Anda di halaman 1dari 51

AKUNTANSI BIAYA DAN PENGERTIAN BIAYA

Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe :

akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.

Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri yang terpisah dari dua tipe akuntansi diatas, namun
merupakan bagian dari keudanya. Oleh karena itu buku akuntansi biaya ini diawali dengan uraian akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen.

AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi biaya merupakan bagian dari dua tipe akuntansi : akuntansi keuangan dan akuntansi ma

najemen. Oleh karena itu, sebelum membahas akuntansi biaya, perlu diketahui lebih dahulu perbedaan
karekaristik dua tuoe akuntansi tersebut.

Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki dua kesamaan :

1. Kedua tipe akuntansi tersebut merupakan pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan.
Meskipun informasi non keuangan merupakan informasi penting yang digunakan oleh manajemen dalam
pengelolaan ahaan , namun hampir seluruh informasi non keuangan tersebut berada diluar ruang lungkup
akuntansi
2. Dua tipe aktuntansi tersebut berfungsi sebagai pen yedia informasi keuangan yang bermanfaat bagi
seorang untuk pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan memerlukan informasi untuk pemilihan
alternatif yang dihadapinya diantaranya adalah informasi keuangan. Informasi keuangan ini dihasilkan oleh
akuntansi. Namun karena pengambil keputusan melakukan ber bagai macam pengambilan keputusan yang
berbeda , maka informasi keuangan yang diperlukan pun berbeda pula untuk memenuhi kebutuhan
pengambilan keputusan tersebut.Tugas akuntan adalah menyediakan informasi keuangan yang relevan
dan andal untuk memenuhi berbagai keperluang yang berbeda tersebut.

Perbedaan pokok antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen terletakpada :

1. Pemakai laporan akuntansi dan tujuan mereka


2. Lingkup informasi
3. Pokus informasi
4. Rentang waktu
5. Kriteria bagi informais akuntansi
6. Disiplin sumber
7. Isi laporan
8. Sifat informasi.

Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen


Pemakai Utama Para manajer puncak dan Para manajer dari berbagai jenjang
pihak luar perusahaan organisasi
Lingkup Informasi Perusahaan secara Bagian perusahaan
keseluruhan
Fokus Informasi Berorientasi pada masa Berorientasi pada masa yang akan
yang lalu dating
Rentang Waktu Kurang fleksibel. Biasanya Fleksibel, bervariasi dari harian,
mencakup jangka waktu mingguan, bulanan, bahkan dapat
kuartalan, tengah tahunan, mencakup periode sepuluh tahun.
tahunan
Kriteria Bagi Dibatasi oleh prinsipTidak ada batasan, kecuali manfaat
Informasi akuntansi berterima umum yang diperoleh oleh manajemen dari
informasi dibandingkan dengan
pengorbanan untuk memperoleh infor
masi tersebut.
Disiplin sumber Ilmu Ekonomi Ilmu Ekonomi dan psikologi sosial
Isi Laporan Laporan berupa ringkasan Laporan bersifat rinci mengenai bagian
mengenai perusahaan dari perusahaan
sebagai keseluruhan
Sifat Informasi Ketepatan informasi Unsur taksiran dalam informasi adalah
merupakan hal yang besar.
penting

Akuntansi biaya adalah : proses pencatatan , penggolongan, peringkasan dan


penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara
tertentu serta pensiran terhadapnya.
Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya
Proses pencatatatan,penggolongan, peringkasan dan penyajian serta penafsiran
informasi biaya adalah tergantung untuk proses tersebut ditujukan. Proses akuntansi
biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan. Dalam
hal ini proses akuntansi biaya harus memperhatikan karetaristik akuntansi keuangan.
Dengan demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
Proses akuntansi biaya dapat ditujukan pula untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dalam perusahaan. Dalam hal ini akuntansi biaya harus memperhatikan karetaristik
akuntansi manajemen. Dengan demikian akuntansi biaya merupakan bagian dari
akunansi manajemen.
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok
1. Penentuan cost produk
2. Pengendalian biaya
3. Pengambilan keputusan.

PENGERTIAN BIAYA
Dalam arti sempit biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk me
mperoleh aktiva.
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Ada empat unsur pokok dalam defenisi biaya tersebut diatas :
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Contoh
perusahaan percetakan mencetak buku berjudul “akuntansi biaya” untuk itu
perusahaan memakai 1000 rim kertas HVS 80 gram dengan harga Rp 2.000 per rim,
sehingga total harga kertas yang dipakai untuk mencetak buku tersebut Rp 2.000.000,-
Dari contoh tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa biaya untuk membuat buku
berjudul akuntansi biaya berjumlah Rp 2.000.000,-
1. Kertas I rim yang dipakai dalam pencetakan buku tersebut merupakan
pengorbanan sumber ekonomi. Untuk mendapatkan kertas tesebut perusahaan
membutuhkan pengorbanan uang.
2. Pengorbanan tersebut diukur dalam satuan uang. Jumlah kertas yang
dikorbankan untuk membuat buku tersebut adalah 1000 rim x Rp 2.000 = Rp
2.000.000
3. Pengorbanan sumber ekonomi tersebut telah terjadi
4. Pengorbanan sumber ekonomi tersebut adalah bertujuan yaitu mencetak buku
akuntansi biaya.

CARA PENGGOLONGAN BIAYA


Biaya dapat digolongkan menurut
1. Objek pengeluaran,Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran menggunakan
semua objek pengeluaran sebagai dasar biaya misalnya pengluaran untuk, membeli
bahan baku, membayar tenaga kerja dan membayar biaya overhead pabrik
2. Fungsi pokok perusahaan, Ada tiga fungsi pokok yaitu : fungsi produksi, fungsi
pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. Sesuai dengan fungsi tersebut dapat
dikelompokkan biaya perusahaan industri :
a. Biaya produksi yaitu biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi contoh : BBB,BTKdan BOP
b. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang terjadi dalam hubunganya
dengan pengaturan atau koordinasi kegiatan produksi contoh gaji bagian
administrasi dan keuangan.
c. Biaya penjualan/pemasaran yaitu: biaya yang terjadi sehubungan dengan
kegiatan penjualan pemasaran contoh gaji bagian pemasaran dan iklan
3. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai biaya dapat dibagi menjadi:
a. Biaya langsung yaitu biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah
karena ada sesuatu yang dibiayai. Contohnya biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung
b. Biaya produksi tak langsung yaitu biaya selain bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung yang terjadi di pabrikcontoh biaya bahan penolong,
biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya produksi tak langsung lainya:
misalnya biaya penyusustan mesin, biaya asuransi gedng pabri dan biaya
perlengkapan mesin.

4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan


volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi
a. Biaya variabel yaitu biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan contoh BBB dan BTKL
b. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan contoh biaya pemeriksaan produksi, biaya
pengawasan produksi.
c. Biaya semifixed yaitu biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu
dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu
d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam batas-batas tertentu
contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi
5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya. Dibagi menjadi:
a. Pengeluaran modal ( capital expenditures) yaitu biaya yang mempunyai
manfaat lebih dari satu periode akunantasi. Contoh pembelian aktiva tetap,
reperasi, promosi besar-besaran, riset dll
b. Pengeluaran penghasilan ( revenue expenditure) yaitu biaya yang hanya
mempunyai manfaat dalam periode akuntansi ( 1 tahun) dimana biaya
tersebut terjadi.contoh biaya iklan, biaya gaji bagian penjualan dll.
METODE PENGUMPULAN BIAYA PRODUKSI
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh cara produksi. Pada dasarnya
cara memproduksi dapat dibedakan menjadi dua:
a. Produksi atas dasar pesanan yaitu perusahaan baru melaksanakan produksinya
bila ada pesanan. Contoh perusahaan percetakan dan perusahaan pembuatan
kapal terbang.
HP PERSATUAN = JUMLAH BIAYA PRODUKSI PESANAN
JUMLAH PRODUK YG DIPESAN
Contoh :
Untuk mengerjakan pesanan seratus unit seragam olah raga diperlukan biaya-biaya sebagai berikut :

Bahan baku Rp 500.000

Bahan penolong 75.000

Tenaga kerja langsung Rp 600.000

Biaya operhead pabrik Rp 125.000

Jumlah biaya produksi Rp1.300.000


Maka harga pokok satu unit seragam olah raga dihitung =Rp 1.300.000 : 100 unit = Rp
13.000,-
b. Produksi atas dasar produksi massa yaitu perusahaan yang melaksanakan
produksinya dengan berdasarkan atas produksi massa, biasanya memproduksi
barang untuk keperluan persediaan digudang. Contoh perusahaan jamu.
Kosmetik, semen dll. Perusahaan yang berproduksi massa didalam
mengumpulkan biaya produksi menggunakan metode harga pokok proses.
Dalam metode ini biaya produksi dikumpulkan selama periode tertentu ,
sedangkan harga pokok persatua produk yang dihasilkan pada periode tertentu
dihitung :
HP persatuan = jumlah biaya produksi selama periode tertentu
Jumlah satuan produksi yang dihasilkan selama periode tertentu
Misalnya :
Perusahaan industri yang memproduksi shampo merek cantik selama bulan februari 2011 telah
mengeluarkan biaya produksi sebagai berikut :
Bahan baku Rp 1.900.000
Bahan penolong Rp 1.000.000
Tenaga kerja Rp 2.500.000
Biaya overhead pabrik Rp 600.000
Jumlah biaya produksi Rp 6.000.000
Produk yangdihasilkan selama bulan februari 2011 sebanyak 10.000 botol (dianggap tidak terdapat
produk belum selesai) jadi harga pokok persatuan dapat dihitung sebagai berikut :
Rp 6.000.000 = Rp 600.
10.000 unit
PENENTUAN BIAYA PRODUKSI

Metode penentuan cost produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam cost produksi. Dalam
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam cost produksi terdapat dua pendekatan :full costing dan variable costing

1. Full costing merupakan metode penentuan kos produksi memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenagar kerja langsung dan viaya operhead pabrik baik berperilaku variabel maupn tetap.
Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya:
Bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya ovehead pabrik variabel xxx
Biaya ovehead pabrik tetap xxx
Cost produksi xxx
===
Kos produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos produksi ditambah dengan biaya non
produksi yaitu pemasaran dan administrasi
2. Viariable costing merukakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variabel kedalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
ovehead pabrik variabel ) ditambah dengan biaya non produksi variabel ( biaya variabel dan biaya administrasi dan umum
variabel dan biaya tetap (bop tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi dan umum tetap).
PERBANDINGAN LAPORAN RUGI LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN PERUSAHAAN DAGANG.

Laporan keuangan hasil proses akuntansi. Untuk memahami bagaimana pengolahan data biaya dalam akuntansi biaya, ada
baiknya dipahami lebih dahulu perbedaan laporan rugi laba yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur.

Kegiatan perusahaan dagang berupa pembelian barang dagangan dari perusahaan lain dan penjualan barang dagangan tersebut
kepada konsumen atau perusahaan manufaktur. Perusahaan dagang tidak melakukan pemrosesan terhadap barang dagangan
yang dibeli. Untuk menjalankan usaha dagangnya, perusahaan dagang mengeluarkan sumber ekonomi untuk memperoleh
barang dagangan, mengeluarkan biaya administrasi dan umum, serta biaya pemasaran. Penggolongan ini disajikan dalam laporan
rugi laba yang dikelompokkan dalam 3 golongan:

1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang dagangan dari perusahaan lain. Pengorbanan ini
dikelompokkan dengan judul “kos Penjualan”
2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran barang dagangan.pengorbanan ini dikelompokkan dengan
judul”biaya pemasaran”
3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain perolehan barang dagangan dan pemasaran barang dagangan.
Pengormbanan ini dikelompokkan dengan judul biaya administrasi dan umum.
BIAYA BAHAN BAKU
1.pengertian Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi. Bahan baku adalah bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi, serta
merupakan unsur dasar yang diolah dengan menggunakan biaya tenaga kerja dan biaya operhead pabrik yang
akhirnyamenjadi produk jadi. Contoh kain untuk pembuatan baju, kayu untuk membuat meja, baja untuk
perusahaan mobil dan sebagainya

2.HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG DIBELI


A. MENGHITUNG HARGA POKOK BAHAN YANG DIBELI DENGAN METODE PERPETUAL

Bila digunanakan Metode perpetual maka setiap terjadi mutasi atas persediahaan bahan baku harus nampak nilai
saldonya. Untuk itu bahan baku harus dicari seberapa besar harga pokoknya. Misalnya data persediaan bahan
baku dari suatu perusahaan pada bulan januari 2010 adalah sebagai berikut:

1 januari 2010 persediaan awal 1.000 kg@Rp 1.000

5 januari 2010 pembelian 1.500 kg @ Rp 1.100


Dari data diatas harga pokok bahan baku tanggal 5 januari 2010 adalah

1 januari 2010 persediaan awal 1.000 kg@Rp 1.000 = Rp 1.000.000

5 januari 2010 pembelian 1.500 kg @ Rp 1.100 = Rp 1.650.000

Harga pokok bahan baku 2.500 kg Rp 2.650.000

b.Menghitung harga pokok pembelian berdasarkan harga faktur dan biaya pembelian

harga pokok bahan baku dapat terbentuk dari beberapa unsur biaya, yaitu semua biaya yang secara langsung
atau tidak langsung terjadi untuk mendapatkan bahan baku tersebut. Dengan demikian harga pokok bahan baku
terdiri atas harga beli ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan bahan baku tersebut sampai siap untuk diolah. Unsur unsur harga pokok bahan yang dibeli terdiri
atas harga faktur, biaya angkut dan baiay-biaya lainyang dikeluarkan seubungan dengan pembelian bahan sampai
siap diproses.

1. Harga faktur yaitu harga yang tercantum dalam faktur pembelian. Harga tersebut belum termasuk
potongan sehingga bila ada potongan atas pembelian akan mengurangi harga pokok bahan yang dibeli.
2. Biaya angkut yaitu yang dikeluarkan untuk menyangkut bahan yang dibeli sehingga barang tersebut sampai
di gudang pembeli ( perusahaan)
3. Biaya lain-lain yaitu biaya yang dikeluarkan yang berhubungan dengan bahan baku sehingga siap diproduksi
misalnya penggudangan, biaya asuransi dan lain-lain.
Contoh 1 :

Pada tanggal 10 januari 2010 dibeli bahan baku sebanyak 750 kg @Rp 1.200 biaya angkut pembelian sebesar
Rp 50.000 biaya asuransi pengangkutan bahan baku Rp 25.000,-dan biaya lain-lain sampai berada digudang Rp
15.000,- besarnya harga pokok pembelian bahan baku adalah :

Harga faktur 750 kg x Rp 1.200 Rp 900.000

Biaya angkut pembelian Rp 50.000

Biaya asuransi pengangkutan bahan Rp 25.000

Biaya lain-lain Rp 15.000

Jumlah harga pokok pembelian Rp 990.000

HARGA POK BAHAN BAKU 990.000 : 750 UNIT = Rp 1.320,-


Contoh 2 :

PT.Muara dalam melakukan kegiatan produksinya memerlukan jenis bahan baku yaitu X,Y,Z pada 5 februari
2010 PT.Muara melakukan pembelian bahan sebagai berikut :

Bahan X 5.000 Kg @Rp 400 = Rp 2.000.000

Bahan Y 2.000 Kg @Rp 750 = Rp 1.500.000

Bahan Z 3.000 Kg @Rp 500 = Rp 1.500.000

10.000Kg Rp 5.000.000

Biaya angkut untuk ketiga jenis produk tersebut adalah Rp 375.000

Dari data diatas buatlah alokasi biaya angkut kepada masing-masing jenis bahan bila pembebanan biaya angkut
pembelian bahan didasarkan atas :

a. Pembandingan kuantitas tiap jenis produk bahan baku yang dibeli


b. Pembandingan harga faktur tiap jenis bahan yang dibeli.

Jawab :

a. Pembebanan biaya angkut atas dasar perbandingan kuantitas tiap jenis bahan yang dibeli. Alokasi biaya
angkut bahan kepada masing-masing jenis adalah :
Untuk bahan x 5000/10.000 x Rp 375.000 Rp 187.500
Untuk bahan y 2000/10.000 x Rp 375.000 Rp 75.000
Untuk bahan z 3000/10.000 x Rp 375.000 Rp 112.500
b. Pembebanan biaya angkut kepada masing-masing bahan atas dasar perbandingan harga faktur jenis
bahan. Alokasi biaya angkut kepada masing-masing jenis bahan adalah :
Untuk bahan x Rp 2.000.000/5.000.000 x Rp 375.000 = Rp 150.000
Untuk bahan y Rp 1.500.000/5.000.000 x Rp 375.000 = Rp 112.500
Untuk bahan Z Rp 1.500.000 / 5.000.000 x Rp 375.000 = Rp 112.500

B.PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU

1. PROSEDUR PERMINTAAN DAN PENGELUARAN BAHAN

Dalam kegiatan permintaan bahan baku, bagian yang terlihat adalah bagian produksi, bagian gudang , bagian
kartu persediaan dan kartu biaya serta bagian jurnal, buku besar dan laporan.

A. kegitan produksi
kegiatan yang dilakukan pada bagian produksi adalah sebagai berikut
1. membuat bukti permintaan dan pengeluaran barang dari gudang sesuai dengan daftar kebutuhan
bahan dan menyerahkan ke bagian gudang
2. menerima barang yang disertai dengan bukti permintaan dan pengeluaran dari bagian gudang
3. mempersiapkan bukti permintaan dan pengeluaran barang dari gudang menurut nomor urutnya.
B. Bagian gudang
Kegiatan dilakkukan pada bagian gudang adalah sebagai berikut :
1. Menerima bukti permintaan dan pengeluaran barang dari gudang ke bagian produksi
2. Mengisi jumlah barang yang akan diserahkan kepada bagian produksi pada bukti permintaan dan
pengeluaran barang dari gudang dan menyerahkan ke bagian produksi bersama-sama barang dan
gudang

3. Mencatat bukti permintaan dan pengeluaran barang-barang ke dalam kartu persediaan


4. Mendistribusikan kartu permintaan dan pengeluaran barang dari gudang ke bagian persediaan dan
bagia proudksi bersama-sama dengan barang.
C. Bagian kartu persediaan dan kartu biaya
1. Menerima bukti penerimaan dan pengeluaran barang dari bagian gudang dan mengisi harga pokok
barang pada bukti permintaan dan pengeluaran barang menurut kartu persediaan.
2. Mencatat pemakaian bahan baku sesuai dengan bukti permintaan dan pengeluaran barang ke dalam
kartu persediaan dan kartu harga pokok produksi.
3. Menyerahkan bukti permintaan dan pengeluaran barang ke bagian jurnal, buku besar, dan laporan
D. Bagian jurnal, buku besar, dan laporan
Kegiatan bagian jurnal , buku besar ddan laporan adalah sebagai berikut :
1. Menerima bukti permintaan dan pengeluaran b
2. arang dari bagian kartu persediaan dan kartu biaya
3. Mencatat pemakaian bahan baku menurut buktipermintaan adan pengeluaran barang ke dalam jurnal
pemakaian bahan baku dan mengarsipkan bukti tersebut menurut nomor urutnyA.
2.PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN BAKU

Atas dasar permintaan bahan baku dari bagian produksi ke bagian gudang, apabila barnag yang diperlukan
oleh bagian produksi belum tersedia, bagian gudang membua surat permintaan pembelian untuk bagian
pembelian guna menyedakan barang yang dibutuhkan oleh bagian produksi

A.bagian gudang
Dalam prosedur pembelian bahan baku tugas bagian gudang adalah sebagai berikut:
1. Membuat surat permintaan pembelian yang diajukan ke bagian pembelian sehubungan dengan
permintaan barang /bahan dari bagian produksi.
2. Menyimpan barang/bahan yang telah diterima dari bagian pembelian

B. Bagian pembelian, tugas bagian pembelian adalah

1. mencari informasi kepada pemasok tentang barang kebutuhan produksi beserta harganya

2. membuat order pembelian yang dikirim kepada pemasok yang dipilih dan tembusanya dikirim ke bagian
gudang/penerima barang dan bagian pencatatan jurnal

C. Bagian penerimaan

Tugas bagian penerimaan barang dalam menerima barang yang telah dipesan oleh bagian pembelian dan
memerlukan pemeriksaaan atas barang yang dierimanya tentang mutu, kualitas, jenis barang yang diterima
cocok dari pemasok yang dicocokkan dengan order yang diterima dari bagian pembelian.

D.bagian jurnal, buku besar dan laporan


Tugas bagian ini adalah mencatat transaksi pembelian dalam buku pembelian buku pembelian atau
register voucer atau membuat voucernya

E. Bagian pencatatan kartu persediaan


Bagian pencatatanya mencatat harga pokok persedian barang yang dibeli dalam kartu persediaan sesuai
dengan metode yang telah ditetapkan.

F. Bagian pencatatan.
Tugas bagian pencatatan utang adalah mencatat utang yang timbul dari transaksi pembeli pada buku
utang/daftar utang.
3.PROSEDUR PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU

Pencatatan biaya bahan baku dapat dilakukan dengan dua cara :

a. Pencatatan bahan dengan inventarisasi fisik (periodik)


Bila digunakan inventarisasi fisik/periodik maka persediaan barang/bahan tidak akan berubah dalam tahun
buku berjalan sehingga saat terjadi pembelian bahan dicatat dalam perkiraan pembelian dan bila terjadi
pengembalian atas barang dicatat dalam perkiraan retur pembelian. Nilai persediaan yang masi ada baru
diketahui pada akhir periode setelah diadakan inventarisasi fisik.

Jurnal pada saat pembelian


Pembelian RP xxx
Kas/ utang dagang Rp xxx
Jurnal pada saat pengembalian
utang dagang Rp xxx
Retur pembelian Rp xxx
Jurnal pada saat pemakaian
BDP-BBB Rp xxx
Persediaan bahan baku Rp xxx

b. Pencatan bahan dengan inventarisasi perpetual/permanen


Bila digunakan ineventarisasi permanen maka persediaan barag/bahan dapat berubah dalam tahun
buku berjalan sehingga terjadi pembelian bahan dicatat dalam perkiraan persediaan dan bila terjadi
pengembalian atas barang dicatat dalam perkiraan persediaan.
Saat terjadi pembelian
Persediaan bahan baku Rp xxx
Kas/utang dagang Rp xxx
Saat pengembalian
Utang dagang Rp xxx
Persediaan barang dagangan Rp xxx
Jurnal pemakaian bahan baku
BDP-BBB Rp xxx
Persediaan bahan baku Rp xxx

c.METODE PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN BAKU

Besarnya harga pokok bahan baku yang dipakai dan harga bahan baku yang dipakai dan harga pokok persediaan akhir bahan
baku tergantung dari metode perncatatan bahan yang dipakai.
Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dan harga pokok persediaan bahan baku akhir dapat dilakukan dengan
inventarisasi fisik dengan metode sebagai berikut :
1. Metode tanda pengenal khusus
2. Metode rata-rata sederhana
3. Metode rata-rata tertimbang
4. Metode masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO)
5. Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP/LIFO)
Contoh

Data persediaan, pembelian dan pemakaian bahan baku dari suatu perusahaan pada bulan januari 2015 adalah
sebagai berikut :

1 jan persediaan awal 600 kg @ Rp 900 per kg

4 jan pembelian 1.800 kg @ Rp 960 per kg

10 jan pembelian 1.200 kg @ Rp 870 per kg

15 jan pemakaian bahan baku untuk proses produksi sebesar 1.500 kg

Diminta : hitung besarnya harga pokok bahan baku yang dipakai dan nilai persediaan akhir bahan baku pada
15 januari 2015 dengan menggunakan metode berikut:

1. Metode tanda pengenal khusus bila pemakian sebesar 1.200 kg dari pembelian 4 januari dan sisanya
pembelian 10 januari
2. Metode rata-rata sederhana
3. Metode rata-rata tertimbang
4. MPKP
5. MTKP
Jawab :

1. Harga pokok bahan yang dipakai 15 januari dengan metode tanda pengengenal khusus . bahan yang dipakai berasal dari
pembelian
4 januari 1200 kg x Rp 960 = Rp 1.152.000
10 januari 300 kg x Rp 870 = Rp 261.000
1.500kg Rp 1.413.000
Nilai persediaan akhir 15 januari adalah
Persedian 1 jan 600 kg x Rp 900 Rp 540.000
4 jan 600 kg x Rp 960 Rp 576.000
10 jan 900 kg x Rp 870 Rp 783.000
2100 kg Rp 1.899.000

2. Harga pokok bahan baku yang dipakai 15 januari dengan metode rata-rata sederhara
Harga rata-rata = 900+ 960 + 870 = Rp 910
3
Harga pokok pemakaian 15 januari = 1500 x Rp 910 = Rp 1.365.000
Nilai persediaan akhir
Jumlah barang yang tersedia untuk diproduksi sebanyak 3.600 kg
1 jan 600 x Rp 900 = Rp 540.000
4 jan 1800 x Rp 960 = Rp 1.728.000
10 jan 1.200 x Rp 870 = Rp 1.044.000
--------------------
Rp 3.312.000
Nilai pokok pemakaian Rp 1.365.000
--------------------
Nilai persediaan akhir Rp 1.947.000
3. Harga pokok bahan yang dipakai dengan metode rata-rata tertimbang
Harga rata-rata = harga pembelian bahan
Jumlah persediaan
Rp 3.312.000 : 3.600kg =Rp 920/KG
Harga pemakaian = 1.500kg x Rp 920 = Rp 1.380.000
Nilai persediaan akhir 3.312.000 – Rp 1.380.000 = Rp 1.932.000
4. Metode MPKP
Pemakaian 1 jan 600 x Rp 900 = Rp 540.000
Pemakaian 4 jan 900 x Rp 960 = Rp 864.000
Harga pokok pemakaian Rp 1.404.000
Nilai persediaan = Rp 3.312.000 – 1.404.000 = Rp 1.908.000
5. Metode MTKP
Harga pokok pemakaian 10 jan 1200 x Rp 870 = Rp 1.044.000
4 jan 300 x Rp 960 = Rp 288.000
Rp 1.332.000
Nilai persediaan akhir 600 x Rp 900 = 540.000
1500 x Rp 960= 1.440.000 +
1.980.000
Bila digunakan inventarisasi permanen/perpetual, metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dan nilai persediaan
akhir adalah metode MPKP/FIFO Permanen, metode MTKP/LIFO Permanen, dan metode rata-rata bergerak.

1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO)


Bila digunakan metode masuk pertama keluar pertama, maka bahan baku yang dibeli paling awal akan dipakai
paling awal. Persediaan akhir bahan baku adalah pembelian yang paling akhir ditambah pembelian sebelumnya (bila ada). Untuk
menentukan harga pokok pemakaian bahan baku dan nilai persediaan akhir bahan baku digunakan kartu persediaan akhir bahan
baku digunakan kartu persediaan seperti contoh berikut.

KARTU PERSEDIAAN
No.Kode : ..... Gudang : ......
Nama Barang : .... Lokasi : ........

Pembelian Pemakaian Sisa (Persediaan)

Tgl
Unit Harga Per Jumlah (Rp) Unit Harga Per Jumlah (Rp) Unit Harga Per Jumlah
Unit Unit Unit (Rp)
Contoh 2.4 :

Data Persediaan bahan, pembelian, dan pemakaian bahan baku dari suatu perusahaan dalam bulan Januari 2010 adalah sebagai
berikut.

Jan 1 Persediaan 1.000kg @ Rp 750,00

3 Pembelian 1.500kg @ Rp1.200,00

5 Pemakaian 1.300kg

12 Pembelian 3.000kg @ Rp1.500,00

16 Pemakaian 2.000kg

21 Pembelian 2.300kg @ Rp 1.600,00

24 Pemakaian 3.200kg

26 Pembelian 500kg

Dari data di atas masukkan ke dalam kartu persediaan dan hitung besarnya harga pokok pemakaian bulan Januari 2010 dan nilai
persediaan akhir dengan metode MPKP (Permanen)

Jawab:

Tgl Pembelian Pemakaian Sisa (Persediaan)


Unit Harga Per Jumlah (Rp) Unit (kg) Harga Per Jumlah (Rp) Unit (kg) Harga Per Jumlah
(kg) Unit (Rp) Unit (Rp) Unit (Rp) (Rp)
1 Jan - - - - - - 1.000 750 750.000

3 Jan - - - - - - 1.000 750 750.000


1.500 1.200 1.800.000 - - - 1.500 1.200 1.800.000

2.500 2.550.000
1.000 750 750.000 - -
5 Jan 300 1.200 360.000 1.200 1.200 1.440.000

1.300 1.110.00
12 Jan - - - - - - 1.200 1.200 1.440.000
3.000 1.500 4.500.000 - - - 3.000 1.500 4.500.000

4.200 5.940.000

16 Jan - - - 1.200 1.200 1.440.000 2.200 1.500 3.300.000


- - - 800 1.500 1.200.000 - - -

2.000 2.640.00
21 Jan - - - - - - 2.200 1.500 3.300.000
2.300 1.600 3.680.000 2.300 1.600 3.680.000

4.500 6.980.000
24 Jan - - - 2.200 1.500 3.300.000 1.300 1.600 2.080.000
- - - 1.000 1.600 1.600.000 - - -
3.200 4.900.000
26 Jan - - - - - - 1.300 1.600 2.080.000
500 1.750 875.000 - - - 500 1.750 875.000
1.800 2.955.000
Harga pokok bahan baku yang dipakai :
5 Jan Rp1.110.000,00
16 Jan Rp2.640.000,00
24 Jan Rp4.900.000,00
Rp8.650.000,00

Nilai persediaan akhir bahan baku :


1.300 @ Rp1.600,00 = Rp2.080.000,00

500 @ Rp1.750,00 = Rp 875.000,00

1.800 Rp2.955.000,00

Keterangan :

Harga sisa persediaan bahan baku 1 Januari 1.000 kg @ Rp750 = Rp750.000,00

Harga sisa bahan baku 3 januari

Sisa awal 1.000 kg @Rp 750,00 = Rp 750.000,00

Pembelian baru 1.500 kg @Rp 1.200,00= Rp 1.800.000,00

Harga pokok pemakaian 5 januari.

Karena digunakan metode MPKP, maka harga pokok pemakaian 5 Januari sebanyak 1.300 adalah sebagai berikut.
Pembelian awal yang ada adalah 1.000 @ Rp 750,00 = Rp 750.000,00.

Kekurangan diambil dari pembelian berikutnya (pembelian 3 Januari), yaitu 300 x Rp1.200,00 =Rp360.000,00

Jadi, harga pokok pemakaian 5 Januari adalah Rp 750.000,00 + Rp 360.000,00 – Rp 1.110.000,00.

Harga sisa bahan baku 5 Januari

Pembelian terakhir 1.500 kg terpakai 300 kg.

Sisa bahan 1.200 @ 1.200,00 =Rp 1.440.000,00

2. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP/LIFO)


Bila digunakan metode masuk terakhir keluar pertama, maka bahan baku yang dibeli paling akhir akan dikeluarkan paling
awal sehingga harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai adalah harga pokok yang paling akhir dibeli. Jadi, harga pokok
pembelian bahan digunakan harga pembelian yang paling akhir bila tidak cukup diambilkan pembelian sebelumnya dan
seterusnya, sedang nilai persediaan bahan baku akhir jatuh pada pembelian paling awal ditambah pembelian berikutnya bila ada.
Kartu persediaan dipakai untuk menghitung harga pokok pemakaian dan nilai persediaan akhir sama dengan metode MTKP
permananen adalah sebagai berikut

Dari Contoh soal 2.1 dapat dibuat kartu persediaan metode MTKP berikut ini.

Tgl Pembelian Pemakaian Sisa (Persediaan)


Unit Harga Per Jumlah (Rp) Unit (kg) Harga Per Jumlah (Rp) Unit (kg) Harga Per Jumlah (Rp)
(kg) Unit (Rp) Unit (Rp) Unit (Rp)
1 Jan - - - - - - 1.000 750 750.000

3 Jan - - - - - - 1.000 750 750.000


- - - - - - 1.500 1.200 1.800.000
1.500 1.200 1.800.000
2.500 2.550.000
5 Jan - - - 1.300 1.200 1.560.000 1.000 750 750.000
200 1.200 240.000
1.200 990.000
12 Jan - - - - - - 1.000 750 750.000
3.000 1.500 4.500.000 - - - 200 1.200 240.000
3.000 1.500 4,500.000
4.200 5.490.000

16 Jan - - - - - - 1.000 750 750.000


- - - 200 1.200 240.000
2.000 1.500 3.000.000 1.000 1.500 1.500.000
2.200 5.490.000

21 Jan - - - - - - 1.000 750 750.000


- - - - - - 200 1.200 240.000
2.300 1.600 3.680.000 1.000 1.500 1.500.000
2.300 1.600 3.680.000

4.500 6.170.000

24 Jan - - - 2.300 1.600 3.680.000 1.000 750 750.000


- - - 900 1.500 1.350.000 200 1.250 240.000
100 150.000
3.200 5.030.000 1.300 1.140.000

26 Jan - - - - - - 1.000 750.000


500 1.750 875.000 - - - 200 240.000
100 150.000
500 875.000

1.800 2.015.000

Harga pokok pemakaian :


Jan 5 Rp1.560.000,00
16 Rp3.000.000,00
24 Rp5.030.000,00
Harga pokok pemakaian bahan baku bulan januari Rp9.590.000,00

Nilai persediaan akhir :


Jan 31 1.000 @Rp 750,00 = Rp 750.000,00
200 @Rp1.200,00 = Rp 240.000,00
100 @Rp1.500,00 = Rp 150.000,00
500 @Rp1.750,00 = Rp 875.000,00 +
1.800 Rp2.015.000,00
Keterangan :
Harga pokok sisa persediaan bahan 1 Januari 1.000 kg @ Rp750,00 = Rp750.000,00
Harga pokok sisa bahan 3 Januari
Sisa awal 1.000 kg @ Rp 750,00 = Rp 750.000,00
Pembelian baru 1.500 kg @ Rp 1.200,00 = Rp 1.800.000,00+
Sisa bahan 3 Januari = 2.500 kg = Rp 2.550.000,00
Harga pokok pemakaian 5 Januari
Karena digunakan metode MTKP, Maka harga pokok pemakaian tanggal 5 sebanyak 1.300 kg berasal dari
pembelian terakhir tanggal 3 sebanyak 1.500 kg @ Rp 1.200,00 maka pemakaian tanggal 5 semua jatuh
pada pembelian tanggal 3. Jadi harga pokok pemakaian tanggal 5 = 1.300 kg @ Rp 1.200,00 = Rp
1.560.000,00
Persediaan akhir 5 Januari
Pembelian awal 1.000 kg @ Rp 750,00 = Rp 750.000,00
Pembelian baru tanggal 3 200 kg @ Rp 1.200,00 = Rp 240.000,00+
(1.500-1.300)
Jadi, jumlah nilai sisa tanggal 3 sebanyak 1.200 kg = Rp 990.000,00
BIAYA TENAGA KERJA

1.PENGERTIAN BIAYA TENAGA KERJA

Biaya tenaga kerja diartikan sebagai tenaga kerja manusia yaitu usaha fisik dan mental yang dikenalkan oleh
para karyawan/pegawai untuk kegiatan produksi. Biaya tenaga kerja adalah imbalan balas jasa yang diberikan
oleh perusahaan kepada tenaga kerja yang dapat dinilai dengan satuan uang atas pengorbanan yang diberikan
untuk kegiatan produksi.

Balas jasa dari perusahaan kepada tenaga kerja sering disebut dengan gaji atau upah. Gaji merupakan balas
jasa yangdiberikan oleh perusahaan kepada pegawai tetap atau pegawai kantor sedangkan upah merupakan
balas jasa yang diberikan kepada para pekerja tidak tetap berdasarkan jasa kerja, hari kerja atau satuan produk
yang dihasilkan.

2.JENIS TENAGA KERJA DAN BIAYA TENAGA KERJA

Biaya tenaga kerja dapat ditentukan dari jenis tenaga kerja yaitu :

1. Menurut fungsi fokok perusahaan tenaga kerja dibedakan


a. Tenaga kerja bagian produksi
b. Tenaga kerja bagian pemasaran
c. Tenaga kerja bagian administrasi
2. Penggolongan tenaga kerja menurut hubungannya dengan produk dibedakan menjadi:
a. Tenaga kerja langsng
b. Tenaga kerja tidak langsung

3. Penggolongan biaya tenaga kerja menurut kegiatan departemen dalam perusahaan:


a. Tenaga kerja departemen produksi
b. Tenaga kerja departemen non produksi
4. Penggolongan tenaga kerja menurut jenis pekerjaannya
a. Tenaga kerja bagian pabrik meliputi manejer pabrik, karyawan pabrik, tukang service mesin,
operator produksi, dan pengawas/mandor.
b. Tenaga kerja bagian kantor antara lain meliputi manajer personalia, karyawan kantor,sekretaris dan
juru ketik.
c. Tenaga kerja bagian lapangan antara lain meliputi pemasaran,periklanan dan penagihan.
3.AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA

Akuntansi biaya tenaga kerja pada dasarnya dikelompokkan pada tiga hal yaitu pencatatan dan penghitungan
waktu kerja, perhitungan jumlah biaya tenaga kerja dan pembebanan biaya tenaga kerja.

1. Pencatatan dan perhitungan waktu tenaga kerja


Kegiatan pertama yang dilakukan dalam akuntansitenaga kerja adalah mencatat waktu
kerja. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh bagian personalia dengan membuat kartu jam
hadir bulanan atau dapat pula didasarkan pada satuan produk yang dihasilkan pekerja

KARTU JAM KERJA


Nama Tenaga Kerja :PADOT Unit Kerja : BAGIAN PRODUK
Periode :MINGGU I BULAN OKTOBER
Hari/Tanggal Jam Jam Jam Jam Jumlah Jam Jam
Masuk Istirahat Kembali Pulang Jam Reguler Lembur
Senin 8 11 12 16 7 7 2
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Jumlah

2. Perhitungan jumlah biaya tenaga kerja


Pencatatan dan perhitungan waktu kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk penyusunan daftar gaji, baik
untuk tenaga kerja langsung maupun tidak langsung, maupun tenaga kerja bagian pemasaran, umum
dan administrasi. Berikut ini contoh daftar upah/gaji karyawan suatu perusahaan pada periode tertentu.

PT. MIRAH
Daftar Gaji/Upah Bulan …………………
No Nama Upah Vanabel Upah Gaji/upah Potongan Jumlah Upah yang
Pekerja Jam Regular Jam Lembur tetap kotor pph Astek Pinjam Potongan diterima
an
Jlh Tarif total Jlh Tarif total
Jam Jam
1 A
2 B
3 C
4 D
Jumlah

Dari daftar upah diatas secara umum jurnal


a. Gaji/upah dari daftar gaji
Gaji dan upah Rp xxxx
Utanng PPh karyawan Rp xxxx
Utang asuransi Rp xxxx
Piutang karyawan Rp xxxx
Utang gaji dan upah Rp xxxx

b. Pembayaran gaji dan upah


Utang gaji dan upah Rp xxxx
Kas Rp xxxx

c. PPh karyawan dan asuransi tenaga kerjake kantor kas negara dan kantor asuransi.
Utang gaji dan upah Rp xxxx
Utang astek Rp xxxx
Kas Rp xxxx
3.PEMBEBANAN BIAYA TENAGA KERJA
Jumlah gaji dan upahyang telah dihitung kemudian dialokasikan/dibebankan ke masing-masing biaya dan
mengkredit gaji dan upahdengan jurnal seperti berikut

BDP-Biaya tenaga kerja Rp xxxx

Biaya operhead pabrik sesungguhnya Rp xxxx

Biaya pemasaran Rp xxxx

Gaji dan upah Rp xxxx

a. Rekening BDP-biaya tenaga kerja langsung (debet) untuk mencatat pembebanan gaji dan upah tenaga
kerja langsung mengerjakan proses produksi.

b. Rekening BOP untuk mencatat pembebanan gaji dan upah tenaga kerja yang tidak langsung menagani
proses produksi, tetapi menangani penyelesaian proses produksi.
c. Rekening biaya pemasaran untuk mencatat alokasi/pembebanan gaji dan upah tenaga kerja di bidang
pemasaran/distribusi hasil produksi.

d. Rekening biaya umum dan administrasi untuk mencatat pembebanan gaji dan upah tenaga
kerja/pegawai dibagian kantor(administrasi dan umum)

4.PAJAK PENGHASILAN KARYAWAN


Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan biasanya menanggung sebagian atau seluruh PPh
yang ditanggung perusahaan.

Penambahan jumlah gaji dan upah tersebut akan menambah jumlah utang gaji dan upah kepada karyawan.
PPh ditanggung oleh perusahaan dalam alokasi/pembebanan gaji dan upah diperlakukan pada masing-masing
pos sebagai berikut;

a. PPh karyawan dari tenaga kerja langsung dan tak langsung diperlakukan sebagai biaya operhead
sesungguhnya
b. PPh karyawan dari pegawai administrasi dan umum, masing-masing di perlakukan sebagai biaya
penjualan dan biaya administrasi dan umum.

CONTOH

Misalnya dari daftar gaji dan upah diatas akan dibuat jurnal yang diperlukan bila :
50 % PPh karyawan ditanggung perusahaan

100 % PPh karyawan ditanggung perusahaan

BIAYA OVERHEAD PABRIK

A. PENGERTIAN DAN JENIS BIAYA OVERHEAD PABRIK

1. Pengeretian Biaya Overhead Pabrik


Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya tersebut antara lain bahan penolong, Biaya tenaga kerja tak langsung, penyusutan aktiva
tetap pabrik, Biaya sewa gedung pabrik, biaya listrik pabrik, biaya pemeliharaan, dan penyusutan mesin
pabrik serta biaya lain-lain.
Dari pengertian diatas, maka yang termasuk kedalam biaya overhead pabrik adalah seperti berikut :
a. Biaya Bahan Penolong
Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk
yang jumlahnya relatif kecil sehingga biaya tersebut digolongkan kedalam biaya produksi tak langsung.
Misalnya Lem (perekat) dalam perusahaan percetakan, pernis, dan pakudalam perusahaan mebel.
b. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Biaya tenaga kerja tak langsung adalah biaya tenaga kerja yang tidak menangani secara langsung proses
produksi, misalnya upah mandor, gaji direksi produksi, gaji pegawai pada Departemen pembantu.

c. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Pabrik


Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di pabrik
untuk penyelesaian produk, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya penyusutan gedung
Pabrik, Penyusutan mesin pabrik, penyusutan kendaraan pabrik, dan penyusutan baranginventaris
lainnya.
d. Biaya Reparasi dan pemeliharaan
Biaya Reparasi dan pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin
dan peralatan pabrik.
e. Biaya Asuransi Pabrik
Biaya asuransi pabrik adalah biaya yang dikeluarkan untuk membagi risiko yang terjadi dalam proses
produksi di pabrik. Misalnya asuransi terhadap gedung pabrik, Tenaga kerja di pabrik, dan lain-lain.
f. Biaya Jasa Kepada pihak lain
Biaya Jasa kepada pihak lain adalah yang timbul karena penggunaan jasa kepada pihak lain guna
penyelesaian dan kelancaran proses produksi. Misalnya biaya listrik dan air untuk pabrik reparasi mesin
pabrik dan lain-lain.
g. Biaya-biaya lain yang sifatnya tidak langsung
Biaya lain yang sifatnya tidak langsung merupakan biaya yang berhubungan dengan proses produksi
yaitu biaya yang dikeluarkan pada departemen pembantu, misalnya gaji mandor bagian gudang bahan
baku dan cadangan pembangkit listrik (diesel).

Berdasarkan perilaku terhadap produksi, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu
BOP variable, BOP tetap, dan BOP semi variable.

a. BOP Variabel adalah BOP yang bertambah dan berkurang sebanding dengan perubahan volume produksi
sehingga BOP per unit selalu tetap, meskipun ada perubahan volume produksi. (Biaya Bahan Penolong
termasuk dalam BOP variable)
b. BOP tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan pada batas-batas tertentu tidak terpengaruh oleh
perubahan volume produksi sehingga totalnya selalu tetap walaupun volume produksi berubah, sebaliknya
BOP per unit akan selalu berubah, berbanding terbalik dengan perubahan volume produksi. BOP tetap
antara lain meliputi biaya penyusutan mesin pabrikdan biaya penyusutan gudang pabrik.
c. BOP semi variable adalah BOP yang jumlahnya berubah secara tidak proposional dengan perubahan
volume produksi. Biaya ini mengandung unsure tetap dan variabel. Contohnya gaji mandor bagian
produksi, biaya listrik dan lain-lain.

B.TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK


Dalam menentukan besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk didasarkan atas tarif yang
ditentukan dimuka. Besar biaya overhead pabrik tidak berdasarkan BOP yang sesungguhnya terjadi.
Penentuan tarif tersebut didasarkan atas beberapa sifat dari biaya overhead pabrik. Penentuan sifat tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Adanya biaya overhead pabrik yang terjadi tidak menentu /tidak merata setiap bulan sehingga bila disarkan
atas biaya yang sesungguhnya terjadi akan mengakibatkan harga pabrik produk lebih besar saat terjadi
pengeluaran serta biaya overhead pabrik dan harga pokok produk akan rendah saat tidak terjadi
pengeluaran biaya overhead. Contohnya, biaya reparasi mesin/perbaikan peralatan pabrik.
2. Adanya biaya overhead pabrik yang bersifat tetap sehingga bila didasarkan atas biaya yang sesungguhnya
terjadi akan mengakibatkan pembebanan biaya overhead pabrik per unit akan berubah-ubah sesuai
dengan perubahan volume produksi setiap periode, pada saat volume produksi rendah biaya overhead
pabrik per unit akan lebih besar dan sebaliknya.
3. Adanya biaya overhead pabrik yang jumlahnya baru diketahui pada waktu-waktu tertentu sehingga
perubahan BOP pada produk tertentu telah selesai akibatnya harga pokok produksi yang selesai pada
pertengahan bulan tidak dibebani atas BOP yang belum diketahui jumlahnya misalnya biaya listrik pabrik.

Atas dasar uraian di atas, maka penentuan tariff BOP didasarkan atas tariff yang ditetapkan dimuka dan tidak
disarkan atas biaya yang sesungguhnya terjadi.

C. TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN TARIF TUNGGAL


Untuk menentukan besarnya tariff biaya Overhead pabrik yang dibebankan pada produk dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Dalam penyusunan Anggaran BOP harus diperhatikan tingkat produksi (kapasitas) yang digunakan sebagai
dasar penaksiran jumlah anggaran BOP.Kapasitas tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kapasitas Teoritis (Kapasitas Ideal)
Kapasitas Teoritis adalah kapasitas maksimum yang dapat dihasilkan oleh suatu departemen atau pabrik
dalam kondisi yang sempurna tanpa adanya hambatan, baik dari internal maupun eksternal.
b. Kapasitas Praktis ( Kapasitas Realistis)
Kapasitas praktis adalah kapasitas yang dapat dicapai oleh departemen atau pabrik setelah
diperhitungkan adanya hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan dari internal perusahaan
misalnya kerusakan mesin, kehabisan bahan baku, mogok kerja karyawan dan lain-lain.
c. Kapasitas Normal
Kapasitas Normal adalah kapasitas yang dapat dicapai oleh departemen atau pabrik setelah dikurangi
dengan hambatan yang terjadi pada internal perusahaan untuk jangka panjang.

d. Kapasitas Jangka Pendek


Kapasitas jangka pendek merupakan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan. Oleh karena itu,
kapasitas jangka pendek merupakan kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai oleh departemen atau
pabrik pada tahun yang akan datang selama 1 tahun. Dalam praktik, kapasitas yang dipakai sebagai
dasar penyusunan anggaran BOP adalah kapasitas normal kapasitas sesungguhnya diharapkan.
2. Menentukan dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk

Langkah awal dalam penentuan tariff BOP adalah menyusun anggaran BOP. Dasar penyusunan anggaran
BOP adalah kapasitas normal atau kapasitas sesungguhnya yang diharapkan. Dasar yang dipakai untuk
pembebanan BOP kepada produksi adalah satuan produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam
tenaga kerja langsung, dan jam mesin.

3. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik


Tarif BOP dapat dihitung sesuai dengan dasar pembebanan masing-masing, sebagai berikut :
a. Atas dasar satuan produk
Untuk menentukan tariff BOP atas dasar satuan produk, dapat dihitung dengan cara membagi taksiran
biaya overhead pabrik dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dan hasilnya merupakan tariff BOP
per unit produksi, bila dirumuskan bentuknya sebagai berikut :

Taksiran biaya overhead pabrik


Taksiran satuan produk yang dihasilkan
= Tarif BOP Per Unit

Rumus BOP yang dibebankan pada Produk

Tarif BOP per Unit x Unit yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan
Contoh 4.1 :

Taksiran BOP pada suatu periode adalah Rp. 7.500.000,00dan taksiran produk yang dihasilkan pada periode
tersebut adalah 15.000 unit.Hitunglah besarnya tariff BOP per unit dan BOP yang dibebankan pada produk bila
produk yang dihasilkan adalah 12.000 unit.

Jawab :

7.500.000
1. Tarif BOP per Unit = 15.000 = Rp. 500,00/unit

2. BOP yang dibebankan pada produk =


12.000 x Rp. 500,00 = Rp.6.000.000,00

b. Atas Dasar Biaya Bahan baku


Untuk menentukan tariff BOP atas dasar biaya bahan baku dapat dihitung dengan jalan membagi
taksiran BOP dengan taksiran biaya bahan baku yang dinyatakan dengan persentase dan hasilnya
merupakan tariff BOP dalam persentase terhadap biaya bahan baku.
Taksiran biayaoverhead pabrik
x 100%=% anggaran BOP dan biaya bahan baku
Taksiran Biaya bahan Baku

Besarnya BOP yang dibebankan pada produk adalah persentase BOP dari bahan yang dikeluarkan pada
periode tertentu.

Contoh 4.2 :

Taksiran BOP pada periode tertentu adalah Rp. 2.500.000,00 dan taksiran biaya bahan baku yang dipakai pada
periode tersebut adalah Rp.2.000.000,00 hitunglah persentase tarif BOP dari bahan dan hitung pula besarnya
BOP yang dibebankan pada suatu produk bila menurut catatan biaya bahan yang dikeluarkan untuk produk
tertentu adalah Rp. 150.000,00

Jawab :

2.500.000
1. Tarif BOP dari bahan = 2.000.000 x100%= 1,25%

2. BOP yang dibebankan pada produk =


Contoh 4.2 :

y1,25% x Rp. 150.000,00 = Rp.187.500,00

c. Atas Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung


Bila tarif BOP didasrkan atas biaya tenaga kerja langsung maka tariff tersebut dihitung dengan cara
membagi taksiran biaya overhead pabrik dengan taksiran biaya tenaga kerja langsung yang dinayatakan
dalam persentase dengan rumus :

Tarif
x 100%=persentase taksiran BOP dari biaya tenaga kerja langsung
Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rumus persentase tariff BOP yang dibebankan pada produk

Persentase tarif BOP x Biaya tenaga kerja langsung untuk produk

Contoh 4.3 :

Taksiran BOP pada periode tertentu adalah Rp. 1.000.000,00 dan taksiran tenaga kerja langsung sebesar Rp. 1.250.000,00. Hitunglah
persentase tarif BOP dari biaya tenaga kerja langsung dan hitung pula besarnya BOP yang dibebankan pada suatu produk bila biaya
tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk produk tersebut adalah Rp. 400.000,00.

Jawab :
1.000.000
a. Tarif BOP dari BTKL = x100%= 80 %
1.250.000
b. BOP yang dibebankan pada produk =
80% x Rp. 400.000,00 = Rp.320.000,00

Anda mungkin juga menyukai