Disusun oleh :
Aditya Haryo Nur Putranto (F1219002)
Astelia Nur Karisa (F1219011)
Bayu Rahmat Aji (F1219012)
Bella Ayu Rizki Novita Sari (F1219013)
VALIDITAS INTERNAL
Validitas Internal mengacu pada keyakinan kita terhadap hubungan sebab dan akibat.
Dalam Eksperimen Lab di mana hubungan sebab dan akibat dibuktikan, validitas internal bisa
dikatakan tinggi. Validitas Internal merujuk pada tingkat keyakinan kita tentang pengaruh
kausal (bahwa variabel X mempengaruhi variabel Y)
VALIDITAS EKSTERNAL
Validitas Eksternal atau eksperimen lab yang dapat digeneralisasi. Jika kita menemukan
hubungan sebab akibat setelah mengadakan suatu eksperimen lab, kita belum tentu yakin
bahwa hubungan kausalitas tersebut juga akan berlaku dalam suatu komunitas yang lebih
besar (organisasi). Dalam hal tersebut, kita tidak bisa yakin sepenuhnya bahwa hubungan sebab
akibat yang ditemukan dalam eksperimen lab, berlaku juga dalam situasi lapangan.
Validitas Eksternal mengacu pada tingkat generalisasi dari hasil sebuah studi kausal pada
situasi, orang, atau peristiwa lain.
B. EKSPERIMEN LAPANGAN
Eksperimen Lapangan dilakukan dalam suatu lingkungan alami di mana pekerjaan
dilakukan sehari-hari, namun kepada satu atau lebih kelompok diberikan perlakukan
tertentu. Eksperimen Lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih tinggi (hasilnya dapat
digeneralisasi pada situasi organisasi lainnya), namun mempunyai validitas internal lebih rendah,
yaitu kita tidak bisa yakin mengenai seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
TRADE OFF ANTARA VALIDITAS INTERNAL DAN EKSTERNAL
Eksperimen Lab; validitas internal tinggi, tapi validitas eksternal rendah.
Eksperimen Lapangan; validitas eksternal tinggi, tapi validitas internal rendah.
Untuk memastikan kedua jenis validitas, peneliti biasanya menguji hubungan kausalitas dalam
suatu situasi buatan (lab) yang dikontrol secara ketat, setelah hubungan dibuktikan, kemudian
menguji hubungan kausalitas dalam eksperimen lapangan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VALIDITAS INTERNAL
1. Pengaruh Sejarah
Peristiwa, kejadian, atau faktor tertentu yang muncul, berdampak bahkan mengacaukan
hubungan kausalitas antara kedua variabel (bebas dan terikat), sehingga memengaruhi validitas
internal.
2. Pengaruh Maturasi
Merupakan sebuah fungsi dari proses -biologis dan psikologis- yang berlaku dalam responden
sebagai hasil dari perjalanan waktu. Meliputi pertambahan usia, kelelahan, rasa lapar, dan
kebosanan.
3. Pengaruh Pengujian
Testing Effect memengaruhi validitas internal akibat prates dan pascates yang dilakukan
sebelumnya untuk menguji pengaruh sebuah perlakuan. Kepekaan responden akan prates dan
pascates dapat mengacaukan hubungan kausal antar variabel.
4. Pengaruh Instrumentasi
Muncul disebabkan perlakuan berbeda pada instrumen pengukuran.
Misalnya tentang kinerja pegawai , manajer A mengukur dengan total produksi, manajer B
dengan menghitung barang cacat, manajer C yakni jumlah orang yang dipekerjakan.
5. Pengaruh Bias Seleksi
Seleksi subyek yang tidak tepat atau tidak cocok untuk kelompok eksperimen dan kontrol dapat
memengaruhi validitas internal.
6. Pengaruh Regresi Statistik
Pengaruh ini muncul jika anggota yang terpilih untuk kelompok eksperimen mempunyai skor
awal yang ekstrem pada variabel terikat.
Misalnya: Jika seorang manajer akan menguji apakah dia dapat meningkatkan kepandaian
menjual bagian penjualan, maka si manajer sebaiknya tidak memilih mereka dengan kemampuan
yang sangat rendah atau sangat tinggi untuk eksperimen.
7. Pengaruh Mortalitas
Pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen, kontrol, atau keduanya, saat eksperimen
berlangsung dapat memengaruhi validitas internal.