Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolostomi adalah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen kedalam
kolon iliaka (assenden) sebagai tempat mengeluarkan feses (Pearce, 2009 dalam
Nainggolan & Asrizal, 2013). Pembentukan kolostomi dapat dilakukan secara
permanen atau sementara tergantung tujuan dilakukan operasi dan 10%
diantaranya adalah kolostomi permanen (Vonk-Klassen, et al, 2015). Lubang
kolostomi yang muncul di permukaan/dinding abdomen yang berwarna
kemerahan disebut stoma.
Menurut Kalibjian (2013), kolostomi biasanya disebabkan oleh kanker
kolorektal, pecahnya divertikulitis, perforasi usus, trauma usus atau
penyakit/kerusakan sumsum tulang belakang sehingga tidak adanya kontrol
dalam buang air besar. Dari beberapa penyebab kolostomi, penyebab tersering
menurut Indonesian Ostomy Association/INOA (2010) adalah kanker kolorektal.
Kanker kolorektal merupakan penyakit keganasan yang menyerang usus besar
(Manggarsari, 2013). Jenis kanker ini paling sering ditemui, terutama pada
wanita atau pria yang berusia 50 tahun atau lebih (Irianto, 2012).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menganalisis masalah kesehatan pada masyarakat perkotaan pada kanker
kolorektal dengan kondisi terpasang kolostomi
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis masalah kesehatan masyarakat perkotaan pada kasus
kelolaan: kanker kolorektal
2. Menganalisis aplikasi asuhan keperawatan pasien dengan kolostomi

1
BAB 2
KONSEP DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan
antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat
bersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock,
MD, 1983).
Colostomy adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli
bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991).
2.2 Jenis Kolostomi
2.2.1 Jenis Kolostomy Berdasarkan Lokasi
Jenis kolostomi berdasarkan lokasinya;
1. transversokolostomi merupakan kolostomi di kolon transversum,
2. sigmoidostomi yaitu kolostomi di sigmoid,
3. kolostomi desenden yaitu kolostomi di kolon desenden
4. kolostomi asenden, adalah kolostomi di asenden (Suriadi, 2006)
2.2.2 Jenis-Jenis Kolostomi Lama Penggunaan
Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga
jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi
dapat dibuat secara permanen maupun sementara.
1. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien
sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya
keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum
sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen
biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang).
2. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon
atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan
dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi

2
temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui
abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
2.2.3 Berdasarkan Lubang Kolostomy Dibagi Menjadi 3:
1. Single barreled stoma,
Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat
dibuang atau ditutup.
2. Double barreled,
Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung kolon yang
direksesi dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua
stoma.Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal
mengalirkan feses.
3. Kolostomi lop-lop,
Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen
dan diikat ditempat dengan glass rod.Kemudian 5-10 hari usus
membentuk adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat dipermukaan
terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.
2.3 Indikasi Kolostomi
Indikasi colostomy yang permanent. Pada penyakit usus yang ganas seperti
carsinoma pada usus. Kondisi infeksi tertentu pada colon:
2.3.1 Trauma kolon dan sigmoid
2.3.2 Diversi pada anus malformasi
2.3.3 Diversi pada penyakit Hirschsprung
2.3.4 Diversi untuk kelainan lain pada rekto sigmoid anal kanal
2.4 Komplikasi
2.4.1 Prolaps, merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari
permukaan kulit.
Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan:
1. Penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang
sampat loop ilium.
2. Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan.

3
3. Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor peristaltik usus
meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon yang panjang,
tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya
yang lemah serta kemungkinan omentum yang pendek dan tipis.
2.4.2 lritasi Kulit
Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang
keluar mengandung enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi
karena cara membersihkan kulit yang kasar, salah memasang kantong dan
tidak tahan akan plaster.
2.4.3 Diare
Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar.
Pada sigmoid biasanya normal.
2.4.4 Stenosis Stoma
Kontraktur lumen terjadi penyempitan dari celahnya yang akan
mengganggu pasase normal feses.
2.4.5 Eviserasi
Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra
abdomen keluar melalui celah.
2.4.6 Obstruksi/ penyumbata
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau
adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari
terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara
teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu
diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.
2.4.7 Infeksi
Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi
penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu
pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera
mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna
untuk mencegah infeksi.

4
2.4.8 Retraksi stoma/ mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu
sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma
yang mengalami pengkerutan.
2.4.9 Prolaps pada stoma
Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari
permukaan kulit.
2.4.10 Stenosis
2.4.11 Penyempitan dari lumen stoma.
2.4.12 Perdarahan stoma
2.4.13 Hernia Paracolostomy
2.4.14 Pendarahan Stoma
2.4.15 lnfeksi luka operasi
2.4.16 Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna
2.4.17 Sepsis dan kematian
Untuk mencegah komplikasi, diperlukan colostomi dengan teknik benar
serta perawatan pasca bedah yang baik, selain itu pre-operatif yang memadai.
2.5 Pemeriksaan Penunjang
2.5.1 Foto polos abdomen 3 posisi
2.5.2 Colon inloop
2.5.3 Colonoscopy
2.5.4 USG abdomen

5
BAB 3
KOLOSTOMY CARE
3.1 Pengertian
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti
kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
3.2 Tujuan
3.2.1 Menjaga kebersihan pasien
3.2.2 Mencegah terjadinya infeksi
3.2.3 Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
3.2.4 Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
3.3 Persiapan Alat
3.3.1 Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain
persegi empat
3.3.2 Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3.3.3 Kapas kering atau tissue
3.3.4 pasang sarung tangan bersih
3.3.5 Kantong untuk balutan kotor
3.3.6 Baju ruangan / celemek
3.3.7 Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
3.3.8 Zink salep
3.3.9 Perlak dan alasnya
3.3.10 Plester dan gunting
3.3.11 Bila perlu obat desinfektan
3.3.12 Bengkok
3.3.13 Set ganti balut
3.4 Persiapan Pasien
3.4.1 Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
3.4.2 Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
3.4.3 Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden
jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan

6
keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar
merawat kolostomi pasien
3.5 Prosedur Kerja
3.5.1 Cuci tangan
3.5.2 Gunakan sarung tangan
3.5.3 Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak
stoma
3.5.4 Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
3.5.5 Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
3.5.6 Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset
dan tangan kiri menekan kulit pasien
3.5.7 Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
3.5.8 Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
3.5.9 Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas
sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl
3.5.10 Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati
menggunakan kassa steril
3.5.11 Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar
stoma
3.5.12 Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
3.5.13 Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring
sesuai kebutuhan pasien
3.5.14 Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
3.5.15 Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara
didalamnya
3.5.16 Merapikan klien dan lingkungannya
3.5.17 Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
3.5.18 Melepas sarung tangan
3.5.19 Mencuci tangan
3.5.20 Membuat laporan

7
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kolostomi merupakan salah satu pilihan tindakan pembedahan pada
kanker. kolorektal yang dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep
diri pasien. Colostomi dibagi menjadi dua yaitu permanen dan sementara.
perawatan pasien dengan kolostomi yang perlu diperhatikan meliputi cara dan
waktu mengganti kantong kolostomi, membersihkan stoma dan kulit peristomal,
memantau kondisi stoma, dan melakukan irigasi kolostomi. Hal lain yang juga
perlu dilakukan ialah memberikan edukasi terkait diet yang dibutuhkan pasien
yang memiliki stoma,serta kebutuhan aktivitas pasien.
4.2 Saran
Santos (2001) dalam Simanjuntak & Nurhidayah (2007) mengatakan
bahwapembentukan stoma atau kolostomi dapat berdampak pada perubahan
peran,harga diri, body image, seksual dan hubungan sosial. Beberapa pasien
merasa tubuh mereka berada di luar kontrol, beberapa merasakan bahwa stoma
mengatur hidup mereka merasa hilang rasa percaya diri.
(Kurnia, 2012). Klien dengan kolostomi akan beresiko untuk mengalami
gambaran diri negatif. Oleh karena itu selama perawatan, perawat perlu
memberikan dukungan agar pasien dapat menyesuaikan diri dalam pencapaian
gambaran diri yang positif.

8
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. (Penerjemah:
Waluyo, A.). Jakarta: EGC
Sudoyo, W. A., dkk. (2006). Ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jakarta : Pusat
penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI Canada Care Medical.
(n.d). Colostomy care. 20 Mei 2013.
Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner dan
Suddarth., Edisi 8, EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai