Anda di halaman 1dari 15

JURNAL

STUDI PEMANFAATAN DERMAGA DI PELABUHAN


PERIKANAN SAMUDERA CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

OLEH

MULYANI INDAH PUTRI

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
2018

0
STUDY OF PIER UTILIZATION IN THE CILACAP FISHING
PORT CENTRAL JAVA PROVINCE

By

Mulyani Indah Putri 1) Syaifuddin2) Jonny Zain3)

ABSTRACT

mulyaniindahputri10@gmail.com

Pier is one of main facilities at Cilacap Fishing Port which is very needed for a
port. The importance of the pier for fishing port can be seen by the pier’s separation
according to the activities. The success of a fishing port in operational can be seen
from the activities on the pier. The purpose of this study is to determine the
utilization of the pier and the utilization rate of the pier at the Cilacap Fishing Port.
This research has been conducted at Cilacap Fishing Port using survey method by
conducting observation and direct interview with local port and fisherman. The
results showed that the utilization of the pier at the Cilacap Fishing Port spesifically
the I’s Pier has the utilization of loading and unloading pier for 105.66%, while the
utilization rate of loading and unloading at II’s and the last is III’s Pier has the
number of utilization rate about 121.27%. The percentage of utilization level of
both pier is categorized as very well.
Key words: Pier, Cilacap Fishing Port, Rate of Utilization.

1) The Student at Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau


2) The Lecturer at Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau
3)The Lecturer at Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau

1
STUDI PEMANFAATAN DERMAGA DI PELABUHAN
PERIKANAN SAMUDERA CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

By

Mulyani Indah Putri 1) Syaifuddin2) Jonny Zain3)

ABSTRAK

mulyaniindahputri10@gmail.com

Dermaga merupakan salah satu fasilitas pokok di Pelabuhan Perikanan Samudera


Cilacap yang sangat diperlukan bagi suatu pelabuhan. Pentingnya dermaga bagi
pelabuhan, khususnya bagi pelabuhan perikanan terlihat dari adanya pemisahan
dermaga untuk aktivitas berbeda. Keberhasilan suatu pelabuhan dalam menjalankan
operasionalnya dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan di dermaga. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan dermaga dan tingkat
pemanfaatan dermaga di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Penelitian ini
telah dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap menggunakan metode
survei dengan melakukan pengamatan dan wawancara secara langsung dengan
pihak pelabuhan dan nelayan setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat pemanfaatan dermaga di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap yaitu
Dermaga I memiliki tingkat pemanfaatan dermaga bongkar muat sebesar 105,66%
sedangkan tingkat pemanfaatan dermaga bongkar muat pada Dermaga II dan III
adalah sebesar 121,27%. Persentase tingkat pemanfaatan kedua dermaga tersebut
dikategorikan sangat baik.
Kata kunci : Dermaga, Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Tingkat
Pemanfaatan.

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
3) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

2
PENDAHULUAN bongkar muat. Di dermaga ini
Latar Belakang aktivitas kapal sangat sedikit karena
Dermaga merupakan salah kapal jarang melakukan bongkar
satu fasilitas pokok yang sangat muat di dermaga III.
diperlukan bagi suatu pelabuhan. Tidak meratanya pemanfaatan
Pentingnya dermaga bagi pelabuhan, dermaga oleh armada perikanan yang
khususnya bagi pelabuhan perikanan ada di PPSC, dimana dermaga II lebih
terlihat dari adanya pemisahan dimanfaatkan dibanding dermaga I
dermaga untuk aktivitas berbeda. dan dermaga III. Demikian pula
Dermaga di PPSC terdiri atas tiga unit dermaga I lebih dimanfaatkan
yaitu dermaga I, dermaga II dan dibanding dermaga III diduga
dermaga III. Masing-masing dermaga disebabkan oleh beberapa hal
tersebut memiliki peruntukannya sehingga peruntukannya tidak sesuai
masing-masing yakni dermaga I dengan pelaksanaan yang ada.
untuk bongkar dan muat, dermaga II
untuk aktivitas bongkar dan mengisi Rumusan Masalah
perbekalan dan dermaga III untuk Keberhasilan suatu pelabuhan
aktivitas bongkar. dalam menjalankan operasionalnya
Dalam pelaksanaannya dapat dilihat dari aktivitas yang
dermaga I di PPSC yang terletak di dilakukan di dermaga. Dermaga di
Sungai Kali Yasa biasanya digunakan Pelabuhan Perikanan Samudera
untuk aktivitas kapal yang berukuran Cilacap ada tiga dermaga yaitu
kecil <10 GT yang akan melakukan dermaga I untuk bongkar dan muat
bongkar dan muat. Dermaga II di kapal <10 GT, dermaga II untuk
PPSC yang berada dekat Tempat aktivitas bongkar muat dan perawatan
Pelelangan Ikan (TPI) sangat banyak kapal atau perbaikan kapal dan
menampung aktivitas. Aktivitas yang dermaga III untuk aktivitas bongkar
dilakukan di dermaga II yaitu kapal dan muat kapal >10 GT.
melakukan bongkar, mengisi Dermaga I, II dan III
perbekalan untuk melaut dan tambat semuanya memiliki kondisi yang
setelah bongkar, kapal yang akan sama dan diberikan pelayanan yang
melakukan perawatan dan perbaikan sama pula. Pada dermaga I dan II
di dock, dan kapal yang sedang aktivitas di dermaga tersebut sangat
mengurus surat izin untuk berlayar. banyak dilakukan. Sedangkan
Pada dermaga II ini kapal dermaga III kurangnya terjadi
yang melakukan bongkar dan mengisi aktivitas kapal melakukan bongkar
perbekalan hanya kapal yang muat di dermaga ini. Padahal kondisi
berukuran 21 – 200 GT. Sedangkan dermaga ini sama dengan kondisi
untuk kapal yang berukuran 5-10 GT dermaga I dan II.
melakukan bongkar muat di Sungai Melalui penelitian ini akan
Kali Yasa. Sungai Kali Yasa ini masih terjawab penyebab terjadi perbedaan
termasuk bagian dari PPSC. Sungai pemanfaatan antara dermaga-
Kali Yasa juga termasuk kolam dermaga yang ada di PPSC.
pelabuhan untuk kapal berukuran <10
GT. Tujuan dan Manfaat
Dermaga III yang berada di Tujuan dari penelitian ini
bagian belakang kantor PPSC sangat adalah untuk mengetahui
kurang digunakan untuk melakukan pemanfaatan dermaga di PPS Cilacap.

3
Pemanfaatan dimaksud adalah (1) setempat, sedangkan data sekunder
Apakah dermaga yang ada telah diperoleh dari instansi pemerintah
dimanfaatkan sesuai peruntukannya yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera
(2) Berapakah ukuran dermaga yang Cilacap (PPSC).
dibutuhkan nelayan untuk
menampung aktivitasnya (3) Prosedur Penelitian
Berapakah tingkat pemanfaatan  Pengumpulan Data
masing-masing dermaga tersebut (4) Data yang dikumpulkan antara
Apa saja permasalahan yang terjadi di lain data primer dan data sekunder.
dermaga PPSC. Data primer diperoleh melalui
Manfaat dari penelitian ini petugas pelabuhan dan nelayan yang
sebagai informasi kebutuhan panjang ada di PPS Cilacap. Data sekunder
dermaga sesuai dengan kebutuhan diperoleh dari instansi terkait yaitu
nelayan setempat dan bahan PPS Cilacap (jumlah dermaga, tipe
pertimbangan pengelolaan dermaga. dermaga, ukuran dermaga, fasilitas
dermaga, jumlah dan ukuran kapal,
METODE PENELITIAN jumlah dan jenis alat tangkap dan
Waktu dan Lokasi Penelitian jumlah nelayan).
Penelitian ini dilaksanakan
pada 25 Januari – 5 Februari 2018 di  Analisis Data
Pelabuhan Perikanan Samudera Kebutuhan Fasilitas Dermaga
Cilacap, Desa Tegal Kamulyan, Menurut Zain et. al, (2011),
Kecamatan Cilacap Selatan, kebutuhan fasilitas bertujuan untuk
Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa mengetahui ukuran fasilitas yang
Tengah. dibutuhkan sesuai kondisi aktivitas
yang ada. Besarnya kebutuhan
Bahan dan Alat Penelitian fasilitas dermaga dapat dihitung
Bahan yang digunakan dalam menggunakan formula sebagai
penelitian ini adalah data jumlah berikut:
kapal dari buku Statistik Pelabuhan Dermaga Muat/Tambat
Perikanan Samudera Tahun 2016 dan L = (n . Lu . TS . S)/(Dc . T)
kuisioner dalam mengumpulkan data. Lu = 1.1 (Loa)
Sedangkan alat yang digunakan
antara lain alat tulis, kalkulator, Dermaga Bongkar
microsoft excel 2016 dan kamera L = (n . Lu . Q . S)/(Dc . U . T)
handphone. Lu = 1.1 (Loa)

Dimana:
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada L = Panjang dermaga yang
penelitian ini adalah metode survei, dibutuhkan (m)
dimana pengambilan data dengan N = Jumlah armada yang beroperasi
turun langsung ke lapangan. Data (unit)
yang diambil pada penelitian ini Q = Hasil tangkapan yang didaratkan
adalah data primer dan data sekunder. (ton)
Data primer diambil dengan S = Faktor ketidakteraturan
melakukan pengamatan, pengukuran Dc = Periode ulang pelayaran (hari)
dan wawancara secara langsung U = Kecepatan bongkar (ton/jam)
dengan pihak pelabuhan dan nelayan T = Waktu yang ada untuk pelayanan
(jam)

4
TS = Waktu pelayanan yang Pelaksana Pembangunan terdiri dari
diperlukan (jam) 11 Instansi / Departemen Terkait dan
LOA = Panjang kapal keseluruhan (m) Pertamina bertindak sebagai
penyandang dana. Hal ini disebabkan
Tingkat Pemanfaatan Fasilitas karena gagasan pembangunan yang
Menurut Zain et. al, (2011), telah diawali sejak dekade tahun
tingkat pemanfaatan fasilitas 1980-an oleh Direktorat Jenderal
bertujuan untuk membandingkan Perikanan dengan mengembangkan
ukuran fasilitas yang dimanfaatkan TPI Sentolo Kawat mengalami
dengan ukuran fasilitas yang ada. hambatan karena alur pelayaran
Besarnya tingkat pemanfaatan menuju dermaga berada satu jalur
fasilitas dapat dihitung menggunakan dengan alur pelayaran kapal tanker
formula sebagai berikut: Pertamina. Dengan demikian lokasi
pembangunan Pelabuhan Perikanan
P = (Up/Ut) . 100%
Cilacap dipindahkan ke lokasi yang
Dimana: baru agar tidak mengganggu lalu
P = Tingkat pemanfaatan fasilitas lintas kapal tanker Pertamina.
Up = Ukuran fasilitas yang dimanfaatkan Perairan Cilacap merupakan
Ut = Ukuran fasilitas yang tersedia perairan yang dalam dan curam
dengan dasar perairan umumnya
Tabel 1. Kriteria Tingkat pasir, tetapi dengan adanya Sungai
Pemanfaatan Fasilitas Kali Yasa yang bermuara di perairan
No Tingkat Jenis tersebut, maka di beberapa daerah
Pemanfaatan Pemanfaatan mempunyai dasar berlumpur. Hal ini
1 >100% Sangat Baik mengakibatkan Perairan Cilacap dan
2 76-100% Baik sekitarnya menjadi perairan yang
3 51-75% Kurang Baik subur dengan kandungan sumberdaya
4 26-50% Tidak Baik alam yang melimpah, dan berada di
5 1-25% Sangat Tidak pantai selatan Pulau Jawa dan
Baik berhadapan langsung dengan
Samudera Hindia yang dikenal
Hasil yang diperoleh dari memiliki potensi sumber daya ikan
perhitunagn tersebut diatas terutama Tuna dan Cakalang yang
selanjutnya dianalisis secara cukup melimpah, merupakan tempat
deskriptif untuk mengetahui tingkat yang sangat ideal untuk dijadikan
pemanfaatan fasilitas dermaga di PPS pelabuhan pangkalan bagi kapal-
Cilacap. kapal perikanan khususnya long line
dan gill net yang beroperasi di
HASIL DAN PEMBAHASAN Samudera Hindia.
Keadaan Umum PPS Cilacap
Pelabuhan Perikanan Samudera Unit Penangkapan Ikan di
(PPS) Cilacap diawali Pelabuhan Perikanan Samudera
pembangunannya pada tahun 1991 Cilacap
oleh Tim Pelaksana Pembangunan a. Kapal
yang dibentuk berdasarkan Armada perikanan yang
SK.Menko Ekuin dan Wasbang beroperasi di Pelabuhan Perikanan
Nomor Kep.09/M.EKUIN/1990 Samudera Cilacap terdiri dari dua
tanggal 24 Maret 1990. Tim jenis yaitu kapal motor dan motor

5
tempel. Sebahagian besar dari armada 5 Jaring Tiga 110 16.95%
tersebut adalah motor tempel, yakni Lapis
52,39%. Data selengkapnya tertera 6 Payang 12 1.85%
pada tabel berikut. 7 Arad 38 5.85%
8 Jaring Klitik 8 1.23%
Tabel 2. Jumlah Kapal Yang Jumlah 649 100%
Beroperasi di PPS Cilacap Tahun Sumber: Statistik Pelabuhan
2016 Perikanan Samudera Cilacap Tahun
No Jenis Jumlah Persentase 2016
Kapal (Unit)
1 Kapal 309 47,61% c. Nelayan
Motor Jumlah nelayan yang beraktifitas
2 Motor 340 52,39% di PPS Cilacap berdasarkan alat
Tempel tangkap antara lain longline, jaring
Jumlah 649 100% insang hanyut, pukat cincin, jaring
insang monofilamen, jaring tiga lapis,
Sumber: Statistik Pelabuhan payang, arad dan jaring klitik. jumlah
Perikanan Samudera Cilacap 2016 nelayan yang terbanyak berdasarkan
alat tangkap yaitu longline (2632
b. Alat Tangkap orang), jaring insang hanyut (1524
Jenis alat tangkap ikan yang orang) dan jaring tiga lapis (550
dioperasikan oleh nelayan di orang). Sedangkan jumlah nelayan
Pelabuhaan Perikanan Samudera yang paling sedikit pada alat tangkap
Cilacap antara lain longline, jaring jaring klitik (32 orang). Data jumlah
insang hanyut, pukat cincin, jaring nelayan berdasarkan alat tangkap
insang monofilamen, jaring tiga lapis, selengkapnya tertera pada tabel
payang, arad dan jaring klitik. Alat berikut:
tangkap yang dominan dioperasikan Tabel 4. Jumlah Nelayan di PPS
adalah longline (3236%) diikuti oleh Cilacap Tahun 2016
jaring insang monofilamen (2111%) No Jenis Alat Jumlah
dan jaring insang hanyut (19,57%). Tangkap (Orang)
sedangkan alat tangkap yang paling 1 Longline 2632
sedikit dioperasikan adalah jaring 2 Jaring Insang 1524
klitik (1,23%). Data jenis dan jumlah Hanyut
alat tangkap selengkapnya tertera 3 Pukat Cincin 210
pada tabel berikut: 4 Jaring Insang 548
Monofilamen
Tabel 3. Jumlah Alat Tangkap Ikan di 5 Jaring Tiga 550
PPS Cilacap Tahun 2016 Lapis
No Jenis Alat Jumlah Persentase 6 Payang 144
Tangkap (Unit) 7 Arad 152
1 Longline 210 32.36% 8 Jaring Klitik 32
2 Jaring Insang 127 19.57% Jumlah 5792
Hanyut Sumber: Statistik Pelabuhan
3 Pukat Cincin 7 1.08% Perikanan Samudera Cilacap Tahun
4 Jaring Insang 137 21.11% 2016
Monofilamen

6
Pemanfaatan Dermaga Pelabuhan melakukan bongkar muat di dermaga
Perikanan Samudera Cilacap ini sangat sedikit sehingga dalam
Dermaga di Pelabuhan pencatatan hasil tangkapan kurang
Perikanan Samudera Cilacap terdiri efisien. Karena kapal kecil melakukan
atas 3 dermaga utama yaitu dinamai bongkar di belakang rumah mereka,
dermaga I yang terletak di Sungai sehingga petugas yang semestinya
Kali Yasa, dermaga II terletak di mencatat di dermaga harus pergi ke
dekat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) tempat mereka bongkar. Hal ini
dan dermaga III terletak di dekat membuat pencatatan hasil produksi
bagian belakang kantor PPS Cilacap. terkadang ada yang tercatat dan tidak
tercatat.
Dermaga I Dermaga I memiliki tingkat
Pada dermaga I ada tiga unit pemanfaatan dermaga bongkar muat
dermaga dan memiliki tipe dermaga sebesar 105,66%.
wharf yang memiliki ukuran panjang
36 m dan lebar 4,75 m. Dermaga I ini Dermaga II dan III
dilengkapi dengan bolder dan fender, Dermaga II di PPS Cilacap
dimana bolder pada dermaga ini sekarang ini sudah diberi tanda nama
terbuat dari beton sedangkan fender setiap unit dermaga yang ada. Pada
terbuat dari karet. Jumlah bolder di dermaga terdiri dari 11 unit dermaga
dermaga ini sebanyak 18 buah dan dengan setiap dermaga diberi tanda
jumlah fender sebanyak 30 buah nama yang berbeda yaitu dermaga
dimana setiap satu unit dermaga II.1-II.11. Untuk dermaga II.1
terdapat 6 bolder dan 10 fender. Pada memiliki tipe dermaga wharf dan
dermaga ini ada dua bolder yang dermaga II.2-II.11 memiliki tipe
rusak dan satu fender yang rusak. Jadi dermaga jetty. Dermaga II.1 di
terdapat 16 bolder dalam kondisi baik gunakan untuk sebagai dermaga lapor
dan 29 fender dalam kondisi baik. dengan panjang ukuran dermaga II.1
Dermaga I di khususkan untuk 30 m dan lebar 8 m. Dan dermaga ini
kapal yang berukuran <10 GT untuk dilengkapi dengan 3 bolder yang
melakukan aktivitas bongkar dan terbuat dari beton serta 12 fender
muat. Tetapi banyak nelayan yang karet dalam kondisi baik. Dermaga
tidak menggunakan dermaga I untuk lapor ini dipakai pada saat kapal yang
bongkar dan muat. Nelayan yang akan melakukan untuk tambat dan
mempunyai kapal ukuran kecil bongkar. Tetapi sekarang ini dermaga
melakukan bongkar dan muat di lapor tidak dimanfaatkan dengan
Sungai Kali Yasa dekat belakang semestinya. Karena ada bagian
rumah mereka. Alasan nelayan dermaga yang rusak dan kedalaman
melakukan bongkar disana, karena kolam yang dangkal, sehingga kapal
lebih dekat dari rumah mereka dan besar dan sedang tidak melakukan
sudah ada pemasok ikan yang aktivitas di dermaga lapor untuk
mengambil hasil tangkapan. melakukan izin tambat, bongkar dan
Dermaga I yang dikhususkan melaut.
untuk kapal kecil tidak dimanfaatakan Dermaga II.2 dan II.3
sebagaimana mestinya. Dermaga I digunakan untuk melakukan aktivitas
sekarang ini digunakan untuk tambat bongkar ikan pada kapal yang
kapal rusak dan tambat kapal ukuran berukuran >10 GT. Pada dermaga II.2
sedang serta kapal kecil. Kapal yang dan II.3 sudah dilengkapi dengan

7
bolder sebanyak 12 buah, fender perbaikan dan perawatan kapal
sebanyak 37 buah dan crane sebanyak apabila diperlukannya pengerjaannya
8 buah. Crane di dermaga ini menggunakan alat yang memakai
digunakan untuk mempermudah arus listrik.
dalam mengangkat ikan dari kapal ke Dermaga III di PPS Cilacap
atas dermaga. Kapasitas kapal untuk terdapat tiga unit dermaga yang diberi
melakukan bongkar sebanyak 8 kapal tanda nama yaitu III.1-III.3 dan
dengan panjang dermaga 42,8 m dan dermaga III.1-III.3 memiliki tipe
lebar 2,7 m setiap satu unit dermaga. dermaga jetty. Dermaga III digunakan
Pada dermaga II.3 ada satu untuk aktivitas bongkar dan muat
kapal yang menghambat dalam proses kapal berukuran >20GT. Dermaga
aktivitas bongkar. Karena kapal ini III.1 memiliki panjang dermaga 48 m
rusak dan belum dipindahkan oleh dan lebar 5 m serta dilengkapi dengan
pemilik kapal. Kapasitas yang 10 bolder terbuat dari beton dan
seharusnya dapat digunakan 4 kapal fender karet sebanyak 18 buah.
dalam satu unit dermaga karena hal Dermaga III.2 memiliki panjang
tersebut hanya bisa digunakan untuk dermaga 42 m dan lebar 5 m serta
3 kapal saja. Dan hal ini sangat dilengkapi dengan 10 bolder dan
mengganggu dalam proses bongkar. fender karet sebanyak 14 buah.
Bila saat banyak kapal yang akan Dermaga III.3 memiliki panjang
melakukan bongkar dermaga bongkar dermaga 50 m dan lebar 5 m serta
ini hanya bisa digunakan untuk 7 dilengkapi juga dengan bolder terbuat
kapal saja. Dan kapal yang ingin dari beton sebanyak 10 buah dan
melakukan bongkar harus antri di fender karet sebanyak 16 buah.
dermaga tambat untuk menunggu Tingkat pemanfaatan dermaga
kapal lain siap bongkar. bongkar muat pada dermaga II dan III
Dermaga II.4-II.7 digunakan adalah sebesar 121,27%.
untuk tambat kapal serta mengisi
perbekalan dengan panjang dermaga Pembahasan
39,4 m dan lebar 2,7 m setiap satu unit Dermaga di Pelabuhan
dermaga. Terdapat sebanyak 27 Perikanan Samudera Cilacap terdiri
bolder yang terbuat dari beton dan dari dermaga I, dermaga II dan
fender karet sebanyak 63 buah. dermaga III. Pada dermaga I terdapat
Dermaga II.8-II.11 digunakan 3 unit dermaga yang memiliki tipe
kapal yang tambat untuk aktivitas dermaga wharf. Dermaga II terdapat
perawatan dan perbaikan kecil pada 11 unit dermaga, 1 unit bertipe
kapal ukuran besar. Dermaga ini dermaga wharf dan 10 unit dermaga
memiliki panjang 39,4 m dan lebar bertipe jetty. Dermaga III terdapat 3
2,7 m setiap satu unit dermaga. Dan unit dermaga yang memiliki tipe
dermaga ini juga dilengkapi dengan dermaga jetty.
bolder yang terbuat dari beton Tipe dermaga wharf dan jetty
sebanyak 18 buah dan fender karet memiliki kelebihan dan kelemahan
sebanyak 31 buah. masing-masing. Dermaga wharf
Untuk dermaga II.8 dan II.9 dapat digunakan sebagai tempat
dermaga tidak hanya disediakan merapat kapal sekaligus sebagai
bolder dan fender. Pada dermaga ini penahan tanah yang ada
tersedia colokan atau sumber arus dibelakangnya (Wijaya, 2016).
listrik untuk melakukan aktivitas Adapun salah satu kelemahan

8
dermaga tipe wharf yaitu hanya dapat Sungai Kali Yasa meminta izin
digunakan pada salah satu sisinya kepada pihak PPS Cilacap untuk
sehingga daya tampung terhadap melakukan tambat labuh di dermaga
kapal lebih sedikit. Menurut III.1. Dermaga III.2-III.3 digunakan
Rafsanjani (2017), penggunaan untuk melakukan aktivitas bongkar
dermaga tipe wharf hanya pada satu muat kapal berukuran >10 GT.
sisi berpengaruh pada jumlah kapal Aktivitas yang ada setiap unit
yang dapat memanfaatkan dermaga dermaga dapat diketahui bahwa
ini, dibandingkan dengan penggunaan aktivitas bongkar dan muat masih
dermaga tipe jetty, jumlah kapal pada dilakukan pada dermaga yang sama
dermaga wharf tentunya lebih yaitu pada dermaga I.1-1.3 dan III.2-
sedikit. III.3. Tetapi pada dermaga I.1-1.3
Salah satu kelebihan sangat sedikit nelayan yang
penggunaan dermaga tipe jetty adalah melakukan bongkar muat
dapat digunakan pada kedua sisi dikarenakan nelayan yang memiliki
dermaga. Menurut Wijoyo (2001) kapal berukuran <10 GT lebih banyak
dermaga tipe jetty berbentuk jari lebih melakukan aktivitas bongkar muat di
efisien karena dapat digunakan untuk tepi Sungai Kaliyasa dekat rumah
merapat kapal pada kedua sisi untuk nelayan tersebut. Sedangkan dermaga
dermaga yang sama. II aktivitas bongkar muat tidak
Aktivitas bongkar dan muat di dilakukan pada dermaga yang sama.
PPS Cilacap dapat dilakukan pada Dimana untuk aktivitas bongkar
dermaga I, II, dan III. Dermaga I.1-I.3 dilakukan di dermaga II.2-II.3 dan
aktivitas bongkar muat pada dermaga aktivitas muat dilakukan di dermaga
ini dilakukan di dermaga yang sama II.4-II.7. Dilihat dari aktivitas yang
yaitu aktivitas bongkar dan muat terjadi di setiap dermaga lebih baik
dapat dilakukan pada dermaga I.1,I.2 aktivitas bongkar muat dilakukan
dan I.3 untuk kapal berukuran <10 pada dermaga secara terpisah.
GT. Dermaga II.1 digunakan sebagai Dengan dilakukannya aktivitas
dermaga lapor, dimana kapal yang bongkar muat di dermaga yang
akan mengurus surat izin di berbeda, hal ini dapat memperlancar
Syahbandar akan tambat di dermaga aktivitas yang ada di dermaga dan
lapor tersebut. Dermaga II.2-II.3 dermaga yang biasanya jarang
digunakan untuk khusus kapal digunakan dapat dimanfaatkan
berukuran >10 GT melakukan dengan sesuai peruntukkan yang ada.
aktivitas bongkar. Dermaga II.4-II.7 Dermaga seharusnya dimanfaatkan
digunakan untuk aktivitas muat dan sesuai peruntukkannya, misalnya
tambat kapal berukuran >10 GT. dermaga tambat digunakan untuk
Dermaga II.8-II.11 digunakan untuk aktivitas tambat kapal, dermaga
aktivitas kapal yang akan melakukan bongkar untuk melakukan aktivitas
perawatan dan perbaikan kapal bongkar dan dermaga muat untuk
berukuran >10 GT. Dermaga III.1 melakukan aktivitas muat (Kastanya,
digunakan untuk tambat kapal 2013).
compreng dan kapal fiber yang Pemanfaatan dermaga di PPS
berukuran <10 GT di karenakan Cilacap dikelompokkan berdasarkan
terjadi pendangkalan di sepanjang tonnage, pada dermaga I
Sungai Kali Yasa sehingga kapal peruntukkannya dikhususkan untuk
kecil yang biasanya tambat di daerah kapal dengan ukuran <10 GT, pada

9
dermaga II dan III peruntukkannya sebesar 121,27%. Persentase tingkat
dikhususkan untuk kapal dengan pemanfaatan dermaga tersebut
ukuran >10GT. Pada pemanfaatan dikategorikan sangat baik. Tingkat
sebenarnya yang terjadi dilapangan pemanfaatan dermaga I sebesar
dermaga I telah dimanfaatkan oleh 105,66% merupakan tingkat
kapal dengan ukuran <10 GT artinya pemanfaatan yang dihitung
pemanfaatan dermaga I telah sesuai berdasarkan 17 unit kapal dari total
dengan peruntukkannya berdasarkan keselurahan kapal sebanyak 324 unit.
tonnage kapal. Pemanfaatan dermaga Sedangkan sisanya sebanyak 307 unit
II juga telah sesuai dengan kapal melakukan aktivitas bongkar
peruntukkannya berdasarkan tonnage muat di luar dermaga I yaitu Sungai
kapal, kapal yang melakukan aktivitas Kaliyasa.
pada dermaga II memiliki ukuran > Pada dermaga II dan III, tingkat
10 GT. Sedangkan pada dermaga III pemanfaatan dermaga telah sesuai
masih terdapat salah satu unit dengan pemanfaatan yang terjadi
dermaga yang pemanfaatannya secara real dilapangan dimana
digunakan oleh kapal dengan ukuran dermaga II dan III telah dimanfaatkan
<10 GT misalnya kapal fiber. dengan sangat baik sesuai dengan
Pengelompokkan pemanfaatan peruntukkan dermaga.
dermaga berdasarkan tonnage kapal Tingkat pemanfaatan ketiga
merupakan suatu keuntungan, karena dermaga yang ada di PPS Cilacap
adanya persamaan ukuran kapal pada telah masuk kedalam kategori sangat
dermaga akan mempermudah baik oleh karena itu pemanfaatan di
aktivitas tambat kapal. Aktivitas dermaga ini perlu dipertahankan agar
tambat kapal akan menjadi lebih tetap baik. Selain itu, sebaiknya
mudah karena kapasitas dermaga kapal-kapal kecil yang melakukan
telah sesuai dengan ukuran GT kapal bongkar muat di sekitar Sungai Kali
pada dermaga tersebut. Selain itu, Yasa seharusnya melakukan aktivitas
peruntukkan dermaga telah bongkar muat di dermaga I untuk
disesuaikan dengan ukuran dermaga mempermudah perekapan hasil
tersebut, misalnya pada dermaga II tangkapan oleh pihak PPS Cilacap.
dan III memiliki ukuran yang lebih Menurut Marselinaeltin (2016),
tinggi dibandingkan dermaga I, Pencatatan data hasil tangkapan
sehingga apabila kapal yang dilakukan setelah kapal selesai
melakukan bongkar muat pada melakukan bongkar di dermaga yang
dermaga ini mempunyai ukuran <10 ada di PPS Cilacap. Oleh karena itu
GT akan lebih sulit untuk melakukan kapal-kapal kecil ukuran <10 GT
aktivitas bongkar dan muat karena yang melakukan aktivitas bongkar
ukuran dermaga terlalu tinggi muat di sepanjang Sungai Kali Yasa
sehingga sulit diraih. Sebaiknya, seharusnya memanfaatkan dermaga
pemanfaatan dermaga tetap dilakukan sebagai fasilitas untuk aktivitas
sesuai dengan tonnage kapal agar bongkar muat. Selain itu Syahbandar
pemanfaatan lebih efisien dan teratur. perlu melakukan pengelolaan dan
Dermaga I memiliki tingkat pengawasan terhadap kapal-kapal
pemanfaatan dermaga bongkar muat yang melakukan aktivitas di dermaga,
sebesar 105,66% sedangkan tingkat seperti memperbaiki manajemen
pemanfaatan dermaga bongkar muat waktu sehingga masing-masing kapal
pada dermaga II dan III adalah

10
dapat melakukan aktivitas bongkar peruntukkan dermaga sedangkan
muat dengan tertib. pada dermaga III aktivitas bongkar
muat belum sesuai dengan
KESIMPULAN DAN SARAN peruntukkan dermaga dikarenakan
kapal yang melakukan aktivitas
Kesimpulan bongkar muat di dermaga II dan III
Pelabuhan Perikanan Samudera merupakan kapal yang sama,
Cilacap memiliki 3 dermaga yaitu sehingga diasumsikan bahwa
dermaga I sebanyak 3 unit dengan perhitungan tingkat pemanfaatan
tipe dermaga wharf, dermaga II dermaga II dan III digabung. Total
sebanyak 1 unit dengan tipe dermaga panjang dermaga bongkar dan muat
wharf dan 10 unit dengan tipe yang dimanfaatkan pada dermaga II
dermaga jetty dan dermaga III dan III adalah 1120,58 m.
sebanyak 3 unit dengan tipe dermaga Dermaga I memiliki tingkat
jetty. Dermaga I dimanfaatkan untuk pemanfaatan dermaga bongkar muat
aktivitas bongkar dan muat kapal sebesar 105,66% sedangkan tingkat
berukuran <10 GT. Dermaga II pemanfaatan dermaga bongkar muat
dimanfaatkan untuk aktivitas pada dermaga II dan III adalah
bongkar, muat dan perbaikan kapal sebesar 121,27%. Persentase tingkat
berukuran >10 GT. Dermaga III pemanfaatan kedua dermaga tersebut
dimanfaatkan untuk aktivitas bongkar dikategorikan sangat baik.
muat kapal berukuran >10 GT.
Dermaga I, II dan III memiliki Saran
fasilitas dermaga yang sama dengan Untuk aktivitas di dermaga agar
kondisi masih baik. lebih dapat di gunakan sesuai
Dermaga I memiliki ukuran peruntukkan dermaga masing-
panjang keseluruhan dermaga masing. Manajemen dalam
sepanjang 108 m. Panjang dermaga pengelolaan aktivitas di dermaga
bongkar yang dimanfaatkan pada lebih di perhatikan lagi. Khususnya
dermaga I adalah sebesar 63,19 m untuk dermaga I yang kebanyakan
sedangkan panjang dermaga muat pemilik kapal/nelayan/ABK yang
yang dimanfaatkan sebesar 50,92 m berukuran <10 GT tidak melakukan
sehingga total keseluruhan panjang bongkar muat di dermaga yang telah
dermaga bongkar dan muat pada disediakan. Hal ini dapat
dermaga I adalah 114,11 m. mengganggu dalam perekapan data
Dermaga II dan III yang hasil tangkapan dan juga kurangnya
memiliki ukuran panjang keseluruhan dimanfaatkan dermaga sesuai dengan
yaitu 924 m, pada bagian samping kiri peruntukkannya. Sebaiknya
dan kanan dermaga dimanfaatkan dilakukan pemindahan kapal rusak
untuk aktivitas bongkar dan muat yang tambat di dermaga I yang dapat
kapal. Panjang dermaga bongkar yang mengganggu aktivitas bongkar muat
dimanfaatkan pada dermaga II dan III serta memberi sanksi kepada pemilik
adalah sebesar 304,72 m dan ukuran kapal.
panjang dermaga muat yang Melakukan pengerukkan kolam
dimanfaatkan adalah sebesar 815,86 pada dermaga II.1 agar dermaga lapor
m. yang telah ada dapat digunakan
Aktivitas bongkar muat pada dengan semestinya dan melakukan
dermaga II telah sesuai dengan

11
perbaikan pada dermaga lapor yang Statistik PPS Cilacap 2015.
sebagian sisi dermaga rusak. Dinas Jendral Perikanan
Memindahkan kapal rusak yang Tangkap. Pelabuhan
ada pada dermaga II agar tidak Perikanan Samudera Cilacap.
mengganggu aktivitas kapal yang lain
untuk melakukan bongkar, muat dan Laporan Tahunan Statistik PPSC.
tambat, kemudian membersihkan 2016. Laporan Tahunan
sampah yang ada di kolam dermaga II Statistik PPS Cilacap 2016.
supaya tidak sering terjadi Dinas Jendral Perikanan
pendangkalan kolam. Terutama pada Tangkap. Pelabuhan
dermaga II.4-II.7 sangat banyak Perikanan Samudera Cilacap.
sampah yang terapung di perairan.
Padahal dermaga ini sangat banyak Lestari, J.A. 2017. Studi Pemanfaatan
kapal yang tambat serta melakukan Fasilitas Tempat Pendaratan
pengisian perbekalan karena sampah Ikan Di Kelurahan Pasar
ini dapat mengganggu untuk Bawah Kabupaten Bengkulu
kelancaran dalam aktivitas yang Selatan Provinsi Bengkulu
terjadi di dermaga ini. [Skripsi]. Fakultas Perikanan
Dan Kelautan. Universitas
DAFTAR PUSTAKA Riau. Pekanbaru.
Apriana, M. 2013. Studi Pemanfaatan
Fasilitas Pangkalan Marselinaeltin, P. 2016. Laporan
Pendaratan Ikan Labuhanhaji Magang Pendataan Hasil
Kabupaten Aceh Selatan Tangkapan Alat Tangkap
Provinsi Aceh [Skripsi]. Longline Di Tempat
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Pelelangan Ikan (TPI)
Kelautan. Universitas Riau. Pelabuhan Perikanan
Pekanbaru. Samudera Cilacap Provinsi
Jawa Tengah. Fakultas
Ekarianti, Y. 2009. Studi Perikanan dan Kelautan
Pemanfaatan Fasilitas Universitas Brawijaya.
Pelabuhan Perikanan Pantai
Lempasing Provinsi Lampung Marwanto. 2013. Studi Pemanfaatan
[Skripsi]. Fakultas Perikanan Fasilitas Tempat Pendaratan
Dan Ilmu Kelautan. Ikan Di Kecamatan Bantan
Universitas Riau. Pekanbaru. Kabupaten Bengkalis Provinsi
Riau [Skripsi]. Fakultas
Kholijah. 2014. Evaluasi Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Pemanfaatan Fasilitas Di Universitas Riau. Pekanbaru.
Pelabuhan Perikanan
Nusantara Sungailiat Provinsi Nurholis. 2014. Studi Pemanfaatan
Kepulauan Bangka Belitung Fasilitas Fungsional
[Skripsi]. Fakultas Perikanan Pelabuhan Perikanan
Dan Ilmu Kelautan. Samudera Bungus Provinsi
Universitas Riau. Pekanbaru. Sumatera Barat [Skripsi].
Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Laporan Tahunan Statistik PPSC. Kelautan. Universitas Riau.
2015. Laporan Tahunan Pekanbaru.

12
Peraturan Menteri Kelautan dan Kementerian Kelautan dan
Perikanan Nomor Perikanan.
Per.8/Men/2012 Tentang
Pelabuhan Perikanan. Pelabuhan Perikanan Samudera
Cilacap.2016. Statistik
Peraturan Menteri Kelautan dan Pelabuhan Perikanan
Perikanan Republik Indonesia Samudera Cilacap. Cilacap.
Nomor Per.16/Men/2006
Tentang Kepelabuhanan Pianc. 1999. Pelabuhan Perikanan
Perikanan. Nusantara Sibolga, Laporan
Studi Pengerjaan Master Plan,
Peraturan Menteri Kelautan dan Direktorat Jendral Perikanan,
Perikanan Republik Indonesia Departemen Pertanian,
Nomor Per.19/Men/2006 Jakarta.
Tentang Pengangkatan
Syahbandar di Pelabuhan Purba, B.C.H. 2017. Studi
Perikanan. Pemanfaatan Dermaga
Pelabuhan Perikanan
Peraturan Menteri Kelautan dan Nusantara Pelabuhanratu
Perikanan Republik Indonesia Provinsi Jawa Barat [Skripsi].
Nomor Per.18/Men/2010 Fakultas Perikanan Dan
Tentang Logbook Kelautan. Universitas Riau.
Penangkapan Ikan. Pekanbaru.

Peraturan Menteri Kelautan dan Purba, E.N. 2015. Studi Kebutuhan


Perikanan Republik Indonesia Fasilitas Pelabuhan Perikanan
Nomor Per.12/Men/2012 Di Kelurahan Terkul
Tentang Usaha Perikanan Kecamatan Rupat Kabupaten
Tangkap di Laut Lepas. Bengkalis Provinsi Riau
[Skripsi]. Fakultas Perikanan
Peraturan Menteri Kelautan dan Dan Ilmu Kelautan.
Perikanan Republik Indonesia Universitas Riau. Pekanbaru.
Nomor Per.13/Men/2013
Tentang Sertifikat Hasil Rafsanjani, S. 2017. Perencanaan
Tangkapan Ikan. Pelabuhan Sungai Di Pulau
Tayan. Jurnal Online
Peraturan Menteri Kelautan dan Mahasiswa Arsiktetur
Perikanan Republik Indonesia Universitas Tanjungpura 5:
Nomor Per.20/Men/2014 118-131.
Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Triatmodjo, B. 1996. Pelabuhan. Beta
Pelabuhan Perikanan. Offset. Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor Undang-Undang Nomor 17/UU/2018


Per.75/PP/2015 Tentang Tarif Tentang Pelayaran.
Atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak Pada

13
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 31/UU/2004 Tentang
Perikanan.

Varlina, I.N. 2011. Studi


Pemanfaatan Fasilitas
Pangkalan Pendaratan Ikan
PT. Pulau Mas Moro Mulia
Kecamatan Moro Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan
Riau [Skripsi]. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Universitas Riau. Pekanbaru.

Wijaya, K.E. 2016. Optimasi Tingkat


Pelayanan Dermaga Pada
Pelabuhan Bakauheni
Provinsi Lampung [Skripsi].
Universitas Lampung. Bandar
Lampung.

Wijoyo, P.H. 2008. Tinjauan Umum


Pelabuhan Sebagai Prasarana
Transportasi. Batam.

Zain, J. Syaifuddin, A H Yani. 2011.


Pelabuhan Perikanan. Pusat
Pengembangan Pendidikan.
Universitas Riau. Pekanbaru.
55 hal.

Zulmaidah. 2015. Pemanfaatan


Fasilitas Di Pelabuhan
Perikanan Lampulo
Kecamatan Kuta Alam Kota
Banda Aceh Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam
[Skripsi]. Fakultas Perikanan
Dan Ilmu Kelautan.
Universitas Riau. Pekanbaru.

14

Anda mungkin juga menyukai