Asian Games 2018 merupakan yang terbesar dalam sejarah penyelenggaraan Asian
Games dengan jumlah atlet mencapai 11.478 orang dari 45 negara Asia termasuk
Indonesia sebagai tuan rumah. Mereka berlaga di 40 cabang olahraga dan 465 nomor
yang dipertandingkan. Jumlah atlet ini melampaui Asian Games Incheon 2014 (Korea
Selatan), Guangzhou 2010 (Tiongkok) atau Doha 2006 (Qatar).
1
Selain itu, turut berpartisipasi pula 1.149 country officials dari negara-negara peserta
disamping ratusan OCA officials dan perwakilan federasi olahraga internasional dari
berbagai cabang olahraga. Untuk menyukseskan ajang akbar ini, tidak kurang dari 13
ribu panitia lokal terlibat, terdiri dari Indonesia Asian Games Organizing Committee
(INASGOC) dan para relawan, belum termasuk satuan-satuan tugas dari berbagai
instansi pemerintah dan organisasi kemasyarakatan yang turut membantu kelancaran
acara.
Asian Games 2018 juga mampu menarik perhatian dunia internasional tidak terbatas
pada Kawasan Asia saja. Ajang ini diliput tidak kurang dari 10 ribu jurnalis dari media
cetak, online dan televisi internasional dari berbagai penjuru dunia. Selain itu, ajang ini
juga mampu menyedot hampir 79 ribu wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia dengan tujuan utama atau bahkan secara khusus untuk menonton
pertandingan di Asian Games.
2
Dalam konteks inilah survei dampak ekonomi Asian Games 2018 dilakukan dengan
tujuan: (a) melakukan estimasi dampak ekonomi jangka pendek yang datang dari jumlah
dan jenis pengeluaran atlet, country officials, panitia, jurnalis dan penonton; (b)
mengidentifikasi dampak jangka panjang terhadap sektor pariwisata secara umum dan
sport tourism secara khusus yang diakibatkan oleh perubahan persepsi secara positif
atas Indonesia, kecenderungan berkunjung kembali untuk wisata, kesediaan
merekomendasikan Indonesia sebagai tujuan wisata serta meekomendasikan Indonesia
sebagai penyelenggara ajang olahraga internasional lain; (c) mengidentifkasi dampak
ekonomi terhadap dunia usaha, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
serta mitra resmi INASGOC.
3
Survei dampak ekonomi Asian Games 2018 dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus – 4
September di Jakarta dan Palembang serta beberapa kota di Jawa Barat. Survei berhasil
mengumpulkan data dari total 2.618 responden sampel yang terdiri dari 12 kategori
responden. Untuk kategori atlet, jumlah responden mencakup 1.268 orang atlet
internasional dan 96 orang atlet nasional. Untuk kategori country officials (pelatih,
tenaga medis serta tenaga pendukung kontingen), responden terdiri dari 261 orang
foreign country officials dan 23 orang officials Indonesia. Untuk kategori jurnalis, sampel
terdiri dari 121 orang international journalist dan 18 orang jurnalis nasional. Pada
kelompok penonton, responden terdiri dari 218 orang international spectators dan 230
orang penonton nasional. Untuk kategori panitia, responden terdiri dari 46 orang
anggota Olympic Comittee of Asia dan International Sport Federations (OCA & IF) serta
34 orang panitia nasional. Adapun untuk kategori pelaku usaha, responden terdiri dari
284 UMKM dan 19 mitra bisnis resmi INASGOC.
4
memiliki keterkaitan dengan pengalaman, prestasi atau jenjang jabatan yang pada
gilirannya terkait dengan uang saku dan daya beli.
Berdasarkan asal wilayah, pengeluaran responden internasional dari negara-negara
non-ASEAN rata-rata lebih tinggi daripada ASEAN, kecuali untuk kelompok foreign
country offcials. Responden dari negara-negara non-ASEAN mungkin lebih tertarik
membeli suvenir, mencoba makanan atau berbelanja karena belum pernah berkunjung
sebelumnya atau menemui berbagai hal di Indonesia yang berbeda dengan negaranya.
5
Selain berbeda dalam jumlah, komposisi pengeluaran responden juga bervariasi. Pada
responden internasional, porsi pengeluaran yang terbesar adalah untuk hotel, disusul
suvenir lalu makanan dan minuman. Perbedaan komposisi pengeluaran ditemui pada
atlet internasional dimana jenis pengeluaran utamanya adalah belanja ‘lainnya’, yaitu
belanja yang telah dialokasikan jumlahnya tetapi belum dipastikan peruntukannya.
Kebanyakan atlet internasional tinggal di wisma atlet dan memilih menunggu hingga hari
terakhirnya di Indonesia sebelum memutuskan bagaimana membelanjakan uangnya.
Pada responden nasional didapati pengeluaran yang cukup besar untuk makanan dan
minuman serta suvenir, sedangkan pengeluaran untuk hotel kurang dominan karena
adanya kemungkinan menumpang akomodasi pada keluarga atau teman di lokasi
pertandingan.
6
Keempat, sebagian besar responden internasional juga menyatakan kesediaannya
menjadi pemberi rekomendasi untuk Indonesia. Lebih dari 95% responden internasional
bersedia merekomendasikan Indonesia sebagai tujuan wisata pada rekan dan
keluarganya. Selain itu, 89% foreign country officials dan 97% OCA & IF officials bersedia
memberi rekomendasi untuk Indonesia sebagai penyelenggara event olahraga
internasional lain di masa depan, baik dalam skala single-event maupun multi-event.
Sekitar 82% responden foreign country officials bahkan mempertimbangkan Indonesia
sebagai lokasi latihan bagi tim olahraga negara mereka.
7
Kebanyakan UMKM di lokasi pertandingan Jakarta dan Jawa Barat berdagang makanan
dan minuman sedangkan di Palembang berdagang kain dan pakaian. Produk lain yang
umum dijual UMKM adalah kerajinan tangan, suvenir dan produk kulit. Kebanyakan
UMKM tidak melalui proses yang rumit untuk mendapat hak berjualan di lokasi
pertandingan.
8
Sebagian besar UMKM tidak menutup toko utamanya selama berdagang di Asian
Games. Oleh karena itu, rata-rata UMKM membutuhkan satu sampai dua orang tenaga
kerja tambahan selama berjualan di Asian Games. UMKM di lokasi pertandingan Jakarta
rata-rata mendapat penjualan Rp1,9 juta sedangkan di Palembang Rp2,4 juta setiap
harinya selama Asian Games, atau setara dengan peningkatan 76% dan 15% dari
penjualan harian diluar Asian Games. Perbedaan peningkatan penjualan antara UMKM
di lokasi Jakarta dan Palembang dipengaruhi oleh jenis dagangan, lama berjualan,
jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan dan jumlah pengunjung. Pada umumnya
UMKM di Palembang menggunakan tambahan keuntungan yang dihasilkan untuk
menambah barang dagangan, sedangkan UMKM di Jakarta untuk mengganti atau
menambah peralatan, atau untuk kepentingan pribadi pemilik.
9
demikian, untuk memaksimalkan dampak ekonomi dari kegiatan sport event, baik dalam
skala nasional maupun internasional, terdapat beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian. Pertama, perlu pengaturan jadwal pertandingan yang lebih akomodatif
terhadap partisipan untuk melakukan aktivitas diluar pertandingan. Kedua, perlu lebih
banyak informasi dan penawaran paket wisata singkat di sekitar lokasi pertandingan
yang ditawarkan ke partisipan, panitia dan penonton. Selain lokasi wisata, aktivitas
pengunjung juga dapat diarahkan ke pusat-pusat perbelanjaan terdekat.
10
Ketiga, dalam penyelenggaraan ajang olahraga di masa depan, diperlukan upaya yang
lebih baik untuk menyediakan akses telekomunikasi dan internet yang lebih handal,
pengaturan lalu lintas dan sarana transportasi yang lebih baik untuk menjamin
ketepatan waktu, serta ketersediaan informasi baik yang terkait langsung dengan
pertandingan maupun terkait dengan kota atau wilayah pertandingan.
Keempat, perlu pengelolaan yang lebih baik dalam hal keterlibatan UMKM. Perlu
sosialisasi yang lebih luas dan terbuka untuk memberi kesempatan partisipasi UMKM di
sekitar kota tempat pertandingan. UMKM juga perlu mendapat tempat penjualan yang
lebih strategis di sekitar lokasi pertandingan. Selain itu, UMKM perlu mendapat
keringanan biaya sewa tempat berdagang atau skema bagi hasil yang lebih
menguntungkan. UMKM juga memerlukan kemudahan akses keluar-masuk pegawai dan
barang selama berlangsungnya event.
Kelima, perlu sosialisasi yang lebih luas terhadap publik nasional atas jadwal
pertandingan dan perbaikan sistem pertiketan. Selain pertandingan, penyelenggara juga
dapat mengadakan acara lain yang meningkatkan kemeriahan seperti Asian Festival
yang dilangsungkan di Gelora Bung Karno bersamaan dengan Asian Games. Animo dan
belanja penonton lokal dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan dampak ekonomi
dari sport event. Keenam, perlu perbaikan perencanaan produksi dan distribusi
merchandise resmi event. Animo publik terbukti tinggi terhadap merchandise sebagai
memorabilia atas event yang hanya terjadi satu kali dan tidak akan berulang.
Terakhir, studi sejenis perlu dilakukan atas berbagai ajang olahraga di masa mendatang.
Dengan demikian, dampak ekonomi dari ajang olahrga dapat terus dimaksimalkan. Di
masa depan, studi dalam skala yang lebih besar akan dapat menangkap variasi
pengeluaran antar partisipan cabang olahraga (atlet dan officials) serta perilaku
kelompok responden yang lebih spesifik, seperti perwakilan sampel international sport
federations dari masing-masing cabang olahraga, berbagai jenis vendor OCA serta wasit
dan officials pertandingan.
11