Bab214146310057 PDF
Bab214146310057 PDF
BAB II
1. PengertianKonstruktivitisme
mandiri. Landasan konsep kegiatan belajar yang berlandaskan paradigma ini yaitu
membangun. Sedangkan Isme dalam kamus Bahasa Indonesia berarti paham atau
bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri (von Glaserfeld
pengetahuan kita itu merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang mengetahui
sesuatu.
transmisi pengetahuan. Konstruktivisme yang muncul hingga saat ini menjadi suatu
teori yang paling berpengaruh dalam praktik pendidikan pada dua puluh lima tahun
yang lalu. Menurut Cooper, konstruktivisme telah menjadi paradigma yang paling
pengetahuannya sendiri.
bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri.
dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan
2
http://download.portalgaruda.org/article/pembelajaran konstruktivistik dalam pendidikan islam sebuah
pilihan pembelajaran aktif bagi mahasiswa stain pamekasan /diunduh pada tanggal 7 Nopember 2016
pukul 15.30 WIB
3
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana,
2008, hlm. 118
37
pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun guru lebih
diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan
pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus mampu membangun sendiri
melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya peserta didik akan cepat
memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada
air, bermain air, mengecap air, dan menimbang air, seseorang membangun
4
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivismeme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius,1997, hlm 18
5
https://dirinyachapunk..com/2011/12/22/model-pembelajaran-konstruktivisme/diunduh pada tanggal 7
Nopember 2016 pukul 16.00WIB
6
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2012), hlm. 28.
7
M. Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual, (Jakarta : RaSail Media Group,2008), hlm. 71.
38
gambaran pengetahuan tentang air. Para kontruktivitis itu adalah diri seseorang
yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja pada
seseorang (murid) dari seorang guru. Murid sendirilah yang harus mengartikan
selalu diuji dengan pengalaman baru. Menurut Piaget, manusia memiliki struktur
dalam otak manusia melalui dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
maksudnya struktur pengetahuan baru dibuat atau dibangun atas dasar struktur
8
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivismeme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius,1997, hlm 19
M.Saekhan Muchith, Pembelajaran kontekstual, (Semarang: rasail ,2008), hlm.71
9
39
pengalaman baru.10
yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus
itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat
menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide
(Slavin,1994).11
interaksi social yang aktif dilaksankan oleh pelajar dengan lingkungannya. Hal
tersebut sejalan dengan apa yang ditemukan oleh Jean Peaget teori perkembangan
10
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka,
2007, hlm. 108
11
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : PT.Bumi Akara,2010),hlm.74
12
Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, ( Yogyakarta: Kanisius, 2011), Hlm.22
40
Piaget, Vygotsky dan Bruner. Pemikiran Piaget dan Vygotsky merupakan aliran
Piaget antara lain, mengamati kehidupan keong, yang setiap kali harus beradaptasi
bahwa teori pengetahuan itu pada dasarnya adalah teori adaptasi pikiran ke dalam
suatu realitas.13 Berdasarkan teori ini menunjukkan bahwa proses belajar diawali
mengajar.15
sebagaian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan
pemikiran yang apada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi logis (Nur, 1998).16
melalui tahap-tahap beruntun yang selalu terjadi dengan urutan yang sama,
yang sama, 2) tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi
15
Dadan Muhamad, Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Langsung,
Jurnal Logika, Vol XVI, No 1 Maret Tahun 2016 ISSN: 1978-2560 diunduh pada tanggal 16 Nopember
2016 pukul 20.00 WIB
16
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka,
2007, hlm. 108
17
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika
FMIPA UNY, 5 Desember, diunduh pada tanggal 17 Nopember 2016 pukul 20.00 WIB
42
(benda). Ketika seorang organisme lahir, mereka telah memiliki skema atau naluri
yang ada sebelumnya. Contoh ketika bayi terlahir mereka telah memiliki skema
persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah
ada di dalam pikirannya. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam
pengertian orang itu berkembang. Akomodasi, yaitu (1) membentuk skema baru
yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru atau (2) memodifikasi skema
yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Equilibrasi adalah pengaturan
akomodasi.19
bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan
bahwa pembelajar dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan
dilalui oleh semua individu tanpa memandang latar konteks sosial dan budaya,
sementara Vygotsky memberi tempat yang lebih penting pada aspek sosial
pembelajaran. Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu
teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal
Menurut teori Vygotsky, funsi kognitif manusia berasal dari interaksi sosial
pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang
Jerome Bruner adalah seorang ahli psikologi Harvard. Jerome Bruner dan
dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan sendirinya memberi
hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta
Cara belajar yang terbaik menurut Bruner adalah memahami konsep, arti,
dan hubungan dan sampai pada suatu kesimpulan. Dengan teorinya: Free
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa harus siswa sendiri yang
20
https://alkhalayani..com/2013/03/27/model-pembelajaran-konstruktivistik/diunduh pada tanggal 7
Nopember 2016,jam 15.30 wib
21
Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik, (Jakarta:Referensi, 2012), hlm.26
22
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : PT.Bumi Akara,2010),hlm.74
23
Anari, Teori belajar konstruktivistik, dalam http://www.annarj13.com/2014/11/ teori- belajar-
konstruktivistik- dan. html/ diunduh tanggal 13 0ktober 2016 Jam 16.00 WIB.
45
baru, mereka akan lebih paham dan boleh mengaplikasikannya dalam semua
situasi.
3. Ingat: Karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan lebih
yakin dan berinteraksi dengan baik, maka mereka akan merasa senang saat
banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru
bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberikan kesempatan siswa menemukan
dan menerapkan idenya sendiri, dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan
pemahaman bahwa pengetahuan, idea tau konsep yang baru dibina secara aktif
dengan pengetahuan yang baru. Idea tau konsep yang diterima diperoleh
46
mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia. Dalam
tekhnologi.
(bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang
rupa sehingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dengan materi pelajaran
melalui interaksi sosial yang terjalin di dalam kelas. Aktivitas siswa dalam
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented), guru sebagai fasilitator,
siswa akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar
Sigir Mangun Wardoyo, Pembelajaran Kontruktivisme ( Teori dan Aplikasi dalam Pembentukan
26
kepada siswa untuk menjadi kreatif dan melakukan berbagai aktifitas didalam
peserta didik mulai dari sejak usia kanak-kanak sampai menginjak jenjang
menggali secara lebih dalam potensi atau kemampuan baik secara kognitif afektif
maupun psikomotor.
1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang
dilihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh
31
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivistik dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), hlm. 79.
Frans A. Rumate, Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, Pusat Peningkatan dan
32
2. Konstruksi arti merupakan proses yang terus menerus. Setiap kali berhadapan
dengan fenomena atau persoalan yang baru, siswa akan selalu mengadakan
rekonstruksi.
4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam
5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan
lingkungannya.
6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui siswa, yaitu
Tabel 2.1
Tradisional: Konstruktivisme :
34
http://download.portalgaruda.org/article.php?article/PenerapanPembelajaranKonstruktivistikMelaluiTekn
ikPictureandPictureuntukMeningkatkanMotivasidanHasilBelajarEkonomiSiswaKelasXSMANegeriKedir
i/Diunduh pada tanggal 7 Nopember 2016 pukul 16.00 WIB
51
proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru
berdasarkan data. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang dan
kebebasan dan sikap belajar. Teori belajar yang mencerminkan siswa memiliki
kebebasan artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan
pembelajaran karena:
Sukardjo, Landasan Pendidikan; Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), 55-56.
35
Prosiding Seminar Nasional Tanggal 31 Mei 2007, FKIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Diunduh
36
era globalisasi sekarang ini, banyak fenomena yang menantang siswa untuk
sejarah.
siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh
4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir,
langsung melalui proses yang aktif yang didukung oleh lingkungan kondusif yang
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Menurut model pembelajaran
atau kondisi belajar melainkan juga pada pengetahuan awal siswa. Pengetahuan itu
tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif
dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Guru berperan sebagai
37
Trianto, Pengembangan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: Prestasi Pustakaraya,2009, hlm. 111-112
54
Pengetahuan yang dimiliki siswa adalah hasil daripada aktivitas yang dilakukan
oleh siswa tersebut dan bukannya pembelajaran yang diterima secara pasif.
sejumlah prinsip. Prinsip-prinsip ini menjadi asas (kebenaran yang menjadi pokok
dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) atau dasar dalam pelaksanaan suatu
pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun sosial;
kedua, pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa kecuali hanya
dengan keaktifan siswa sendiri dengan menalar (berpikir); ketiga, siswa aktif
lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, dan keempat, guru sekedar
membantu menyediakan saraba dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan
mulus.
3. Nilai-nilai Konstruktivistik39
utama adalah:
Bambang Dibyo, 2013, Teori Belajar Dan Pembelajaran Konstruktivistik Dan Implikasinya Dalam
39
yang diterima?
melihat manfaat dari apa yang telah dipelajarinya dan apakah dia menemukan
konteksnya?
e. Active engagement: apakah setiap individu terlibat secara aktif dalam belajar
f. Personal relevance: apakah pembelajar bisa melihat keterkaitan dari apa yang
g. Pluralism: apakah pembelajarannya tidak menekankan pada satu cara atau satu
pembelajaran?
bahwa penerapan metode inquiry learning siswa dituntut melakukan eksplorasi diri
potensi atau kemampuan yang ada didalam diri sehingga dapat membantu
didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis,
karena pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dan mengingat, melainkan hasil
permasalahan.
43
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Ed. I, Cet. I, (Jakarta:
Kencana, 2005), hlm.119
44
Trianto, Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif, (Jakarta :Kencana PrenadaMedia Group,
2009),hlm.115
45
Andi Prastowo, Pembelajaran Konstruktivistik-Scientific Untuk Pendidikan DiSekolah/Madrasah Teori,
Aplikasi, Dan Riset Terkait (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), hlm.336
58
membuat kesimpulan.
siswa di dorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka
1. Top-down processing.
kalimat-kalimat, kemudian dia akan belajar untuk membaca, belajar tentang tata
46
https://afidburhanuddin..com/2014/05/31/implementasi-teori-belajar-konstruktivistik-dalam-pembelajara
n/diunduh ada tanggal 20 Nopember 2016 pukul 16.00 WIB
59
komanya.
konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikannya dengan siswa yang lain
tentang problem yang dihadapi. Dalam strategi ini, siswa belajar dalam
3. Generative learning.
Strategi ini menekankan pada adanya integrasi yang aktif antara materi atau
mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang terus menerus
untuk menemukan diri sendiri yaitu suatu proses ”Learn To Be” serta mampu
60
melakukan kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luas dan kompleks bagi
menurut Mager adalah menitik beratkan pada perilaku peserta didik atau perbuatan
(performance) sebagai suatu jenis out put yang terdapat pada peserta didik dan
tugasnya seseorang guru diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memberi
pemahaman, yang menuntut kegiatan yang kreatif dan produktif dalam konteks
nyata. Dengan mengaitkan dengan dunia nyata, pembelajaran akan lebih bermakna
disebabkan para siswa akan dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya
berikut:
a. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu
sendiri.
sendiri pertanyaanya.
47
Baharuddin dan Wahyuni Esa. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jogyakarta: Ar-RuzzMedia
Group,2007). hlm. 131
48
Martinis Yamin. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. (Jakarta: GP Press, 2008). hlm.1
61
secara lengkap.
Implikasinya, 'berpikir yang baik' lebih penting daripada 'menjawab yang benar'.
Seseorang yang bisa berpikir dengan baik, dalam arti cara berpikirnya dapat
pemecahan dalam menghadapi persoalan yang lain. Sementara itu, seorang pelajar
persoalan yang baru karena bisa jadi ia tidak mengerti bagaimana menemukan
jawaban itu. Bila proses berpikirnya berdasarkan pengandaian yang salah atau tidak
model pembelajaran lainnya. Secara umum, Ciri yang dapat ditemukan dalam
pengetahuan yang disampaikan oleh guru, melainkan siswa sendiri menemukan dan
mengeksplorasi pengetahuan tersebut dengan apa yang telah mereka ketahui dan
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), hlm.69-70
50
62
3) Restrukturasi ide, dalam hal ini ada tiga hal: klarifikasi ide yang dikontraskan
dengan ide-ide orang lain atau teman melalui diskusi atau pengumpulan ide,
membangun ide yang baru, dan mengevaluasi ide baru dengan eksperimen.
4) Penggunaan ide dalam banyak situasi, ide atau pengetahuan yang telah dibentuk
3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
hasil
12. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan
sebagai berikut :
1.Menarik perhatian
2.Prediksi pribadi
3.Prediksi kelompok
4.Percobaan
5.Diskusi kelompok
6.Laporan kelompok
7.Penjelasan
8.Aplikasi
64
1. Fase eksplorasi:
2. Fase klarifikasi:
diskusi kelompok.
3. Fase aplikasi:
c. Memberi tugas kepada siswa untuk membuat tulisan tentang materi yang
dibahas.
http://bdkbandung.kemenag.go.id/jurnal/332-penerapan-model-pembelajaran-konstruktivisme-dalam-men
52
menurut Suyatna (2007,p.p. 33-34) terdiri dari fase eksplorasi, fase klarifikasi dan
menjawab dan memperbaiki jawaban yang tidak sesuai; pada fase klarifikasi guru
diskusi kelompok, dan memberi kesempatan mencari tambahan rujukan; dan pada
fase aplikasi guru memberi kesempatan kepada kelompok untuk melaporkan hasil
mengajukan pertanyaan dan siswa diajak untuk membuat prediksi pribadi. Tahapan
hasil diskusi dan solusi berdasarkan hasil observasinya. Pada tahapan inilah siswa
53
Yusri, Samsuri, Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Konstruktivistik Berbantuan Media
Pembelajaran,Jurnal Harmoni Sosial, Volume 1 Nomor 2, 2014, hlm.234
66
lain56:
mengevaluasi kegiatan
Aprilawati, Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
56
dengan pelaksanaan.
a. Kompetensi disiplin ilmu berkaitan dengan peman konsep, prinsip, teori dan
berperilaku sopan dan baik, menangani konflik, bekerja sama, membantu orang
melakukan refleksi diri, disiplin, beretos kerja tinggi, membiasakan diri hidup
http://.duniapembelajaran.com/2014/10/kompetensi-yang-dikembangkan-dalam-pembelajaran/diunduh
57
Gambar 2.1
bertanggung jawab.
69
atau tingkat penguasaan kompetensi yang dicapai peserta didik. Upaya yang
dilakukan pendidik untuk mencapai tingkat ideal tersebut adalah dengan proses
penilaian yang dilakukan secara baik dan benar. Artinya bahwa guru secara tepat
melakukan proses penilaian untuk mengetahui hasil atau dampak suatu proses
pembelajaran.
pada penilaian autentik untuk mengukut itga aspek kompetensi yang dimiliki oleh
formatif menekankan pada proses, dan tujuannya lebih kepada perbaikan mutu
a. Diskusi kelas
antara lain : Diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik
demontrasi dan peragaan prosedur ilmiah, dan kegiatan prkatis lain yang
rumah
sikap. Pengukurannya bisa dilakukan dengan tes tertulis maupun tes perbuatan.
kucing, tidak sekali jadi, tetapi merupakan suatu proses. Pada pertama kali melihat
kesempatan lain, kita bertemu dengan kucing lain. Interaksi dengan macam-macam
kucing akan menjadikan pengetahuan kita tentang kucing menjadi lebih lengkap dan
rinci. Hal ini terjadi secara terus menerus. Menurut kaum konstruktivis, belajar
merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti teks, dialog, pengalaman fisik,
pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai
Budiansyah dasim, Model pembelajaran berbasis Potofolio ekonomi, (Bandung: PT.Ganesindo, 2003),
58
hlm.73
71
1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang
dilihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh
2. Konstruksi arti merupakan proses yang terus menerus. Setiap kali berhadapan
dengan fenomena atau persoalan yang baru, siswa akan selalu mengadakan
rekonstruksi.
4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam
belajar.
5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan
lingkungannya.
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), hlm.61
59
72
6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui siswa, yaitu
Mareka menggali setiap informasi dari berbagai sumber belajar. Peserta didik
ini :
Pengalaman
pebelajar Contoh aktual
dan faktual
Saefudn Asis & Berdiati Ika, Pembelajarn efektif, (Bandung: Rosda karya, 2014), hlm.14
60
73
Dikonstruksi
Pengetahun Baru
Vygotsky dalam Vrasidas menjelaskan bahwa interaksi adalah salah satu komponen
yang paling pentingd ari banyak pengalaman belajar, baik dalam bentuk verbal
tersebut. dicon
seperi berikut : Guru mengfasilitasi peserta didik belajar kelompok dan berdiskusi
untuk memepelajari suatu materi. Mereka menggali setiap informasi dari berbagai
wacana atau sumber belajar. Pesera didik belajar membuka wawasan dan
61
Mukhid Abdul, Pembelajaran Konstruktivistik Dalam Pembelajaran Agama Islam ,Tadrîs Volume 6
Nomor 2 Desember 2011, hlm. 316
62
Saefudin Asis & Berdiati Ika, Pembelajarn efektif, (Bandung: Rosda karya, 2014), hlm.14
74
kurikulum 2013 yang hanya sebatas menjadi fasilitator dan pengarah bagi siswa juga
saintiik yang melatih daya nalar anak didik. Pendekatan ini juga ditujukan untuk
berbasis pendekatan saintifik, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif
akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu,
untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep dan nilai-nilai baru
Saefudin Asis & Berdiati Ika, Pembelajarn efektif, (Bandung: Rosda karya, 2014), hlm.4
63
75
(Semiawan : 1992).64
jika dilihat dari proses belajar mengajar. Keduanya mempunyai tujuan sama yaitu
mendorong siswa agar aktif dan mandiri dalam belajar dengan melibatkan mereka
menunjukan hasil-hasil yang positif seperti yang dilakukan oleh Zuarainu Mat Jasin
dan Abdul Sukor Shari bahwa antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan
mencari ide dan membuat keputusan yang paling tepat dalam menghadapi berbagai
makna dan pemahaman terhadap sesuatu hal serta membuat pertimbangan dan
64
Saefudin Asis & Berdiati Ika, Pembelajarn efektif, (Bandung: Rosda karya, 2014), hlm.432
65
Zurainu Mat Jasin dan Abdul Sukor Shaari, The Impact Of Needham Five Phase Constructivisme Model
Towards Teaching Literature Component of Malay Language, Jurnal Pendidikan Bahasa Melayu, Vol. 2,
Bil. 1 (Mei 2012): 79-92.
66
Jurnal teori Pembelajaran konstruktivisme dalam Reka bentuk pembinaan PPBK, hlm.9
76
keputusan terhadap suatu masalah secara ilmiah. Dan upaya untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, salah satunya adalah menyiapkan
pembelajaran (saintifik) untuk SD/MI pada dasarnya merupakan salah satu bentuk
konstruktivistik- saintifik :
c. Mendorong siswa aktif dalam penyelidikan sehingga dapat mendorong rasa ingin
tahu siswa,
5. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
sistem penyajiannya69
67
N.Setyaningsih,Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Mahassiswa dalam Pemeecahan
Masalah Pengantar Dasar Matematika Melalui Pendekatan pembelajaran Berbasis Konstruktivisme,
Varia Pendidikan, Vol.21 No.1 (Surakarta: Juni 2009), hlm.12
68
Diora,Dkk, Teori Belajar Kognitif Dan Konstruktivisme,Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya, 2013, hlm. 23
69
Reni Sintawati,Implementasi pendekatan saintifik model Discovery Learning dalam pembelajaran
pendidikan agama islam,2015. hlm. 12
77
B. Saintifik
1. Pengertian saintifik
eksperimen,menalar, mengasosiasikan,
mengolahinformasi,menyajikan/mengomunikasikan.70Pendekatan scientific
Gambar 2.3
Saefudn Asis & Berdiati Ika, Pembelajarn efektif, (Bandung: Rosda karya, 2014), hlm.42
70
Dewi Vestari, Konsep Pendekatan Saintifik, Program Pendampingan Kurikulum 2013 Pada Madrasah Di
71
pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi
dapat membentuk peserta didik agar mempunyai domain sikap, ketrampilan dan
72
Saefudn Asis & Berdiati Ika, Pembelajarn efektif, (Bandung: Rosda karya, 2014), hlm.44
73
Kemendikbud, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta:PSDMPK-PMP,2014),
hlm.29
74
http://suryatanjung.web.unej.ac.id/?p=1
79
5. Pembelajaran terpadu;
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso),
membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara
menambahi/mengembangkan.
yang dipelajari.
82
a. Pembelajaran
sebagai suatu proses yang menunjukan adanya perubahan yang sifatnya positif
dari abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi. Proses konstruksi itu
dilakukan secara pribadi dan sosial. Proses ini adalah proses yang aktif.
disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi
perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Usaha tersebut dapat
yang diperlukan. Dapat pula dikatakan bahwa pembelajaran adalah usaha yang
dilakukan oleh pendidik atau orang dewasa lainnya untuk membuat pebelajar
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997), hlm.64
76
Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajarn Konstruktivistik, (Jakarta : Refeensi, 2012), hlm.66
77
83
dan efesien.78
78
Hamzah B Uno&Mohamad Nurdi, Belajar Dengan Pendekatan Kontekstual, (Jakarta : PT.Bumi Aksara,
2012), hlm.3
84
demikian , ketiga kata tersebut memiliki makna tersendiri dalam merujuk pada
pengertian pendidikan.
2. Kata at tarbiyah yaitu kata yang mempunyai arti mengasuh, mendidik, atau
memelihara
3. Kata at ta’dib yaitu kata yang dapat diartikan kepada proses mendidikk
yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam,
sehingga terjalin kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dari pengertian itu,
merupakan usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung didalam
Zakiah darajat, ilmu pendidkan Islam, ( jakarta : Bumu aksara, 2006), hlm.86
79
Aplikasi, Dan Riset Terkait (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), Hlm. 39
85
Islam secara keseluruhan , menghayati makna , maksud dan tujuannya dan pada
diatas, maka dapat disimpulkan , bahwa Pendidkan Agama Islam adalah usaha
sadar, sistematis dan pragmatis , berupa bimbingan, latihan, dan asuhan yang
diarahkan pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan ajaran
Islam adalah suatu proses yang dilakukan individu dimana terdapat unsur
lingkungannya agar tercipta suasana dan kondisi belajar yang kondusif bagi
siswa, sehingga bergairah dan aktif belajar dalam rangka memperoleh hasil
yang maksimal yang diarahkan ada pembentukan kepribadian anak didik yang
mencakup dua kegiatan yaitu proses belajar dan mengajar (teaching and
81
Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspekti Hukum Islam ( Bandung : Rosda karya,2000), hlm.32
86
pendidikan Agama Islam untuk membimbing dan mengarahan siswa agar dapat
terbentuk menjadi seorang muslim yang dapat berkembang segala potensi yang
atau dalam kapasiatas berperilaku dengan cara tertentu, yan dihasilkan dari praktek
dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk pencapain tujuan
belajar tertentu.83
akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respon. Seorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan
berdikusi dengan teman dan dikembangkan menjadi pengetahuan dan konsep, serta
ide baru. Teori belajar konstruktivistik yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan dapat
pembelajaran yang melibatkan sendiri siswa untuk aktif secara mental membangun
sikap dan perilaku siswa dalam proses belajar mengajar dengan menekankan peran
kehidupan sebagai hasil dari pengalaman dan interaksinya. Dalam hal ini siswa
siswa secara aktif dalam proses belajar.Salah satu hal yang diharapkandari
yaitu menciptakan suasana hidup melalui interaksi guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa secara langsung tanpa adanya sekat. Paradigma yang mencakup hal
tersebut merupakan paradigma yang mengarahkan belajar mandiri bagi siswa, yang
mampu menyediakan guru dan siswa untuk membentuk persoalan kegiatan belajar
membentuk siswa untuk belajar aktif. Hal yang sangat diharapkan dalam
Mengingat bahwa materi pelajaran PAI merupakan materi yang bersifat abstrak dan
berhubungan dengan ibadah serta muamalat ini menuntut guru supaya mampu
tentang konsep zakat, infak dan sedekah melalui serangkaian aktivitas antara lain,
Pendidikan Agama Islam khususnya bidang fiqih, maka peserta didik akan
membentuk :
materi zakat, infak dan sedekah berdasarkan pengalaman, pengetahuan awal dan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini siswa menggunakan metode diskusi.
3. Tahap diskusi yang dilakukan siswa. Baik secara individu maupun kelompok.
Kegiatan-kegiatan yang terjadi pada tahap ini yaitu penjelasan dan solusi.
informasi dan ide, menjawab pertanyaan, dan mengembangkan hasil dan ide-ide
selama diskusi.
5. Pembelajaran fiqih materi zakat, infak dan sedekah menjadi lebih bermakna
karena peserta didik sudah mengerti sehingga tumbuh respon positif karena
akan memberikan peluang besar bagi siswa untuk mengarahkan sendiri pikirannya
dalam menghadapi permasalahan. Hal ini menjadikan siswa lebih yakin dengan
kemampuan diri sendiri. Sehingga mereka yakin dan percaya diri ketika menemui
problematis tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari oleh siswa dan
tentang konsep tersebut. 2) Tahap kedua, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki
mengintepretasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Secara
keseluruhan tahap ini akan terpenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena
yang didasarkan pada hasil observasi siswa, ditambah dengan penguatan guru.
D. Pemahaman Siswa
1. Pengertian pemahaman
Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat
menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang telah dibaca atau
didengarnya, memberikan contoh lain dari apa yang telah dicontohkan guru dan
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami setelah seuatu itu diketahui
atau diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Jadi, da[at disimpulkan bahwa peserta didik
uraian yang lebih rinci tentang hal yang dia pelajari dengan menggunakan bahasanya
sendiri.
85
Nana Sudjana, Penelitian hasil proses belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995),
hlm.25
91
mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta
yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi
memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya
guru dalam proses belajar-mengajar, maka diperlukan adanya penyusunan item tes
gambar, denah, diagram, dan grafik, sedangkan bentuk dalam tes objektif biasanya
digunakan tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah. Hal ini dapat dijumpai dalam tes
bahwa setiap siswa mengerti serta mampu untuk menjelaskan kembali dengan
kata-katanya sendiri materi pelajaran yang telah disampaikan guru, bahkan mampu
ada pengertian tentang Master Learning yang diantaranya: Master Learning yaitu
dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya,
memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru atau menggunakan petunjuk
1) Lembar tes
b. Memberi skor dari setiap jawaban siswa yang benar berdasarkan bobot
sebagai berikut:
Nilai Total
N= X 100 %
Skor Maksimum
sebagai berikut:
Menghayati
lembar observasi hasil belajar afektif. Siswa diamati hasil belajar afektifnya
penilaian afektif yang telah ditentukan. Untuk menentukan nilai pada setiap
Jumlah pernyataan Ya
N= X 100 %
Total penilaian indikator aktivitas siswa
0% < x ≤ 25% = 1
Nilai Total
N= X 100 %
Skor Maksimum
berikut :
Nilai Total
N= X 100 %
Skor Maksimum
Keterangan :
B = 61-80 Baik≤
C = 41-60 Cukup
95
D = ≤-60 Kurang86
1. Pengertian Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu)
atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk
dalam kategori ibadah seperti salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci
berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan sebuah kegiatan sosial
ditetapkan menjadi salah satu pilar dalam lima rukun Islam. Dalam pada itu, zakat
juga merupakan ibadah yang memiliki dimensi sosial, Zakat juga bemaksud
diharapkan kesejahteraan umat akan tercapai. Zakat sebagai ibadah praktis yang
dan status golongan dhu’afa dalam masyarakat. Keadilan sosial menuntuk agar
setiap individu dalam suatu komunitas dapat hidup secara terhormat tanpa ada
86
Kemendikbud, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta:PSDMPK-PMP,2014),hlm. 27
87
Ahmad Zain, Pengertian Zakat, Infak Dan Sedekah, Dalam Http://Www.Ahmadzain.Com /Read
/Karya-Tulis/384/Pengertian-Zakat-Infak-Dan-Sedekah/Didownload Tanggal 21April 2016 , 20.20 WIB
96
Kata zakat dalam bahasa Arab punya beragama makna, antara lain tumbuh,
syariat, zakat diartikan sebagai nama harta tertentu yang diambil dari harta tertentu
(sumber zakat) dengan cara tertentu (dengan berbagai syarat) dan dialokasikan
kepada pihak-pihak tertentu (mustahiqqin). Zakat sendiri dipilih sebagai nama harta
meringankan pemiliknya dari dosa karena enggan mengeluarkan zakat, dan menjadi
saksi keimanannya.
Adapun zakat secara istilah adalah jenis harta tertentu yang pemiliknya
tertentu juga.
adalah:
“Dirikan sholat, tnaikan zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku”
(QS.Al-Baqarah: 43)
鿠챀鿠 豀퀀 鿠 匰䙬 䙬 匰鿠䙬䗝匰 匰䙬 䙬 匰䙬鿠ka 퀀 䙬ik䙬 �匰䙬 匰䙬鿠 䙬䘈䖢 匰䙬鿠䖞鿠匰 ir䙬a䙬 ✁䙬∀
A.Muntaha AM, Fiqh Zakat, ( Kediri : Pustaka Gerbang lama, 2012), hlm.3
88
97
dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi tuhanya . tidak ada rasa
takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati” (Qs. Al-Baqarah; 277)
dimensi (murakkab), yaitu dimensi Ta’abbudi (penghambaaan diri kepada Allah swt)
dan dimensi sosial. Dimensi sosial zakat terlihat pada obyek utamanya, yaitu
pemenuhan kebutuhan hidup mustahiqqin (orang yang berhak menerima zakat) yang
mayoritas masyarakat ekonomi kelas bawah, dan peningkatan taraf hidup mereka,
Dalam fiqh, zakat dibagi menjadi dua macam89, yaitu zakat mal (harta) dan
zakat nafs (fitrah). Secara umum aset zakat mal meliputi hewan ternak, emas dan
perak, bahan makanan pokok, buah-buahan, dan mal tijarah (aset bisnis). Selain itu,
menurut ulama kontemporer aset zakat juga mencakup uang, hasil profesi, atau
1. Zakat fitrah Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada
bulan Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan
2. Zakat maal (harta) Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil
Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat90, tertera dalam Surah
A.Muntaha AM, Fiqh Zakat, ( Kediri : Pustaka Gerbang lama, 2012), hlm.23
89
90
Fakhrudin Al-Muhsin, Ensiklopedia Mini Zakat, (BOgor: CV Darul Ilmi, 2012. Hlm.69
98
1. Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu
2. Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi
4. Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan barunya atau kaum kafir yang merupakan
6. Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup
untuk memenuhinya,yang telah jatuh tempo dan mereka tidak bisa melunasinya.
7. Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang dsb)
1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang
miskin
kelemahlembutan
2. Pengertian Infak
Fakhrudin Al-Muhsin, Ensiklopedia Mini Zakat, (Bogor: CV Darul Ilmi), 2012. Hlm.16-17
91
99
Infak dari akar kata : Nafaqa (Nun, Fa’, dan Qaf), yang mempunyai arti
keluar. Dari akar kata inilah muncul istilah Nifaq-Munafiq, yang mempunyai arti
Kata (infaq), yang huruf akhirnya mestinya “Qaf”, oleh orang Indonesia
Infaq berasal dari kata anfaqa yang artinya mengeluarkan sesuatu (harta)
kepentingan yang diperintahkan ajaran islam. Jika zakat ada nasabnya, infaq tidak
mengenal nisab. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang
penghasilan tinggi atau rendah, apakah ia dalam kondisi lapang atau sempit (QS.
Al-Imran : 134). Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf) maka
infaq boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, anak
diserahkan.
䙬‴ D䙬Ka䖞 折i iDi 퀀 GiN 䙬DQ䘈 䙬 䙬 䙬D퀀䙬 䙬‴ 鿠 鿠퀀 ✁䙬鿠 䙬 䖞鿠r ir䙬a䙬 鿠DQ鿠
Artinya :
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkanoleh) orang-orang yang
menafkahkanhartanya di jalan Allah adalahserupadengansebutirbenih yang
menumbuhkantujuhbulir, padatiap-tiapbulirseratusbiji.Allah melipatgandakan
(pahala) bagisiapa yang diakehendaki.dan Allah Mahaluas (karunia-Nya)
lagiMahaMengetahui. (QS. Al-Baqarah :/ 2 :261)
Maka, Infaq juga bisa diartikan mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu
kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. Ini sesuai dengan firman
Allah yang menyebutkan bahwa orang-orang kafirpun meng "infak" kan harta
(orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan
bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang
Infak sering digunakan oleh Al Qur'an dan Hadits untuk beberapa hal,
diantaranya :
seperti kewajiban seorang suami memberikan nafkah untuk istri dan anak-anaknya.
tetapi tidak sampai derajat wajib, seperti memberi uang untuk fakir miskin,
dengan infak.
3. Pengertian Sedekah.
(pembuktian) dari syahadat (keimanan) kepada Allah Swt, dan Rasul-Nya, yang
sedangkan shodaqoh memiliki pengertian luas, menyangkut hal yang bersifat materi
yang terdiri dari tiga huruf : Shod- dal- qaf, berarti sesuatu yang benar atau jujur.
Ύ吠൭ϋ爀ϗo ࣎ﭨ띈ʁ⻀࣐⁀ ࣐࣎ﭨ띈ʁ⻀࣐⁀ rִa έ ϋ爀ϗo 䔒吠r ϗo ϗoִ 䔒爀ϗ 吠R ִ爀- ′吠 吠 吠oo- ′毸 吠
ŀ䔒爀 ϗor ִ㜱ϭRִ爀 吠oo ִ㜱ϭ 吠 ॏ 䔒䖄a 䘣ִ൭ॏ oϚ吠䖄⸷ ִ烸爀ϗ 吠折m. 慘吠吠ŀִ 吠oo 慘爀 折ִ ′䙠吠Ύϭ爀ϗo ကִ吠毸
Dari Abu Malik Al harits Bin Ashim Al as'ariy ra.. ia berkata: Rasulullah
saw bersabda: "Suci adalah sebagian dari iman, membaca alhamdulillah dapat
ada diantara langit dan bumi, salat adalah cahaya, sedekah itu adalah bukti iman,
sabar adalah pelita dan AlQuran untuk berhujjah terhadap yang kamu sukai
ataupun terhadap yang tidak kamu sukai. Semua orang pada waktu pagi menjual
dirinya, kemudian ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang
Sedekah bisa diartikan juga dengan mengeluarkan harta yang tidak wajib di
jalan Allah. Tetapi kadang diartikan sebagai bantuan yang non materi, atau
ibadah-ibadah fisik non materi, seperti menolong orang lain dengan tenaga dan
折ŀ吠ŀ吠㜱吠 ϝ折mo 折rϚ࣏ έϚ吠 吠 ϝ折mo 折rϚ࣏ έΎ吠൭ϟ吠 ϝ折mo 折rϚ࣏ 折 吠൭吠䔒吠 ϝ折ϟR ′o: R ′ִrϚϋ吠 ִ爀
ִ⸷: ϗִ爀ִr 折rϚ࣏ 吠 mϚ o 吠 R ॏo 折rϚ࣏ Ύϟ吠烸 爀ϗ ִ 㜱ao 折rϚ࣏ ‴oΎ吠 爀ִR Ύ吠爀oo 折rϚ࣏
吠ŀִ ′ִmo VϗΎ ॏ ִ㜱 毸o 吠ִ爀 吠 ⸷oro: 毸ִr Ύ吠ko ִ㜱吠ॏ 爀 ′ִϟ⸷o 吠ִ吠㜱˴ ִaϚ o 吠♀⸷o 毸ִ r
tiap-tiap tasbih adalah shadaqah, tiap-tiap tahmid adalah shadaqah, tiap-tiap tahlil
jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa, demikian pula
jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”. (HR.
Muslim)
transcendental dan horizontal. Zakat Infak dan sedekah memberikan banyak arti
dalam kehidupan umat Islam maupun umat manusia secara keseluruhan. Zakat Infak
dan sedekah memiliki banyak hikmah, baik yang terkait dengan peningkatan
keimanan terhadap Allah SWT maupun peningkatan kualitas hubungan antar sesama
manusia.