Anda di halaman 1dari 9

BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

VOLUME 20, NO. 1-2, 2012: 9 – 17 ISSN: 0854-7108

Menguak Belantara Autisme


S. A. Nugraheni1

Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP Semarang

Pengantar sendiri. Maka dia memakai istilah ‘autis-


me’ yang artinya hidup dalam dunianya
Autisme1 adalah gangguan perkem- sendiri. Karena ada juga orang dewasa
bangan yang sangat kompleks yang sejak yang menunjukkan gejala ‘autisme’, maka
dahulu menjadi salah satu misteri di dunia untuk membedakannya dipakai istilah
kedokteran. Autisme sebenarnya bukan ‘early infantile autism’ atau autisme infantil.
barang baru dan sudah ada sejak lama, Dia membuat hipotesis bahwa anak-anak
namun belum terdiagnosis sebagai autis. ini kemungkinan menderita gangguan
Menurut cerita-cerita zaman dulu sering- metabolisme yang telah dibawa sejak lahir
kali ada anak yang dianggap ‘aneh’; anak (inborn error of metabolism). Gangguan
tersebut sejak lahir sudah menunjukkan metabolisme ini menyebabkan anak terse-
gejala yang tidak biasa. Mereka menolak but tidak dapat bersosialisasi. Namun
bila digendong, menangis kalau malam pada zaman itu alat kedokteran belum
dan tidur bila siang hari. Mereka sering- secanggih sekarang sehingga Kanner tidak
kali bicara sendiri dengan bahasa yang dapat membuktikan hipotesisnya
tidak dimengerti oleh orang tuanya. (Budhiman, 2001; Hartono, 2002).
Apabila dalam kondisi marah mereka bisa
Pada permulaan perang dunia kedua,
menggigit, mencakar, menjambak atau
seorang Yahudi dari Wina melarikan diri
menyerang. Kadangkala mereka tertawa
dari kejaran Hitler ke Amerika. Dia
sendiri seolah-olah ada yang mengajaknya
bernama Bruno Bettelhem dan mengaku
bercanda. Para orang tua pada saat itu
pada masyarakat Amerika bahwa ia
menganggap anak ini tertukar (a
adalah seorang ahli pendidikan dan
changeling) dengan anak peri, sehingga
psikolog lulusan Universitas Wina dan
tidak bisa menyesuaikan dengan kehi-
murid Siegmund Freud. Pada zaman itu
dupan manusia normal (Budhiman, 2002).
Amerika sangat mengagumi kebudayaan
Pada tahun 1943 seorang psikiater Eropa dan sangat mengagumi Siegmund
anak (Leo Kanner) menjabarkan dengan Freud; sehingga Bruno yang mengaku
sangat rinci gejala-gejala ‘aneh’ yang sebagai muridnya langsung diterima dan
ditemukan pada 11 pasien kecilnya. Leo dikagumi oleh kaum intelek Amerika.
Kanner melihat banyak sekali persamaan Baru setelah meninggal karena bunuh diri
gejala pada anak-anak ini, tetapi yang diketahui bahwa Bruno bukan seorang
sangat menonjol adalah mereka sangat pendidik maupun psikolog dan tidak
asyik dengan dirinya sendiri seolah-olah pernah menjadi murid Siegmund Freud.
mereka hanya hidup dalam dunianya Namun pada saat itu Bruno dipercayakan
untuk mengelola sebuah asrama untuk
anak-anak dengan berbagai gangguan
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat
dilakukan melalui: nugraheni.sa@gmail.com perilaku termasuk beberapa anak dengan

BULETIN PSIKOLOGI 9
NUGRAHENI

gejala autisme dititipkan. Bruno kemudian spontan serta mengalami respiratory


mengeluarkan teori ‘The Frigid Mother’ distress syndrome.
untuk menerangkan timbulnya gejala Pada permulaan tahun1990 beberapa
autisme. Menurutnya anak-anak ini peneliti seperti Margareth Bauman
menolak hidup dalam masyarakatnya oleh (Departement Of Neurology, Harvard Medical
karena ia merasa ditolak oleh keluarganya School) dan Eric Courchesne (Departement
terutama ibunya. Ia menyatakan bahwa Of Neurosciences, School of Medicine, Univer-
ibu anak-anak ini adalah ibu yang ‘dingin’, sity of California, San Diego) menemukan
sama sekali tidak dapat menunjukkan adanya kelainan neuro anatomi pada
kehangatan pada anaknya. Teori ini sem- beberapa tempat di otak pada penyandang
pat dianut secara meluas oleh yang tentu autisme. Dengan melakukan Magnetic
saja menimbulkan stres berat pada para Resonance Imaging (MRI), Eric Courchesne
ibu. Kehidupan keluarga diteropong menemukan adanya pengecilan otak kecil
habis-habisan dan dilakukan konseling (cerebellum), terutama pada lobus VI-VII.
keluarga, psikoterapi pada ibu, sedang Penemuan ini ditunjang oleh hasil otopsi
anaknya sendiri mendapatkan terapi yang dilakukan oleh Margareth Bauman,
bermain. Tetapi teori tersebut kemudian yang menemukan adanya kelainan struk-
dibantah karena ternyata banyak orang tur pada pusat emosi. Gangguan neuro-
tua atau ibu yang bersifat sangat hangat anatomi ini seringkali disertai pula
dan penyayang tapi tetap mempunyai gangguan biokimiawi otak. Penemuan ini
anak autis (Widyawati, 1997; sangat membantu para dokter untuk
Pusponegoro, 1999). menemukan obat yang lebih tepat yang
Pada tahun 1964 Bernard Rimland dapat memperbaiki gangguan yang terjadi
seorang psikolog yang mempunyai anak di otak. Maka dipakai obat-obatan jenis
autis menulis buku yang menyatakan psikotropika seperti risperdal, prozac dan
bahwa anak autistic dilandasi adanya sebagainya (Bauman, 1985; Budhiman,
gangguan Susunan Syaraf Pusat (SSP). 2001). Penelitian tentang faktor genetik
Buku yang cukup revolusioner ini meru- pada autisme juga sedang terus dilakukan.
bah pandangan tentang penyebab autisme. Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 20
Para peneliti kemudian beralih meneliti gen yang ada kaitannya dengan autisme.
tentang SSP (Budhiman, 2001). Demikian Namun gejala autisme baru timbul bila
juga Hartono (2002) menyatakan bahwa didapatkan beberapa gen pada satu anak
autisme bukan hanya gangguan fung- yang berkaitan dengan autisme. Meskipun
sional. Artinya autisme tidak terjadi akibat demikian terapi genetik belum bisa dilaku-
salah asuh atau salah didik ataupun salah kan sampai saat ini (Faradz, 2002).
dalam ‘setting’ sosial, tetapi didasari ada- Beberapa tahun yang lalu kembali
nya gangguan organik dalam perkem- dunia autisme diguncang oleh fenomena
bangan otak. Dilaporkan insiden autisme Parker Beck yang menyatakan gejala
tinggi pada mereka yang mempunyai autisme akan berkurang bahkan dikatakan
riwayat prenatal seperti premature, post- menghilang setelah mendapat sekretin.
matur, perdarahan antenatal pada trimester I Sekretin adalah hormon yang kerjanya
- II serta usia ibu lebih dari 35 tahun. merangsang pankreas untuk mengeluar-
Autisme juga banyak dialami oleh anak- kan enzim peptidase sehingga pencernaan
anak yang riwayat persalinannya tidak menjadi lebih baik. Ternyata setelah
pencernaan diperbaiki maka timbul

10 BULETIN PSIKOLOGI
BELANTARA AUATISME

perbaikan dari gejala autisme. Para orang kejadian sudah meningkat 10 kali lipat
tuapun berlomba untuk mendapatkan (Marion, 2000). Demikian juga terjadi
hormon ini, namun ternyata tidak semua perubahan dari kejadian timbulnya gejala.
anak mendapatkan manfaat dari sekretin, Terjadi peningkatan yang mencolok dari
bahkan beberapa mendapatkan adanya autisme regresif. Sampai saat inipun
efek samping negatif. Namun penemuan peningkatan itu masih sedang berlang-
adanya hubungan antara gangguan pen- sung. Secara umum prevalensi autisme
cernaan dengan gejala autisme merang- berkisar 1-2 per 1000 penduduk, dengan
sang penelitian yang lebih mendalam ke distribusi pada laki-laki lebih banyak
arah gangguan metabolisme (Shattock & daripada wanita (4:1). Tetapi autisme pada
Savery, 2001). wanita biasanya lebih berat dan lebih
sering dijumpai adanya riwayat keluarga
Prevalensi autisme dengan gangguan kognitif (Hartono,
Sebelum tahun 1980 autisme sangat 2002).
jarang ditemukan. Pada waktu itu, Angka insidensi yang disebutkan
timbulnya gejala autisme bisa sejak lahir, dalam laporan penelitian di California
namun bisa juga baru timbul setelah anak yang diterbitkan tahun 1999 adalah 1
berumur antara 12 – 24 bulan (autisme diantara 250 anak, merupakan suatu ang-
regresif). Mereka yang sudah menunjukkan ka yang sangat besar bila dibandingkan
gejala sejak lahir biasanya memang sulit dengan angka insidensi 10 - 15 per 10.000
terdeteksi. Paling dini kecurigaan ke arah anak yang ditulis oleh Wong baru-baru ini
adanya kelainan baru bisa timbul pada (Wong & Hughes, 2000). Hal ini disanggah
usia anak sekitar empat bulan, bayi tak oleh beberapa pihak oleh para ahli yang
mau menatap mata mencari ibunya dan kompeten di bidang ini seperti Eric
tidak responsif. Kadang-kadang ada Frombonne seorang psikiater di Maudsley
keluhan gangguan makan dan pencernaan Hospital London, dalam penelitiannya
seperti diare, kembung serta juga dengan Chakrabarti (2001) memperkira-
gangguan tidur. Anak-anak dengan kan bahwa insiden autisme di antara anak-
autisme regresif sebaliknya sempat anak prasekolah adalah sekitar 60 per
berkembang secara normal, mereka 10.000 anak. Hasil ini sesuai dengan angka
responsif dan sempat bisa bicara, namun yang disebutkan oleh Centers for Disease
antara usia 12-24 bulan mereka berhenti Control and Prevention di Amerika Serikat.
berkembang, kemudian terjadi regresi Demikian juga Autism Research Centre dari
dalam bidang komunikasi dan interaksi Cambridge University merekomendasikan
sosial, tatap mata menghilang demikian di Negara Cambridge terdapat 1 kasus per
juga bicaranya makin kurang kemudian 175 anak dengan prevalensi rata-rata 58
hilang (Budhiman, 2002). anak autis per 10.000 anak (Marion, 2000).
Sampai sekitar tahun 1980, kedua jenis Meskipun demikian apabila masih
autisme ini mempunyai prevalensi yang menggunakan data 15 - 20 per 10.000 anak,
hampir sama, sedangkan prevalensi dengan jumlah anak Indonesia kurang
Autisme Spectrum Disorder (ASD) secara lebih 40 juta maka terdapat sekitar 60.000
keseluruhan adalah 2:10.000 atau 1:5000. anak penyandang autisme (Widyawati,
Setelah tahun 1980 semua ini mulai beru- 1999). Apabila kelahiran anak setiap tahun
bah. Prevalensi autisme mulai meningkat 4,6 juta maka setiap tahun jumlah anak
dengan sangat pesat. Tahun 1995 angka

BULETIN PSIKOLOGI 11
NUGRAHENI

autis akan bertambah sekitar 6900 anak (Diagnostic and Statistical Manual) 1994,
(Sunartini, 2000). yang dibuat oleh grup psikiatri dari
Amerika. Isi ICD-10 maupun DSM-IV
Diagnosa Autisme sebenarnya sama.
Autisme berasal dari kata auto yang
berarti sendiri. Karena bila diperhatikan Kriteria DSM-IV untuk Autisme Masa
maka ada kesan bahwa penyandang Anak-anak
autisme seolah-olah hidup di dunianya ---------------------------------------------------------
sendiri. Secara umum penyandang autis- A. Minimal ada enam gejala dari (1),(2)
me dapat dikelompokkan menurut adanya dan (3), dengan sedikitnya dua gejala
gangguan perilaku yaitu gangguan inte- dari (1) dan masing-masing satu gejala
raksi sosial, gangguan komunikasi, gang- dari (2) dan (3).
guan perilaku motorik, gangguan emosi 1. Gangguan kualitatif dalam interak-
dan gangguan sensori (Sutadi, 1997). si sosial yang timbal balik. Minimal
Sedangkan secara definisi yang mudah harus ada dua gejala sebagai
dimengerti autisme adalah suatu penyakit berikut:
otak yang mengakibatkan hilangnya atau a. tidak mampu menjalin
berkurangnya kemampuan seseorang interaksi sosial yang cukup
untuk berkomunikasi, berhubungan memadai: kontak mata sangat
dengan sesama dan memberi tanggapan kurang, ekspresi muka kurang
terhadap lingkungannya (Hartono, 2002). hidup, gerak-gerik yang
Sebenarnya menegakkan diagnosis kurang tertuju
gangguan autisme tidak memerlukan b. tidak bisa bermain dengan
pemeriksaan yang canggih-canggih seperti teman sebaya
brain-mapping, CT-Scan, MRI dan lain c. tidak dapat merasakan apa
sebagainya. Pemeriksaan-pemeriksaan ter- yang dirasakan orang lain
sebut hanya dilakukan bila ada indikasi, d. kurangnya hubungan sosial
Misalnya bila anak kejang maka EEG atau dan emosional yang timbal
brainmapping dilakukan untuk melihat balik
apakah ada epilepsi. Autisme adalah 2. Gangguan kualitatif dalam bidang
gangguan perkembangan pada anak, oleh komunikasi seperti ditujukan oleh
karena itu diagnosis ditegakkan dari minimal satu dari gejala-gejala sbb:
gejala-gejala yang tampak yang menunjuk- a. Bicara terlambat atau bahkan
kan adanya penyimpangan dari perkem- sama sekali tidak berkembang
bangan yang normal sesuai umurnya (tidak ada usaha untuk meng-
(Budhiman, 1997). Organisasi Kesehatan imbangi komunikasi dengan
Dunia (WHO) telah merumuskan suatu cara lain selain bicara)
kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak
menegakkan diagnosis autisme. Rumusan dipergunakan untuk berkomu-
ini dipakai di seluruh dunia dan dikenal nikasi
dengan sebutan ICD-10 (International c. Sering mempergunakan bahasa
Clasification of Diseases) 1993. Rumusan yang aneh dan diulang-ulang
diagnostik lain yang juga dipakai di d. Cara bermain kurang variatif,
seluruh dunia untuk menjadi panduan kurang imajinatif dan kurang
diagnosis adalah yang disebut DSM-IV bisa meniru

12 BULETIN PSIKOLOGI
BELANTARA AUATISME

3. Suatu pola yang dipertahankan berkembang secara normal, namun sebe-


dan diulang-ulang dalam perilaku, lum berumur tiga tahun terjadi perhentian
minat dan kegiatan. Sedikitnya perkembangan kemudian mengalami
harus ada satu dari gejala sbb: kemunduran yang drastis dan akhirnya
a. Mempertahankan satu minat timbul gejala-gejala autisme yang lain
atau lebih dengan cara yang (Budhiman, 1997; Sunartini, 2000).
sangat khas dan berlebih- Kelompok gangguan ini ditandai oleh
lebihan abnormalitas kualitatif dalam interaksi
b. Terpaku pada suatu kegiatan sosial dan pola komunikasi, kecende-
yang ritualistik atau rutinitas rungan minat dan gerakan terbatas serta
yang tidak ada gunanya bersifat stereotipik. Autisme infantil
c. Ada gerakan-gerakan yang merupakan salah satu gangguan jiwa yang
aneh yang khas dan diulang- munculnya sebelum usia tiga tahun
ulang (Volkmar et al., 1993). Adanya sikap
d. Seringkali sangat terpukau menarik diri dan tidak menjalin komu-
pada bagian-bagian benda nikasi dengan baik; berbicara, tersenyum,
--------------------------------------------------------- menyanyi sendiri tanpa sebab; menggu-
B. Sebelum umur tiga tahun tampak nakan bahasa yang aneh dan tidak dapat
adanya keterlambatan atau gangguan dimengerti yang selalu diulang-ulang,
dalam bidang (1) interaksi sosial, (2) marah tanpa sebab; sering menirukan
bicara dan berbahasa, dan (3) cara gerakan-gerakan tertentu, melakukan
bermain yang kurang variatif gerakan yang aneh tanpa alasan yang jelas
--------------------------------------------------------- seperti membenturkan kepala, berputar-
C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett putar, mengguncang tubuh tanpa alasan
atau Gangguan Disintegratif Masa yang jelas, mematikan menghidupkan
Anak-anak lampu berulang; sehingga seringkali
--------------------------------------------------------- menimbulkan kejengkelan orang sekitar-
nya. Gangguan ini bersifat kronik dan
Sebenarnya dengan mempelajari
prognosisnya terbatas, beberapa anak ada
kriteria diagnostik dari DSM-IV ini, para
yang dapat hidup secara mandiri di
orang tua sudah bisa mendiagnosis
kemudian hari dengan tanda-tanda
anaknya sendiri apakah anak tersebut
minimal dari gambaran utama, akan tetapi
termasuk penyandang autisme. Gejala-
kecanggungan sosial kadangkala masih
gejala tersebut seharusnya sudah tampak
menetap (Moetrarsi, 2000).
jelas sebelum anak mencapai usia tiga
tahun. Pada sebagian besar anak sebe- Baron et al. (1997) mengutarakan
narnya gejala ini sudah mulai ada sejak bahwa anak kecil yang jalannya masih
lahir. Seorang ibu yang berpengalaman tertatih-tatih pada umumnya bila mende-
dan cermat akan bisa melihat betapa ngar kata-kata baru dia memperhatikan ke
bayinya yang berumur beberapa bulan arah mana mata si pembicara meman-
sudah menolak menatap mata, lebih dang. Berdasarkan hasil penelitiannya
senang main sendiri serta tidak responsif anak normal 79% dapat membuat peme-
terhadap suara ibunya. Hal ini semakin taan antara kata baru dan objek baru,
lama semakin jelas bila anak kemudian sedang anak autis hanya 29,4%, sehingga
bicaranya tidak berkembang secara hasil penelitiannya konsisten dengan
normal. Sebagian anak kecil sudah sempat penemuan sebelumnya yang menunjuk-

BULETIN PSIKOLOGI 13
NUGRAHENI

kan bahwa anak-anak dengan autisme anak tidak mampu berhubungan


secara relatif ‘buta’ atau tidak acuh terha- secara normal baik dengan orang
dap makna mentalistik dari mata sehingga tua maupun orang lain. Anak tidak
dapat mengganggu perkembangan baha- bereaksi bila dipanggil, tidak suka
sa. Ciri khas lain anak autis adalah tidak atau menolak bila dipeluk atau
menunjukkan rasa aman dalam dekapan disayang. Anak lebih senang
ibu atau dengan kata lain anak menun- menyendiri dan tidak responsif
jukkan pola perlekatan abnormal dan terhadap senyuman ataupun
tidak peduli adanya perpisahan atau sentuhan.
pertemuan kembali dengan ibu; atau b. Gangguan komunikasi dan bahasa:
bahkan sebaliknya anak autis memilki kemampuan komunikasi dan baha-
ketergantungan yang sangat tinggi dengan sa sangat lambat dan bahkan tidak
kecemasan yang berlebihan (Shirataki, ada sama sekali. Mengeluarkan
1998). Mengenai fungsi intelektualitas, gumaman kata-kata yang tidak
Kaplan et al. (1996) memberikan gambaran bermakna, suka membeo dan
40% anak dengan autisme infantil mengulang-ulang. Mereka tidak
menderita retardasi mental sedang, berat menunjukkan atau memakai
dan sangat berat, sedangkan 30% dengan gerakan tubuhnya, tetapi menarik
retardasi mental ringan; sisanya memiliki tangan orang tuanya untuk
fungsi intelek yang normal. Widyawati dipergunakan mengambil objek
(1997) menyebutkan 75 - 80% anak autis yang dimaksud.
menderita retardasi mental. Sunartini
c. Gangguan perilaku motoris: terda-
(2000) juga menyatakan bahwa sebagian
pat gerakan yang stereotipik
anak autis menunjukkan fungsi intelektual
seperti bertepuk tangan, duduk
yang dibawah rata-rata. 40% IQ di bawah
sambil mengayun-ayunkan badan
50, 30% IQ antara 50 - 70 dan 30% skor di
kedepan-kebelakang. Koordinasi
atas 70. Terdapat gangguan kemampuan
motoris terganggu, kesulitan
kognitif dan visuomotor dengan daya ingat
mengubah rutinitas, terjadi hiper-
yang luar biasa.
aktifitas atau justru sangat pasif,
Gejala Klinis yang sering dijumpai agresif dan kadang mengamuk
pada anak autis ( Sunartini, 2000): tanpa sebab.
1. Gangguan Fisik d. Gangguan emosi, perasaan dan
a. Kegagalan lateralisasi karena kega- afek: Rasa takut yang tiba-tiba
galan atau kelainan maturasi otak muncul terhadap objek yang tidak
sehingga terjadi dominasi serebral menakutkan. Seringkali timbul
b. Adanya kejadian dermatoglyphics perubahan perasaan secara tiba-
yang abnormal tiba seperti tertawa tanpa sebab
atau mendadak menangis.
c. Insiden yang tinggi terhadap
infeksi saluran nafas bagian atas, e. Gangguan persepsi sensoris:
infeksi telinga, sendawa yang seperti suka mencium atau menjilat
berlebihan, kejang demam dan benda, tidak merasa sakit bila
konstipasi terluka atau terbentur dan sebagai-
nya.
2. Gangguan Perilaku
Pembagian autisme yang lain seperti
a. Gangguan dalam interaksi sosial:
yang dikemukakan oleh Sutadi (1997)

14 BULETIN PSIKOLOGI
BELANTARA AUATISME

adalah low-functioning dan high-functioning. Beberapa diagnosa banding yang penting


Tetapi kategori tersebut tidak memiliki antara lain:
batasan yang jelas. Dengan kata lain 1. Skizofrenia pada anak; kebanyakan
seseorang yang nonverbal jelas retardasi anak dengan skizofrenia secara umum
dan self abuse adalah low-functioning; dan tampak normal pada saat bayi sampai
seseorang yang memiliki keterampilan sekitar usia 2-3 tahun. Gangguan baru
bahasa dan matematika adalah high- muncul berupa halusinasi dan waham,
functioning. Umumnya penyandang autis- gejala ini tidak terdapat pada autisme.
me tidak cocok pada ekstrim high atau low Biasanya anak dengan skizofrenia
dari spektrum autistic. Mayoritas masuk tidak terdapat retardasi mental (DSM
diantara kombinasi keduanya low dan IV, 1994; Moetrarsi, 2000).
high-functioning, karena di satu sisi seorang
2. Retardasi Mental; keterampilan sosial
penyandang autisme dapat dikategorikan
dan komunikasi baik verbal maupun
sebagai low tetapi pada sisi lain termasuk
non verbal pada anak retardasi mental
high. Pembagian lain adalah echolalic,
sesuai dengan usia mental mereka. Tes
primitive, residual dan negativistic. Echolalic
intelegensi biasanya menunjukkan
autism yaitu pada anak yang sering meng-
suatu penurunan yang menyeluruh
ulang atau membeokan bahasa, kemam-
dari berbagai tes, berbeda dengan
puan bahasa buruk dan memiliki sejumlah
autisme hasil tesnya beraneka ragam.
gerakan motorik stereotipik (mengepak-
Walaupun demikian anak dengan taraf
ngepakkan tangan, meloncat-loncat,
retardasi mental yang berat dapat juga
mengedip-ngedip) ketika gembira.
mengalami gangguan dalam interaksi
Residual state autism mirip dengan sindrom
sosial dan kemampuan berkomunikasi
Asperger, individu tersebut mempunyai
(DSM IV, 1994; Sutadi, 1997; Hartono,
perilaku (agak) ganjil, tetapi tidak begitu
2002).
menarik diri walau tampaknya anti sosial
atau tidak responsif. Negativistic autism, 3. Gangguan perkembangan berbahasa
anak yang secara aktif menolak kontak ekspresif ataupun reseptif: kondisi ini
sosial, akan mendorong atau lari diban- menunjukkan adanya gangguan pada
ding berlaku pasif atau tak memperdu- pemahaman dan atau dalam mengeks-
likan orang lain. Sedangkan ICD-10 presikan pembicaraan. Namun komu-
membedakan autisme sebagai childhood nikasi non verbalnya baik, dengan
autism, atypical autism, atypical in age of memakai gerakan tubuh dan ekspresi
onset, atypicality in symptomatology, dan wajah. Juga tidak ditemukan adanya
atypicality in both age of onset and stereotipik dan gangguan yang berat
symptomatology. dalam interaksi sosial. Pada disfasia
juga tidak dijumpai perilaku repetitive
maupun obsesif (DSM IV, 1994;
Penutup Hartono, 2002)
4. Sindrom Asperger; walaupun ada
Diagnosis Banding
defisiensi kualitatif dalam fungsi
Kecermatan dalam mendiagnosa interaksi sosial yang timbal balik,
autisme bagi kalangan professional tetapi tidak ada hambatan umum
memang sangat diperlukan karena cukup dalam perkembangan bahasa; selain
banyak kelainan lain yang memiliki tanda itu intelegensianya baik (DSM IV, 1994;
atau gejala mirip dengan autisme infantil. Hartono, 2002).

BULETIN PSIKOLOGI 15
NUGRAHENI

5. Gangguan penglihatan; karena me- Daftar Pustaka


mang tidak dapat melihat maka juga
tidak akan mengamati dengan pan- Baron, C. S., Baldwin, D. A., & Crawson,
dangan terpaku terhadap sesuatu dan M. (1997). Do Children with Autism
dapat merespon sentuhan sensorik use the speakers direction of gaze
yang lain (Widyawati, 1997; Moetrarsi, strategy to crack the code of language?
2000) Child Developmental, 68(1), 48-57.
6. Gangguan pendengaran; dapat meres- Bauman, M., & Kemper, T. L. (1985).
pon sentuhan fisik dan melakukan Histoanatomic observations of the
kontak mata (Widyawati, 1997; brain in early infantile autism.
Moetrarsi, 2000) Neurology Journal, 35, 866-874.
7. Gangguan kelekatan yang reaktif; Budhiman, M. (1997, November). Tata
suatu gangguan dalam hubungan Laksana terpadu pada Autisme.
sosial pada bayi dan anak kecil yang Symposium Tata Laksana Autisme:
muncul karena pengasuhan yang gangguan perkembangan pada anak.
buruk, sehingga dengan terapi dan Yayasan Autisme Indonesia. Jakarta.
pengasuhan yang baik dan sesuai, Budhiman, M. (2001, Maret). Sekilas
maka kondisi ini dapat kembali normal mengenai Penanganan Biomedis.
(Widyawati, 1997; Moetrarsi, 2000). seminar Intervensi Biomedis pada
8. Gangguan hipekinetik; peningkatan gangguan Autisme dan sejenisnya.
aktivitas pada anak hiperkinetik ada Seminar: Intervensi Biomedis pada
sasaran, walaupun sasaran itu cepat Gangguan autisme dan Sejenisnya.
berpindah dari satu sasaran ke sasaran Yayasan Autisme Indonesia. Jakarta.
yang lain (Moetrarsi, 2000). Budhiman, M. (2002, Januari). Penanganan
9. Sindroma Rett; merupakan penyakit Autisme secara Komprehensif.
otak yang progresif tetapi khusus me- Seminar & Workshop on Fragile-X
ngenai anak perempuan. Perkem- Mental Retardation, Autism and
bangan anak sampai umur lima bulan Related Disorders. Badan Penerbit
normal, namun setelah itu mengalami Universitas Diponegoro. Semarang
kemunduran lingkar kepala. Sejak Chakrabarti, S., & Frombonne, E. (2001).
umur lima bulan juga mengalami Pervasive Developmental Disorders in
penurunan dalam kecepatan Preschool Children. Journal of the
pertumbuhan. Umumnya kemunduran American Medical Assosiation, 285(24),
berlangsung cepat dan sangat parah 3093-9.
(DSM IV, 1994; Sutadi, 1997; Hartono,
Faradz, S. M. H. (2002, Januari). Aspek
2002)
Genetik Autisme. Seminar & Work-
10. Fragile X; mempunyai tanda fisik shop on Fragile-X Mental Retardation,
berupa lengkung langit-langit yang Autism and Related Disorders. Badan
tinggi, masalah dengan sumbu gigi Penerbit Universitas Diponegoro.
dan mata juling. Telinga sering
Semarang.
menonjol dan letaknya lebih rendah
dari semestinya (Sutadi, 1997).

16 BULETIN PSIKOLOGI
BELANTARA AUATISME

Hartono, B. (2002). Aspek neurologik Shirataki, S. (1998). Early Detection


Autisme Infantil. Seminar & Work- Infants. Simposium Autisme pada
shop on Fragile-X Mental Retardation, Anak. Fakutas Kedokteran UNAIR.
Autism and Related Disorders. Badan Surabaya.
Penerbit Universitas Diponegoro. Sunartini. (2000, Juli). Anak autis: mani-
Semarang. festasi klinis, penyebab dan pende-
Kaplan, H., Sadock, B. J., & Grebb, J. teksiannya. Seminar Deteksi dan
(1996). Sinopsis of Psychiatry. Intervensi Dini Autisme. Pusat Peng-
Williams & Wilkins. Baltimore. kajian dan Pengamatan Tumbuh
Marion, J. C. (2001). Statistics and Kembang Anak. Pena Leluasa AMSA
Epidemilogy: the number of cases of FK UGM. Yogyakarta.
autism has grown tenfold in the Sutadi, R. (1997a, Agustus). Autisme:
United Kingdom. L’Express, XVII(1), Gangguan Perkembangan pada Anak.
27. Symposium Sehari: gangguan
Moetrarsi. (2000, Juli). Manifestasi Deteksi perkembangan pada anak. Yayasan
Dini dan Diagnosis Banding Autisme Autisme Indonesia. Jakarta.
Infantil. Seminar Deteksi dan Inter- Volkmar, F., Pomeroy, E. H., Realmuto, G.,
vensi Dini Autisme. Pusat Pengkajian & Tanguay, P. (1999). Practice
dan Pengamatan Tumbuh Kembang Parameters for the assessment and
Anak. Pena Leluasa AMSA FK UGM. treatment of children, adolescent and
Yogyakarta. adults with autism and other perva-
Purwonegoro, H. D. (1999, Agustus). sive developmental disorders. J. Am-
Penyebab dan Neuropatologi Autis- Acad Child-Adolesc Psychiatry. 38(12),
me. Lokakarya Penatalaksanaan Anak 325-545.
Autis. Yayasan Autisme Indonesia. Widyawati, I. (1997, Agustus). Aspek
Jakarta. Psikhiatrik pada Autisme. Symposium
Shattock, P., & Savery, D. (2001, Maret). Sehari: gangguan perkembangan pada
Autisme as a Metabolic Disorder. anak. Yayasan Autisme Indonesia.
Seminar: Intervensi Biomedis pada Jakarta.
Gangguan autisme dan Sejenisnya. Widyawati, I. (1999, November). Kriteria
Yayasan Autisme Indonesia. Jakarta. Diagnostik Gangguan Autistik. Loka-
karya Penatalaksanaan Anak Autis.
Yayasan Autisme Indonesia. Jakarta.

BULETIN PSIKOLOGI 17

Anda mungkin juga menyukai