Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kadek Gita Santi Savitri

Kelas :XII MIPA 5


Absen :18

TUGAS PKN PERLINDUNGAN HUKUM

1. Masalah yang mengakibatkan cuitan Jerinx di media sosial bisa membuatnya


berurusan dengan hukum yaitu Kasus Pencemaran Nama baik terhadap Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) Bali. Berdasarkan kronologi disebutkan bahwa Jerinx
menyebut (IDI) Bali sebagai “kacung WHO” berdasarkan postingannya di media
sosial ia mengeluhkan prosedur ibu melahirkan di rumah sakit di Bali yang
mengharuskan rapid test yang menyebakan pasien stres dan kematian
kandungannya (sumber:Tirto.id). Untuk yang disampaikan Jerinx memang benar hak
dari setiap warga negara untuk bebas mengeluarkan pendapat dan pikirannya secara
lisan maupun tulisan dimana telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 28. Namun perlu
digarisbawahi bahwa setiap warga negara berkewajiban mematuhi berbagai
ketentuan yang mengaturnya. Jika Jerinx mengeluarkan pendapatnya di Social
Media tanpa memperhatikan suatu aturan dan UU ITE yang mengaturnya, maka ia
dapat dikenai perkara, jika memang bentuk keprihatinan dan keluhan maka tidak
seharusnya menggunakan kata-kata yang kurang patut dan provokasi bernada
kebencian. Memang suatu kebijakan pasti muncul pro-kontra, namun jika kontra
disampaikan secara tepat maka sudah sepatutnya menjadi bahan evaluasi dan
perbaikan oleh lembaga terkait.

2. Penggolongan Hukum yang berkaitan dengan kasus Jerinx, yaitu jenis kejahatan
Cyber Crime atau kejahatan komputer melalui dunia maya. Dimana ketetapan
Perundangannya telah diatur oleh UU ITE. Penggolongan Hukum ITE adalah jenis
Hukum Tertulis, yaitu KUH Pidana yang berkaitan dengan kepentingan Hukum
Publik. Diketahui berdasarkan tugas dan fungsinya yaitu mengatur hubungan
antara anggota masyarakat yang berisi perintah dan larangan (Hukum Materill).
Kejahatan yang dialakukan Jerinx divonis sebagai berikut:
 Penghinaan atau Pencemaran Nama Baik
Bentuk Kejahatan yaitu melakukan penghinaan dan atau pencemaran nama baik
dengan menggunakan sistem komputer diatur dalam Pasal 27 ayat (3) dan diancam
sanksi pidana berdasarkan Pasal 45 ayat (1). Pasal 27 ayat (3) menentukan: Setiap
Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
Ancaman pidana terhadap pelaku yang melanggar Pasal 27 ayat (3) ditentukan
dalam Pasal 45 ayat (1) yang berbunyi: Setiap Orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) (sumber: hukumonline.com)
 Penyebaran Informasi yang Bermuatan (SARA)
Larangan melakukan perbuatan menyebarkan informasi yang bermuatan SARA
diatur dalam Pasal 28 ayat (2) dan diancam sanksi pidana berdasarkan Pasal 45 ayat
(2). Pasal 28 ayat (2) menentukan: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
Ancaman pidana terhadap pelaku yang melanggar Pasal 28 ayat (2) ditentukan
dalam Pasal 45 ayat (2) yang berbunyi: Setiap Orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) (sumber: hukumonline.com)

Anda mungkin juga menyukai