis,
diantaranya, yaitu:

1. Mengumpulkan data
2. Menyeleksi dan memilih data
3. Memilih model peramalan (pilihlah model peramalan yang tepat, sehingga minim
kesalahan dan hasil peramalan mendekati actual).
4. Menggunakan model terpilih untuk peramalan. Bila akurasi model peramalan
menurun karena terjadinya perubahan pola data, model tersebut perlu dievaluasi
ulang dan bila perlu diganti.

1.5 Tahapan Peramalan Bisnis

Berikut ini beberapa tahap dalam peramalan, yaitu:

1. Penentuan tujuan peramalan


2. Pemilihan teori yang relevan
3. Pengumpulan data
4. Analisis data
5. Pengestimasian model sementara
6. Evaluasi model dan revisi model
7. Penyajian ramalan sementara kepada manajemen
8. Pembuatan revisi final
9. Pendistribusian hasil peramalan
10. Penentuan langkah-langkah pemantauan

Peramalan disiapkan sedemikian rupa sehingga manajemen dapat membuat keputusan-


keputusan yang tepat mengenai alokasi sumber daya yang ada sekarang menentukan
hubungan teoritis yang menentukan perubahan-perubahan variabel yang diramalkan untuk:
1. Membantu seorang peramal dalam mengidentifikasi setiap kendala yang ada untuk
dipecahkan dan dimasukkan ke dalam proses peramalan.
2. Suatu model teoritis seringkali membantu dalam memisahkan pengaruh-pengaruh
terhadap faktor-faktor internal atau eksternal. Internal: harga jual, biaya promosi,
kualitas produk, karakteristik produk (garansi, diskon), dan jaringan distribusi.

Teknik Proyeksi Bisnis, Desti Dirnaeni, S.E.,M.M


Pendahuluan 6

Faktor eksternal: pendapatan konsumen, tingkat inflasi, tingkat pengangguran,


perilaku para pesaing, dan perubahan kebijakan pemerintah.
3. Proses pembuatan kerangka teoritis yang tepat memaksa seorang peramal untuk
memahami faktor-faktor seperti jaringan perdagangan, trend historis, pola
penggunaan akhir, pangsa pasar, penyebaran konsumen secara geografis, faktor
sosial politik, dan dinamika persaingan pasar, meyakinkan bahwa data yang
diperoleh cukup akurat. Tahap ini biasanya merupakan tahap yang cukup rumit dan
seringkali merupakan tahap yang paling kritikal karena tahap-tahap berikutnya dapat
dilakukan atau tidak tergantung pada relevansi data yang diperoleh tersebut.
4. Dilakukan penyeleksian data karena dalam proses peramalan seringkali kita
mempunyai data yang berlebihan atau bisa juga terlalu sedikit. Dimana kita menguji
kesesuaian (fitting) data yang telah kita kumpulkan ke dalam model peramalan
dalam artian meminimumkan kesalahan peramalan. Jika data yang tepat telah
diperoleh dan sudah dipilih serta model peramalan yang tepat sudah dipilih, maka
ekstrapolasi dapat dilakukan. Seringkali akurasi proses peramalan tersebut diuji
dengan cara meramalkan periode sekarang dimana nilai-nilai data historis yang
aktual diketahui. Pengujian terhadap pola kesalahan tersebut mengharuskan kita
untuk memodifikasi prosedur peramalan sehingga kemudian kita akan dapat
menghasilkan ramalan-ramalan yang lebih akurat.

1.6 Pengendalian Proses Peramalan

Pengendalian meliputi langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk memperbesar


kemungkinan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan dan juga
untuk memastikan bahwa seluruh bagian organisasi berfungsi sesuai tujuan organisasi.
Pengendalian menurut Dlenn. Welsch Ronald W Hilton Paul (1995), adalah suatu proses
untuk memastikan tindakan yang efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Pengendalian ini
mencakup ;

1. Penetapan sasaran dan standart,


2. Membandingkan hasil dengan sasaran dan standart,
3. Mendorong keberhasilan dan memperbaiki kekurangan.

Ada dua tujuan utama dalam pengendalian internal atas persediaan antaralain
mengamankan persediaan dan melaporkan secara tepat dalam laporan keuangan.
Pengendalian persediaan harus dimulai segera setelah persediaan diterima. Laporan
penerimaan yang sudah diberi nomor sebelumnya harus diisi oleh departemen penerimaan
perusahaan untuk menetapkan tanggung-gugat (account-ability) awal atas persediaan. Untuk
Teknik Proyeksi Bisnis, Desti Dirnaeni, S.E.,M.M
Pendahuluan 7

memastikan bahwa persediaan yang diterima sesuai yang dipesan, setiap laporan penerimaan
harus cocok dengan pesanan pembelian. Pengendalian internal juga bersifat:
• Detektif, ditujukan untuk mendeteksi kesalahan atau kekeliruan yang telah terjadi.
• Preventif (pencegahan), pengendalian preventif dirancang untuk mencegah kesalahan
atau kekeliruan pencatatan
• Meningkatkan efisiensi dengan melaksanakan kebijakan dan prosedur untuk melakukan
peningkatan yang mungkin dicapai.

Suatu sistem pengendalian internal merupakan bagian dari sebuah sistem pengendalian
manajemen. Sistem pengendalian manajemen meliputi pengendalian administratif seperti
anggaran untuk perencanaan dan pengendalian operasi, dan pengendalian akuntansi seperti
prosedur pengendalian internal mengenai pemisahan tugas orang yang menghitung kas dari
tugas orang yang memiliki akses terhadap pencatatan piutang.

Metode-metode pengendalian persediaan


Secara kronologis metode pengendalian persediaan yang dapat diidentifikasikan
sebagai berikut :
1. Pengendalian persediaan secara statistic (statistical inventory control)
Metode ini menggunakan ilmu matematika dan statistic sebagai alat bantu utama
dalam memecahkan masalah kuantitatif dalam system persediaan. Pada dasarnya,
metode ini berusaha mencari jawaban optimal dalam menentukan :
• Jumlah ukuran pemesanan dinamis (EOQ)
• Titik pemesanan kembali (Reorder Point)
• Jumlah cadangan pengaman (safety stock) yang diperlukan

Metode ini juga sering disebut metode pengendalian persediaan tradisional,


karena member dasar lahirnya metode baru yang lebih modern. Metode pengendalian
persediaan secara statistik ini biasanya digunakan untuk mengendalikan barang yang
permintaannya bersifat bebasdan dikelola saling bergantung, yang dimaksud
permintaan bebas adalah permintaan yang hanya dipengaruhi mekanisme pasar
sehingga bebas dari fungsi operasi produk. Sebagai contoh adalah permintaan untuk
barang jadi dan suku cadang pengganti.

2. Metode perencanaan kebutuhan material


Metode pengendalian tradisional akan tidak efektif bila digunakan untuk
permintaan yang bersifat tidak bebas. Yang dimaksud permintaan tidak bebas adalahb
permintaan yag tergantung kepada kebutuhan suatu komponen/material dengan
komponen/material lainnya. Dengan kata lain, kebutuhan tidak bebas adalah
Teknik Proyeksi Bisnis, Desti Dirnaeni, S.E.,M.M
Pendahuluan 8

kebutuhan yang tunduk pada fungsi operasi produksi, sebagai gambaran adalah
permintaan akan roda 4 mobil dan 1 kemudi hanya apabila ada permintaan 1 unit
mobil, sehingga permintaan akan roda dan kemudi dikatakan tergantung pada
permintaan mobil.
Metode MRP ini bersifat oriented, yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan
– aturan dan seperangkat mekanisme pencatatan yang dirancang untuk menjabarkan
jadwal induk produksi (JIP). Dari sejarahnya, penerapan MRP pertama kali
digunakan pada industry logam tipe job shop dimana tipe ini termasuk tipe yang
paling sulit dikendalikan dalam system manufaktur.

3. Metode persediaan JUST in time (JIT)


Metode ini merupakan salah satu operasionalisasi dari konsep Just in Time (JIT),
yang dikembangkan dalam system produksi Toyota Motor Co. produksi JIT berarti
produksi pengendalian persediaan yang dinamakan Kanban. Dalam system ini,jenis
dan juimlah unit yang diperlukan oleh proses berikutnya diambil dari proses
sebelumnya, pada saat diperlukan.

Teknik Proyeksi Bisnis, Desti Dirnaeni, S.E.,M.M

Anda mungkin juga menyukai