Uji Hidrometer
Uji Hidrometer
Tujuan
Menentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki diameter yang lebih kecil dari 0.075 mm
(saringan no. 200 ASTM) dengan cara pengendapan (hidrometer).
Dasar Teori
Hidrometer merupakan alat yang digunakan untuk menentukan berat jenis dari suatu cairan,
yaitu rasio kepadatan cairan terhadap densitas air. Hidrometer biasanya terbuat dari kaca dan
silinder panjang dan juga bola pembobotan dengan merkuri (raksa) untuk membuatnya
mengapung dengan tegak. Cara kerja hidrometer didasari oleh Prinsip Archimedes yang
menyatakan bahwa benda padat tersuspensi pada fluida akan terkena gaya ke atas sebesar gaya
berat fluida yang dipindahkan. Dengan demikian semakin rendah kerapatan zat tersebut, semakin
jauh hidrometer tenggelam. Seberapa jauh hidrometer tenggelam dapat dinyatakan dari skala
bacaan yang terdapat dalam hidrometer tersebut. Hidrometer yang digunakan dalam praktikum
ini adalh Hydrometer 152H.
Dasar yang digunakan dalam praktikum ini adalah hukum Stoke yang menjelaskan bahwa
kecepatan terminal jatuh suatu butiran tergantung pada diameter butir kepadatannya dalam
suspensi sehingga diameter butir dapat dihitung dari rentang jarak dan waktu jatuhnya suspensi.
Hidrometer ini juga dapat digunakan untuk menentukan berat jenis suspensi, presentase partikel
dan diameter partikel. Persamaan dari kecepatan jatuh butiran (cm/s) dan diameter butiran (cm)
adalah sebagai berikut :
Setelah % finer dan D yang saling terkait telah dihitung, maka didapat suatu grafik distribusi
butiran. Dari grafik ini akan didapat D10, D30 dan D60 dengan cara sebagai berikut:
D10 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak 10% (%finer = 10%)
D30 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak 30% (%finer = 30%)
D60 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak 60% (%finer = 60%)
D 60
Cu=
D 10
( D 30 )2
Cc=
D 60 × D 10
1 < Cc < 3, dapat dianggap suatu range untuk tanah yang bergradasi baik.
Prosedur pengujian
1. Menyiapkan sampel tanah berukuran lempung (pan) sebanyak 60 gram
2. Campurkan sampel tersebut ke dalam aquades + SHMP (125 ml), aduk hingga tercampur
3. Masukkan sampel tersebut ke dalam gelas ukur dan isi gelas ukur dengan aquades hingga
1000 ml
4. Gunakan hidrometer dan termometer pada tabung ukur untuk mendapatkan bacaan hidrometer
dan temperatur pada menit : 2, 5, 15, 30, 60, 250, 1440. (Saat hidrometer dikeluarkan dari
tabung sampel harus dibilas dengan aquades agar steril)
Tabel 1. Nilai K
3. Dari hasil pembacaan nilai hidrometer pada setiap waktu pengamatan akan ditentukan nilai
effective depth (L) (cm) (lihat tabel 2). Dari tabel tersebut akan ditentukan L untuk setiap waktu
pengukuran (dalam praktikum ini digunakan tipe hidrometer 152H).
4. Nilai Koreksi dari temperatur juga diperlukan pada praktikum ini (lihat tabel 3). Dari tabel
koreksi tersebut akan ditentukan CT untuk setiap waktu pengukuran.
5. Setelah mendapatkan nilai Ra, CT, dan Zc, akan dihitung nilai Rc (pembacaan hidrometer yang
telah dikoreksi) untuk setiap waktu pengukuran sampel dengan rumus (Zc = 0,5):
Rc=R ACTUAL−zero correction+C T
Tabel 2. Nilai L berdasarkan Ra
Tabel 3. Koreksi Temperatur (CT)
6. Melalui perhitungan Rc (5) didapatkan nilai Rc dan nilai a serta Ws telah diketahui. Sehingga
akan dihitung nilai P (% Finer = banyaknya butiran yang terendapkan dalam hidrometer) untuk
setiap waktu pengukuran sampel dengan rumus:
a
P=Rc ×
ws
7. Setelah mendapatkan nilai P, dapat dihitung nilai Pa (Nilai P yang disesuaikan dengan % Butir
yang tertinggal di pan saat sieving) dengan rumus sebagai berikut:
F 200
P A =P×
100
F 200=%finer of ¿ 200 sieve as a percent
8. Seperti yang telah dijelaskan pada poin 2 dan 3, data K, L, dan t telah diketahui sehingga dapat
dihitung nilai D untuk setiap waktu pengukuran sampel dengan rumus :
L
D=K
√ t
9. Plot pada grafik semilogaritmik Pa vs D untuk melihat persebaran distribusi sampel. *Hasil
dari analisa hidrometrik ini digabung dengan hasil analisa granulometri (lihat Tabel IV.9)
Tabel 4. Hasil Analisis nilai L, a Ct, Zc, K, & Rc Untuk setiap percobaan
t CT Zc
F200 Ws Ra T L Rc
(menit SG a (gr/L (gr/L K
(%) (gr) (gr/L) (˚C) (cm) (gr/L)
) ) )
18,9 50 2 52 26 2,57 7,8 1,02 1,65 0,5 0,01312 53,15
18,9 50 5 51 26 2,57 7,9 1,02 1,65 0,5 0,01312 52,15
18,9 50 15 49 26 2,57 8,3 1,02 1,65 0,5 0,01312 50,15
18,9 50 30 48 27 2,57 8,4 1,02 2 0,5 0,01297 49,5
18,9 50 60 45 27 2,57 8,9 1,02 2 0,5 0,01297 46,5
18,9 50 250 43 27 2,57 9,2 1,02 2 0,5 0,01297 44,5
18,9 50 1440 41 28 2,57 9,6 1,02 2,5 0,5 0,01283 43
Tabel 5. Hasil Analisis nilai P,D, & Pa untuk setiap waktu percobaan
P D (mm) Pa
1.084 0.007186 0.204876
1.064 0.007232 0.201096
1.023 0.007413 0.193347
1.01 0.007234 0.19089
0.949 0.007447 0.179361
0.908 0.007571 0.171612
0.877 0.007512 0.165753
Pembahasan
Hasil dari analisis hidrometrik ini ditunjukkan pada Tabel 4 dan 5. Sementara itu, hasil dari plot
Pa vs D ditunjukkan pada Gambar di bawah.
0.2
Plot Data
0.15 Garis Trend Linear
0.1
0.05
0
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Dokumentasi Uji Hidrometri