Anda di halaman 1dari 27

CLASSES IP ADDRESS

Disusun oleh:

ERIKSON JOSUA NAPITUPULU


1911010002
Komunikasi Data dan Jaringan

Fakultas Ilmu Komputer


Teknik Informatika

INSTITUT INFORMATIKA DAN


BISNIS DARMAJAYA
2020/2021

1 | CLASSES I P A D D R E S S
DAFTAR ISI

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “ CLASSES IP ADDRESS” dengan lancar.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah banyak
membantu sehingga pembuatan makalah ini dapat berjalan lancar. Semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Penulis

2 | CLASSES I P A D D R E S S
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IP Address
Sebuah alamat IP adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi
sebuah perangkat secara unik pada sebuah jaringan IP. Alamat IP terdiri dari 32 bit
binary yang terdiri dari porsi network dan porsi host dengan bantuan dari sebuah
“subnet mask”.  32 bit binary terbagi dalam 4 octet (1 octet = 8 bit). Masing-masing
octet dikonversi menjadi ”decimal” dan dipisahkan dengan tanda titik (dot). Dengan
demikian, sebuah alamat IP dinyatakan dalam format ”dotted decimal” (contoh,
172.16.81.100). Nilai dari masing-masing octet berkisar antara 0 sampai 255 dalam
“decimal”, atau 00000000 – 11111111 dalam “binary”.

2.2 IPv4

Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang
menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis
dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296
host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit)
dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4
tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host
yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host, bila host yang
ada di seluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.

2.2.1 Representasi Alamat

Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-


decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam
beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet
berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat
beberapa pengecualian nilai).

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan
subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:

 Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang


digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host
berada.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan

3 | CLASSES I P A D D R E S S
segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router
IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis
terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan
menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem
di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network
identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah
Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak
dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka
terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
 Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus
untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau
sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host
identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam
network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.

2.2.2 Jenis-Jenis Alamat

Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

 Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah


antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat
unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
 Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh
setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan
dalam komunikasi one-to-everyone.
 Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu
atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat
multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

2.2.3 Kelas-Kelas Alamat

alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet


pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP
versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit
awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat
dengan menggunakan representasi desimal.

4 | CLASSES I P A D D R E S S
Oktet Oktet
Kelas
pertama pertama Digunakan oleh
Alamat IP
(desimal) (biner)

Kelas A 1–126 0xxx xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala besar

Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga


Kelas B 128–191 10xx xxxx
skala besar

Kelas C 192–223 110x xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala kecil

Kelas D 224–239 1110 xxxx Alamat multicast (bukan alamat unicast)

Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat


Kelas E 240–255 1111 xxxx
percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)

2.2.3.1 Kelas A

Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit
tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit
berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network
identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier.
Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap
jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk
mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

2.2.3.2 Kelas B

Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga


skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke
bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan
membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir)
merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan
65,534 host untuk setiap network-nya.

2.2.3.3 Kelas C

Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di
dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya
(untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier.

5 | CLASSES I P A D D R E S S
8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini
memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap
network-nya.

2.2.3.4 Kelas D

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, namun


berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset
ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat
digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada
bagian Alamat Multicast IPv4.

2.2.3.5 Kelas E

Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental"


atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit
pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai
alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.

Kelas Nilai Bagian untuk Bagian untuk Jumlah Jumlah host


Alamat oktet Network Host Identifier jaringan dalam satu
pertama Identifier maksimum jaringan
maksimum
Kelas A 1–126 W X.Y.Z 126 16,777,214
Kelas B 128–191 W.X Y.Z 16,384 65,534
Kelas C 192–223 W.X.Y Z 2,097,152 254
Kelas D 224-239 Multicast IP Multicast IP Multicast IP Multicast IP
Address Address Address Address
Kelas E 240-255 Dicadangkan; Dicadangkan; Dicadangkan; Dicadangkan;
eksperimen eksperimen eksperimen eksperimen

2.2.4 Alamat Unicast

Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus


diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut
dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis
karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam
DARPA Reference Model dan tidak memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang
digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam DARPA Reference Model. Sebagai
contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host dengan antarmuka jaringan
dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit.

6 | CLASSES I P A D D R E S S
Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar
dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni
alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).

Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang


telah disebutkan sebelumnya, sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga
223.x.y.z. Sebuah alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan
menggunakan skema subnet mask.

2.2.4.1 Jenis-Jenis Alamat Unicast

Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP
dalam ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara
langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan
menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di
dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat
pribadi).

 Alamat publik

Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan
berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak
ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah
terhubung ke Internet.

Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat
diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat
publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke sebuah
alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan Internet.

 Alamat ilegal

Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan


intranetnya ke Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau,
meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika
sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya
ke Internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung
alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi
lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya,
sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh
host lainnya.

 Alamat Privat

7 | CLASSES I P A D D R E S S
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik
terhadap Internetwork IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah
jaringan yang terhubung ke Internet akan membutuhkan sebuah alamat yang
unik secara global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang
sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya
ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam
intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat
publik yang unik secara global.

Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah


organisasi, para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan
organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus
terhubung secara langsung ke Internet. Host-host yang membutuhkan
sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail,
biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang berjalan di
atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya,
kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit
saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy,
router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang terhubung secara
langsung ke Internet.

Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses


langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik
yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah
pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan sebagian ruangan
alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi.
Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan
digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam
ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address.
Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling
melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat
publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP
privat disebut juga dengan jaringan privat atau private network.

Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di


dalam tiga blok alamat berikut:

 10.0.0.0/8
 172.16.0.0/12
 192.168.0.0/16

8 | CLASSES I P A D D R E S S
Sementara itu ada juga sebuah ruang alamat yang digunakan untuk alamat IP
privat dalam beberapa sistem operasi:

 169.254.0.0/16

1. 10.0.0.0/8

Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah


network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari
10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit
host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah
organisasi privat.

2. 172.16.0.0/12

Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai


sebuah block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan
alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier,
yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam
sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 172.16.0.0/12 mengizinkan
alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.

3. 192.168.0.0/16

Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai


sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah
ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host
identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting
apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat
192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari
192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.

4. 169.254.0.0/16

Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena


memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP
yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga
169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini
digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut
dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).

9 | CLASSES I P A D D R E S S
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah
menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan Internet
yang sangat pesat.

Ruang alamat Dari alamat Sampai alamat Keterangan

Ruang alamat privat yang sangat


010.000.000.000/8 010.000.000.001 010.255.255.254 besar (mereservaskan kelas A untuk
digunakan)

Ruang alamat privat yang besar


172.016.000.000/12 172.016.000.001 172.031.255.254 (digunakan untuk jaringan
menengah hingga besar)

Ruang alamat privat yang cukup


192.168.000.000/16 192.168.000.001 192.168.255.254 besar (digunakan untuk jaringan
kecil hingga besar)

Digunakan oleh fitur Automatic


Private Internet Protocol Addressing
169.254.000.000/16 169.254.000.001 169.254.255.254
(APIPA) dalam beberapa sistem
operasi.

Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan


ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC) (atau badan
lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka tidak akan pernah
ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di dalam router
Internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau dari Internet.
Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang menggunakan sebuah
alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah gateway (seperti
halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau
memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP
publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT)
sebelum dikirimkan ke Internet.

2.2.5 Alamat Multicast

Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan


untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet

10 | CLASSES I P A D D R E S S
yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat
multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host
yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang
dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun
menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke
beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi.

Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni


224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat
224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan
karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.

2.2.6 Alamat Broadcast

Alamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-


paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak
mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang
terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan
memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat
IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak
dapat digunakan sebagai alamat sumber.

Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet
broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis
alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan
antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh
teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan
Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat
broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.

2.2.6.1 Network Broadcast

Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara
mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas
(classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya
adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan
sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang
berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan
alamat network broadcast.

2.2.6.2 Subnet Broadcast

11 | CLASSES I P A D D R E S S
Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset
semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas
(classless). Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya
adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan
paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara
subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang
ditujukan dengan alamat subnet broadcast.

Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang


menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak
terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP

2.2.6.3 All-subnets-directed broadcast

Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset


semua bit-bit network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk
sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang
dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host dalam semua subnet
yang dibentuk dari network identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk
alamat ini adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24, alamat all-
subnets-directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain,
alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis
kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan
alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya
adalah 131.107.255.255.

Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan
menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922
mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke
semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum
banyak diimplementasikan.

Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka


alamat ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan, penggunaan alamat
jenis ini telah ditinggalkan.

2.2.6.4 Limited Broadcast.

Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit
alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau
255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan
penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia

12 | CLASSES I P A D D R E S S
belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika
proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol
(BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan
DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas
yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.

Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan
memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya
dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di
dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan
tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja
hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai
limited broadcast.

2.3 IPV6

IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4). Alamat IP versi 6 (sering disebut
sebagai alamat IPv6) sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam
protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi 6. Panjang
totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2 128=3,4 x 1038
host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IPv6 adalah
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang
dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi
oleh mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian
Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan provider,
mobilitas host, endto- end security, maupun konfigurasi otomatis.

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total
alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki
panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada
kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga
implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang
memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2 128=3,4 x 1038
alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang
alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk
infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi
kompleksitas proses routing dan tabel routing.

Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCPv6 Server
sebagai pengelola alamat. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static

13 | CLASSES I P A D D R E S S
address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server
dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat
IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order
bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit)
sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada
tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut
dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah
Format Prefix.

2.3.1 Format Alamat

Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit,
yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap
blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan
colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal
format.

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:

0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101
010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal


format, angka-angka biner di atas dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011


0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut dikonversikan ke dalam bilangan


heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan
menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a

Penyederhanaan bentuk alamat

14 | CLASSES I P A D D R E S S
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0
pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit
terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:

21da:d3:0:2f3b:2aa:ff:fe28:9c5a

Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih


jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang
banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi
colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka
alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik
dua (:). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara
ini hanya bisa digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan
nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang
direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (:) yang terdapat dalam alamat
tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.

Alamat asli yang Alamat setelah


Alamat asli
disederhanakan dikompres
fe80:0000:0000:0000:02aa:00ff:fe9a:4ca2 fe80:0:0:0:2aa:ff:fe9a:4ca2 fe80::2aa:ff:fe9a:4ca2
ff02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002 ff02:0:0:0:0:0:0:2 ff02::2

2.3.2 Format Prefix

Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat


direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet
mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak digunakan untuk merujuk kepada
subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.

Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-
nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet
identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya

15 | CLASSES I P A D D R E S S
prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks
menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai
contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:

3ffe:2900:d005:f28b::/64

Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai
prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.

2.3.3 Jeis-jenis Alamat Ipv6

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:

 Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara


langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
 Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah
paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini
digunakan dalam komunikasi one-to-many.
 Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada
anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi
one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan
(destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-
host biasa.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi
menjadi alamat-alamat berikut:

 Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah


komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu
subnet.
 Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer
agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
 Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah
komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet
berbasis IPv6.

Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur


alamat.

2.3.3.1 Unicast Address

Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat,


yakni:

16 | CLASSES I P A D D R E S S
 Alamat unicast global
 Alamat unicast site-local
 Alamat unicast link-local
 Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
 Alamat unicast loopback
 Alamat unicast 6to4
 Alamat unicast ISATAP

1. Unicast global addresses

Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4.
Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat
publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan
menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa.
Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site,
dan Node).

Field Panjang Keterangan

Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini


001 3 bit
adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.

Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID


Top Level
diatur oleh Internet Assigned Numbers Authority (IANA), yang
Aggregation 13 bit
mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang
Identifier (TLA ID)
kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.

Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang


Res 8 bit
(mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID).

Next Level
Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer
Aggregation 24 bit
tertentu.
Identifier (NLA ID)

Site Level Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs
Aggregation 16 bit individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat
Identifier (SLA ID) mengubah bagian alamat ini.

Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang


Interface ID 64 bit
spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).

17 | CLASSES I P A D D R E S S
2. Unicast site-local addresses

Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang
lingkup dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik
sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam
sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini
adalah FEC0::/48.

Field Panjang Keterangan

Nilai ketetapan alamat


111111101100000000000000000000000000000000000000 48 bit
unicast site-local

Mengizinkan hingga
16
65536 (2 ) subnet
dalam sebuah struktur
subnet datar.
Administrator juga
Subnet Identifier 16 bit dapat membagi bit-bit
yang yang memiliki
nilai tinggi (high-order
bit) untuk membuat
sebuah infrastruktur
routing hierarkis.

Berfungsi sebagai
alamat dari sebuah
Interface Identifier 64 bit
node dalam subnet
yang spesifik.

3. Unicast link-local address

Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam
subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private
Internet Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas.
host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat
ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi
resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang
digunakan oleh jenis alamat ini adalah fe80::/64.

Panjan Keteranga
Field
g n

18 | CLASSES I P A D D R E S S
Berfungsi
sebagai
tanda
11111110100000000000000000000000000000000000000000000000000
64 bit pengenal
00000
alamat
unicast
link-local.

Berfungsi
sebagai
alamat dari
sebuah
Interface ID 64 bit node
dalam
subnet
yang
spesifik.

4. Unicast unspecified address

Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan
oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk
meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni
0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat
menjadi dua titik dua (::).

5. Unicast Loopback Address

Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk


mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4,
alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah
0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.

6. Unicast 6to4 Address

Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan
IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering
digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan
prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk
membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan format
2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam notasi
colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik

19 | CLASSES I P A D D R E S S
IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6
2002:9d3c:5b7b::/48.

Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global
address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.

7. Unicast ISATAP Address

Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host
IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat
ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau
alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit
dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5efe), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4
yang dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat
ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani
alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan
alamat publik IPv4.

8. Multicast Address

Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-
paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua
interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh
alamat multicast IPv6 adalah ff00::/8.

Field Panjang Keterangan

11111111 8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.

Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat


transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat
Flags 4 bit transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang
ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah
alamat transient.

Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti


Scope 4 bit
halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local atau global.

Group ID 112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast

20 | CLASSES I P A D D R E S S
9. Anycast Address

Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi
diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4.
Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang
memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast,
tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.

IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa


interface yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke
sebuah alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal
ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak
penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari
banyak penerima.

2.4 SUBNETTING

Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa


subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas
A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan
beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap network tersebut.

2.4.1 Tujuan Subnetting


Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya
mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244
alamat yang tidak terpakai).
2. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi
suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address.
6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam
suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai
network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address
network yang unik.
7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu
banyaknya host dalam suatu network.
2.4.2 Fungsi Subnetting

21 | CLASSES I P A D D R E S S
Fungsi subnetting antara lain sbb:
1. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak
akan bertabrakan (collision) atau macet.
2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3. Pengelolaan yang disederhanakan.
4. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,
2.4.3 Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara
lain :
1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
2. Menentukan jumlah host per subnet.
3. Menentukan subnet yang valid.
4. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
5. Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
2.4.4 Teknik Subnetting
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa
menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita
hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya
yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita
akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik
subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask
ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan
menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127

Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255

22 | CLASSES I P A D D R E S S
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork
yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-
masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling
berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti.
Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut
dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.

2.4.5           Subnet Mask


Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan
gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi
sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita
ketahui dari SUBNET MASKnya. SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing
Class IP Address adalah sbb:

23 | CLASSES I P A D D R E S S
Class Oktet Pertama Subnet Mask Default Private Address
A 1 - 127 255.0.0.0 10.0.0.0 – 10.255.255.255
B 128 - 191 255.255.0.0 172.16.0.0 – 172.31.255.255
C 192 - 223 255.255.225.0 192.168.0.0 – 192.168.255.255

Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu


jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan
subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang
merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol
(0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP SUBNETMASK
BIT SUBNET (Default)
Address (Default)
A 11111111 00000000 00000000 00000000 255.0.0.0
B 11111111 11111111 00000000 00000000 255.255.0.0
C 11111111 11111111 11111111 00000000 255.255.255.0

Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah


subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask
digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk
menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet
mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid
untuk IP address class.
  Terdapat aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask:
Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari
subnet pasti 255.
1. Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan
sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda
menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk
host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal
itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk
broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu
sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan
hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host
ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host
sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.

24 | CLASSES I P A D D R E S S
2. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja
yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini
adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
BINARY OCNET DECIMAL
00000000 0
10000000 128
11000000 192
11100000 224
11110000 240
11111000 248
11111100 252
11111110 254
11111111 255

2.4.6 Penghitungan Subnetting


Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang
relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan
tentang subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:
 Jumlah Subnet.
 Jumlah Host per Subnet.
 Blok Subnet.
 Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun
adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2
dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari
penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan
kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain
Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

BAB 3

25 | CLASSES I P A D D R E S S
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan


di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.
IP versi ini memiliki keterbatasan yakni hanya mampu mengalamati
sebanyak 4 miliar host komputer di seluruh dunia.

IPv6 atau Internet Protocol version 6 adalah protokol Internet


terbaru yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari protokol yang
dipakai saat ini, IPv4 (Internet Protocol version 4). Pengalamatan IPv6
menggunakan 128-bit alamat yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan
pengalamatan 32-bit milik IPv4.

Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa


subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP
addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting
akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah
maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

26 | CLASSES I P A D D R E S S
DAFTAR PUSTAKA

Ayuanggrianih. 2011. IP Version 6. Diambil Tanggal 6 Maret 2014 Dalam


http://ayuanggrianih.wordpress.com/2011/06/20/145/
Malia,Renny. Pengertian Dan Fungsi Subnetting. Diambil Tanggal 6 Maret 2014 Dalam
http://blog.unsri.ac.id/rennyamalia/jarkom/pengertian-dan-fungsi-
subnetting/mrdetail/40262/.
My Opera. 2011. Pengertian Ip-Adres, DSN,Default, Getway, Subnet Mask. Diambil Tanggal
6 Maret 2014.http://my.opera.com/45sis/blog/2011/09/28/pengertian-ip-address-
dns-default-getway-subnet-mask
Rizqi. 2009. Menghitung Subnetting. Diambil Tanggal 6 Maret 2014 Dalam
http://rizqtech.net/2009/03/15/menghitung-subnetting-ip/
Wahono, Romi Satrio. 2006. Memahami Konsep Subnetting Dengan Mudah. Diambil
Tanggal 6 Maret 2014 Dalam
http://romisatriawahono.net/2006/02/10/memahami-konsep-subnetting-dengan-
mudah/
Wordpress. 2014. Alamat IP version 6. Diambil Tanggal 6 Maret 2014 Dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_6
Wordpress. 2014. Alamat IP version 4. Diambil Tanggal 6 Maret 2014 Dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_4
Yunikro, Risal. 2013. Subnetting. Diambil Tanggal 6 Maret 2014 Dalam
http://kempoelphonix.blogspot.com/2013/04/
Yohanes, Simporth. 2012. Perbedaan Ipv4 dan Ipv6. Diambil Tanggal 6 Maret 2014 Dalam
http://simforthjoan.blogspot.com/

27 | CLASSES I P A D D R E S S

Anda mungkin juga menyukai