Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

BAB DESAIN EKSPERIMEN

Disusun oleh :
Aditya Haryo Nur Putranto (F1219002)
Astelia Nur Karisa (F1219011)
Bayu Rahmat Aji (F1219012)
Bella Ayu Rizki Novita Sari (F1219013)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S1-TRANSFER)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
DESAIN EKSPERIMEN
Desain eksperimen dilakukan untuk menguji kemungkinan hubungan sebab dan akibat antar
variabel. Desain eksperimen terbagi atas dua kategori: eksperimen lab dan eksperimen
lapangan.
A. EKSPERIMEN LAB
Eksperimen Laboratorium dilakukan untuk membuktikan hubungan sebab akibat dalam suatu
situasi buatan (laboratorium). Kontrol dan manipulasi variabel “pengganggu” (Nuisance) dan
variabel bebas, paling baik dilakukan dalam eksperimen lab.
Kontrol dan Manipulasi
Kontrol; dilakukan untuk mengontrol variabel “pengganggu” dengan tidak memasukannya ke
dalam eksperimen.
Contoh: Manajer SDM meneliti pengaruh pelatihan membuat Situs Web pada sekretaris baru.
Maka para sekretaris yang telah mempunyai pengalaman atau paham tentang Web sebelumnya,
tidak dimasukkan di dalam eksperimen
Manipulasi; kita membuat tingkat yang berbeda pada variabel bebas untuk menilai dampak pada
variabel terikat. Manipulasi variabel bebas disebut juga perlakuan (treatment).
Contoh: Menguji pengaruh penerangan terhadap produktifitas operator mesin jahit

MENGONTROL VARIABEL PENGGANGGU


Memadankan Kelompok; dilakukan dengan memadankan (matching) berbagai kelompok
dengan memilih karakteristik yang mengacaukan dan secara sengaja menyebarkannya ke semua
kelompok. Misalnya: terdapat 20 wanita di antara 60 angggota, maka di tiap kelompok
ditempatkan 5 wanita, sehingga pengaruh gender tersebar dalam 4 kelompok.
Randomisasi; menentukan dan menempatkan anggota kelompok ke dalam 4 kelompok secara
acak. Misalnya: kita akan menentukan 4 kelompok dari 60 anggota, maka di tiap kelompok
diundi secara acak. 15 orang pertama dari 60, dimasukkan sebagai kelompok I, begitu
selanjutnya.

VALIDITAS INTERNAL
Validitas Internal mengacu pada keyakinan kita terhadap hubungan sebab dan akibat.
Dalam Eksperimen Lab di mana hubungan sebab dan akibat dibuktikan, validitas internal bisa
dikatakan tinggi. Validitas Internal merujuk pada tingkat keyakinan kita tentang pengaruh
kausal (bahwa variabel X mempengaruhi variabel Y)
VALIDITAS EKSTERNAL
Validitas Eksternal atau eksperimen lab yang dapat digeneralisasi. Jika kita menemukan
hubungan sebab akibat setelah mengadakan suatu eksperimen lab, kita belum tentu yakin
bahwa hubungan kausalitas tersebut juga akan berlaku dalam suatu komunitas yang lebih
besar (organisasi). Dalam hal tersebut, kita tidak bisa yakin sepenuhnya bahwa hubungan sebab
akibat yang ditemukan dalam eksperimen lab, berlaku juga dalam situasi lapangan.
Validitas Eksternal mengacu pada tingkat generalisasi dari hasil sebuah studi kausal pada
situasi, orang, atau peristiwa lain.
B. EKSPERIMEN LAPANGAN
Eksperimen Lapangan dilakukan dalam suatu lingkungan alami di mana pekerjaan
dilakukan sehari-hari, namun kepada satu atau lebih kelompok diberikan perlakukan
tertentu. Eksperimen Lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih tinggi (hasilnya dapat
digeneralisasi pada situasi organisasi lainnya), namun mempunyai validitas internal lebih rendah,
yaitu kita tidak bisa yakin mengenai seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
TRADE OFF ANTARA VALIDITAS INTERNAL DAN EKSTERNAL
Eksperimen Lab; validitas internal tinggi, tapi validitas eksternal rendah.
Eksperimen Lapangan; validitas eksternal tinggi, tapi validitas internal rendah.
Untuk memastikan kedua jenis validitas, peneliti biasanya menguji hubungan kausalitas dalam
suatu situasi buatan (lab) yang dikontrol secara ketat, setelah hubungan dibuktikan, kemudian
menguji hubungan kausalitas dalam eksperimen lapangan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VALIDITAS INTERNAL
1. Pengaruh Sejarah
Peristiwa, kejadian, atau faktor tertentu yang muncul, berdampak bahkan mengacaukan
hubungan kausalitas antara kedua variabel (bebas dan terikat), sehingga memengaruhi validitas
internal.
2. Pengaruh Maturasi
Merupakan sebuah fungsi dari proses -biologis dan psikologis- yang berlaku dalam responden
sebagai hasil dari perjalanan waktu. Meliputi pertambahan usia, kelelahan, rasa lapar, dan
kebosanan.
3. Pengaruh Pengujian
Testing Effect memengaruhi validitas internal akibat prates dan pascates yang dilakukan
sebelumnya untuk menguji pengaruh sebuah perlakuan. Kepekaan responden akan prates dan
pascates dapat mengacaukan hubungan kausal antar variabel.
4. Pengaruh Instrumentasi
Muncul disebabkan perlakuan berbeda pada instrumen pengukuran.
Misalnya tentang kinerja pegawai , manajer A mengukur dengan total produksi, manajer B
dengan menghitung barang cacat, manajer C yakni jumlah orang yang dipekerjakan.
5. Pengaruh Bias Seleksi
Seleksi subyek yang tidak tepat atau tidak cocok untuk kelompok eksperimen dan kontrol dapat
memengaruhi validitas internal.
6. Pengaruh Regresi Statistik
Pengaruh ini muncul jika anggota yang terpilih untuk kelompok eksperimen mempunyai skor
awal yang ekstrem pada variabel terikat.
Misalnya: Jika seorang manajer akan menguji apakah dia dapat meningkatkan kepandaian
menjual bagian penjualan, maka si manajer sebaiknya tidak memilih mereka dengan kemampuan
yang sangat rendah atau sangat tinggi untuk eksperimen.
7. Pengaruh Mortalitas
Pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen, kontrol, atau keduanya, saat eksperimen
berlangsung dapat memengaruhi validitas internal.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VALIDITAS EKSTERNAL


Validitas Eksternal bisa berkurang dikarenakan dalam eksperimen lab, seleksi jenis subyek
yang dilibatkan dan dipilih untuk eksperimen bisa sangat berbeda dari jenis karyawan yang
direkrut oleh organisasi.
Validitas Eksternal yang maksimal bisa diperoleh dengan memastikan bahwa, sedapat mungkin,
kondisi eksperimen lab sedekat dan secocok mungkin dengan situasi dunia nyata.
Dalam hal ini, eksperimen lapangan menpunyai validitas eksternal yang lebih besar daripada
eksperimen lab.
JENIS DESAIN EKSPERIMEN DAN VALIDITAS INTERNAL
Semakin singkat rentang waktu eksperimen, semakin kecil kemungkinan dipengaruhi Pengaruh
Sejarah, Maturasi, dan Mortalitas. Eksperimen yang berlangsung satu atau dua jam, biasanya
tidak menemui kendala dalam hal tersebut.
JENIS DESAIN EKSPERIMEN
1) Desain Eksperimen Semu
Desain Eksperimen Semu (Quasi-experimental Design) teridiri atas prates dan pascates desain
kelompok eksperimen.
2) Desain Empat Kelompok Salomon
Desain eksperimental yang mengatur dua kelompok eksperimen dan dua kelompok kontrol,
memberikan prates dan pascates kepada satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol,
dan hanya memberikan pascates kepada kelompok eksperimental dan kontrol yang lain.
3) Double-Blind Study
Studi di mana elaku eksperimen maupun subyek tidak menyadari siapa yang diberi perlakuan
sebenarnya dan siapa yang seakan-akan (placebo).
4) Desain Eksperimen Murni
Desain Eksperimen yang meliputi perlakuan, kelompok kontrol, dan merekam informasi sebelum
dan sesudah kelompok eksperimen diberi perlakuan. Disebut juga
Ex Post Facto Experimental Design dilakukan untuk membuktikan hubungan sebab–akibat.
Tidak ada manipulasi variabel bebas dalam eksperimen lab atau lapangan, namun subyek yang
telah diberi stimulus dan tidak, dipelajari.
Misalnya: Untuk mempelajari pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan, maka data kinerja
kedua kelompok baik yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya ataupun belum, dikumpulkan.
Desain Eksperimen Ex Post Facto, dilakukan jauh setelah pelatihan itu dilakukan sebelumnya.
5) Simulasi
Alternatif eksperimentasi lab dan lapangan yang saat ini dipergunakan dalam penelitian bisnis
adalah simulasi karena simulasi berada diantara eksperimen lab dan lapangan, sejauh lingkungan
diciptakan secara artifisial tetapi tidak jauh berbeda dari realitas.

Anda mungkin juga menyukai