KOLOSTOMI
Disusunoleh :
Elijah Muhammad Roem (106117059)
Kolostomi adalah suatu oprasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara
colon dengan permukaan kulit pada dinding perut (M. Bouwhuizen, 2013). Kolostomi
adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 2013).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa colostomi merupakan suatu
membuatan lubang di dinding perut dengan tujuan untuk mengeluarkan faces dapat
bersifat sementara ataupun permanen. Kolostomi merupakan Suatu tindakan
membuat lubang pada kolon tranversum kanan maupun kiri Atau kolonutaneustomi
yang disebut juga anus prenaturalis yang dibuat sementara atau menetap. Kolostomy
pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada
orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis. Kolostomy pada bayi dan anak
biasanya bersifat sementara. Kolostomi dapat menimbulkan komplikasi dan
perubahan konsep diri pasien (Ilmu bedah, Thiodorer Schrock, MD, 2015).
C. Patofisiologi
Proses Perjalanan Penyakit klien yang mengalami kelainan pada usus seperti:
obstruksi usus, kanker kolon,kolitis ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan
pembedahan yang disebut dengan kolostomi yaitu lubang dibuat dari segmen kolon
(asecenden, tranversum dan sigmoid ). Lubang tersebut ada yang bersifat sementara
dan permanen.Kolostomi asenden dan transversum bersifat sementara, sedangkan
kolostomi sigmoid bersifat permanen. Kolostomi yang bersifat sementara akan
dilakukan penutupan.
D. Pathways
Tekanan intra
Striktur Absesperikolik
abdomen meningkat
Obstruksi
TindakanOperasi Colostomy
Gangguan
PolaTidur
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Obstipasi/diare
4. Perut kembung
5. Kejang hilang timbul
F. KOMPLIKASI
a. Prolaps, merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan
kulit.
Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan:
1. Penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat
loop ilium.
2. Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan.
3. Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor peristaltik usus meningkat, fixasi
usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi,
dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum
yang pendek dan tipis.
b. Iritasi Kulit
Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar
mengandung enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara
membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan
plaster.
c. Diare
Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid
biasanya normal.
d. Stenosis Stoma
Kontraktur lumen terjadi penyempitan dari celahnya yang akan mengganggu
pasase normal feses.
e. Eviserasi
Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen
keluar melalui celah.
f. Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan,
pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan
kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat
melakukannya sendiri di kamar mandi.
g. Infeksi
Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus
menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan
mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
h. Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan
juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami
pengkerutan.
i. Prolaps pada stoma
Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan
kulit. Stenosis Penyempitan dari lumen stoma.
j. Perdarahan stoma
k. Hernia Paracolostomy
l. Pendarahan Stoma
m. lnfeksi luka operasi
n. Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna
o. Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar serta
perawatan pasca bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai.
p. Sepsis dan kematian
G. PENATALAKSANAAN
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto polos abdomen 3 posisi Colon inloop Colonoscopy USG abdomen
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Keadaan stoma : Warna stoma (normal warna kemerahan).
1) Tanda-tanda perdarahan (perdarahan luka operasi).
2) Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese).
3) Posisi stoma.
b. Apakah ada perubahan eliminasi tinja :
1) Konsistensi, bau, warna feces.
2) Apakah ada konstipasi / diare ?
3) Apakah feces tertampung dengan baik ?
4) Apakah pasien/ keluarga dapat mengurus feces sendiri ?
c. Apakah ada gangguan rasa nyeri :
1) Keluhan nyeri ada/ tidak.
2) Hal-hal yang menyebabkan nyeri.
3) Kualitas nyeri.
4) Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang).
5) Apakah pasien gelisah atau tidak.
d. Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
1) Tidur nyenyak/ tidak.
2) Apakah stoma mengganggu tidur/tidak.
3) Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur.
4) Adakah faktor psikologis mempersulit tidur ?
e. Bagaimana konsep diri pasien ?
1) Bagaimana persepsi pasien terhadap.
2) Identitas diri, harga diri, ideal diri, gambaran diri, & peran.
3) Apakah ada gangguan nutrisi.
4) Bagaimana nafsu makan klien.
5) BB normal atau tidak. Bagaimana kebiasaan makan pasien.
6) Makanan yang menyebabkan diare.
7) Makanan yang menyebabkan konstipasi.
f. Apakah pasien seorang yang terbuka
1) Maukah pasien mengungkapkan masalahnya.
2) Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bagian
tubuhnya diangkat.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Intoleransi aktivitas
3. Risiko infeksi
4. Hambatan mobilitas fisik
5. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
NOC: kontrol nyeri
a. Mengenai kapan nyeri terjadi
b. Menggambarkan faktor penyebab nyeri terjadi
c. Melaporkan nyeri yang terjadi
NIC: manajemen nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif (PQRST)
b. Observasi relasi non verbal mengenai ketidak nyamanan
c. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau
memperberat nyeri
d. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
e. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
f. Kolaborasikan pemberian analgesik
2. Intoleransi aktivitas
NOC: Toleransi terhadap aktivitas
a. Jarak berjalan
b. Kekuatan tubuh bagian bawah
c. Bernafas ketika beraktivitas
NIC: manajemen energy
a. Kaji adanya pembatasan dalam melakukan aktivitas
b. Kaji adanya faktor yang menyebabkan
c. Monitor respon oksigen pasien (misal TD, RR, nadi)
3. Hambatan mobilitas fisik
NOC : Ambulasi
a. Menopang berat badan
b. Berjalan dengan langkah yang efektif
c. Berjalan dengan pelan
d. Berjalan dengan kecepatan sedang
e. Berdalan dengan cepat
f. Berjalan menaiki tangga
g. Berjalan menuruni tangga
h. Menanjak
NIC : PeningkatanMekanikaTubuh
a. Kaji komitmen pasien untuk belajar dan menggunakan postur tubuh yang
benar
b. Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam mengembangkan peningkatan
mekanika tubuh sesuai indikasi
c. Edukasi pasien tentang pentingnya postur tubuh yang bener untuk
mencegah kelelahan ketegangan saat injuri
d. Monitor perbaikan postur tubuh atau mekanika tubuh pasien
e. Bantu passien melakukan latihan fleksi untuk memfasilitasi mobilisasi
punggung sesuai indikasi
f. Gunakan prinsip mekanika tubuh ketika menangani passien dan
memindahkan peralatan
4. Risiko infeksi
NOC: pengetahuan status kekebalan tubuh
a. Bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Infeksi dapat terkontrol
NIC: kontrol infeksi
a. Monitor tanda-tanda dan gejala infeksi
b. Monitor vital sign
c. Kaji resiko infeksi
d. Pertahankan praktek isolasi yang sesuai
e. Lakukan perawatan luka yang steril
f. Ajarkan pasien mengenai cuci tangan dengan benar dan tepat
g. Tingkatkan intak nutrisi dengan tepat
h. Kolaborasi keluarga untuk pencegahan infeksi
5. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
NOC: staus nutrisi
a. Asupan makan
b. Asupan cairan
c. Resiko berat bdan/ tinggi badan
NIC: manajemen nutrisi
a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi
b. Tentukan apa yang menjadi preferensi makan bagi pasien
c. Anjurkan pasien mengenai modifikasi diet yang diperlukan (misal NPO,
cairan bening, cairan penuh, lembut atau diet sesuai toleransi)
d. Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.Academia.edu.com/document/345065145/Asuhan-keperawatan-Kolostomi
https://www.scribd.com/document/425623226/Woc-Colostomy
Buku NANDA NIC dan NOC edisi Keenam dan Kelima