Disusun oleh:
1 | CLASSES I P A D D R E S S
DAFTAR ISI
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “ CLASSES IP ADDRESS” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah banyak
membantu sehingga pembuatan makalah ini dapat berjalan lancar. Semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis
2 | CLASSES I P A D D R E S S
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IP Address
Sebuah alamat IP adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi
sebuah perangkat secara unik pada sebuah jaringan IP. Alamat IP terdiri dari 32 bit
binary yang terdiri dari porsi network dan porsi host dengan bantuan dari sebuah
“subnet mask”. 32 bit binary terbagi dalam 4 octet (1 octet = 8 bit). Masing-masing
octet dikonversi menjadi ”decimal” dan dipisahkan dengan tanda titik (dot). Dengan
demikian, sebuah alamat IP dinyatakan dalam format ”dotted decimal” (contoh,
172.16.81.100). Nilai dari masing-masing octet berkisar antara 0 sampai 255 dalam
“decimal”, atau 00000000 – 11111111 dalam “binary”.
2.2 IPv4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang
menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis
dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296
host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit)
dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4
tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host
yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host, bila host yang
ada di seluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan
subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
3 | CLASSES I P A D D R E S S
segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router
IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis
terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan
menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem
di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network
identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah
Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak
dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka
terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus
untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau
sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host
identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam
network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
4 | CLASSES I P A D D R E S S
Oktet Oktet
Kelas
pertama pertama Digunakan oleh
Alamat IP
(desimal) (biner)
Kelas A 1–126 0xxx xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala besar
Kelas C 192–223 110x xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala kecil
2.2.3.1 Kelas A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit
tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit
berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network
identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier.
Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap
jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk
mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
2.2.3.2 Kelas B
2.2.3.3 Kelas C
Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di
dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya
(untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier.
5 | CLASSES I P A D D R E S S
8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini
memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap
network-nya.
2.2.3.4 Kelas D
2.2.3.5 Kelas E
6 | CLASSES I P A D D R E S S
Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar
dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni
alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP
dalam ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara
langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan
menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di
dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat
pribadi).
Alamat publik
Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan
berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak
ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah
terhubung ke Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat
diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat
publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke sebuah
alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan Internet.
Alamat ilegal
Alamat Privat
7 | CLASSES I P A D D R E S S
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik
terhadap Internetwork IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah
jaringan yang terhubung ke Internet akan membutuhkan sebuah alamat yang
unik secara global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang
sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya
ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam
intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat
publik yang unik secara global.
10.0.0.0/8
172.16.0.0/12
192.168.0.0/16
8 | CLASSES I P A D D R E S S
Sementara itu ada juga sebuah ruang alamat yang digunakan untuk alamat IP
privat dalam beberapa sistem operasi:
169.254.0.0/16
1. 10.0.0.0/8
2. 172.16.0.0/12
3. 192.168.0.0/16
4. 169.254.0.0/16
9 | CLASSES I P A D D R E S S
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah
menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan Internet
yang sangat pesat.
10 | CLASSES I P A D D R E S S
yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat
multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host
yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang
dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun
menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke
beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi.
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet
broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis
alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan
antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh
teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan
Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat
broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara
mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas
(classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya
adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan
sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang
berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan
alamat network broadcast.
11 | CLASSES I P A D D R E S S
Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset
semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas
(classless). Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya
adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan
paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara
subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang
ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan
menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922
mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke
semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum
banyak diimplementasikan.
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit
alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau
255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan
penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia
12 | CLASSES I P A D D R E S S
belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika
proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol
(BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan
DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas
yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan
memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya
dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di
dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan
tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja
hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai
limited broadcast.
2.3 IPV6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4). Alamat IP versi 6 (sering disebut
sebagai alamat IPv6) sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam
protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi 6. Panjang
totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2 128=3,4 x 1038
host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IPv6 adalah
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang
dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi
oleh mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian
Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider,
mobilitas host, endto- end security, maupun konfigurasi otomatis.
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total
alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki
panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada
kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga
implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang
memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2 128=3,4 x 1038
alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang
alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk
infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi
kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCPv6 Server
sebagai pengelola alamat. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static
13 | CLASSES I P A D D R E S S
address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server
dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat
IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order
bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit)
sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada
tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut
dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah
Format Prefix.
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit,
yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap
blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan
colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal
format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101
010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a
14 | CLASSES I P A D D R E S S
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0
pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit
terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21da:d3:0:2f3b:2aa:ff:fe28:9c5a
Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-
nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet
identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya
15 | CLASSES I P A D D R E S S
prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks
menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai
contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:
3ffe:2900:d005:f28b::/64
Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai
prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi
menjadi alamat-alamat berikut:
16 | CLASSES I P A D D R E S S
Alamat unicast global
Alamat unicast site-local
Alamat unicast link-local
Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
Alamat unicast loopback
Alamat unicast 6to4
Alamat unicast ISATAP
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4.
Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat
publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan
menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa.
Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site,
dan Node).
Next Level
Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer
Aggregation 24 bit
tertentu.
Identifier (NLA ID)
Site Level Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs
Aggregation 16 bit individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat
Identifier (SLA ID) mengubah bagian alamat ini.
17 | CLASSES I P A D D R E S S
2. Unicast site-local addresses
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang
lingkup dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik
sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam
sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini
adalah FEC0::/48.
Mengizinkan hingga
16
65536 (2 ) subnet
dalam sebuah struktur
subnet datar.
Administrator juga
Subnet Identifier 16 bit dapat membagi bit-bit
yang yang memiliki
nilai tinggi (high-order
bit) untuk membuat
sebuah infrastruktur
routing hierarkis.
Berfungsi sebagai
alamat dari sebuah
Interface Identifier 64 bit
node dalam subnet
yang spesifik.
Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam
subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private
Internet Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas.
host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat
ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi
resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang
digunakan oleh jenis alamat ini adalah fe80::/64.
Panjan Keteranga
Field
g n
18 | CLASSES I P A D D R E S S
Berfungsi
sebagai
tanda
11111110100000000000000000000000000000000000000000000000000
64 bit pengenal
00000
alamat
unicast
link-local.
Berfungsi
sebagai
alamat dari
sebuah
Interface ID 64 bit node
dalam
subnet
yang
spesifik.
Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan
oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk
meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni
0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat
menjadi dua titik dua (::).
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan
IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering
digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan
prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk
membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan format
2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam notasi
colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik
19 | CLASSES I P A D D R E S S
IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6
2002:9d3c:5b7b::/48.
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global
address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host
IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat
ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau
alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit
dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5efe), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4
yang dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat
ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani
alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan
alamat publik IPv4.
8. Multicast Address
Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-
paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua
interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh
alamat multicast IPv6 adalah ff00::/8.
11111111 8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
20 | CLASSES I P A D D R E S S
9. Anycast Address
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi
diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4.
Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang
memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast,
tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
2.4 SUBNETTING
21 | CLASSES I P A D D R E S S
Fungsi subnetting antara lain sbb:
1. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak
akan bertabrakan (collision) atau macet.
2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3. Pengelolaan yang disederhanakan.
4. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,
2.4.3 Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara
lain :
1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
2. Menentukan jumlah host per subnet.
3. Menentukan subnet yang valid.
4. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
5. Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
2.4.4 Teknik Subnetting
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa
menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita
hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya
yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita
akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik
subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask
ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan
menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
22 | CLASSES I P A D D R E S S
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork
yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-
masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling
berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti.
Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut
dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
23 | CLASSES I P A D D R E S S
Class Oktet Pertama Subnet Mask Default Private Address
A 1 - 127 255.0.0.0 10.0.0.0 – 10.255.255.255
B 128 - 191 255.255.0.0 172.16.0.0 – 172.31.255.255
C 192 - 223 255.255.225.0 192.168.0.0 – 192.168.255.255
24 | CLASSES I P A D D R E S S
2. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja
yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini
adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
BINARY OCNET DECIMAL
00000000 0
10000000 128
11000000 192
11100000 224
11110000 240
11111000 248
11111100 252
11111110 254
11111111 255
BAB 3
25 | CLASSES I P A D D R E S S
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
26 | CLASSES I P A D D R E S S
DAFTAR PUSTAKA
27 | CLASSES I P A D D R E S S