Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUGAS II

PJJ SI-4231 BANGUNAN AIR


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

Dosen :
Dr.Ir. Yadi Suryadi MT
Ir. Hernawan Mahfudz MT

Asisten :
Syakal Hammas Kh Hujaemi 15016005
Rizky Novitasari 15016022

Disusun Oleh :
Mutiara Hayudina 15017114

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
1. Tahap Konstruksi
Pekerjaan konstruksi sipil terdiri dari pembangunan struktur sipil hidrolik
skema PLTMH, termasuk struktur pembelokan dan intake, saluran, forebay,
pipa pesat, rumah turbin, dan salurang pembuang. Ini biasanya melibatkan
pekerjaan tanah yang signifikan dan konstruksi struktur beton bertulang
ditambah suatu bangunan untuk rumah turbin, generator, panel kontrol, dan
lain-lain.Pada tahap konstruksi pekerjaan sipil PLTMH perlu memperhatikan
beberapa hal berikut ini.
 Aspek paling penting dari pekerjaan sipil biasanya adalah pekerjaan
beton bertulang sehingga dalam pembangunannya pembuatan beton
bertulang ini harus sesuai dengan desain.
 Beton bertulang hanya boleh dituangkan setelah pengawas menyetujui
penguatannya dan hadir di lokasi selama pengecoran berlangsung.
 Pastikan utnuk selalu mematuhi teknik dan pendekatan umum yang
diterapkan dalam proyek-proyek konstruksi sambil selalu
mempertimbangkan persyaratan khusus untuk struktur hidrolik
contohnya, pekerjaan kedap air dan stabilitas pondasi,
 Hindari degradai bentangan alamaiah selama pekerjaan sipil dan cegah
eksploitasi dan perusakan sumber daya alam.
Untuk proses konstruksi tiap-tiap komponen PLTMH sebagai berikut.
a. Bendung dan Intake
Fungsi utama dan prinsip rancangan dari bendung dan intake :
 Intake harus mampu mengalihkan air sungai ke dalam saluran
pembawa pada debit tertentu setiap saat.
 Lokasi intake sebaiknya di sisi luar belokan sungai untuk
meminimalisir pengendapan di saluran pembawa.
 Usaha pencegahan perlu dilakukan untuk memisahkan sampah
terapung dan kerikil dari air yang masuk ke saluran pembawa.
 Pintu air harus diletakkan sedekat mungkin dengan lubang intake agar
memudahkan penggelontoran endapanyang ada di depan lubang
intake.
Berikut ini tahapan dalam konstruksi bangunan bendung dan intake.
 Pekerjaan pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan meliputi persiapan alat dan pekerja, kemudian
pembangunan tanggul penutup dan dewatering. Proses ini dilakukan
untuk pengeringan lokasi bendung sehingga bisa dilakukan proses
konstruksi. Air sungai dialihkan kea rah lain dengan menggunakan
bangunan pengelak. Saluran pengelak memiliki kapasitas
pengalirannya dan tanggul penutup alur yang kokoh dan aman
terhadap banjir selama masa pelaksanaan konstruksi. Selama
pelaksanaan pekerjaan struktur bendung, dilakukan pemompaan air
yang ada dengan mesin pompa air keluar lokasi pekerjaan.
 Pekerjaan Struktur Bendung
Pelaksanaan konstruksi bendung dibagi menjadi dua bagian utama
,yaitu bagian hilir dan bagian hulu bendung. Bagian hilir terdiri dari
mercu dan lantai pembilas, lantai kolam olak, dinding penahan
kana/kiri dan intake,dinding sayap hilir, batu kosong. Sedangkan
bagian hulu bendung terdiri dari lantai muka dan dinding sayap hulu.

Gambar 1. 1 Bagian Utama Bendung

Pekerjaan dilakukan pada bagian bendung yang terendah menuju


bagian yang lebih tinggi. Pekerjaan dilanjutkan ke tubuh bendung
sampai lantai muka. Urutan pelaksanaan pekerjaan struktur bendung
adalah sebagai berikut.
 Penggalian tanah
 Pelaksanaan pasangan batu utnuk dasar/landasan pada lokasi
down stream.
 Pelaksanaan pekerjaan struktur penahan tebing bagian kiri dan
kanan dari pasangan batu kali bagian down stream secara
lengkap.
 Pelaksanaan pasangan batu kali pada dinding penahan tegak
pada tubuh bendung dan dinding tegak pada pintu intake dan
penguras dan dinding apron.
 Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu untuk dinding penahan
tegak di bagian pintu penguras
 Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu pada tubuh bendung
 Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali untuk lantai muka
 Pelaksanaan pekerjaan batu kosong.
 Pelaksanaan selimut beton di atas pasangan batu pada dasar
lokasi down stream.
 Pemasangan pintu-pintu air intake

Gambar 1. 2 Tahapan Pekerjaan Bendungan


Untuk pintu air memiliki tahapan sendiri, yaitu pemsangan guide frame dan
gate leaf. Guide frame terdiri dari seal beam(frame dasar), frame samping, dan
lintel beam. Berikut ini ilustrasi pemasangan seal beam.

Penjelasan di atas adalah seal beam dimasukkan ke dalam blockoutnya


dengan menggunakan alat angkat yang tersedia. Kemudian, seal beam diatur
sesuai dengan gambar kerja. Posisi seal beam dipertahankan dengan baik terhadap
toleransi yang ditentukan ketika pengecoran tahap kedua dilaksanakan.
Setelah seal beam, dilanjutkan dengan frame samping, yaitu dengan
memasukkan frame samping ke dalam blok out nya dengan menggunakan alat
angkat yang tersedia , kemudia frame dasar diatur sesuai gambar kerja dengan
memperhatikan clear span , kerataan, garis tengah, dan datum. Kemudian , frame
samping dilas dan ditambahkan angkot. Selanjutnya adalah pemasangan gate leaf
,yaitu dimulai dengan merakit komponen daun pintu dan disesuaikan terhadap
gate frame pada posisi yang benar. Kemudian, pintu air dipasang pada fram yang
telah ada.

b. Saluran Penguras Pasir


Berikut ini tahapan konstruksi saluran penguras pasir (Sand trap)
 Pekerjaan galian tanah lunak dan pembuangan
 Pekerjaan galian tanah berbatu dan pembuangan

 Pekerjaan pasangan batu dan plesteran


 Pekerjaan beton dan tulangan

c. Head race
Yang perlu diperhatikan untuk membangun saluran penghantar/headrace
adalah sebagai berikut.
 Hindari pengunaan saluran tanah
 Pemotongan tebing agak jauh dari slauran untuk menghindari material
atau batu tererosi jatuh masuk ke dalam saluran pembawa
 Dinding penahan harus terdrainase dengan baik
 Saluran berpenutup bisa digantikan pipa yang ditanam di dalam tabah
d. Bak Penenang
Fore bay atau biasa disbeut bak penenang memiliki syarat sebagai berikut.
 Bagian transisi pada ujung forebay dan lebar forebay mempunyai
fungsi untuk memperlambat laju air
 Pengendapan hanya terjadi pada aliran air yang tenang
 Saringan sampah mencegah potongan kayu dan sampah masuk ke pipa
pesat
 Pelimpah mengalirkan debit air berlebih kembali ke sungai terutama
saat terjai rapid shut down karena load rejection.
 Pintu penguras sangat penting untuk membersihkan forebay.
Berikut ini tahapan konstruksi bak penenang
 Pekerjaan lantai kerja
 Pekerjaan struktur lantai bawah
Proses ini meliputi penulangan dan pembuatan bekisting pelat lantai
serta pengecoran menggunakan concrete mixer dan vibrator.
 Pekerjaan struktur dinding
Proses ini meliputi pekerjaan tulangan dan bekisting dinding , lalu
pekerjaan pengecoran, dan backfill bagian samping dinding.

 Pekerjaan pasangan batu kali

e. Pipa pesat (Penstock)


Tahapan pekerjaan pipa pesat(Penstock) sebagai berikut.
 Pabrikasi pipa
 Pemasangan pipa di lokasi
Pemasangan pipa di lokasi dimulai dari pembersihan lokasi kerja,
pekerjaan alignment, pekerjaan galian, pemasangan support pipa
pesat yang disesuaikan dengan jarak dan elevasi yang sesuai
gmabar pelaksanaan. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan
pondasi beton,.
 Pemasangan rail peluncur
 Pekerjaan setting pipa pesat dan sambungan pengelasan
 Pekerjaan anchor setelah pipa pesat terpasang pada dudukan.
 Pekerjaan pengecatan
f. Power House
Tahapan pekerjaan power house sebagai berikut.
 Pekerjaan pondasi bor pile/sumuran
 Galian tanah (Lunak dan keras)
 Galian tanah pondasi bangunan, genset, dan outlet channel
 Pekerjaan beton outlet channel
 Pekerjaan struktur pondasi
 Pekerjaan beton lantai
 Pekerjaan timbunan kembali
 Pekerjaan kolom dan ring balok
 Pekerjaan rangka atap dan penutup atap
 Instalasi penangkal petir
 Pekerjaan baja untuk power house dan railtrace
 Pekerjaan pasangan dinding dan jalur kabel
 Pekerjaan pintu dan jendela
 Instalasi penerangan.
g. Instalasi Turbin
Pekerjaan instalasi turbin yang baik adalah sebagai berikut.
 Pondasi turbin dan generator harus dibangun dengan penuh ketelitian
 Pondasi harus stabil untuk menghindari terjadinya pergerakan alat.

2. Tahap Operasi
Pengoperasian fasilitas PLTMH terdiri dari semua tugas ruitn dalam memulai ,
menjalankan dan menghentikan pengoperasian pembangkit sehari-hari.
Pengoperasian pembangkit adalah tanggung jawab operator PLTMH dan diawasi
oleh tim pengelola PLTMH.
Cara kerja PLTMH dimulai dari menaikkan muka air oleh bendung. Kemudian,
air dibelokkan menuju saluran intake. Jika air yang dibutuhkan pada wilaya sekitar
banyak maka pintu pengambil akan dibuka lebar, dan sebaliknya pintu pengambilan
akan dibuka sedikit bila kebutuhan air di wilayah sekitarnya tercukupi. Air yang
melewati bendung akan mengalir menuju bak penenang. Kemudian air berlebih dari
bak penenang akan dibuang kembali ke sungai. Sementara air lainnya dialirkan
menuju turbin untuk menggerakkan turbin yang kemudian akan masuk ke pipa pesat.
Dari pipa penstock air akan menggerakan turbin. Putaran turbin akan menggerakkan
generator dan menghasilkan listrik. Listrik dari generator akan masuk ke dalam load
kontrol dan akan didistribusi ke masyarakat.
Pengoperasian pembangkit mini/mikrohidro tidak hanya untuk membangkitkan
tenaga listrik dengan cara memutar generator tetapi juga untuk mengontrol peralatan
pembangkit, menyuplai listrik dengan kualitas yang stabil kepada konsumen, dan
menjaga semua peralatan agar tetap dalam kondisi yang bagus.
Karena semua fasilitas dan peralatan yang terpasang tergantung pada kondsis
lokasi dan anggaran yang tersedia, maka terdapat berbagai pengoparasian
mini/mikrohidro. Jika suatu pembangkit memiliki stabilisator beban otomatis, maka
operator tidak harus selalu mengontrol semua peralatan kecuali pada saat memulai,
berhenti dan keadaan darurat. Jika pada pembangkit dibuat system pemberhentian
otomatis, maka operator tidak harus selalu berada disekitar pembangkit.
Pada banyak kasus mini/mikrohidro untuk pembangkit listrik pedesaan,
control system otomatis dan peralatan proteksi seringkali dihilangkan karena
keterbatasan dana, oleh karena itu, operator harus selalu berada disekitar daerah
pembangkit untuk mengontrol peralatan dan menjaga pembangkit agar dapat segera
mengatasi jika terdapat masalah/kerusakan. Pengoperasian PLTMH terdiri dari 3
jenis ,yaitu pengoperasian dasar, kasus darurat,dan kontrol lainnya.
2.1 Pengoperasian Dasar
2.1.1 Memeriksa beberapa hal sebelum memulai pengoperasian.
Sebelum memulai mengoperasika pembangkit, operator harus memerikasa
beberapa hal dan harus memastikan fasilitas dalam kondisi yang bagus untuk
operasi. Terutama jika pembangkit beroperasi dalam jangka waktu panjang,
maka operator harus memeriksa dengan teliti.
a. Jalur transmisi dan distribusi.
 Kerusakan pada saluran dan tiangnya.
 Cabang-cabang yang saling berdekatan
 Hambatan lainnya
b. Fasilitas saluran air
 Kerusakan struktur
 Sedimentasi tanah didepan intek
 Sampah-sampah yang menempel pada saringan
 Sedimentasi tanah pada bal pengendap dan bak penenang
c. Turbin, generator dan pengontrol
 Abnormalitas dari luar
 Penggunaan sikat
 Ketahanan isolasi sirkuit

2.1.2 Memulai pengoperasian


Setelah memeriksa beberapa hal diatas, turbin dan generator siap untuk
dioperasikan. Beberapa prosedur memulai pengoperasian dalah sebagai berikut.
 Menutup pintu saluran dari dam intek
 Membuka pintu intek dan air intek kedalam system saluran (Memulai
pengoperasian awal)
 Membuka inlet valve secara bertahap
 Jika terdapat guide vane, maka buka valve inlet secara penuh, kemudian
buka guide vane secar bertahap.
 Naikkan voltase dan frekuensi kecepatan atau rotasi kecepatan pada nilai
yang telah ditentukan.
 Tekan tombol load switch on (yang berparalel dengannya)
 Kontrol valve inlet dan guide vane sehingga voltase dan frekuensinya
berada didalam selang yang telah ditentukan.
2.1.3 Peraturan untuk operator selama pengoperasian
Operator harus memeriksa peralatan agar dapat menyuplai listrik dengan
kualitas yang baik dan menjaga peralatan agar tetap dalam kondisi yang
aman dan normal. Hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
 Mengontrol inlet valve atau guide vane sehingga voltase dan
frekuensinya berada pada selang yang telah ditentukan.
 Mengecek vibrasi dan suara dari peralatan dan memberhentikan
pengoperasian jika diperlukan
 Memeriksa suhu dari peralatan
 Memeriksa semua keadaan abnormal dari peralatan dan
 Menyimpan semua hasil pengoperasian dan kondisi peralatan dalam
format yang tetap.

2.1.4 Pemberhentian pengoperasian


Agar prosedur untuk menghindari rusaknya turbin dan generator untuk waktu
yang lama, maka prosedur untuk pemberhentian operasi adalah sebagai berikut:
 Menutup valve inlet atau guide vane
 Menekan saklar beban off (load rejection)
 Menutup valve inlet dan guide vane secara sempurna.
 Menutup pintu intake.
Ketika beban secara tiba-tiba mengalami kerusakan maka operator harus
menutup valve inlet atau guide vane sesegera mungkin untuk menghindari
kerusakan turbin dan generator untuk waktu yang lama.

2.2 Kasus Darurat


2.2.1 Dalam kasus banjir
Pada umumnya pembangkit mini/mikrohidro dapat dioperasikan walau
dalam kondsis banjir. Akan tetapi sungai dapat membawa Lumpur penyebab
masuknya tanah dan pasir kedalam fasilitas pembangkit dan pengoperasian
harus dihentikan dan pintu intek harus segera ditutup. Setelah banjir operator
harus memeriksa semua peralatan dan harus memperbaikinya sesegera
mungkin bila ada kerusakan.

2.2.2 Dalam kasus gempa bumi


Karena gempa bumi mempengaruhi pada semua fasilitas, maka operator
harus memeriksa semua peralatan setelah gempa bumi besar terjadi. Periksa
semua kerusakan strukturnya,

2.2.3 Kasus kurangnya volume air


Terdapat interval keluaran air pada masing-masing turbin, oleh karena itu
turbin harus dioperasikan dalam selang tersebut. Pembangkit mini/mikro
hidro pada dasarnya harus didesain berdasarkan debit pada musim kemarau,
tetapi jika kurangnya debit air terjadi diluar harapan kita maka operator harus
menghentikan pengoperasian pembangkit karena apabila operasi dilanjutkan
akan mengakibatkan kerusakan turbin.

2.2.4 Kasus kecelakan


Dalam kasus kecelakaan, operator harus menghentikan pengoperasian dan
memeriksa apa yang menjadi penyebab serta harus memperbaikinya sesegera
mungkin.
2.3 Kontrol lainnya
2.3.1 Pengisian air kedalam sistem saluran
Prosedur pengisian air kedalam system saluran adalah sebagai berikut:
 Menginformasikan bahwa semua pintu-pintu pengurasan dan valve
dari system air terbuka.
 Membuka pintu intek secara parsial, mengalirkan volume air sedikit
demi sedikit.
 Membuka pintu penguras pada bak pengendap setelah
membersihkan saluran pembawa dan bak penenang.
 Menutup pintu penguras dari bak penenang setelah membersihkan
saluran pembawa dan bak penenang.
 Menutup drain valve penstock setelah membersihkan penstock.
 Mengisi penstock dengan air secara bertahap.
 Membuka pintu intake secara keseluruhan setelah mengisi penstock.

2.3.2 Flushing sand didepan intake


Jika sedimentasi tanah telah mencapai intake, maka tanah akan
mencapai system saluran air dan akan mempengaruhi kerja penstock dan
turbin. Oleh karena itu, untuk mengatasi banjir akibat sedimentasi tanah dan
pasir, maka operator harus menjaga intake mendekati terbuka. Untuk tujuan
ini operator dianjurkan untuk membersihkan dan memindahkan pasir/tanah
yang berada di depan intake.
Jika pintu penguras dibangun pada dam intake maka operator dapat
membersihkan pasir/tanah dengan membuka gerbangnya selama banjir.
Akan tetapi jika tidak terdapat pintu penguras, maka operator harus
memindahkan pasir/tanah pada dam dengan menggunakan tenaga manusia.

2.3.3 Kontrol intake water


Volume intake water berubah tergantung dari perubahan tingkat air
sungai. Kelebihan air yang normal akan keluar dari saluran pelimpah, yang
kemudian akan menempati bak pengendap atau saluran pembawa. Jika
kelebihan air telah mencapai bak penenang karena kurangnya kapasitas
saluran pelimpah, maka kelebihan air itu akan selalu keluar dari saluran
pelimpah menuju bak penenang. Kelebihan air dalam jangka waktu panjang
akan menghanyutkan penstock. Oleh karena itu, operator harus mengontrol
pintu intake untuk menghindari jumlah air yang terlalu banyak di penstock.
3. Tahap Pemeliharaan
Untuk mengoperasikan pembangkit mikro/minihidro dalam kondisi yang baik
dan dalam jangka waktu yang lama, maka fasilitas saluran air, peralatan listrik,
transmisi dan distribusi harus dirawat dengan baik. Operator harus melakukan
observasi walaupun itu masalah kecil dan harus menjaga dari kecelakaan pada
fasilitas. Oleh karena itu diperlukan patroli harian dan inspeksi periodik serta
menyimpan datanya dengan baik. Berikut ini perawatan untuk tiap komponen
PLTMH.
3.1 Intake dan Dam
 Cek dinding dam dan intake terhadap erosi khususnya selama musim
hujan untuk menghindarkan kebocoran dan retak
 Pastikan tinggi muka air pada titik yang aman tidak terlalu rendah atau
terlalu tinggi
 Tambahkan pelumas pada gigi dan ulir paling tidak sebulan sekali
 Kunci pintu air jika tidak digunakan
 Kosongkan dan bersihkan dam sekali setiap 1 atau 2 bulan untuk
menhindarkan pengendapan berlebih
 Bersihkan sampah yang menyumbat saringan sampah tiap hari
 Kosongkan dan bersihkan intake untuk menghindarkan pengendapan
3.2 Bak Pengendap
Tanah akan mengendap di bak ini sehingga perlu dikuras secara rutin. Jika
tanah ke penstock akan membahayakan turbin .
3.3 Saluran
 Cek apakah ada kebocoran sepanjang saluran dan perbaiki jika ada
 Cek potensi tanah longsor di sekitar saluran khususnya selama
musim hujan
 Bersihkan saluran dari rumput atau tanaman lain yang mengganggu
aliran air
3.4 Bak Penenang
 Cek muka air hindarkan air meluap
 Bersihkan dari sampah dan endapan lumpur
 Bersihkan saringan sampah rutin
 Cek kebocoran tanki dan jika ada segera lakukan perbaikan
3.5 Penstock
 Cek kebocoran pipa khususnya pada sambungan-sambungan
 Cek mur dan baut serta anchor block khususnya terhadap
pergeseran posisi
 Cek kondisi tanah sekitar penstock apakah ada potensi longsor atau
tidak
 Cat kembali pipa penstock (besi) paling tidak 1 dalam 3 tahun untuk
menghindarkan karat.
3.6 Turbin dan Aksesoris
 Cek mur dan baut turbin dan pastikan semua kencang
 Lumasi bagian berputar sekali setiap 2-3 minggu. Jangan terlalu
banyak memakai pelumas. Buang pelumas yang berlebih
 Cek dan bersihkan bagian dalam turbin paling tidak sekali setiap 6
bulan. Pastikan tidak ada benda asing di dalam
 Bersihkan badan turbin dari tanah dan air untuk mengindarkan karat
 Cek apakah turbin beroperasi pada suhu normal khsusunya bagian
lahar/bearing
 Cek apakah posisi turbin normal
 Cek apakah ada suara-suara aneh dari turbin
3.7 Generator
 Cek mur dan baut pastikan semua kencang
 Cek suhu generator yang tidak normal. Suhu tidak normal adalah
kondisi saat seseorang tidak bisa memegang generator dengan
nyaman dengan menggunakan telapak tangan
 Cek suara-suara aneh dan getaran serta bau dan generator
 Bersihkan lubang ventilasi serta kipas generator saat turbin mati
 Cek ketegangan sabuk transmisi. Lakukan pengaturan tegangan jika
perlu
3.8 Electronic Switch
 Cek kabel-kabel, kencangkan baut jika perlu dan ganti jika rusak
 Bersihkan panel kontrol dari kotoran dan sarang binatang
 Pastikan panel terlindung dari air
 Bersihkan balast load
 Cek kabel pentanahan (grounding) apakah sudah tersambung ke
semua komponen metal termasuk turbin, generator, panel kontrol
dll.
3.9 Jaringan Listrik
 Cek jaringan akan kerusakan akibat pepohonan dll.
 Pastikan (pembersihan rutin) bahwa tidak ada batang pohon yang
bisa jatuh atau tumbuh pada kabel jaringan
 Cek kabel terhadap kerusakan, ganti jika perlu dengan kabel tipe
yang sama
 Cek secara rutin instalasi rumah. Pastikan semua instalasi dalam
kondisi baik dan tidak ada praktek-praktek pencurian listrik

Anda mungkin juga menyukai