Ekstraksi Kacang Kedelai
Ekstraksi Kacang Kedelai
Kedelai
LAPORAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
SMK Negeri 1 Cerme
untuk membuat lem, plastik, larutan yang berbusa, rabuk dan serat tekstil sintesis.
Bila minyak kedelai akan digunakan di bidang nonpangan, maka tidak perlu seluruh
tahap pemurnian dilakukan. Misalnya untuk pembuatan sabun hanya perlu proses
pemucatan dan deodorisasi, agar warna dan bau minyak kedelai tidak mencemari
warna dan bau sabun yang dihasilkan.
1.3. Tujuan
Tujuan dari “Ekstraksi Minyak Kacang Kedelai” ini adalah :
a. Menambah keahlian dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat kimia
b. Menyelesaikan tugas pelajaran dari MPEKS
c. Dapat melakukan proses ekstraksi dengan benar
d. Mengambil minyak kedelai dari biji kacang kedelai
1.4. Hipotesis
Dari rumusan masalah tersebut didapatkan suatu dugaan sementara tentang
hasil percobaan Ekstraksi Minyak Kedelai yaitu :
1.4.1. Hipotesis Terikat (Hi)
Terdapat kandungan minyak dalam biji kacang kedelai.
1.4.2. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak terdapat kandungan minyak di dalam biji kacang kedelai.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen
lain dalam bahan ekstraksi.
2. Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki komponen melarutkan ekstrak yang
besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
3. Kemampuan tidak saling campur
Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas)
larut dalam bahan ekstrak .
4. Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstrak. Hal ini dimaksudkan
agar kedua fasa tersebut dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah
pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil,
sering kali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal
(misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
5. Reaktivitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
6. Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau reaktivikasi, maka titik didih kedua bahan tidak boleh
terlalu dekat.
Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat
atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis karena
komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-
sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang relatif rendah.
Dalam hal semacam ini, sering kali ekstraksi adalah satu-satumya proses yang dapat
digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester
(essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan
kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah
pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi
yang telah dibakar atau digiling.
Metode Soxhletasi merupakan salah satu bagian dari ekstraksi padat-cair yang
dapat digunakan untuk mengambil minyak kedelai dari biji kedelai. Ekstraksi yang
dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut
organik yang dilakukan secara berulang-ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif
konstan, dengan menggunakan alat soklet.
a. Dapat digunakan untuk sample dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
b. Digunakan pelarut yang lebih sedikit.
c. Pemanasannya dapat diatur.
a. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul dalam wadah disebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
penguraian oleh panas.
b. Jumlah total snyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya
dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan
membutuhkan volum pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
c. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada dibawah kondensor perlu berada pada temperatur ini
untuk menggerakkan uap pelarut yang efektif.
BAB III
PROSES PRODUKSI
3.1.1. Alat
3.1.2. Bahan
No Bahan Jumlah
1 Kacang kedelai 50 gram
2 Ethanol 96% 350 ml
()
Dengan :
Wo : Berat cawan kosong (gr)
Ws : Berat sample (gr)
Wi : Berat cawan + sample (gr)
Diketahui : Wo = 29.2566 gr
Ws = 2.0060 gr
Wi = 31.0942 gr
()
Diketahui :
Berat cawan kosong = 47.9999 gr
Berat cawan + isi = 52.6488
= 9.2440 %
4. Yield Minyak
Berat teoritis minyak kedelai = 15 % = 7.5 gram
5. Berat Ampas
Berat ampas yang diperoleh dari hasil ekstraksi adalah :
a. Ampas basah = 84.4315 gram
b. Ampas kering = 47.2355 gram
6. Berat Endapan
Pada hasil ekstrak terdapat endapan berwarna putih sebesar 0.4063 gram.
Dengan :
𝞺 = massa jenis (gr/ml) v = volume (ml
m = berat (gram)
Diketahui :
v = 25
8. Uap keseluruhan
F=U+A+E+H
UAP
FEED PRODUK
Pelarut= 284,255 gr Kacang kedelai= 50,2905 grEKSTRAKSI Campuran minyak + etanol = 200 ml
AMPAS
Kacang= 47,2355 gr
3.4.2. Neraca Massa Destilasi
DESTILASI
FEED
Campuran minyak + etanol = 200 ml
Vapour
EVAPORASI
FEED
Campuran minyak + etanol = 120 ml
Uap Keseluruhan =
218,6931 gr
Destilat
Etanol = 64,968 gr
U DESTILASI
AP
EKSTRAKSI
F PRODUK
Uap
Pelarut= 284,255 gr Campuran minyak + etanol =
Kacang kedelai= 50,2905 gr A 200 ml
M
PA EVAPORASI
Kacang= 47,2355 gr
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Dari 50,2905 gram kacang kedelai terdapat kandungan minyak sebesar 4,6489
gram.
2. Warna minyak kedelai adalah kuning.
3. Ekstraksi minyak termasuk menggunakan metode soxletasi.
4. Untuk bisa mendapatkan minyak kedelai murni, diperlukan proses lanjutan yaitu
destilasi dan evaporasi.
4.2 Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan setelah proses ekstraksi ini berlangsung
adalah sebagai berikut :
http://www.scribd.com/doc/91796133/15/Ekstraksi-Sokletasi
Sari, Afida Kartika. 2012. Lembar Kerja Siswa Melaksanakan Proses Ekstraksi
Mengikuti SOP. Gresik.
Setiawan, Doni. 2011. Karya Ilmiah Ekstraksi Pektin dari Limbah Kulit Pisang. SMKN 1
Cerme.