Anda di halaman 1dari 19

PT.

Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 1/16

PT. BANGUN GUNA


KIMIA

PROSEDUR MANAJEMEN
RISIKO

NOMER DOKUMEN :
S-009-24-002

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 2/16

PENGESAHAN

JUDUL DOKUMEN : MANAJEMEN RISIKO


NOMOR DOKUMEN : S-009-24-002
LEVEL DOKUMEN :2
REVISI KE :-
TANGGAL DIBERLAKUKAN : 9 Desember 2019
DITINJAU ULANG :-

DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI ATAU


DISAHKAN OLEH

KETUA P2K3 MR SMK3 TOP MANAGER

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 3/16

1. TUJUAN
1.1 TUJUAN UMUM
1.1.1 Identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.
1.1.2 Identifikasi aspek lingkungan, penelitian, dan pengelolaan dampak agar
tidak membahayakan bagi pekerja, proses produksi, aset perusahaan,
lingkungan hidup, masyarakat terdampak, dan kelangsungan bisnis
perusahaan. Hasil dari proses penilaian dan manajemen risiko tersebut
digunakan sebagai dasar penyusunan tujuan, sasaran, dan program K3.
1.2 TUJUAN KHUSUS
1.2.1 Untuk mengetahui tata cara identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada
PT. Bangun Guna Kimia
1.2.2 Untuk mengetahui tata cara identifikasi potensi, penilaian tingkat risiko,
dan penentuan skala risiko pada seluruh area kerja PT. Bangun Guna
Kimia
1.2.3 Untuk mengetahui tata cara pengendalian risiko pada PT. Bangun Guna
Kimia

2. RUANG LINGKUP
Standar ini berlaku untuk seluruh operasional pada PT. Bangun Guna Kimia dan
semua pihak yang bekerja di area tersebut. Hal-hal yang diatur dalam prosedur ini
mencakup kegiatan penilaian dan manajemen risiko terkait dengan area kerja. Dalam
aplikasinya, penilaian manajemen risiko tidak hanya dilakukan pada fasilitas yang
sudah ada, melainkan juga pada penggunaan instalasi atau fasilitas baru, modifikasi
peralatan atau proses maupun penanggulangan keadaan darurat di area PT. Bangun
Guna Kimia .

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 4/16

3. REFERENSI
3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
3.2 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang SMK3
3.3 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
3.4 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Bahaya Potensial Peraturan Terkait


Menabrak Objek Permenakertrans Per 05/MEN/1985 tentang
Pesawat Angkat dan Angkut
Tertabak Objek Permenakertrans Per 05/MEN/1985 tentang
Pesawat Angkat dan Angkut
Objek jatuh saat diangkut Permenakertrans Per 05/MEN/1985 tentang
Pesawat Angkat dan Angkut
Kejatuhan Objek Permenakertrans Per 05/MEN/1985 tentang
Pesawat Angkat dan Angkut, UU No. 1/1970
Terjepit Permenaker No. 04/MEN/1985 tentang
Pesawat Tenaga dan Produksi
Terpeleset - Permen Perburuhan No.7/MEN/1964
tentang Syarat Kesehatan Kebersihan serta
Penerangan di Tempat Kerja
- UU NO 1 Tahun 1970
Tersandung UU No 1 Tahun 1970
Terkena benda tajam - Permenaker No. 4/MEN/1985
UU No 1 Tahun 1970
Kebisingan Permenaker No.05/MEN/2018 Tentang K3L

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 5/16

Getaran Permenaker No.05/MEN/2018 Tentang


K3L
Kebakaran akibat bahan kimia Kepmenaker No. 187 tahun 1999
tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya
Ledakan - Permenaker No 1 tahun 1982 tentang
Bejana Tekan
- UU No. 1 Tahun 1970
Terhirup Kepmenaker No 187 tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Terkena mata Kepmenaker No 187 tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Terabsorsi kulit Kepmenaker No 187 tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Korosif Kepmenaker No 187 tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Tumpahan B3 Kepmenaker No 187 tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Sampah B3 Kepmenaker No 187 tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Bau-bau tidak sedap misalnya Permenaker No.05/MEN/2018
debu atau uap
Gerakan berulang Permenaker No.05/MEN/2018
Cara mengangkat tidak benar Permenaker No.05/MEN/2018

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 6/16

Beban kerja berlebihan - Kepmenaker No. 100 Tahun 2004


tentang Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
- UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
Stress Kerja Kepmenaker No. 100 Tahun 2004

Hubungan Intrapersonal dengan rekan UU No. 2 Tahun 2004


kerja

5. DEFINISI OPERASIONAL
5.1 PEKERJA
Setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk
lain. Pada PT. Bangun Guna Kimia jumlah pekerja laki- laki sejumlah 10 orang.
5.2 KEGIATAN RUTIN
Pekerjaan yang dilakukan secara berkala dan dilakukan setiap hari.
5.3 KEGIATAN NON RUTIN
Pekerjaan yang dilakukan diluar kegiatan operasional dan produksi yang sifatnya
tidak terjadwal atau insidentil, misalnya listrik mati.
5.4 BAHAYA
Segala sesuatu yang menyebabkan cidera atau sakit bagi pekerja, pengunjung, dan
masyarakat sekitar atau kerusakan terhadap properti perusahaan dan lingkungan
sekitar. Bahaya tersebut meliputi :
5.4.1 Bahaya fisik : Kebisingan, radiasi, getaran, panas, pencahayaan, cuaca dan
faktor alam
5.4.2 Bahaya kimia : korosif, karsinogen, toksik, flamable, eksplosif.
5.4.3 Bahaya biologi: virus, jamur, bakteri, binatang, parasit

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 7/16

5.4.4 Bahaya psikologi: hubungan kerja, jam kerja, beban kerja, stress,
kelelahan, kompetensi, kekerasan.
5.4.5 Bahaya ergonomi : layout, manual handling, desain kerja/tugas
5.5 AMAN
Keadaan bebas dari segala fisik fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar
manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
5.6 IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya
kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan
kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Jenis potensi bahaya
energi yang ada di tempat kerja yang dapat diidentifikasi berdasarkan kelompok
energi yang digunakan sebagai berikut :
a. Energi gravitasi dan akselerasi, seperti terjatuh karena bekerja pada ketinggian,
tertabrak oleh benda, kejatuhan benda
b. Energi listrik, seperti energi statis penyebab peledakan, loncatan arus pendek,
bekerja dengan peralatan listrik yang tidak aman
c. Energi mekanik, seperti terpotog, tergunting, terbentur, dan bekerja dengan
peralatan mekanik yang tidak aman
Energi kimia, seperti keracunan, korosi, peledakan, kanker
d. Energi panas, seperti kebakaran, terbakar, tekanan panas, frosbite
e. Energi tekanan atau pressure, seperti kebocoran, peledakan
f. Energi kebisingan dan vibrasi, seperti kehilangan daya dengar, kelelahan
mental, cedera jaringan lunak
g. Energi radiasi, seperti kerusakan jaringan, terbakar, keruskan mata, kanker
kulit
h. Energi peledakan, seperti kebakaran dan peledakan
i. Energi mikrobiologi, seperti virus, gigitan serangga, bakteri

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 8/16

5.7 PENILAIAN RISIKO


Suatu aktivitas yang dilaksanakan untuk memperkirakan suatu risiko dari situasi
yang bisa didefinisikan dengan jelas ataupun potensi dari suatu bahaya baik secara
kuantitatif atau kualitatif.Proses penilaian terhadap suatu risiko dengan
menggunakan prameter akibat :
5.7.1 PROBABILITY
kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/ kerugian ketika terpapar
dengan suatu bahaya.
5.7.2 SEVERITY
tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi dari suatu kecelakaan/
loss akibat bahaya yang ada. Hal ini dapat terkait dengan manusia,
properties dan lingkungan.
5.7.3 PENGENDALIAN YANG SUDAH ADA
Pengendalian yang sudah dilakukan pada area PT. Bangun Guna Kimia
5.7.4 TINGKAT RISIKO
Menggambarkan besarnya kemungkinan suatu bahaya dapat menimbulkan
kecelakaan serta besarnyakeparahan yang dapat diakibatkannya
Kategori Tingkat Risiko :
a. Risiko tinggi, mancakup pekerjaan yang pelaksanaanya berisiko sangat
membahyakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan
lingkungan serta terganggunya kegiatan
b. Risiko sedang, mencakup pekerjaan yang pelaksanaanya dapat berisiko
membahyakan keselamtan umum, harta benda dan jiwa manusia serta
terganggunya kegiatan
c. Risiko kecil, mencakup pekerjaan yang pelaksanaanya tidak
membahayakan kesselamatan umum dan harta benda serta
terganggunya kegiatan

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 9/16

5.8 PENETAPAN SKALA PRIORITAS


Skala prioritas adalah cara menentukan seberapa parahnya tingkat risiko untuk
setiap potensi bahaya, dengan adanya skala prioritas maka akan bisa ditentukan
potensi bahaya yang mana dulu yang harus ditangani.
5.9 PENGENDALIAN RISIKO
Suatu aktivitas yang meniadakan potensi bahaya dengan cara :
5.9.1 Eliminasi : menghilangkan suatu bahan/ tahapan suatu proses yang
berdampak/ berbahaya
5.9.2 Subtitusi : mengganti bahan yang dapat menimbulkan dampak/bahaya
dengan bahan yang aman.
5.9.3 Rekayasa (engineering): pemasangan alat pelindung mesin, alat
penutup, alat pengaman, dan sarana untuk meminimalisir polusi/
pencemaran
5.9.4 Administratif : pergantian shift kerja, pemisahan lokasi, work permit,
pelatihan karyawan, work instruction, reward and punishment.
5.9.5 Alat Pelindung Diri (APD): penggunaan alat pelindung yang sesuai
saat melakukan pekerjaan seperti safety helmet, safety vest, safety
shoes dan lain-lain.
6 LANGKAH KERJA
6.1 Identifikasi Hazards atau Bahaya Potensial (Hazard Identification
6.1.1 Petugas / ahli K3 membuat daftar semua objek (aktivitas kerja rutin
dan non rutin mesin, peralatan kerja, bahan, proses kerja, sistem kerja,
kondisi kerja, dll) yang ada di tempat kerja.
6.1.2 Petugas / ahli K3 memeriksa semua objek yang ada di tempat kerja dan
sekitarnya

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 10/16

6.1.3 Petugas / ahli K3 melakukan wawancara denga tenaga kerja yang


bekerja di tempat kerja yang berhubungan dengan objek – objek
tersebut
6.1.4 Petugas / ahlik K3 melakukan review kecelakaan, catatan P3K dan
informasi yang lain
6.1.5 Petugas / ahli K3 mencatat seluruh potensi bahaya yang sudah
diidentifikasi
6.1.6 Petugas / ahli K3 menentukan dampak bahaya yang terjadi pada
lingkungan
6.2 Lakukan Penilaian Risiko
6.2.1 Petugas / ahli K3 mengestimasikan kekerapan (probability) terjadinya
kecelakaan atau sakit di tempat kerja
6.2.2 Petugas / ahli K3 mengestimasikan keparahan (consequences) dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan sakit terjadi

6.2.3 Petugas / ahli K3 menentukan tingkat risiko. Tingkat risiko ditentukan


dengan rumus = KEKERAPAN (PROBABILITY) X KEPARAHAN
(CONSEQUENCES)
PT. Bangun Guna STANDART OPERATING PROCEDURE
Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 11/16

PROBABILITY

Unlikely/ Rarely/ Possible/ Probabble/ Almost


Jarang Kecill Mungkin Cenderung Certain/
kemungki Terjadi Terjadi Selalu Terjdi
nan
Kejadian Kejadian Kejadian 5- Kejadian 11- Kejadian
terjadi 1 kali terjadi 2-4 10 kali 19 kali dalam ≥20 kali
dalam kali dalam dalam setahun dalam
setahun setahun setahun setahun
Insignificaant/ Tidak Kecelakaaan ringan/ dapat ditangani ditempat
1 2 3 4 5
Signifikan dan segeraa pulih
Minor/ Minor Cidera/ saakit ringan, berdampak kecil,
memerlukan P3K. Pekerja dapat bekerja 2 4 6 8 10
SEVERITY

kembali
Moderate/ Sedang PAK/ cidera yang harus ditangani RS dan
3 6 9 12 15
lost time injury
Mayor/ Mayor Cidera berakibat kematian/ PAK permanen/
4 8 12 16 20
cacat fisik permanen pada satu kaaryawan
Catasthrope/ Kematian/fatality yang menimpa lebih dari
Bencana satu karyawan dengan kehilngan anggota
5 10 15 20 25
badan dan tidak mungkin dipekerjakan
kembali
PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE
Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 12/16

6.3 Tentukan Pengendalian Risiko


6.3.1 Petugas/ Ahli K3 mempertimbangkan sarana pengendalian risiko dapat
diterapkan dan dapat memberikan manfaat masing-masing tempat
kerjanya.
6.3.2 Petugas / Ahli K3 mempertimbangkan pengendalian risiko dengan hal-
hal sebagai berikut :
6.3.2.1 Tingkat keparahan potensi bahaya atau risikonya
6.3.2.2 Adanya pengetahuan tentang potensi bahaya atau risiko dan
cara memindahkan atau meniadakan potensi bahaya atau risiko
6.3.2.3 Ketersediaan dan kesesuaian sarana untuk memudahkan atau
meniadakan potensi bahaya
6.3.2.4 Biaya untuk memindahkan atau meniadakan potensi bahaya
atau risiko
6.3.3 Petugas/ Ahli K3 menentukan pengendalian risiko menggunakan
pendekatan Hirarki Pengendalian (Hierarchy of Controls). Terdapat 2
pendekatan dalam hirarki pengendalian yaitu :
6.3.3.1 Pendekatan Long Term Gain yaitu pengendalian berorientasi
jangka panjang dan bersifat permanen dimulai dari
pengendalian substitusi, eliminasi, rekaya teknik, isolasi atau
pembatasan, administrasi, dan APD
6.3.3.2 Pendekatan Short Term Gain yaitu pengendalian berorientasi
jangka pendek dan bersifat temporari atau sementara dimulai
dari APD, administrasi, isolasi atau pembatasan, rekayasa
teknik, eliminasi, pengendalian substitusi

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 13/16

6.4 Evaluasi Sarana Pengendalian Risiko


6.4.1 Petugas/ Ahli K3 mengecek dan melihat risiko yang dinilai sebeumnya
telah dapat atau dikurangi atau dikendalikan sampai batas yang
diterima
6.4.2 Petugas/ Ahli K3 memastikan bahwa sarana pengendalian risiko yang
diterapkan tidak menimbulkan potensi bahaya yang baru
6.4.3 Petugas / Ahli K3 jika menemukan pengendalian yang masih
menimbulkan potensi bahaya maka harus mengulangi proses
manajemen risiko sampai risiko dapat ditekan seminimal mungkin
sampai batas yang dapat diterima
7 LAMPIRAN FORM HIRADC

Langkah Kerja Pengisian Form HIRADC

1. Lakukan identifikasi terhadap jenis proses kerja yang ditulis pada kolom (3)
2. Tentukan sifat pekerjaan tersebut pada kolom (4) atau (5)
3. Kemudian tentukan potensi/ sumber bahaya yang ada dan isikan pada kolom (6)
4. Tuliskan risiko yang ada pada pekerjaan tersebut pada kolom (7)
5. Identifikasi dampak bahaya yang ada setelah risiko ditentukan pada kolom (8)
6. Identifikasikan pengendalian yang sudah ada pada perusahaan tersebut dan isikan
pada kolom (9)
7. Tentukan Peluang dan dampak berdasarkan matriks penilaian risiko yang sudah ada
dan isikan Peluang (F) pada kolom (10) dan dampak (C) pada kolom (11)
8. Kemudian hitung total bobot PXS pada kolom (12)
9. Apabila diperlukan pengendalian tambahan dari hasil perhitungan PXS maka tuliskan
pengendalian tambahan tersebut di kolom (113)

PT. Bangun STANDART OPERATING PROCEDURE


Guna Kimia
No. Dok : MANAJEMEN RISIKO
S-009-24-002 (Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko)
Sumber Pembuatan : Observasi Lapangan Lokasi : PT. Bangun Guna
Kimia
No. Revisi : - Tanggal terbit : 8 Des 2019 Halaman : 14/16

10. Perhitungkan kembali risiko sisa seperti perhitungan langkah 7 dan 8 dan isikan
berturut-turut pada kolom (14),(15),(16)
FORM IDENTIFIKASI (HIRADC)

No. Dokumen
FORM MANAJEMEN RISIKO Tanggal
Halaman

PENILAIAN PENILAIAN
AKTIVITAS
RISIKO RISIKO
PENGENDALIAN PENGENDALI
URAIAN SUMBER RISIKO DAMPAK

TINGKAT RESIKO
RISIKO YANG AN YANG

PELUANG
NO LOKASI

TINGKAT RESIKO

DAMPAK
DAMPAK (C)
PELUANG (F)
AKTIVITAS BAHAYA BAHAYA
SUDAH ADA PERLU
R NR DITAMBAHKA

(F X C)
N

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Ket :
R : Rutin Disetujui Oleh Dibuat Oleh
NR : Non Rutin
(……………………) (……………………)
TUGAS MATA KULIAH SMK3

STANDART OPERATING PROSEDUR


PT. Bangun Guna Kimia

Putri Ni’matus Saadah


R0217081

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2019

Anda mungkin juga menyukai