Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Tujuan .....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. IP versi 4..................................................................................................................4
i. Jenis Ipv4..........................................................................................................4
ii. Kelas Ipv4.........................................................................................................5
iii. pengalokasian Ipv4 .......................................................................................6

B. Subnet Mask............................................................................................................7
C. Tujuan dan Fungsi Subnet Mask.............................................................................7

BAB III CARA MENGHITUNG


A. Subnet Mask............................................................................................................8
B. Classless Addressing................................................................................................10
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan Teknologi Informasi kini kian pesat menjadikan kebutuhan akan Komputer dan perangkat
teknologi lainnya yang berkaitan dengan Teknologi Informasi semakin menjadi kebutuhan tersendiri.
Perangkat-perangkat teknologi yang berkembang saat ini tidak terlepas dari kebutuhan akan IP address.

Dan berbicara tentnag jaringan komputer saat ini sangatlah bermanfaat dan mungkin sudah sangat
biasa penggunaannya, karena hampir semua orang sangat membutuhkan jaringan komputer ini
terutama bagi mereka yang menggunakan internet. Oleh karena itu saya menyelesaikan tugas ini
agar saya khusunya bisa mengerti secara detail apa itu subnet mask, dan umumnya untuk teman
saya yang belum mengerti nama-nama yang ada dalam pelajarangan jaringan atau IP Address dan
cara menghitungnya.

B. Tujuan
Dengan adanya makalah ini ingin mengetahui :

a) Apakah yang dimaksud dengan IP adress versi 4?


b) Apakah yang dimaksud dengan subnetting dan subnet mask ?
c) Apa yang dimaksud dengan classless addressing ?
d) Bagaimana cara menghitung subnet mask ?
BAB II. PEMBAHASAN

1. Alamat IP Versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut
dengan Alamat IPv4) merupakan
pengenal yang digunakan untuk
memberi alamat pada tiap-tiap
komputer dalam jaringan, dan sebuah
jenis pengalamatan jaringan yang
digunakan di dalam protokol jaringan
TCP/IP yang menggunakan protokol
IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-
bit, dan secara teoritis dapat mengalamati
hingga 4 miliar host komputer atau
lebih tepatnya 4.294.967.296 host di
seluruh dunia, jumlah host tersebut
didapatkan dari 256 (didapatkan dari
8 bit) dipangkat 4 (karena terdapat 4 oktet)
sehingga nilai maksimal dari alamat
IP versi 4 tersebut adalah
255.255.255.255 dimana nilai
dihitung dari nol, sehingga nilai-nilai
host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296
host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau
IPv6.

i. Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

o Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka
jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan dalam
komunikasi point-to-point atau one-to-one satu titik dengan titik yang lain).
o Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap
node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi
one-to-everyone.
o Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu
atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast
digunakan dalam komunikasi one-to-many.
ii. Kelas IP Address

untuk mengatur keperluan besarnya jaringan dan jumlahnya jaringan, IP Address dibagi menjadi 5
kelas yaitu :

 Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit
tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit
berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network
identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier.
Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap
jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk
mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

 Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga
skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke
bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan
membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir)
merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan
65,534 host untuk setiap network-nya.

 Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama
di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit
selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network
identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier.
Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk
setiap network-nya.

 Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga
berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset
ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat
digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada
bagian Alamat Multicast IPv4.

 Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau
percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama
selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang
dapat digunakan untuk mengenali host.

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke
dalam dua buah bagian, yakni:

o Network Identifier / NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus
menunjukkan identitas jaringan komputer tempat komputer dihubungkan.
o Host Identifier / HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk
mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan.

iii. Aturan Dasar pemilihan Network ID dan Host ID / pengalokasian IP Adress

 Network ID tidak boleh sama dengan 127.0.0.0, karena network ID 127 secara
default digunakan sebagai alamat loopback, alamat loopback yakni alamat IP address
yang digunakan oleh suatu computer yang menunjuk dirinya sendiri
 Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255, karena akan diartikan
sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan
 Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit, diset seperti
0.0.0.0), karena akan diartika sebagai alamat network. Alamat network digunakan
untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak boleh menunjukkan suatu host.
 Host ID harus unik dalam suatu network. Artinya dalam suatu network tidak
boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
 IP Private yang dapat digunakan dalam jaringan lokal, yaitu 10/8,
172.16.0.0/12, 192.168.0.0/16, 224.0.0.0/4 (class D Multicast) 240.0.0.0/5 (class E
research) karena IP ini tidak dipergunakan (di publish) di internet.
2. SUBNET MASK

Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil.
Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C.
Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum
host yang ada dalam tiap network tersebut. Sedangkan subnet mask digunakan untuk menentukkan batas
network ID dalam suatu subnet.

Apa tujuan Subnetting?

Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada beberapa alasan
mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:

o Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa


memaksimalkan penggunaan IP Address
o Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu
network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media
fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.

o Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti (penumpukan) akibat


terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara
khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Tujuan dari subnetting sendiri yaitu untuk mengefisienkan pengalamatan, membagi satu kelas
network, menempatkan suatu host, untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi
fisik jaringan, untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address, dan meningkatkan security dan mengurangi terjadinya
kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Sedangkan fungsi dari subnetting adalah mengurangi lalu-lintas jaringan, teroptimasinya unjuk
kerja jaringan, pengelolaan yang disederhanakan, membantu pengembangan jaringan ke arah jarak
geografis yang menjauh.
BAB III. CARA MENGHITUNG SUBNET

I. SUBNET MASK

Agar memudahkan ini adalah tabel yang menunjukkan sebnet masknya :

Class Oktet Pertama Subnet Mask Default Private Address

A 1 - 127 255.0.0.0 10.0.0.0 – 10.255.255.255

B 128 - 191 255.255.0.0 172.16.0.0 – 172.31.255.255

C 192 - 223 255.255.225.0 192.168.0.0 – 192.168.255.255

Bagaimana caranya?,

Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-
masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang
menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP BIT SUBNET (Default) SUBNETMASK
Address (Default)

A 11111111 00000000 00000000 00000000 255.0.0.0

B 11111111 11111111 00000000 00000000 255.255.0.0

C 11111111 11111111 11111111 00000000 255.255.255.0

Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask
tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk
menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID.
Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255,
oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
Tabel berikut ini akan membuktikan tabel diatas :

BINARY OCNET DECIMAL

00000000 0

10000000 128

11000000 192

11100000 224

11110000 240

11111000 248

11111100 252

11111110 254
Tabel ini adalah nilai-
11111111 255
nilai yang berasal dari 8
bit.

8 BIT 1 1 1 1 1 1 1 1

255 27 26 25 24 23 22 21 20

128 64 32 16 8 4 2 1

Cara menghitung bilangan biner ke dalam bilangan desimal


II. CLASSLESS ADDRESSING

Classless addressing (pengalamatan tanpa kelas), metode ini mulai banyak diterapkan, yakni
pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIRD). Istilah lain yang
digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjukkan suatu jaringan secara lebih spesifik
disebut juga dengan network prefix.

Penulisan network frefix suatu kelas IP ddress menggunakan garis miring (slash) “/” lalu diikuti dengan
angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit.

Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR


255.0.0.0 /8 255. 255.240.0 /20
255.128.0.0 /9 255. 255.248.0 /21
255.192.0.0 /10 255. 255.252.0 /22
255.224.0.0 /11 255. 255.254.0 /23
255.240.0.0 /12 255. 255.255.0 /24
255.248.0.0 /13 255. 255. 255.128 /25
255.252.0.0 /14 255. 255. 255.192 /26
255.254.0.0 /15 255. 255. 255.224 /27
255.255.0.0 /16 255. 255. 255.240 /28
255. 255.128.0 /17 255. 255. 255.248 /29
255. 255.192.0 /18 255. 255. 255.252 /30
255. 255.224.0 /19

Contoh :

a. Network kelas C 192.168.1.4/25 . angka /25 menunjukkan notasi CIRD ,dapat dilihat
maka subnet masknya adalah 255.255.255.0 bagaimana bisa? Caranya dengan melihat
angka /25. Angka /25 ini kita konversikan ke bilangan biner, dan terdapat 24 angka biner
bernilai 1 sedangkan yang lain 0.

1111 1111 1111 1111 1111 1111 1000 0000


255 255 255 128

Jadi penghitungan angka biner di CIRD sama dengan disubnet mask

Dari tabel tersebut menyatakan bahwa IP 192.168.1.4/25 memiliki subnet mask


255.255.255.128

b. Network kelas B 122.56.7.50/19 . angka /19 kita konversikan ke bilangan biner, dan
terdapat 19 angka biner bernilai 1 sedangkan yang lain 0.
1111 1111 1111 1111 1110 0000 000 0000
255 255 224 0

Jadi penghitungan angka biner di CIRD sama dengan disubnet mask

Dari tabel tersebut menyatakan bahwa IP 122.56.7.50/19 memiliki subnet mask


255.255.224.0

c. Network kelas A 64.132.1.4/9 . angka /9 kita konversikan ke bilangan biner, dan


terdapat 9 angka biner bernilai 1 sedangkan yang lain 0.

1111 1111 1000 0000 0000 0000 000 0000


255 128 0 0

Jadi penghitungan angka biner di CIRD sama dengan disubnet mask

Dari tabel tersebut menyatakan bahwa IP 64.132.1.4/9 memiliki subnet mask 255.128.0.0

Anda mungkin juga menyukai