Anda di halaman 1dari 3

SANDI VINDIYAN JAYA KUSUMA

121914153005

TEORI KEBUDAYAAN

TEORI KONSTRUKTIVISME

1. Pengertian Teori Kontruktivisme

Menurut faham konstruktivis pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari


orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru
kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang
diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif di mana terjadi
proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk
suatu skema (jamak: skemata) yang baru. Seseorang yang belajar itu berarti membentuk
pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus.

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,


Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalamannyata. Sedangkan menurut Tran Vui Konstruktivisme adalah suatu
filsafat belajar yang dibangun atas anggapan bahwa dengan memfreksikan pengalaman-
pengalaman sendiri.

Teori Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap


manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk
menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut denga bantuan fasilitasioranglain.
Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan
terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau
teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Adapun
tujuan dari teori ini dalah sebagai berikut: Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar
adalah tanggung jawab siswa itu sendiri. Mengembangkan kemampuan siswa untuk
mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya. Membantu siswa untuk
mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. Lebih menekankan pada proses
belajar bagaimana belajar itu.

Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori
belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga
disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar
tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap
perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan
intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi
ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau
perbuatan (Ruseffendi, 1988: 132).
Selanjutnya, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989:
159) menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran.
Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya
informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat (Ruseffendi 1988: 133).
Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi pembentukan
skema baru yang cocok dengan ransangan baru atau memodifikasi skema yang sudah ada
sehingga cocok dengan rangsangan itu (Suparno, 1996: 7).

1. Implikasi Teori Kontruktivisme Dalam Pembelajaran

Makna Belajar Mengajar

Belajar menurut kontruksivisme merupakan proses aktif peserta didik dalam


mengkontruksikan konsep dan pengalamannya. Belajar berarti pula mengasimilasikan
dan menghubungkan materi pelajaran dengan pengertian atau pengalaman yang telah di
miliki.

Proses belajar menurut kontruksivisme memiliki ciri :

1. Belajar adalah proses membentuk makna, di lakukan dengan cara melihat,


mendengar, merasakan dan mengalami.
2. Belajar untuk mengkontruksi arti di lakukan secara terus menerus. Setiap kali
berhadapan dengan fenomena atau permasalahan baru berarti melakukan rekontruksi
arti terhadap fenomena atau permasalahan tersebut.
3. Belajar merupakan proses pengembangan, bukan merupakan kegiatan mengumpulkan
fakta, berarti belajar merupakan perkembangan itu sendiri.
4. Optimalisasi hasil belajar sangat di pengaruhi oleh tingkat interaksi antara
pengalaman peserta didik dengan lingkungannya.
5. Hasil belajar tergantung kepada apa yang diketahui oleh peserta didik

Sedangkan mengajar berarti antisipasi pengajar bersama peserta didik dalam


membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan
mengadakan keputusan. Mengajar adalah membantu peserta didik untuk berfikir secara
benar. Berfikir benar dalam proses pengajaran lebih penting dari pada sekedar
menemukan jawaban benar. Berdasarkan konsep kontruksivisme ini maka kegiatan
pembelajaran yang hanya diarahkan untuk menjawab soal-soal ujian perlu dievaluasi.
Kegiatan pembelajaran seperti yang dilakukan oleh lembaga bimbingan belajar tidak
cocok untuk mengembangkan cara berpikir baik. Karena kegiatan pengajaran yang
dilakukan oleh lembaga bimbingan belajar hanyalah ditujukan untuk menemukan
jawaban yang benar, bukan untuk melatih berfikir yang baik.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Kontrukivisme

Kelebihan

Berfikir :Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk


menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan.
Faham :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru,
mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.

Ingat :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat
lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri
kefahaman mereka. Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan
masalah dalam situasi baru.

Kemahiran sosial :Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan dan
guru dalam membina pengetahuan baru.

Seronok :Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan
berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina
pengetahuan baru.

Kelemahan

Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam
proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu
mendukung.

Anda mungkin juga menyukai