Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

UJI KANDUNGAN URINE

Di Susun Oleh :

Kelompok 1

Husna Ath Thaariq

Najua Felia Safhadi

Putri Lili Ramadani

Raihan Putri

Syifa Maulida

Nama Pembimbing : Rahmayani, S.Pd

SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR


Jln. Medan-Banda Aceh Km 431 Kec. Birem Bayeun Kab. Aceh
Timur
I. Judul : Praktikum Uji Kandungan Urine
II. Tujuan :
 Mengamati karakteristik urine, kandungan klorida dan kandungan protein
 Membandingkan kandungan glukosa pada urine orang normal dengan penderita
diabetes mellitus
III. Alat dan Bahan
a. Alat

NO NAMA ALAT GAMBAR KETERANGAN


1 Tabung reaksi Sebagai tempat sampel
urine

2 Rak tabung reaksi Untuk tempat meletakkan


tabung reaksi

3 Gelas beker 500 Ml Sebagai tempat sampel


urine

4 Pemanas Bunsen Untuk memanaskan sampel

5 Kasa asbes
6 Kaki tiga

7 Korek api Untuk memyalakan


pemanas Bunsen

8 Pipet tetes Untuk mengambil sampel

9 Kertas tisu Untuk membersihkan


kotoran

10 Kertas label
11 Botol sampel urine Untuk menyimpan urine
yang bening
12 pH meter Untuk mengukir pH urine
b. Bahan

NO NAMA ALAT GAMBAR KETERANGAN


1 Sampel urine Untuk menguji kandungan
dalam urine
2 Larutan AgNO3 10% Sebagai indicator penguji
kandungan klorida dalam
urine

3 Larutan biuret Sebagai indicator penguji


kandungan protein dalam
urine

4 Larutan benedict Sebagai indicator penguji


kandungan glukosa dalam
urine

IV. Langkah Kerja


a. Sifat Fisik
Amatilah dan bandingkan beberapa sampel urine yang dibawa dari asrama, dalam hal
sifat-sifat fisik ( warna, tingkat kekeruhan dan pH )

WARNA KETERANGAN
Kuning Normal
Hitam Mengonsumsi tablet yang mengandung zat besi
(ferri sulfat), minum obat Parkinson
Biru Mengonsumsi obat antidepresi, antibiotic, infeksi
bakteri
Cokelat Gangguan fungsi ginjal, mengonsumsi antibiotic
Kuning gelap ( seperti teh ) Hepatitis fase akut, kelebihan vitamin B2,
mengonsumsi antibiotic.
Orange – merah Dehidrasi, demam, mengonsumsi obat
Hijau Infeksi bakteri, kelebihan biliverdin,
mengonsumsi vitamin
Bening ( tidak berwarna) Terlalu banyak minum, minum alcohol, diabetes
insipidus
Putih seperti susu Tumor jaringan limfa, filariasis

Tingkat kekeruhan :

 Tidak keruh (-)


 Keruh (+)
 Sangat keruh (++)

b. Uji pH Urine
1) Masukkan sampel urine A, urine B, urine C, urine D, urine E ketempat yang
berbeda sebanyak 1 cm
2) Celupkan kertas lakmus ( Indicator Universal ) kedalam urine
3) Tunggu selama ± 5 menit

c. Uji Kandungan Amonia


1) Masukkan sampel urine A, urine B, urine C, urine D, urine E kedalam tabung reaksi
sebanyak 1 cm
2) Panaskan diatas api Bunsen, sambil digoyang-goyangkan
3) Setelah timbul gelembung kecil pada urin, segera jauhkan dari api bunsen
4) Cium aromanya
5) Catat hasil pengamatan

d. Uji kandungan Glukosa


1) Masukkan sampel urine A, urine B, urine C, urine D, urine E kedalam tabung reaksi
sebanyak 1 cm
2) Teteskan Benedict kedalam tabung reaksi sebanyak 5-10 tetes
3) Panaskan diatas api bunsen, sambil digoyang-goyangkan
4) Setelah timbul gelembung kecil pada urin, segera jauhkan dari api bunsen
5) Amati warna urin didalam tabung reaksi
6) Catat hasil pengamatan

e. Uji kandungan Protein


1) Masukkan sampel urine A, urine B, urine C, urine D, urine E kedalam tabung reaksi
sebanyak 1 cm
2) Teteskan Biuret kedalam tabung reaksi sebanyak 5-10 tetes
3) Goyang-goyangkan tabung reaksi didepan kertas putih
4) Amati perubahan warna yang terjadi
5) Catat hasil pengamatan

f. Uji kandungan Klorida


1) Masukkan sampel urine A, urine B, urine C, urine D, urine E kedalam tabung reaksi
sebanyak 1 cm
2) Teteskan AgNO3 kedalam tabung reaksi sebanyak 5-10 tetes
3) Goyang-goyangkan tabung reaksi
4) Amati perubahan warna yang terjadi, adanya endapan warna putih/ bening
menunjukkan bahawa adanya klorida radikal didalam urine
5) Catat hasil pengamatan

V. Tabel Hasil Pengamatan


a. Hasil Pengamatan terhadap Warna Urine

NO NAMA SISWA WARNA URIN KETERANGAN


1 Husna Ath Thaariq Kuning Normal
2 Najua Felia Safhadi Kuning gelap ( seperti Hepatitis fase akut, kelebihan
teh) vitamin B2, mengonsumsi
antibiotic.
3 Putri Lili Ramadani Kuning Normal
4 Raihan Putri Kuning Normal
5 Syifa Maulida Kuning gelap ( seperti Hepatitis fase akut, kelebihan
teh) vitamin B2, mengonsumsi
antibiotic.
b. Hasil Pengamatan terhadap Kekeruhan Urine

NO TINGKAT KETERANGAN
NAMA SISWA KEKERUHAN
1 Husna Ath Thaariq + Keruh
2 Najua Felia Safhadi + Keruh
3 Putri Lili Ramadani + Keruh
4 Raihan Putri + Keruh
5 Syifa Maulida + Keruh

c. Hasil Pengamatan pH Urine

NO pH URINE KETERANGAN
NAMA SISWA
1 Husna Ath Thaariq 7 Netral
2 Najua Felia Safhadi 7 Netral
3 Putri Lili Ramadani 7 Netral
4 Raihan Putri 7 Netral
5 Syifa Maulida 6 Asam

d. Hasil Pengamatan kandungan Amonia

NO NAMA SISWA KANDUNGAN KETERANGAN


AMONIA
1 Husna Ath Thaariq ++ Mengandung amonia pekat
2 Najua Felia Safhadi ++ Mengandung amonia pekat
3 Putri Lili Ramadani + Mengandung sedikit amonia
4 Raihan Putri ++ Mengandung amonia pekat
5 Syifa Maulida ++ Mengandung amonia pekat

e. Hasil Pengamatan kandungan Glukosa

NO NAMA SISWA WARNA SAMPEL KETERANGAN


1 Husna Ath Thaariq Hijau pekat Mengandung glukosa tingkat
rendah
2 Najua Felia Safhadi Merah bata Mengandung glukosa tingkat
tinggi
3 Putri Lili Ramadani Hijau bening Mengandung glukosa tingkat
sedang
4 Raihan Putri Hijau hampir kuning Mengandung glukosa tingkat
rendah
5 Syifa Maulida Kuning Mengandung glukosa tingkat
tinggi

f. Hasil Pengamatan kandungan Protein

NAMA SISWA WARNA SAMPEL KETERANGAN


Husna Ath Thaariq Kuning bening Tidak mengandung protein
Najua Felia Safhadi Kuning pekat Tidak mengandung protein
Putri Lili Ramadani Kuning bening Tidak mengandung protein
Raihan Putri Kuning bening Tidak mengandung protein
Syifa Maulida Kuning Tidak mengandung protein

g. Hasil Pengamatan kandungan Klorida

NAMA SISWA ENDAPAN YANG BANYAK ENDAPAN


TERBENTUK
Husna Ath Thaariq +
Najua Felia Safhadi +++
Putri Lili Ramadani ++++
Raihan Putri ++
Syifa Maulida +++++

VI. Pembahasan
1. Jelaskan apakah urine yag kalian amati secara keseluruhan normal berdasarkan langkah
A sampai F?

Ciri-ciri urine normal:

 Volume urin normal orang dewasa 600 – 2500 ml/hari, ini tergantung pada masukan
air, suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen dan
kopi, teh, alkohol menpunyai efek diuresis.
 Berat jenis berkisar antara 1,003 – 1,030.
 Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (bekisar 4,7-8).
 Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar.
 Urin segar beraroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan.
Urine abnormal memiliki unsur seperti:

 Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin
dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat + 0.5% protein, ini
dapat terjadi setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat
dari gangguan sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus
kehamilan disertai Proteinuria sebesar 30-35%. Proteinuria patologis, disebabkan
karena adanya kelainan dari organ ginjal karena sakit. Misalnya nefrosklerosis suatu
bentuk vaskuler penyakit ginjal, dihubungkan dengan hipertensi arterial. Proteinuria
pada penyakit ini meningkat dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria
dapat juga terjadi karena keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat
(raksa(Hg), arsen(As), bimut(Bi)).

 Glukosa: glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi (pertandingan
atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes. Galaktosuria
dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama kehamilan, laktasi maupun menyapih.
Pentosuria terjadi sementara sesudah makan makanan yang mengandung gula
pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada saat kelaparan, diabetes, kehamilan,
anestesia eter. Terdapat bilirubin, dan adanya kandungan darah karena kerusakan
pada ginjal.

Berikut ini hasil pengamatan terhadap pengujian urine yaitu:

 Berdasarkan hasil pengamatan langkah A yaitu menguji warna urine, didapati


bahwa Lili, Husna dan Raihan Putri memiliki urin yang normal karena berwarna
kuning. Sedangkan Najua dan Syifa memiliki urine berwarna kuning pekat yang
memungkinkan terkena Hepatitis fase akut, kelebihan vitamin B2, mengonsumsi
antibiotic.
 Pada pengamatan langkah B yaitu mengujiPH urine didapati bahwa urine Husna,
Najua, Lili dan Raihan memiliki pH 7 sedangkan Syifa memiliki pH 6. Semua
urine anggota kelompok kami yang diuji pH urine nya tersebut dapat
dikategorikan sebagai urine normal karena memiliki pH berkisar 4,7-8.
 Pada pengamatan langkah C yaitu menguji kandungan Amonia, seluruh anggota
kelompok kami memiliki urine yang normal karena memiliki kandungan amonia,
yang dibuktikan dengan cara mencium bau dari urine tersebut yang telah ditetesi
dan dipanaskan hingga timbung gelembung-gelembung gas.
 Pada pengamatan langkah D yaitu menguji kandungan glukosa, dengan cara
menteteskan benedict yang kemudiian dipanaskan dan hasil perubahan warnanya
ialah: Husna, Lili dan Raihan putri memiliki urine yang berwarna hijau pekat
dimana dimana kandungan glukosanya yaitu 0,5-1%, Syifa memiliki urine yang
berwarna kuning dimana kandungan glukosanya yaitu 1-1,5%, Najua memiliki
urine yang berwarna merah bata dimana kandungan glukosa yang tergolong
tinggi.
 Pada pengamatan langkah E yaitu menguji kandungan protein dengan cara
menteteskan biuret dan perubahan yang terjadi ialah: Husna, Raihan, dan Lili
memiliki warna kuning bening, Syifa memiliki urine berwarna kuning dan Najua
memiliki urine kuning pekat. Didapati bahwa tidak ada satupun urine dari kami
yang memiliki protein karena urine yang memiliki protein itu adalah urine yang
memiliki warna ungu ataupun biru.
 Pada pengamatan langkah F yaitu menguji kandungan klorida dengan cara
menteteskan laruga AgNO3 didapati bahwa anggota kelompok kami memiliki
endapan yang berbeda, endapan mulai dari tertebal hingga tertipis yaitu Syifa-
Lili-Najua-Raihan dan Husna. Urine yang normal memiliki endapan putih tipis
sedangkan urine abnormal memiliki endapan putih tebal. Syifa, Lili dan Najua
memiliki endapan putih yang dikategorikan endapan putih tebal.

2. Tuliskan komposisi urine yang normal !


 Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia.
 Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita
diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi.
 Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26
mg/kg pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.
 Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat
sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang
larut dengan alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia,
penyakit hati berat.
 Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut
karena keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan meningkat.
 Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan.
 Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan.
 Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari
makanan yang mengandung protein berikatan denagn fosfat.
 Oksalat dalam urin rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif
tinggi.
 Mineral: Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urin.
 Vitamin, hormon dan enzim dalam urin sedikit.

3. Bagaimana proses pembentukan urine ?


1. Filtrasi (penyaringan)
Proses filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding luar kapsul
Bowman tersusun dari satu lapis sel epitel pipih. Antara dinding luar dan dinding
dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus
proksimal. Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus (prodosit).
Proses filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik (tekanan
darah) dan tekanan onkotik (tekanan osmotik plasma), dimulai ketika darah masuk ke
glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-
komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus,
kemudian menuju membran dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam
ruang kapsul Bowman.
2. Reabsorpsi (penyerapan)
Proses reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan
sebagian tubulus kontortus distal.reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitel di seluruh
tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu.
Zat-zat yang direabsorpsi adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+,
Cl-, HCO3-, HbO42-, dan sebagian urea.
Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif. Glukosa dan asam
amino direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3-
dan H2O terjadi di tubulus kontortus distal.
Proses reabsorpsi dimulai ketika urin primer (bersifat hipotonis dibanding
plasma darah) masuk ke tubulus kontortus proksimal. Kemudian terjadi reabsorpsi
glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara
pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini telah berkurang
volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus
kontortus proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di
sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi
reabsopsi Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Di samping
reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan obat-
obatan yang ada pada urin.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin skunder yang memiliki kandungan air, garam,
urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
3. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada
tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga
terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis
renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang
merupakan tempat penimpanan sementara urin.

4. Adakah pengaruh minum air yang banyak pada fisik urine yang kalian amati jelaskan !
Ada,seperti urine yang kita miliki akan mengalami perubahan warna yang lebih
bening dan volume urinenya lebih banyak dari urine normal. Minum air yang
berlebihan juga dapat memperberat kerja ginjal kita, sebaiknya konsumsi air sebanyak
8 gelas atau 2 liter. Apabila kita mengkonsumsi banyak air minum, konsentrasi protein
dalam darah akan menurun, kondisi ini dapat mengakibatkan menurunnya tekanan
koloid protein sehingga tekanan filtrasinya kurang efektif, akibatnya volume urine
meningkat dan perubahan warna yang lebih bening.

5. Gangguan- gangguan apa saja yang bisa di amati berdasarkan pengamatan yang telah
kalian lakukan?
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, terdapat beberapa ganggua
yaitu semua anggota kelompok kami memiliki urine yang mengandung glukosa karena
kurangnya hormon insulin yang berfungsi untuk menyerap glukosa. Urine yang
mengandung banyak glukosa juga dapat mengakibatkan penyakit diabetes militus.
Diabetes militus adalah penyakit yang disebabkan pankreas tidak menghasilkan atau
hanya menghasilkan sedikit insulin. Insulis : hormon yang mampu mengubah glukosa
menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Selain itu, Insulis juga
membantu jaringan tubuh menyerap glukosa sehingga dapat digunakan sebagai sumber
energi. Diabetes militus juga dapat terjadi jika sel-sel di hati, otot, dan lemak memiliki
respons rendah terhadap insulin. Kadar glukosa di urin penderita diabetes militus sangat
tinggi. Ini menyebabkan sering buang air kecil, cepat haus dan lapar, serta menimbulkan
masalah pada metabolisme lemak dan protein.
Syifa, Najua da Lili juga memiliki urine yang mengandung klorida yang abnormal
dibuktikan dengan adanya endapan putih tebal pada urine yang telah dicampurkan larutan
AgNO3. Klorida yang terdapat dalam urine berasal dari makanan yang mengandung
garam (NaCl). Semakin banyak klorida di urine, berarti fungsi hati terganggu karena
klorida tidak di absorpsi di ginjal. Klorin secara alami berbetuk gas beracun yang larut
oleh air umumnya dalam wujud klorida.
6. Untuk keperluan medical check up melalui pemeriksaan urine, ada yangv menggunakan
sampel uine pagi, urine sewaktu, urine postprandial (dikeluarkan setelah 1,5-3 jam
makan), dan urine 24 jam. Mengapa digunakan sampel urine yang berbeda-beda? Carilah
informasinya di internet untuk mengetahui tujuan dari pemeriksaan yang menggunakan
sampel urine berbeda-beda?
Jawab :
Perubahan pola hidup dan faktor lingkungan yang kurang seimbang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan kualitas hidup seseorang. Oleh sebab itu,
alangkah baiknya bila kita memeriksakan kesehatan secara berkala untuk menjamin
kualitas hidup dan kesehatan kita. Pemeriksaan berkala ini disebut dengan medical check
up.   Pemeriksaan yang dilakukan pada medical check up dapat berupa anamnesis
(wawancara), pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang menggunakan sampel
darah, urine (air seni), dan/atau feses, pemeriksaan radiologi, dan lainnya.
Tujuan penggunaan urine yang berbeda-beda dalam pemeriksaan urine
dikarenakan pengujian tersebut akan lebih muda jika dilakukan pada urine tertentu.
Waktu pengambilan sampel urine dapat berupa:

 Urine sewaktu

Urine yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. -   
Biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin urine.

 Urine pagi

 Urine yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
 Lebih pekat dari urine yang dikeluarkan pada siang hari. Jadi, baik untuk
pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dan sebagainya.

 Urine postprandial

 Urine yang pertama kali dikeluarkan 1 ½-3 jam setelah makan.


 Baik untuk pemeriksaan terhadap glukosuria (adanya glukosa (gula) dalam urine
yang biasa ditemukan pada penderita kencing manis (diabetes mellitus)).

 Urine 24 jam

Urine yang dikeluarkan selama 24 jam (misalnya, dari jam 5 pagi (ketika pasien
bangun tidur, urine yang dikeluarkan pertama kali setelah bangun tidur dibuang, lalu
urine selanjutnya ditampung) sampai jam 5 pagi hari besoknya sehingga dibutuhkan juga
pengawet urine). Baik untuk pemeriksaan terhadap penetapan kuantitatif zat dalam urine,
misalnya jumlah, berat jenis, kuantitas protein dan glukosa, elektrolit urine, dan
sebagainya. Kadang kala, ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botol dengan maksud
tertentu. Misalnya, pada pasien kecing manis. Untuk melihat banyaknya glukosa yang
dikeluarkan dari santapan (waktu makan) satu hingga santapan (waktu makan)
berikutnya. Sampel pertama ialah urine dari makan pagi sampai makan siang; sampel
kedua dari makan siang sampai makan malam, dan yang ketiga, dari makan malam
sampai makan pagi esok harinya. Jadi, dapat ditentukan gula waktu kapan yang tinggi.

 Urine 3 gelas dan urine 2 gelas

Digunakan pada pemeriksaan urologik dan dimaksudkan untuk mendapat


gambaran tentang letak radang atau lesi lain yang mengakibatkan adanya nanah atau
darah dalam urine. Biasanya dilakukan pada laki-laki. Namun, pada wanita juga dapat
dilakukan . Caranya adalah:

 Ke dalam gelas pertama, ditampung 20-30 ml urine yang mula-mula keluar. Pada
laki-laki, urine ini terutama berisi unsur-unsur dari prostat bagian depan yang
hanyut oleh arus urine. Kadang, terdapat juga sel-sel yang hanyut dari prostat
bagian yang lebih atas.
 Ke dalam gelas kedua, ditampung urine berikutnya. Urine ini terutama
mengandung unsur-unsur dari kandung kemih.
 Beberapa ml urine terakhir ditampung ke dalam gelas ketiga. Pada laki-laki, urine
ini mengandung unsur-unsur dari prostat bagian atas serta getah prostat yang
terperas keluar pada akhir berkemih.

VII. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan penulis, didapatkan beberapa simpulan, yaitu :


1) Ciri-ciri fisik yang dapat ditemukan pada urine normal, yaitu warna, kekeruhan
(transparansi), bau (bau), pH (keasaman – alkalinitas) dan kepadatannya sesuai
dengan kandungan/batasan normal urine pada umumnya, sedangkan pada urine yang
tidak normal biasanya mengandung banyak protein, glukosa dan endapanyang
berlebih.
2) Warna urine setiap orang berbeda-beda dikarenakan biasanya dipengaruhi oleh jenis
makanan yang dimakan (termasuk obat-obatan), jenis kegiatan atau dapat pula
disebabkan oleh penyakit.
3) Urine yang mengandung protein ditandai dengan jika urine di campur dengan larutan
biuret akan menghasilkan perubahan warna menjadi ungu. Urine yang mengandung
glukosa adalah urine yang jika di campur dengan larutan benedict akan meng-
hasilkan warna merah bata (setelah di panaskan). Sedangakan urine yang
mengandung klorida adalah urine yang jika dicampur dengan larutan AgNO3 akan
menghasilkan banyak endapan.

VIII. Lampiran

Sampel percobaan menggunakan benedict untuk


menguji kandungan glukosa dalam urine
Sampel percobaan menggunakan Sampel percobaan menggunakan
AgNO3 untuk menguji banyak biuret untuk menguji kandungan
endapan dalam urine protein dalam urine

Anda mungkin juga menyukai