Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN VARIABEL: DEFINISI OPERASIONAL DAN SEKALA

A. Bagaimana Mengukur Variabel


Objek yang dapat diukur secara fisik dengan sejumlah instrument standar bukan merupakan
masalah pengukuran. Tetapi, ketika memasuki dunia perasaan, sikap dan persepsi subjektif
manusia, pengukuran faktor atau variabel tersebut menjadi sulit. Ada setidaknya dua jenis
variabel: yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat; yang lain lebih samar-samar dan tidak
dapat diukur secara akurat karena sifatnya yang subjektif. Ada cara-cara untuk menelusuri
perasaan dan persepsi subjektif individu, salah satu tekniknya adalah mereduksi ide-ide abstrak
atau konsep menjadi perilaku dan karakteristik yang dapat diamati. Reduksi dari konsep abstrak
untuk membuatnya bisa diukur dalam cara tertentu disebut mengoperasionalkan konsep.
B. Definisi Operasional Dimensi dan Elemen
Mengoprasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya
bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan
oleh konsep. Lalu kemudian diterjemahkan kedalam elemen yang dapat diamati dan diukur
sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep.
Orang lain bisa menggunakan ukuran yang serupa, sehingga memungkinkan pengulangan atau
peniruan (replicability). Tetapi, perlu disadari bahwa semua definisi operasional sangat mungkin
(1) meniadakan beberapa dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali
atau mengonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan, yang secara
keliru dianggap relevan.
Mendefinisikan konsep secara operasional adalah cara terbaik untuk mengukurnya. Tetapi,
benar-benar mengobservasi dan memperhitungkan seluruh prilaku individu dalam cara tertentu,
bahkan jika hal tersebut cukup praktis, akan selalu sulit dilakukan dan memakan waktu. Jadi,
daripada benar-benar mengobservasi perilaku individu, kita bisa meminta mereka menceritakan
pola perilaku mereka sendiri dengan mengajukan pertanyaan yang tepat yang bisa direspon pada
sekala tertentu yang telah disusun.
Menilustrasikan cara yang mungkin untuk mengukur variabel terkait dengan wilayah subjektif
dari sikap, perasaan dan persepsi orang dengan pertama-tama mendefinisikan konsep secara
operasional. Definisi operasional disusun dengan mereduksi konsep dari level abstraksi, dengan
menguraikannya kedalam dimensi dan elemen. Dengan menentukan perilaku yang berhubungan
dengan sebuah konsep, kita dapat mengukur variabel. Tentu saja, pertanyaan akan mengundang
respon pada beberapa skala yang dilekatkan padanya (seperti “sangat sedikit” atau “sangat
banyak”).
C. Apa yang Bukan Definisi Operasional
Sama pentingnya dengan memahami apa yang dimaksud dengan definisi operasional, adalah
mengingat apa yang bukan. Definisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Jelas bahwa
mendefinisikan sebuah konsep secara operasional tidak meliputi penguraian alasan, latar
belakang, konsekuensi, atau korelasi konsep. Sampai tingkat tertentu, hal tersebut menjelaskan
karakteristik yang dapat diamati dalam rangka mengukur konsep. Adalah penting untuk
mengingat hal ini, karena jika kita mengoperasionalkan konsep secara tidak tepat atau
mengacaukannya dengan konsep lain, kita tidak akan memperoleh ukuran yang valid dan
penelitian akan menjadi tidak ilmiah.
D. Tinjauan Definisi Operasional
Kita telah menelaah bagaimana mendefinisikan konsep secara operasional, membingkai, dan
mengajukan pertanyaan yang tepat untuk mengukur konsep. Definisi operasional adalah perlu
untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal yang biasanya jatuh ke dalam wilayah
subjektif perasaan dan sikap. Suatu artikel akan memberitahu anda kapan ukuran
tersebut dibuat, oleh siapa dan berapa lama ukuran tersebut telah digunakan. Hanya
instrument yang disusun dengan baik, yang telah didefinisikan secara operasional dengan teliti,
yang akan diterima dan sering dipakai oleh para peneliti lain.
E. Skala Pengukuran 
Skala (scale) adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan dalam hal
terkait variabel minat yang kita pelajari (Uma Sekaran, 2006:15). Seadangkan skala
pengukuran merupakan alat  ukur yang digunakan untuk mengkuantifikasi infoemasai yang
diberikan oleh konsumen jika mereka diharuskan menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan
dalam suatu kuesioner (Juliansyah Noor, 2015:125).
Ada empat tipe skala dasar dalam penelitian yakni skala nominal, skala ordinal, skala interval
dan  skala rasio. Tingkat kerumitan akan meningkat secara progresif yang bergerak dari arah
skala nominal ke rasio. Artinya, informasi mengenai variabel dapat diperoleh secara lebih rinci
jika menggunakan skala interval dan rasio jika dibandingkan dengan menggunakan skala
nominal dan skala ordinal.
1. Skala Nominal
Skala nominal (nominal scale) adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk
menempatkan subyek pada kategori atau kelompok tertentu. Digunakan untuk
mengklasifikasikan obyek baik individu maupun kelompok misalnya berdasarkan kategori
gender (laki-laki dan perempuan), agama, pekerjaan, area geografis dan lain-lain. Dalam
mengidentifikasi kategori digunakan simbol simbol berupa angka sebagai label kategori
sederhana tanpa nilai intrinsik. Contoh kategori pria diberi kode nomor 1 dan wanita dengan
kode nomor 2 untuk kategori gender. Informasi yang didapat dari skala nominal adalah untuk
menghitung persentase (atau frekuensi) laki-laki dan perempuan dalam sampel responden.
Contoh sederhana misalnya apabila kita mempunyai kuesioner sebanyak 100 buah dimana
sebanyak 55 orang mengisi kode nomor 1 untuk laki-laki dan 45 mengisi kode nomor 2 yang
berarti perempuan maka analisis data akhir survei menunjukkan bahwa dari 100 responden
ternyata menunjukkan 55 orang laki-laki atau 55% dan 45 orang adalah perempuan atau
45%.  Skala ini adalah skala dasar, kategorial dan mentah serta memberikan informasi lain
mengenai kedua kelompok. 
2. Skala Ordinal
Skala ordinal (ordinal scale) tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel yang
menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke
dalam beberapa cara. Skala ini memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik
berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Apabila jawaban pertanyaan dalam
kuesioner berupa peringkat berupa simbol 1 untuk sangat tidak setuju, simbol 2 untuk tidak
setuju, simbol 3 untuk netral, simbol 4 untuk setuju dan simbol 5 untuk sangat setuju. Simbol
angka 1 sampai dengan 5 hanyalah merupakan peringkat tidak mengekspresikan jumlah.
Biasanya jawaban kuesioner menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap.
Contoh aplikasi dalam kuesioner: Menurut pendapat anda, urutkan nama-nama provinsi  yang
paling tepat untuk tujuan investasi pembukaan pabrik kelapa sawit. Kota yang paling anda
anggap sesuai diberi angka 1, berikutnya 2, dan seterusnya.
____Aceh ____Jambi
____Sumatera Utara  ____Sumatera Selatan
____Riau ____Bengkulu
 ____Sumatera Barat ____Lampung
Skala ordinal membantu peneliti untuk menentukan persentase responden yang sangat tidak
menyetujui sampai sangat menyetujui suatu pernyataan. Pengetahuan tersebut akan sangat
berguna dalam membantu mendesain kebijakan yang lebih dapat diterima oleh semua pihak.
Dari contoh sederhana di atas dapat kita lihat bahwasanya skala ordinal menyediakan lebih
banyak informasi jika dibandingkan dengan skala nominal. Kalau skala nominal hanya
membedakan kategori untuk mendapatkan informasi, maka skala ordinal melangkah lebih jauh
dengan cara mengurutkan tingkatannya walaupun skala ini tidak memberi petunjuk apapun
mengenai besaaran perbedaan antar tingkatan.
3. Skala Interval
Skala interval (interval scale), adalah skala yang mempunyai karakteristik seperti yang
dimiliki skala nominal dan ordinal ditambah dengan interval yang tetap yang
memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu terhadap data yang
dikumpulkan dari responden. Skala interval menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan
besaran perbedaan dalam variabel. Oleh karena itu skala interval lebih kuat dibandingkan dengan
dua skala sebelumnya yakni skala nominal dan skala ordinal dan bisa diukur tendensi sentralnya
(central tendency) dengan perhitungan rata-rata aritmatika. Ukuran dispersinya adalah kisaran
(range), standar deviasi (standart deviation) dan varians (variance). Skala interval digunakan
jika respon untuk berbagai macam item pertanyaan yang mengukur suatu variabel bisa dihasilkan
dengan skala yang kita tetapkan (bisa lima point, tujuh point atau lainnya) yang kemudian dapat
diterapkan pada seluruh item.
Contoh aplikasi dalam kuesioner: Berikut ada beberapa pernyataan tentang seberapa penting
motivasi bekerja ini buat anda. Beri jawaban 1 bila anda sangat tidak setuju; 2 bila anda tidak
setuju; 3 bila anda tidak berpendapat; 4 bila anda setuju, dan; 5 bila anda sangat setuju.
sangat tidak tidak Setuju sangat
tidak setuju setuju berpendapat 4 setuju
1 2 3 5
Berikut ada beberapa pernyataan tentang seberapa penting motivasi bekerja ini buat anda.
a Menghidupi 1 2 3 4 5
keluarga dengan
rejeki yang halal 
b Sudah dicita-citakan 1 2 3 4 5
sejak kecil
c Sarana 1 2 3 4 5
mengengembangkan
kreatifitas 
d Sarana aktualisasi 1 2 3 4 5
diri

4. Skala Rasio
Skala rasio (ratio scale) mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala
nominal, skala ordinal maupun skala interval dengan kelebihan mempunyai nilai 0 (nol)
empiris absolut. Nilai 0 empiris absolut terjadi pada saat suatu karakteristik yang sedang
diukur tidak ada. Perbandingan berat badan adalah merupakan contoh yang sederhana dn
mudah dari skala rasio.  Misalnya seseorang yang mempunyai berat 120 kg adalah dua kali berat
seseorang yang mempunyai berat 60 kg. Perkalian dan pembagian angka tersebut (120 dan 60)
dengan angka apapun akan menghasilkan rasio 2:1. Ukuran tendensi sentral skala rasio bisa
mean aritmatik atau geometrik, dan ukuran dispersi bisa standar deviasi, varians atau koefisien
variasi. Beberapa contoh skala rasio diantaranya adalah berkaitan dengan penghasilan, jumlah
organisasi yang diikuti, umur aktual dan lain-lain.

Kesimpulan: Sifat masing-masing skala (Uma Sekaran, 2006:21)


Sifat Pokok
Skala Perbedaan Urutan Jarak Titik Ukuran Ukuran Beberapa
Awal Tendensi Dispersi Uji
Khas Sentral Signifikansi
Nominal Ya Tidak Tidak Tidak Modus - X2

Ordinal Ya Ya Tidak Tidak Median Kisaran Korelasi


semi urutan
antarkuartil tingkatan
Interval Ya Ya Ya Tidak Mean Standar t,F
Aritmatik deviasi,
varians,
koefisien
variansi
Rasio Ya Ya Ya Ya Mean Standar t,F
Aritmatik deviasi
atau atau
geometrik varians
atau
koefisien
variansi
Catatan: Titik awal skala interval bisa dengan 1 atau angka apa saja (arbitary), skala rasio
mempunyai titik awal 0, yang memiliki arti.

PENGUKURAN: PENSKALAAN, KEANDALAN, VALIDITAS


A. SKALA PERINGKAT
Berikut skala peringkat yang sering dipakai dalam penelitian organisasi:
1. Skala Dikotomi
Skala dikotomi digunakan untuk memperoleh jawaban Ya atau Tidak.
2. Skala Kategori
Skala kategori menggunakan banyak item untuk mendapatkan respons tunggal.
3. Skala Likert
Skala likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan
pernyataan pada skala 5 titik.
4. Skala Diferensial Semantik
Beberapa atribut berkutub dua diidentifikasi pada skala ekstrem dan responden diminta untuk
menunjukan sikap mereka pada hal yang biasa disebut sebagai jarak semantik terhadap individu,
objek, atau kejadian tertentu pada masing-masing atribut. Kata sifat berkutub dua yang
digunakan misalnya akan berupa istilah tertentu, seperti baik-buruk; kuat-lemah; panas-
dingin. Skala diferensial semantik dipakai untuk menilai sikap responden terhadap merek, iklan,
objek atau orang tertentu.
5. Skala Numerikal
Skala numerikal mirip dengan skala difensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada
skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata lain sifat berkutub dua pada ujung keduanya.
6. Skala Peringkat Terperinci
Pada skala peringkat terperinci skala 5 titik atau 7 titik dengan titik panduan atau jangkar, sesuai
keperluan, disediakan untuk tiap item dan responden menyatakan nomor yang tepat di sebelah
masing-masing item, atau melingkari nomor yang relevan untuk tiap item.
7. Skala Jumlah Konstan atau Tetap
Disini responden diminta untuk mendistribusikan sejumlah poin yang diberikan ke berbagai
item. Skala jumlah konstan atau tetap lebih bersifat skala ordinal.
8. Skala Stapel
Skala stapel secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item yang dipelajari.
Skala ini memberikan ide mengenai seberapa dekat atau jauh respons individu terhadap stimulus.
Karena skala ini tidak memiliki titik nol absolut, skala ini adalah skala interval.
9. Skala Peringkat Grafik
Gambaran grafis membantu responden untuk menunjukkan pada skala peringkat grafik jawaban
mereka untuk pertanyaan tertentu dengan menempatkan tanda pada titik yang tepat pada
garis. Terlihat seperti skala interval. Deskripsi singkat mengenai titik skala berguna sebagai
pedoman dalam menempatkan peringkat daripada mewakili kategori diskrit.
10. Skala Konsensus
Skala juga dibuat berdasarkan konsensus, di mana panel juri memilih item tertentu, mengukur
konsep yang menurut mereka relevan. Item dipilih terutama berdasarkan ketepatan atau
relevansinya dengan konsep. Skala konsensus tersebut dibuat setelah item terpilih diperiksa dan
diuji validitas dan keandalannya. Satu contoh skala konsensus konsensus adalah Thurstone Equal
Apprearing Interval Scale, di mana sebuah konsep diukur dengan suatu proses rumit yang
melibatkan sebuah panel juri. Skala ini jarang dipakai untuk mengkur konsep organisasional
karena banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya.
11. Skala Lainnya
Ada juga beberapa metode penskalaan yang sudah sangat maju atau rumit seperti penskalaan
multidimensional, di mana objek, orang, tau kedua-duanya diskalakan secara visual dan
dilakukan analisis gabungan. Hal tersebut memberikan gambaran visual mengenai hubungan
yang ada diantara dimensi sebuah konsep.
Biasanya skala linkert atau suatu bentuk skala numerikal paling sering digunakan untuk
mengukur sikap dan perilaku dalam penelitian organisasional.

B. SKALA RANKING
Skala ranking digunakan untuk mengungkap preferensi antara dua atau lebih objek atau item.
Tetapi, ranking semacam itu mungkin tidak memberi petunjuk yang pasti mengenai jawaban
yang dicari. Berikut metode alternatif yang dapat dipakai:
1. Perbandingan Berpasangan
Skala perbandingan berpasanagan digunakan ketika di antara sujumlah kecil objek, responden
diminta untuk memilih antara dua objek pada suatu waktu. Perbandingan berpasangan
merupakan metode yang baik jika jumlah stimulus yang diberikan sedikit.
2. Pilihan yang Diharuskan
Pilihan yang diharuskan memungkinkan responden meranking objek secara relatif satu sama
lain, si antara alternatif yang disediakan. Hal ini mempermudah responden, khususnya jika
jumlah pilihan yang harus diranking terbatas jumlahnya.
3. Skala Komparatif
Skala komparatif memberikan standar atau poin referensi untuk menilai sikap terhadap objek,
kejadian, atau situasi saat ini yang diteliti.
Singkatnya, skala nominal berkaitan dengan skala dikotomi atau kategori; data ordinal dengan
semua skala ranking; dan data interval atau mirip interval berkaitan dengan skala peringkat
lainnya. Skala diferensial semantik dan numerikal sebenarnya bukan skala interval, meskipun
keduanya sering diperlakukan sebagai skala interval dalam analisis data.
Skala peringkat dipakai untuk mengukur kebanyakan konsep yang berhubungan dengan perilaku.
Skala ranking digunakan untuk membuat perbandingan atau meranking variabel yang telah
diungkap pada skala nominal.

C. KETEPATAN PENGUKURAN
Untuk menelaah bagaimana dapat memastikan bahwa ukuran yang dibuat adalah baik secara
logis. Hal pertama yang dilakukan adalah menganalisis item terhadap respons atas pertanyaan
yang mengungkap variabel, dan kemudian keandalan dan validitas ukuran dilakukan.
Analisis Item
Analisis item dilakukan untuk melihat pakah item dalam instrumen memang sudah seharusnya
berada dalam instrumen atau tidak.  Tiap item diuji kemampuannyauntuk membedakan antara
subjek yang total skornya tinggi, dan yang rendah. Dalam analisis item, mean antara kelompok
skor tinggi dan kelompok skor rendah diuji untuk menemukan perbedaan signifikan melalui
nilai-t.

D. KEANDALAN
Keandalan suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan
karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam
instrumen.
1. Stabilitas Pengukuran
Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu meskipun terdapat kondisi
pengujian yang tidak dapat dikontrol atau keadaan responden itu sendiri merupakan indikasi dari
stabilitas dan kerentanannya yang rendah untuk berubah dalam situasi. Dua uji stabilitas adalah
keandalan tes ulang dan keandalan untuk paralel.
2. Keandalan Tes Ulang
Koefisisen keandalan yang diperoleh dengan pengulangan ukuran yang sama pada kesempatan
kedua disebut keandalan tes ulang. Yaitu, jika sebuah kuesioner yang mengandung sejumlah
item yang diandalkan mengukur suatu konsep diberikan kepada sekumpulan responden saat ini,
dan lagi kepada responden yang sama, katakanlah beberapa minggu hingga 6 bulan mendatang,
maka korelasi antara skor yang diperoleh pada dua waktu yang berbeda dari sekumpulan
responden yang sama disebut koefisien tes ulang.  Semakin tinggi koefisien tersebut, semakin
baik keandalan tes ulang dan konsekuensinya, stabilitas ukuran melintasi waktu.
3. Keandalan Bentuk Paralel
Bila respons terhadap dua tes serupa yang mengungkap ide yang sama menunjukkan korelasi
yang tinggi, kita memperoleh keandalan bentuk  paralel. Kedua tes memiliki item yang setara
dan format respons yang sama, yang berubeh hanya susunan dan urutan pertanyaan. Bila kedua
tes yang sebanding menghasilkan skor yang berkorelasi tinggi, kita bisa cukup yakin bahwa
ukuran tersebut secara logis dan dipercaya, dengan varians kesalahan minimal yang disebabkan
oleh susunan kata, urutan, atau faktor lain.
4. Konsistensi Internal Ukuran
Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang
mengungkap ide. Konsistensi dapat diuji melalui keandalan antar item dan uji keandalan belah
dua. Keandalan konsistensi antar item merupakan pengujian konsistensi jawaban responden atas
semua item yang diukur. Keandalan belah dua mencerminkan korelasi antara dua bagian
instrumen.

E. VALIDITAS
Ada beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan ukuran dan penulis
menggunakan istilah yang berbeda untuk menunjukkannya. Uji validitas dibagi dalam tiga
kelompok, yaitu validitas isi, validitas berdasar kriteria, dan validitas konsep.
1. Validitas Isi
Validitas isi memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan item yamg memadai dan
mewakili yang mengungkap konsep.
2. Validitas Berdasar Kriteria
Validitas berdasar kriteria terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut suatu
kriteria yang diharapkan diprediksi.
3. Validitas Konsep
Validiatas konsep menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan cocok
dengan teori yang mendasari desain tes. Hal tersebut dinilai melalui validitas konvergen dan
validitas diskriminan. Validitas konvergen terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua
instrumen berbeda yang mengukur konsep yang sama menunjukkan korelasi tinggi. Validitas
diskriminan terpenuhi jika, berdasarkan teori, dua variabel diprediksi tidak berkorelasi, dan skor
yang diperoleh dengan mengukurnya benar-benar secara empiris membuktikan hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai