Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL

KERAJAAN-KERAJAAN DI SULAWESI

DISUSUN OLEH :

1. DENY PRATAMA (11)


2. ANGELINA DYAH (04)
3. MUHAMMAD NUR HUDA (18)
4. REVIA CHINTYA BELLA (25)
5. VINA RIAKY U. (32)

SMA NEGERI 1 WERU


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

KERAJAAN BONE........................................................................................................1

KERAJAAN KONAWE.................................................................................................4

KERAJAAN GORONTALO..........................................................................................7

KERAJAAN BUTON.....................................................................................................9

KERAJAAN BANGGAI..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14

ii
KERAJAAN BONE

1. LETAK
Kesultanan / Kerajaan Bone atau sering pula dikenal dengan Akkarungeng ri
Bone, merupakan kesultanan yang terletak di Sulawesi bagian barat daya atau
tepatnya di daerah Provinsi Sulawesi Selatan sekarang ini. Menguasai areal sekitar
2600 km2.

2. SUMBER
Perjanjian Tellumpoccoe adalah perjanjian yang melibatkan tiga kerajaan
Bugis yaitu Bone, Soppeng dan Wajo. Perjanjian ini bermula atas keinginan
mempersaudarakan ketiga kerajaan tersebut. Juga demi menentang agresi dari
Kerajaan Gowa yang merupakan penguasa adidaya pada masa itu. Sebelum perjanjian
ini bermula, pada masa La Tenri Rawe BongkangE yang naik takhta sebagai Raja
Bone VII menggantikan ayahnya La Uliyo Bote’E, Raja Bone VI, telah terjadi
beberapa kali serangan dari Kerajaan Gowa yang pada mulanya disebabkan karena
penggabungan TellulimpoE (tiga wilayah) memasukkan Bone sebagai anggota yakni
Luwu, Gowa dan Bone.

3. KEHIDUPAN
a) Kehidupan Politik
Ratu Bone, We Tenrituppu adalah pemimpin Bone pertama yang masuk Islam.
Namun Islam diterima secara resmi dimasa Arumpone La Tenripale Matinroe ri
Tallo Arumpone keduabelas. Pada masa ini pula Arumpone mengangkat Arung

1
Pitu atau Ade' Pitue untuk membantu dalam menjalankan pemerintahan.
Sebelumnya yaitu La Tenriruwa telah menerima Islam namun ditolak oleh hadat
Bone yang disebut Ade' Pitue sehingga dia hijrah ke Bantaeng dan wafat disana.
Ketika Islam diterima secara resmi, maka susunan hadat Bone berubah.
Ditambahkan jabatan Parewa Sara (Pejabat Syariat) yaitu Petta KaliE (Qadhi).
Namun, posisi Bissu kerajaan tetap dipertahankan.
Bone berada pada puncak kejayaannya setelah Perang Makassar, 1667-1669.
Bone menjadi kerajaan paling dominan dijazirah selatan Sulawesi. Perang
Makassar mengantarkan La Tenritatta Arung Palakka Sultan Saadudin sebagai
penguasa tertinggi. Kemudian diwarisi oleh kemenakannya yaitu La Patau
Matanna Tikka dan Batari Toja. La Patau Matanna Tikka kemudian menjadi
leluhur utama aristokrat di Sulawesi Selatan.
b) Kehidupan Ekonomi
 Berorientasi pada perdagangan dan kelautan
 Merupakan pelabuhan internasional yang menjual hasil alam terutama
rempah-rempah
c) Kehidupan social
Masyarakatnya diatur dalam ajaran dan hukum agama Islam

4. PENINGGALAN
a) Museum Lapawawoi

Museum Lapawawoi dinamakan demikian karena merujuk pada nama Raja


Bone ke 31 yang memerintah dari 1895 – 1905, lengkapnya La Pawawoi Karaeng
Sigeri. Dahulu, museum ini merupakan istana (Saoraja) Raja Bone. Ia menyimpan
banyak peninggalan Kerajaan Bone. Salah satu koleksi yang ada di museum ini

2
adalah La Ummasa Petta Mulange Panre, yang merupakan landasan untuk
menimpa besi yang biasa dipakai oleh Raja Bone Kedua.
b) Masjid Raya Watampoone

Masjid yang dibangun pada masa kerajaan andi mappanyukki raja Bone ke 32
ini menjadi salah satu kebanggan masyarakat yang terus dipertahankan sampai
detik ini. Di tengah bangunan masjid terdapat 43 tiang penyangga berdiameter 100
cm yang masih berdiri kokoh terbuat dari beton campuran pasir dan ribuan butir
kuning telur ayam. Tepat di samping mihrab imam terdapat bangunan mimbar
bersejarah yang terbuat dari kayu hitam yang bercorak perpaduan budaya jawa
dan cina. Selain itu di bagian depan mimbar ada sebuah rangkaian tulisan arab
yang berbahasa bugis yang menceritakan sejarah pembangunan masjid dan
mimbar tersebut.
c) Bola Soba

Wisata budaya dan sejarah Bone yang satu ini berusia lebih dari 100 tahun. Bola
Soba dibangun pada masa pemerintahan Raja Bone ke-30, La Pawawoi Karaeng
Sigeri, sebagai tempat tinggal raja. Sayangnya, ketika Belanda mulai masuk ke
Indonesia, bangunan ini jatuh ke tangan Belanda dan berubah fungsi menjadi
penginapan untuk menjamu para tamu mereka. Bola Saba memiliki panjang 39,45
meter. Terdiri atas empat bagian utama: teras, rumah induk, selasar penghubung
dan ruang dapur.

3
KERAJAAN KONAWE

1. LETAK
Kerajaan konawe Sulawesi Tenggara, kerajaan konawe berdiri sejak abad V. nama
raja pertama (Mokole) dan raja I adalah Tanggolwuta. Sebelumnya sudah ada
kerajaan kecil yaitu : Kerajaan Wawolesea, Kerajaan Besulutu dan Kerajaan
Padangguni.

2. SUMBER
Sumber informasi maupun penulis sejarah lokal Sulawesi Tenggara (H. Surabaya,
Prof. Eddy Mokodompit, Johan Mekuo, Muslimin Suud, ) mengatakan bahwa wekoila
adalah Raja I di Kerajaan Konawe. Saya menggaris bawahi pendapat tersebut
mengapa Wekoila yang disepakati menjadi Raja I di Kerajaan Konawe, di jelaskan
sebagai berikut :
 Sebelum Wekoila menjadi mokole More I di Konawe, raja-raja yang pernah
memerintah belum memiliki system pemerintah yang teratur.
 Raja-raja memerintah secara otokrasi, belum menggunakan aparat pembantu raja
sehingga roda pemerintahan tidak berjalan dengan baik.
 Raja-raja belum memahami apa yang harus dikerjakan, kepada siapa seharusnya
bertanggung jawab, seakan-akan terjadi suatu kefakuman dalam pemerintahan.

4
3. KEHIDUPAN
a) Kehidupan Politik
Kerajaan Konawe diperintah oleh seorang raja yang disebut mokole. Tahta
Kerajaan Konawe pernah diduduki oleh seorang wanita bernama Wekoila yang
juga disebut “tomanurung”, artinya orang yang turun dari langit atau kayangan.
Demikianlah misalnya Kerajaan Bone mengenal beberapa orang raja atau raja
perempuan yang terkenal di dalam sejarah. Kita sebutkan antara lain : We
Banriagau Daeng Marowa Agung Majang (Ratu Bone yang keempat), We
Tenrituppu Matinrowe ri Sidenreng (Ratu Bone kesepuluh) dan seterusnya.
b) Kehidupan Sosial budaya
Stratifikasi Sosial masyarakat Di dalam masyarakat Tolaki, kelas-kelas ini
terdiri dari
 Golongan Anakia (bangsawan)
 Golongan Pu’utobu (bangsawan menengah)
 Golongan Tonodadio (rakyat biasa)
 Golongan bawah atau o’ata
Di bidang sosial budaya, salah satu dari berbagai peranan Kapita Bondoala
yang hingga saat ini masih terasa adalah sumbangannya dalam menjadikan
wilayah Sampara sebagai salah satu pintu asimilasi dan sirkulasi antara orang-
orang Tolaki dengan orang-orang Bugis, dengan catatan-catatan sejarah sebagai
berikut :
1) Menjadikan wilayah Sampara (Sambara) (melalui muara Sungai Sampara)
sebagai pelabuhan komunikasi/transportasi lalu lintas perdagangan antara
pedagang-pedagang orang Bugis dengan para pedagang Ternate sebelum terjadi
perang antara Kerajaan Buton dengan Kerajaan Ternate.
2) Menjadikan Pelabuhan Sampara sebagai pintu masuknya rombongan-
rombongan orang Bugis di Kerajaan Konawe sejak tahun 1459 rombongan I yang
dipimpin oleh Madukala yang kemudian kawin dengan Wesangguni dari Abuki,
lalu melahirkan Raja Tebawo/Sangia Inato,
c) Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Konawe dalam system perekonomian lebih banyak menjadi seorang
petani, pedagang serta peternak.

5
4. PENINGGALAN
a) Bendera Tombino Konawe

b) Makam Raja Lakidende

6
KERAJAAN GORONTALO

1. LETAK
Kesultanan Gorontalo yang mulanya disebut juga sebagai Kerajaan
Hulonthalo merupakan salah satu kerajaan besar di Jazirah Gorontalo.[1] Kerajaan ini
terletak di bagian utara pulau Sulawesi dan di era kolonial Belanda memiliki banyak
penyebutan, salah satunya adalah Kerajaan Holontalo.

2. SUMBER
Naskah primer berupa manuskrip pertama sebagai rujukan maupun artefak
bukti kebendaan masa lalu hingga kini belum ditemukan. Benteng Otahana. Benteng
yang dibangun oleh Raja Ilato pada tahun 1522 Masehi ini didirikan sebagai benteng
pertahanan yang terbuat dari pasir, batu kapur, dan telur Burung Maleo.

3. KEHIDUPAN
a) Kehidupan Politik
Raja pertama dari Kerajaan Gorontalo adalah Raja Humalanggi yang berkuasa
pada tahun 1300 sampai tahun 1385. Kesultanan Gorontalo kemudian secara
resmi menganut agama Islam pada masa kepemimpinan Raja Amai dan kemudian
merubah seluruh sistem Kerajaan menjadi Kesultanan dengan mengganti gelar
Raja menjadi Sultan. Meskipun begitu, pada beberapa manuskrip sejarah,
penggunaan gelar Raja masih tetap dipertahankan.

7
b) Kehidupan social budaya
Kerajaan gorontalo rata-rata menganut agama islam. Nilai budaya yang dianut
adalah yang berbasiskan pandangan harmoni dengan mengambil pelajaran yang
ditunjukkan oleh alam. Ini berarti penduduknya menganut kepercayaan animisme.
Kemudian, Islam mulai masuk ke Gorontalo.

4. PENINGGALAN
Benteng Otahana. Benteng yang dibangun oleh Raja Ilato pada tahun 1522
Masehi ini didirikan sebagai benteng pertahanan yang terbuat dari pasir, batu kapur,
dan telur Burung Maleo. Benteng Otahana berada di perbukitan Dembe I, Kota Barat,
Provinsi Gorontalo, Pulau Sulawesi.

8
KERAJAAN BUTON

1. LETAK
Kesultanan Buton terletak di Kepulauan Buton (Kepulauan Sulawesi
Tenggara) Provinsi Sulawesi tenggara, di bagian tenggara Pulau Sulawesi . Pada
zaman dahulu memiliki kerajaan sendiri yang bernama kerajaan Buton dan berubah
menjadi bentuk kesultanan yang dikenal dengan nama Kesultanan Buton. Nama Pulau
Buton dikenal sejak zaman pemerintahan Majapahit, Patih Gajah Mada dalam
Sumpah Palapa, menyebut nama Pulau Buton.

2. SUMBER
Mpu Prapanca juga menyebut nama Pulau Buton di dalam bukunya, Kakawin
Nagarakretagama. Sejarah yang umum diketahui orang, bahwa Kerajaan Bone di
Sulawesi lebih dulu menerima agama Islam yang dibawa oleh Datuk ri Bandang yang
berasal dari Minangkabau sekitar tahun 1605 M. Sebenarnya Sayid Jamaluddin al-
Kubra lebih dulu sampai di Pulau Buton, yaitu pada tahun 815 H/1412 M. Ulama
tersebut diundang oleh Raja Mulae Sangia i-Gola dan baginda langsung memeluk
agama Islam. Lebih kurang seratus tahun kemudian, dilanjutkan oleh Syeikh Abdul
Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani yang dikatakan datang dari Johor. Ia berhasil
mengislamkan Raja Buton yang ke-6 sekitar tahun 948 H/ 1538 M.
Riwayat lain mengatakan tahun 1564 M. Walau bagaimana pun masih banyak
pertikaian pendapat mengenai tahun kedatangan Syeikh Abdul Wahid di Buton. Oleh
itu dalam artikel ini dirasakan perlu dikemukakan beberapa perbandingan. Dalam

9
masa yang sama dengan kedatangan Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-
Fathani, diriwayatkan bahwa di Callasusung (Kulisusu), salah sebuah daerah
kekuasaan Kerajaan Buton, didapati semua penduduknya beragama Islam.

3. KEHIDUPAN
a) Kehidupan Politik
Kerajaan Buton berdiri tahun 1332 M. Awal pemerintahan dipimpin seorang
perempuan bergelar Ratu Wa Kaa Kaa. Kemudian raja kedua pun perempuan
yaitu Ratu Bulawambona. Setelah dua raja perempuan, dilanjutkan Raja
Bataraguru, Raja Tuarade, Raja Rajamulae, dan terakhir Raja Murhum. Ketika
Buton memeluk agama Islam, maka Raja Murhum bergelar Sultan Murhum.
Kerajaan Buton didirikan atas kesepakatan tiga kelompok atau rombongan yang
datang secara bergelombang. Gelombang pertama berasal dari kerajaan Sriwijaya.
Kelompok berikutnya berasal dari Kekaisaran Cina dan menetap di Buton.
Kelompok ketiga berasal dari Kerajaan Majapahit. Sistem kekuasaan di Buton ini
bisa dibilang menarik karena konsep kekuasaannya tidak serupa dengan konsep
kekuasaan di kerajaan-kerajaan lain di nusantara. Masa pemerintahan Kerajaan
Buton mengalami kemajuan terutama bidang Politik Pemerintahan dengan
bertambah luasnya wilayah kerajaan serta mulai menjalin hubungan Politik
dengan Kerajaan Majapahit, Luwu, Konawe, dan Muna.
b) Kehidupan ekonomi
Bidang ekonomi mulai diberlakukan alat tukar dengan menggunakan uang
yang disebut Kampua (terbuat dari kapas yang dipintal menjadi benang kemudian
ditenun secara tradisional menjadi kain).
c) Kehidupan budaya
Masyarakat Buton terdiri dari berbagai suku bangsa. Mereka mampu
mengambil nilai-nilai yang menurut mereka baik untuk diformulasikan menjadi
sebuah adat baru yang dilaksanakan di dalam pemerintahan kerajaan/kesultanan
Buton itu sendiri. Berbagai kelompok adat dan suku bangsa diakui di dalam
masyarakat Buton. Berbagai kebudayaan tersebut diinkorporasikan ke dalam
budaya mereka. Kelompok yang berasal dari Tiongkok diakui dalam adat mereka.
Kelompok yang berasal dari Jawa juga diakui oleh masyarakat Buton. Di sana
terdapat Desa Majapahit, dan dipercaya oleh masyarakat sekitar bahwa para
penghuni desa tersebut memang berasal dari Majapahit.

10
4. PENINGGALAN
Benteng Keraton Buton

Benteng ini memiliki panjang sekitar 2,7 kilometer yang mengelilingi pusat
kekuasaan Kesultanan Buton. Benteng ini dibangun pada 1634 dan merupakan
benteng pribumi terluas di dunia, dengan luas sekitar 23,375 hektare.

Masjid Kesultanan Buton

Masjid Kesultanan Buton. Masjid bersejarah ini didirikan pada 1712 oleh
Sultan Sakiudin Darul Alam. Dulunya, bangunan masjid ini sangat sederhana dengan
menggunakan atap rumbia dengan bentuk surau. Kini, masjid tersebut sudah
direnovasi, dengan masih menyimpan nilai sejarah.

11
KERAJAAN BANGGAI

1. LETAK
Kerajaan Banggai adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang terletak di bagian
semenanjung timur pulau Sulawesi dan Kepulauan Banggai. Kerajaan ini pada
awalnya hanya meliputi wilayah Banggai kepulauan, tetapi kemudian disatukan
dengan wilayah Banggai daratan oleh Adi Cokro.

2. SUMBER
Bukti bahwa kerajaan Banggai sudah di kenal sejak zaman Majapahit dengan
nama Benggawi setidaknya dapat di lihat dari tulisan seorang pujangga Majapahit
yang bernama Mpu Prapanca dalam bukunya, "Nagarakretagama" bertarikh caka
1478 atau tahun 1365 Masehi, yang dimuat dalam seuntai syair nomor 14 bait kelima
sebagai berikut "Ikang Saka Nusa-Nusa Mangkasara, Buntun Benggawi, Kuni,
Galiayo, Murang Ling."

3. KEHIDUPAN
a) Kehidupan Politik
Raja Pertama Kerajaan Banggai yang tercatat adalah Maulana Prins Mandapar
bergelar Mumbu Doi Godong yang memerintah pada masa 1571 – 1601.
Sementara Raja Terakhir adalah Syukuran Aminuddin Amir yang bertahta pada
masa 1941 - 1957.
b) Kehidupan social budaya
Secara simbolik-politik Banggai Kepulauan juga memiliki bendera berwarna
putih bersusun 13 yang merupakan warisan rumpun keramat Paisutobui. Sebuah
isyarat yang menunjukkan bahwa Banggai Kepulauan merupakan kerajaan dengan
sistem sistem pemerintahan yang otonom ini merupakan tempat wisata yang selain
memiliki nilai budaya lokasi disekeliling tempat wisata ini sangat indah
panoramnya karena berada di dataran ketingian. Dengan nilai-nilai budaya yang
terdapat dalam keraton ini memang baik dikembangkan untuk menjadi tempat
wisata tidak kala menariknya dengan tempat-tempat wisata didaerah lain. Dengan
keunikan yang dimiliki tempat ini maka dapat menarik perhatian kepada
masyarakat suku banggai karena ini adalah bentuk perjuangan kehidupan masa
lampau masyarakat adat banggai dan juga wisata asing yang ingin mengali atu

12
melakukan penelitian di tempat ini karena terdapat beberapa benda peningalan
kerajaan banggai pada masa lampau.
c) Kehidupan ekonomi
Kerajaan buton rata-rata masyarakat melakukan perdagangan dan menjadikan
hasil laut sebagai bahan kebutuhan sehari-hari dengan menjadi seorang nelayan.

4. PENINGGALAN
Keraton Raja Banggai yang memiliki kemiripan dengan bentuk bangunan keratin Raja
Tidore dan keratin Raja Ternate sebagai wujud hubungan historis ketiga kerajaan
tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Bone

https://youchenkymayeli.blogspot.com/2013/01/asal-usul-kerajaan-bone.html

https://situsbudaya.id/sejarah-kerajaan-konawewekoila/

http://junaidsultra.blogspot.com/2015/05/sejarah-dan-kebudayaan-konawe-zaman.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Gorontalo

https://backpackerjakarta.com/benteng-otahana-gorontalo/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Buton

https://pesona.travel/keajaiban/5505/peninggalan-peninggalan-bersejarah-dari-kerajaan-
buton-di-sulawesi-tenggara

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Banggai

https://situsbudaya.id/kerajaan-banggai/

14

Anda mungkin juga menyukai