LP Spondylosis Lumbalis Inggar M 17613045
LP Spondylosis Lumbalis Inggar M 17613045
LP Spondylosis Lumbalis Inggar M 17613045
SPONDYLOSIS LUMBALIS
Laporan Pendahuluan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik
Keperawatan III
Oleh :
INGGAR MAHARANI
NIM 17613045
Kelompok A7
Telah disetujui dalam rangka Praktik Klinik Keperawatan III (PKK III)
Oleh :
Pembimbing Institusi
b. Arcus
Merupakan lengkungan simetris di kiri-kanan dan
berpangal pada korpus menuju dorsal dan ada tonjolan ke arah
lateral yang disebut prosesus spinosus.
c. Foramen vertebra
Merupakan lubang yang besar yang terdapat diantara
korpus dan arkus. Formen vertebra ini membentuk saluran
yang disebut canalis vertebralis yang berisi medula spinalis.
Canalis spinalis mempunyai dua bagian yang terbuka di lateral
di tiap segmen, yaitu foramina intervertebralis.
2. Diskus intervertebralis
Merupakan struktur elastis diantara korpus vertebra.
Struktur diskus bagian dalam disebut nukleus pulposus sedangkan
bagian tepi disebut anulus fibrosus. Diskus berfungsi sebagai
bantalan sendi antar korpus yang berdekatan untuk menahan
tekanan dan menumpu berat badan (Prescher, 2011 ).
3. Stabilitas
Menurut Prescher, 2011 Stabilitas pada vertebra ada dua
macam, yaitu pasif dan aktif. Stabilitas pasif terdiri dari:
Sumber : Peng, B., et al. 2012. The Pathogenesis of Discogenic Low Back Pain.
Vol 87: 62-67. Journal of Bone and Joint Surgery
Gambar 2 : Struktur Columna Vertebralis Lumbal
Sumber : Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,
Alih bahasa: Setiawan, I. dan Santoso, A. EGC: Jakarta
1.2 Definisi Spondylosis Lumbalis
Spondylosis berasal dari kata spondilo (bahasa Yunani) yang berarti
tulang belakang. Spondilosis merupakan suatu istilah yang merujuk pada
osteoarthritis degeneratif dari sendi antara korpus vertebra dan atau foramen
neural. Pada keaadaan ini, sendi faset tidak terlibat. Jika berat, hal ini dapat
menyebabkan penekanan pada akar saraf (radiks), yang kemudian akan
menyebabkan gangguan sensorik dan atau motorik, seperti nyeri, parastesia
atau kelemahan kedua tungkai (Anynomous, 2011).
Menurut Dorland (2011:1008), spondylosis yaitu ankilosis sendi
vertebral; perubahan degeneratif pada vertebra akibat osteoporosis.
Spondylosis adalah sejenis penyakit rematik yang menyerang tulang belakang
(spine osteoarthritis) yang disebabkan oleh proses degenerasi sehingga
mengganggu fungsi dan struktur tulang belakang. Spondylosis dapat terjadi
pada level leher (cervical), punggung tengah (thoracal), maupun punggung
bawah (lumbal). Proses degenerasi dapat menyerang sendi antar ruas tulang
belakang, tulang dan juga penyokongnya (ligament). Spondylosis adalah
terminologi yang digunakan mengacu pada osteoarthritis degeneratif yang
terjadi pada persendian diantara pusat dari vertebra spinal dan/atau foramina
neural. Pada kondisi ini, facet joint tidak ikut terlibat.
Hal ini sering menyebabkan nyeri punggung biasa, biasanya terjadi
pada usia lanjut dan dapat melibatkan semua atau beberapa bagian dari tulang
belakang. Namun, paling sering pada regio servikal dan lumbal.Spondilosis
lumbalis dapat diartikan sebagai perubahan pada sendi tulang belakang
dengan ciri khas bertambahnya degenerasi diskus intervertebralis yang diikuti
perubahan pada tulang dan jaringan lunak atau dapat berarti pertumbuhan
berlebihan dari tulang (osteofit), yang terutama terletak di aspek anterior,
lateral dan kadang – kadang posterior dari tepi superior dan inferior vertebra
sentralis (korpus) (Chairil, A, 2011).
1.3 Etiologi Spondylosis Lumbalis
Spondylosis lumbal muncul karena adanya fenomena proses penuaan
atau perubahan degenerative. Beberapa penelitian menunjukan bahwa kondisi
ini tidak berkaitan dengan gaya hidup, tinggi-berat badan, massa tubuh,
aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol (Rothschild,2012).
2. Spondylosis Lumbalis
Spondilosis lumbalis dapat diartikan perubahan pada sendi tulang
belakang dengan ciri khas bertambahnya degenerasi discus intervertebralis
yang diikuti perubahan pada tulang dan jaringan lunak, atau dapat berarti
pertumbuhan berlebihan dari tulang (osteofit), yang terutama terletak di
aspek anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior dari tepi superior dan
inferior vertebra centralis (corpus). Secara singkat, spondylosis lumbalis
adalah kondisi dimana telah terjadi degenerasi pada sendi intervertebral
yaitu antara diskus dan corpus vertebra lumbal.
Spondilosis sering kali mempengaruhi vertebrae lumbalis pada
orang diatas usia 40 tahun. Nyeri dan kekakuan badan diperjalanan
merupakan keluhan utama. Biasanya mengenai lebih dari 1 vertebrae.
Vertebrae lumbalis menopang sebagian besar berat badan. Duduk dalam
waktu yang lama menyebabkan tertekannya vertebrae lumbalis.
Pergerakan berulang seperti mengangkat dan membungkuk dapat
meningkatkan nyeri pada kasus spondilosis lumbalis.
3. Spondylosis Ankilosis
Spondilosis Ankilosis adalah merupakan penyakit reumatik
inflamasi sistemik kronik yang terutama menyerang sendi aksial
(vertebra). Yang merupakan tanda khas adalah terserangnya sendi sakro
iliaka, juga sering menyerang sendi panggul, bahu dan ekstremitas pada
stadium lanjut. ( Kapita Selekta Kedokteran, 2010 ).
1.5 Manifestasi Klinis Spondylosis Lumbalis
Manifestasi klinis yang muncul berupa neurogenik claudication yang
mencakup nyeri pinggang, nyeri tungkai serta rasa kebas dan kelemahan
motorik pada ekstremitas bawah yang dapat diperburuk saat berdiri dan
berjalan dan diperingan saat duduk atau tidur terlentang. Karakteristik dari
spondilosis lumbal adalah nyeri dan kekakuan gerak pada pagi hari
(Middleton, 2009).
1. Nyeri
a. Morning sickness dan Start Pain
b. Nyeri lumbal disertai kekakuan
c. Nyeri jenis pegal/ngilu pada lumbal, terkadang hingga kebelakang
paha.
2. Pseudoradicular pain dan referred pain cenderung berhubungan dengan
area dermatom. Yang sesuai dengan segmen lumbal yang terkena antara
lain:
a. Nyeri bisa saja tidak dirasakan pada lumbal, namun dirasakan dilokasi
yang jauh dari lumbal. Misalnya: pada paha dan betis.
b. Nyeri yang dirasakan pada lipatan paha atau selangkangan berasal dari
L1.
c. Nyeri pada paha sisi anterior berasal dari L2.
d. Nyeri yang dirasakan pada sepertiga depan bagian bawah paha dan
lutut berasal dari L3.
e. Nyeri pada sisi medial betis sampai ibu jari kaki berasal dari L4.
f. Nyeri pada lateral tungkai sampai 3 jari tengah kaki dan mungkin juga
kelingking berasal dari L5.
g. Sisi lateral dan posterior kaki berasal dari S1.
3. Parasthesia sesuai dengan distribusi area dermatome dengan sensasi seperti
kesemutan atau perasaan kebas atau baal. Parasthesia umumnya meningkat
pada saat ekstensi lumbal.
4. Spasme otot paralumbal sehingga menyebabkan keterbatasan lingkup gerak
sendi. Spasme otot dijumpai pada aktualitas tinggi. Sedangkan jika
aktualitasnya rendah dan terlalu lama didiamkan maka yang ditemui adalah
tightness atau kontraktur otot paralumbal.
5. Kelemahan otot, umumnya pada otot abdominal dan otot gluteal
6. Perubahan postur yang terjadi sebagai upaya untuk menghindari provokasi
terhadap adanya nyeri atau adanya keadaan postur yang flat back atau
hiperlordosis lumbal.
1.6 Patofisiologi
Perubahan degenerative dapat menghasilkan nyeri pada axial spine
akibat iritasi nociceptive yang diidentifikasi terdapat dalam facet joint, diskus
intervertebralis, sacroiliaca joint, akar saraf duramater, dan struktur
myofascial didalam axial spine (Kimberley Middleton and David E.
Fish,2009).
Perubahan degenerasi anatomis tersebut dapat mencapai puncaknya
dalam gambaran klinis dari stenosis spinalis, atau penyempitan didalam
canalis spinal melalui pertumbuhan osteofit yang progresif, hipertropi
processus articular inferior, herniasi diskus, bulging (penonjolan) dari
ligament flavum, atau spondylolisthesis. Gambaran klinis yang muncul berupa
neurogenik claudication , yang mencakup nyeri pinggang, nyeri tungkai, serta
rasa kebas dan kelemahan motorik pada ekstremitas bawah yang dapat
diperburuk saat berdiri dan berjalan, dan diperingan saat duduk dan tidur
terlentang (Kimberley Middleton and David E. Fish,2009).
5. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada spondilosis nampaknya
terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya
osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan Asia
dari pada Kaukasia. OA lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika
asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
6. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya
resiko untuk timbulnya spondilosis baik pada wanita maupun pada pria.
Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan spondilosis pada sendi
yang menanggung beban, tapi juga dengan OA sendi lain.
7. Cedera sendi, pekerjaan dan olah raga (trauma)
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan spondilosis adalah trauma
yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik
sendi tersebut.
8. Kepadatan tulang dan pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak
rawan sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses
degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
9. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan
reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi
oleh membran sinovial dan sel-sel radang.
10. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka
rawan sendi akan menebal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil /
seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.
11. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam
proteglikan yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga
merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada
diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan
menurun.
12. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat
dapat mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis,
kristal monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.
1.8 Pathway
Fibrokartilago padat TTrauma primer seperti : Trauma secara Trauma sekunder seperti : Adanya
Kelebihan beban
penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis,
dan tak teratur spontan, contohnya kecelakaan. lumbalsakral
stenosis spinal, spondilitis,osteoartritis
Spondylosis Lumbalis
MK : nyeri
Kekakuan gerak pada pagi hari
1.11 Penatalaksanaan
Menurut Chairil, 2011 Penatalaksanaan pada penderita
Spondylosis Lumbalis, antara lain:
1. Penatalaksanaan Medikamentosa
b. Tirah Baring
f. Mulut
j. Paru
k. Jantung
2) ekstremitas Bawah
o. Pemeriksaan Kulit
1) Kulit
Kulit berwarna merah. Lembab. Memiliki suhu hangat.
Dengan tekstur halus. Turgor kulit kurang dari 3 detik.
2) Kuku
Kuku berwarna merah. Bentuk kuku normal. CRT
kurang dari 2 detik.
p. Pemeriksaan Persyarafan
1) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadarannya adalah composmentis.
2) Syaraf Kranial
a. Nervus Olfaktorius
Pasien dapat mencium bau
b. Nervus optikus
Pasien dapat melihat pada jarak 6 meter
c. Nervus Okulomotorius
Pupil mengecil ketika diberikan cahaya
d. Nervus Trochlearis
Gerakan bola mata baik
e. Nervus Trigerminus
Pasien dapat merasakan sensasi yang diberikan
f. Nervus Abdusen
Mata dapat bergerak ke samping
g. Nervus Facialis
Pasien dapat mengangkat alis, tersenyum,
mengerutkan dahi dan merasakan pada lidah
h. Nervus Auditorius
Pasien dapat mendengar dengan baik,
kemungkinan pasien tidak dapat berdiri dengan
seimbang
i. Nervus Glossopharyngeus
Uvula berada di tengah. Pasien tidak terdapat
kesulitan dalam menelan
j. Nervus Vagus
suara pasien normal
k. Nervus Accessorius
Pasien padat menggerakan leher. Dapat melawan
tahanan ketika menengok, dan dapat mengangkat
bahu
l. Nervus Hypoglosus
Keadaan lidah simetris. Berada di tengah ( Helmi,
2012).
1) Diagnosa Keperawatan
2) Intervensi
Intervensi adalah susunan berbagai rencana keperawatan
dalam proses keperawatan yang digunakan sebagai kelanjutan
rencana tindakan keperawatan yang berfungsi untuk mengurangi,
menghilangkan dan mencegah masalah – masalah pasien.
Perencanaan adalah salah satu proses keperawatan yang
merupakan langkah ketiga dalam melakukan tindakan
keperawatan. Dalam proses keperawatan dibutuhkan pengetahuan,
keterampilan, kesabaran, nilai kepercayaan. Dalam proses
keperawatan terdapat batasan praktik keperawatan, peran dari
tenaga kesehatan lainya yang digunakan untuk mengatasi masalah
keperawatan. Sehingga pengambilan keputusan tujuan yang baik
maka perawat dapat berkerja sama dengan tenaga kesehatan lainya
(Setiadi, 2012 : 45).
Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
Nyeri Akut b/d Agen 1. Pain level Pain Management
cidera (misal, biologis, 1. Lakukan pengkajian
2. Pain control
zat kimia, fisik, nyeri secara
psikologis). 3. Comfort level komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
Definisi: pengalaman Kriteria hasil: frekuensi, kualitas
sensorik dan emosional dan faktor presipitasi
1. Mampu
yang tidak 2. Observasi reaksi
mengontrol nyeri
menyenangkan yang nonverbal dari
(tahu penyebab
muncul akibat ketidaknyamanan
nyeri, mampu
kerusakan jaringan 3. Gunakan teknik
mengunakan
yang aktual atau komunikasi
teknik
potensial atau terapeutik untuk
nonfarmakologi
digambarkan dalam hal mengetahui
untuk mengurangi
kerusakan sedemikian pengalaman nyeri
nyeri ,mencari
rupa (International pasien
bantuan)
Association for the 4. Kaji kultur yang
2. Melaporkan
study of Pain):awitan mempengaruhi
bahwa nyeri
yang tiba-tiba atau respon nyeri
berkurang dengan
lambat dari intensitas 5. Evaluasi pengalaman
menggunakan
ringan hinga berat nyeri masa lampau
manajemen nyeri
dengan akhir yang 6. Evaluasi bersama
3. Mampu
dapat di antisipasi atau pasien dan tim
mengenali
di prediksi dan kesehatan lain
nyeri(skala,
berlangsung < 6 bulan. tentang
intensitas,
ketidakefektifan
frekuensi, dan
kontrol nyeri masa
Batasan karakteristik: tanda nyeri)
lampau
4. Menyatakan rasa
1. Perubahan selera 7. Bantu pasien dan
nyaman setelah
makan keluarga untuk
nyeri berkurang
2. Perubahan tekanan mencari dan
darah menemukan
3. Perubahan dukungan
frekuwensi jantung 8. Kontrol lingkungan
4. Perubahan yang dapat
frekuwensi mempengaruhi nyeri
pernafasan seperti suhu
5. Laporan isyarat ruangan ,
6. Diaforesis pencahayaan, dan
7. Perilaku distraksi kebisingan
(misal, berjalan 9. Kurangi faktor
mondar mandir presipitasi nyeri
mencari orang lain 10. Pilih dan lakukan
dan atau aktifitas penanganan nyeri
lain , aktfitas yang (farmakologi, non
berulang) farmakologi dan
8. Mengekspresikan interpersonal)
perilaku (misal, 11. Kaji tipe dan sumber
gelisah, merengek, nyeri untuk
menangis) menentukan
9. Masker wajah intervensi
(misal, mata kurang 12. Ajarkan tentang
bercahaya, tampak teknik non
kacau, gerakan farmakologi
mata berpencar atau 13. Berikan analgetik
tetap pada satu untuk mengurangi
fokus meringis) nyeri
10. Sikap melindungi 14. Evaluasi keefektifan
Diagnosa Keperawatan NOC NOC
Anonymous.2011.Spondilosis.Availableat:http://en.wikipedia.org/wiki/Spondylos
is.Cited at: May 10th
Apley, A Graham dan Louis Solomon. 2011. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur
Sistem Apley ; Edisi Ketujuh, Alih Bahasa Edi Nugroho, Widya Medika.
Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Alih
bahasa: Setiawan, I. dan Santoso, A. EGC: Jakarta
Prescher, Andreas. 2011. Anatomy and Pathology of the Aging Spine. Vol
23:181-195. European Journal of Radiology.
Peng, B., et al. 2012. The Pathogenesis of Discogenic Low Back Pain. Vol 87: 62-
67. Journal of Bone and Joint Surgery
Suhadi, Irwan. 2012. Gambaran Klinis dan Radiologi kasus Low Back Pain Di
Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 2002-2005. Karya Tulis Ilmiah:
Universitas Maranatha.