Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus

Disusun Oleh : Anjas Awalludin


Hafizh Muhammad Rifqi
Mata Kuliah : Etika Profesi
Dosen : Sri Rejeki, S.Kom, M.Kom

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya


Kasus Pencemaran Nama Baik Ahok Yang Dilakukan Di Media Sosial
Oleh Farhat Abbas

Pengacara Farhat Abbas memenuhi panggilan penyidik Direktorat Reserse Kriminal


Khusu Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan soal kicauan bernada rasis di Twitter
tentang Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok). “Kalau memang
setelah diperiksa dan benar rasis, kita jalani proses hukum,” kata Farhat di Markas Polda
Metro Jaya, Kamis. Farhat mengaku sudah meminta maaf kepada Ahok soal ucapannya di
jejaring sosial pada 9 Januari 2013. Lewat akun @farhatabbaslaw dia mengatakan, “Ahok
sana sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke orang umum katanya! Dasar Ahok plat aja
diributin! Apapun platnya tetap Cina”.
Anton Medan dan pengacara Ramdan Alamsyah kemudian melaporkan Farhat ke
Polda Metro Jaya terkait dugaan penghinaan bernada diskriminasi kesukuan dan rasis.
Farhat mengaku ucapannya melalui Twitter “tidak bertujuan untuk menyerang Ahok dengan
isu rasis dan menghina warga keturunan China.”
Suami penyanyi Nia Daniati itu juga menyebut Anton Medan dan Ramdan
memperbesar masalah kecil dari ucapan melalui Twitter.
Farhat Abbas dilaporkan Ramdan Alamsyah selaku Ketua KIMB dengan Pasal 28 ayat
(2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”). Adapun
Ketua Umum DPP PITI, Anton Medan melaporkan Farhat Abbas dengan Pasal 28 ayat (2)
juncto Pasal 45 ayat (2) UU ITE, sebagaimana diberitakan beberapa media online selama ini.
Sebenarnya bagaimana ketentuan-ketentuan yang menjadi dasar disangkakannya Farhat
Abbas tersebut?

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya


Analisa Kasus
Dari kasus diatas, sebagaimana dengan ketentuan-ketentuan hukum tersebut bisa
saja Farhat Abbas dapat dikenakan penahanan, namun karena Ahok Basuki telah
memaafkan atas ucapan yang telah dilakukan Farhat kepadanya, maka Farhat Abbas di
bebaskan dari tuntutan hukum tersebut.
Dalam bersosialisasi hendaknya Farhat Abas harus berhati-hati dalam berucap atau
berkata kepada seseorang, organisasi ataupun instansi yang merugikan pihak lain dengan
menggunakan saran internet.
Demi Terus mengangkat dan mengenalkan diri ke publik kembali farhat abbas
berulah dengan melakukan tindakan sara melalui sosial media twitter. hal ini sangat
memalukan mengingat dirinya adalah seorang pengacara, imbasnya ke pengguna akun
twitter yang lainnya yang sampai melaporkannya ke pihak yang berwajib sebagai tindakan
kejahatan dibidang tenologi atas penghinaan terhadap agama, ras dan antargolongan
(SARA).
Pasal yang digunakan dalam kasus ini menurut UU No.11 tahun 2008 tentang
informasi dan transaksi elektronik adalah sebagai berikut :
-Pasal 28 ayat (2) UU ITE :
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan
untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).”
-Pasal 45 ayat (2) UU ITE :
“Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)
atau ayat (2) dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”
Adapun Pasal 156 KUHP yang terkait masalah ini, sebagai berikut :
“Barangsiapa dimuka umum menyatakan pernyataan permusuhan, kebencian atau
penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 4.500 (empat
ribu lima ratus rupiah). Perkataan golongan dalam pasal ini dan pasal berikutnya berarti
tiap-tiap bagian dari rakyat Indonesia yang berbeda dengan suatu atau beberapa bagian
lainnya karena ras, negeri asal, agama, tempat, asal, keturunan, kebangsaan atau
kedudukan menurut hukum tata Negara."

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Anda mungkin juga menyukai