beranda
About me
official sosmed
my forum
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
kesultanan yang dikenal dengan nama Kesultanan Buton. Nama Pulau Buton
dikenal sejak zaman pemerintahan Majapahit, Patih Gajah Mada dalam
lebih dulu menerima agama Islam yang dibawa oleh Datuk ri Bandang yang
Jamaluddin al-Kubra lebih dulu sampai di Pulau Buton, yaitu pada tahun 815
H/1412 M. Ulama tersebut diundang oleh Raja Mulae Sangia i-Gola dan
kemudian, dilanjutkan oleh Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-
Buton yang pertama memeluk Islam, bukan Syeikh Abdul Wahid tetapi guru
beliau yang sengaja didatangkan dari Patani. Raja Halu Oleo setelah
Murhum.
berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
(Wetendiabe) dan melahirkan dua orang putra yaitu Laeli alias Sugipatani
yang kelak menjadi raja Wuna I dan Latiworo kelak menjadi Raja Tiworo I.
Watuwapala anak dari Kiy Jula (putra Bataraguru Raja Buton ke III).
2. Laposusu
3. Wapogo
Raja Wuna ke III. Oleh karena itu Raja Wuna III berinisiatif untuk mengirim
Murhum ke Istanah Raja Buton yang saat itu memerintah adalah Raja Mulae
seorang tokoh perlawanan dalam mengusir bajak laut Tobelo dan dalam
Buton sangat rawan sebagai akibat serangan bajak laut pimpinan Labolontio
pasukan) berangkat menuju selat Buton antara daratan pulau Buton dan
sebagai bukti seusai perang kepala Labolontio dipenggal oleh salah seorang
menjadi wilayah Kolaka) maka atas permintaan Mokole Konawe kepada Raja
istilah Halu Oleo, sejak masa itulah Murhum menjadi Raja Konawe, dan iapun
kawin dengan salah seorang putri mantan Mokole yang dikaruniai 3 (tiga)
Tampayidongi putri Raja Mulae (Raja Buton VI) maka datang perutusan dari
Lakilaponto alias Murhum dan La Posasu, maka diputuskan oleh syara Wuna
Murhum dipanggil pulang oleh Raja Mulae untuk urusan yang sangat penting
Karena usia sudah uzur Raja Buton ke V yaitu Raja Mulae sangat
Raja Mulae.
Usul Raja Mulae mendapatkan respon positif dan suara bulat dari
Raja Buton yang ke VI. Pada awal masa pemerintahan Raja Murhum
Kenepulu pertama kedua orang yang disebutkan tersebut adalah putra asli
Sultan Murhum Kaimuddin pada tahun 1948 Hijriah atau tahun 1542 Masehi.
Dua puluh tahun kemudian sesudah menjadi Raja tepatnya pada tahun 1558
Kesultanan Islam.
Peristiwa tersebut menjadi momentum sejarah mulai membangun
Syekh Abdul Wahid selaku penasehat Kesultanan pada saat itu. Antara lain
yindamo lipu somanamo agama (tiada meniadalah harta demi diri, tiada
adalah :
kepada persatuan dan kesatuan, dan tentram dari gangguan pengacau dari
luar.
gemilang bagi negeri dan rakyatnya untuk hidup bahagia tentram dan damai
Sultan).
3. Seorang yang sangat kasih dan cinta terhadap negeri negeri dan rakyatnya
serta norma adat dan agama, melibihi kasih dan cintanya terhadap diri dan
keluarganya.
4. Sudah sepatutnya Sultan Murhum Kaimuddin dapatlah dijadikan contoh
dan suritauladan pimpinan masa depan dan oleh karenanya nama tersebut
dapat dijadikan sebagai salah satu nama apakah negeri, apakah pelabuhan
laut, apakah pelabuhan udara atau yang lainnya dan pasti nama tersebut
BAB III
PENUTUP
3.1 .Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Murhum yang semasa
seorang tokoh perlawanan dalam mengusir bajak laut Tobelo. Dalam masa
karir politiknya sultan Murhum menjadi raja konawe, raja wuna IV, dan raja
3.2. Saran
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http/sejarah.info/2011/11/sejarah-kerajaan-buton.1332-1911
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
waktunya.
Makalah yang sederhana ini saya buat disamping untuk memenuhi tugas
mata kuliah “akhlak budaya buton” juga untuk menambah pengetahuan yang saya
kekurangan sehingga sumbang saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
Akhirnya tak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
makalah ini.
Syahril rupli
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................ii
I.PENDAHULUAN
1.3. Tujuan...................................................................................................2
II.PEMBAHASAN
III.PENUTUP
3.1.Kesimpulan.............................................................................................................. 10
3.2 saran.......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 11