Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BILAS LAMBUNG

(GASTRIC LAVAGE)

DISUSUN
OLEH KELOMPOK 3 :
1. KARIMA
2. KADEK SARAS SANTI LAKSMI
3. DEVI RISNAWATI
4. AMELIA EKA PRATIWI
5. IVAN HERBIANTO
6. BUDIMAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S.1
MATARAM
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta nikmat yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH BILAS LAMBUNG
(GASTRIC LAVAGE) ”
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak penulisan
makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan hingga terselesainya makalah ini.
Kami berusaha semampunya untuk menyelesaikan makalah ini
semaksimal mungkin, akan tetapi kami juga tidak mengelak bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak senantiasa kami harapkan
untuk menyempurnakan pembuatan makalah ini dimasa mendatang. Kami
berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho’Nya sehingga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan yang menulis khususnya.

Mataram, 05 Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………… i

Daftar Isi …………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 1


1.2 Tujuan …………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN

3.1 Definisi................................................................................................
3.2 Tujuan.................................................................................................
3.3 Cairan yang Digunakan......................................................................
3.4 Indikasi...............................................................................................
3.5 Kontraindikas.....................................................................................
3.6 Persiapan Pelaksanaan Prosedur........................................................
3.7 Alat dan Bahan...................................................................................
3.8 Prosedur .............................................................................................

BAB 3 PENUTUP
3.9 Kesimpulan.........................................................................................
3.10 Saran................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………….…………………. .............


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bilas lambung jarang dijumpai di rumah sakit. Bukan karena tidak
diberlakukan lagi tappi karena jarang pasien yang memerlukannya. Tindakan
ini tidak sembarangan bilas. Jika sekedar membilas pun pakai detergen bisa.
Namun ini kaitannya dengan kasus keracunan. Tindakan ini diperuntukkan
bagi pasien keracunan yang berupa zat cair. Biasanya terjadi pada kasus
percobaan bunuh diri atau anak yang salah minum akibat kelalalian orang tua.
Atau juga kasus pada orang yang keracunan miras oplosan.
Tindakan bilas lambung yaitu tindakan mengosongkan isi lambung untuk
menghilangkan unsur yang mengiritasi lambung. Racun yang bis dilakuakn
tindakan ini bukanlah racun yang bersifat korosif.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi bilas lambung
2. Untuk mengetahui tujuan bilas lambung
3. Untuk mengetahui cairan yang digunakan pada bilas lambung
4. Untuk mengetahui indikasi pada kasus bilas lambung
5. Kontraindikasi pada kasus bils lambung
6. Untuk mengetahui persiapan pelaksanaan prosedur bilas lambung
7. Untuk mengetahui alat dan bahan bilas lambung
8. Untuk mengetahui prosedur bilas lambung
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung dengan
cara memasukan dan mengeluarkan air ke/dari lambung dengan
menggunakan NGT (Naso Gastric Tube). Menurut Smelltzer dan Bare
(2001:2487), lavase lambung adalah aspirasi isi lambung dan pencucian
lambung dengan menggunakan selang lambung. Bilas lambung, atau disebut
juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu prosedur yang
dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara mengurasnya.
Lavase lambung dikontraindikasikan setelah mencerna asam atau alkali,
pada adanya kejang, atau setelah mencerna hidrokarbon atau petroleum
disuling. Hal ini terutama berbahaya setelah mencerna agen korosif kuat.
Kumbah lambung merupakan metode alternatif yang umum pengosongan
lambung, dimana cairan dimasukkan kedalam lambung melalui orogastrik
atau nasogastrik dengan diameter besar dan kemudian dibuang dalam upaya
untuk membuang bagian agen yang mengandung toksik. Selama lavage, isi
lambung dapat dikumpulkan untuk mengidentifikasi toksin atau obat. Selama
dilakukan bilas lambung, cairan yang dikeluarkan akan ditampung untuk
selanjutnya diteliti racun apa yang terkandung.
2.2 Tujuan
Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), tujuan lavase lambung yaitu
sebagai berikut:
1. Untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya menurunkan absorpsi
sistemik;
2. Untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik;
3. Untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan hemoragi.
2.3 Cairan yang Digunakan
Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung
akan berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya
digunakan air hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti NaCl 0,9 %. Pada
orang dewasa menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada
anak-anak 10 cc/kg dalam sekali memasukkan ke lambung pasien.
2.4 Indikasi
Indikasi dilakukannya bilas lambung yaitu:
1. Pasien keracunan makanan atau obat kurang dari 1 jam
2. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung;
3. Persiapan operasi lambung;
4. Pasien dalam keadaan sadar;
5. Keracunan bukan bahan korosif dan kurang dari enam puluh menit;
6. Gagal dengan terapi emesis;
7. Overdosis obat/narkotik;
8. Terjadi perdarahan lama (hematemesis melena) pada saluran pencernaan
atas;
9. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut;
10. Dekompresi lambung;
11. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi.

Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil


contoh racun dari dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai
bersih. Untuk mengetes benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus
didengarkan dengan menginjeksekan udara dan kemudian mendengarkannya.
Hal ini untuk memastikan bahwa tube tidak masuk ke paru-paru.

2.5 Kontraindikasi
Kontraindikasi dilakukannya bilas lambung yaitu:

1. Keracunan oral lebih dari 1 jam;


2. Pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa membakar (resiko
perforasi esophageal) serta keracunan bahan korosif (misalnya:
hidrokarbon, pestisida, hidrokarbon aromatic, halogen);
3. Pasien yang menelan benda asing yang tajam;
4. Pasien tanpa gangguan reflex atau pasien dengan pingsan (tidak sadar)
membutuhkan intubasi sebelum bilas lambung untuk mencegah inspirasi.
2.6 Persiapan Pelaksanaan Prosedur
Pada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan, tidak ada
persiapan khusus yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas
lambung, akan tetapi pada waktu tindakan dilakukan untuk mengambil
specimen lambung sebagai persiapan operasi, biasanya dokter akan
menyarankan akan pasien puasa terlebih dahulu atau berhenti dalam
meminum obat sementara.
2.7 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam prosedur bilas lambung yaitu
sebagai berikut:
1. Selang nasogastrik/ diameter besar atau selang Ewald diameter besar;
2. Spuit pengirigasi besar dengan adapter;
3. Saluran plastic besar dengan adapter;
4. Pelumas larut air;
5. Air biasa atau antidote yang tepat (susu, larutan salin, larutan bikarbonat
natrium, jus jeruk, karbon teraktivasi);
6. Wadah untuk aspirat;
7. Gag mulut, selang nasotrakea atau endotrakea dengan cuv yang dapat
dikembungkan;
8. Wadah untuk spesimen.
2.8 Prosedur
1. Prosedur bilas lambung pada kasus keracunan
a. Bisa dilakukan pada klien yang tidak sadar / stupor atau jika induksi
muntah dengan sirup ipekak tidak berhasil.
b. Bila klien setengah sadar dan masih ada refleks muntah, maka
posisikan klien miring pada satu sisi untuk memudahkan irigasi dan
mencegah aspirasi.
c. Bila klien tidak sadar dan refleks muntah tidak ada, maka klien harus
dilakukan intubasi trachea sebelum dilakukan bilas lambung.
d. Gunakan pipa nasogastrik berdiameter besar ( > 28 Fr ) untuk
memudahkan aliran irigasi cairan.
e. Gunakan larutan garam fisiologis untuk pembilasan, suhu cairan yang
digunakan sebaiknya sesuai suhu tubuh.
f. Lakukan irigasi dan aspirasi cairan garam faal sebanyak +/- 200 ml
beberapa kali sampai terpakai 2-4 liter.
g. Lakukan pencatatan setelah tindakan yang meliputi jumlah,
karakteristik, bau cairan yang dilakukan irigasi serta reaksi klien.
2. Prosedur pada tindakan bilas lambung pada kasus perdarahan lambung :
a. Sebelumnya pasang NGT berukuran besar, jenis yang biasanya
digunakan adalah selang Ewald. Selang dengan diameter kecil tidak
cukup efektif untuk mengeluarkan bekuan darah dan dapat
menyebabkan kesalahan penegakan diagnosa karena bila ada bekuan
darah yang menyumbat selang, akan sulit mendeteksi masih terjadinya
perdarahan.
b. Lakukan irigasi dengan menggunakan cairan garam faal dengan cara
memasukkan sejumlah cairan secara bertahap dan kemudian
mengeluarkannya dengan cara mengalirkan atau diaspirasi
menggunakan tekanan rendah.
c. Alirkan cairan yang dikeluarkan ke dalam kantong (collection bag)
yang diletakkan dengan posisi lebih rendah dari tubuh klien atau
tempat tidur klien.
d. Cairan irigasi yang digunakan bisa berjumlah +/- 500-700 ml
e. Pastikan bahwa aliran cairan lancer, begitu juga dengan system
drainasenya.
f. Waspada terhadap potensial terjadinya sumbatan bekuan darah pada
selang atau perubahan posisi selang.
g. Gunakan cairan dengan suhu ruangan, karena akan lebih efektif dalam
tindakan gastric lavage. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa penggunaan cairan dengan suhu rendah (dingin) akan
menggeser kurva disosiasi hemoglobin kearah kiri dan dapat berakibat
langsung seperti : penurunan aliran oksigen ke organ-organ vital serta
memperpanjang waktu perdarahan dan protrombin time.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), lavase lambung adalah aspirasi
isi lambung dan pencucian lambung dengan menggunakan selang lambung.
Bilas lambung, atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan
suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara
mengurasnya. Lavase lambung dikontraindikasikan setelah mencerna asam
atau alkali, pada adanya kejang, atau setelah mencerna hidrokarbon atau
petroleum disuling.
3.2 Saran
Hendaknya seorang perawat harus bisa tanggap dalam menghadapi suatu
kejadian keracunan yang di alami seseorang, sehingga dapat mengoptimalkan
tindakan keperawatan yang harus dilakukan. Hendaknya seorang perawat
dalam melakukan tindakan irigasi lambung, harus memperhatikan keadaan
klien yang mengalami keracunan, guna sebagai pertimbangan dilakukan atau
tidaknya tindakan irigasi lambunng.
DAFTAR PUSTAKA

http://afrizalonar.blogspot.co.id/2014/06/standar-operasional-prosedur-
bilas.html

http://tempatberbagiilmukeperawatan.blogspot.co.id/2014/12/askep-bilas-
lambung.html

Smeltzer, Suzzane C. dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai