Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 9

• Ating M Teftutul (2019-30-035)


(2018-30-001) • Tita Rumetna
• Caroline A. Sahertian (2019-30-037)
(2019-30-022) • Mirelle M Latuheru
• Herman Tito Teniwut (2019-30-041)
(2019-30-031) •Dina Engelin Sahetapy
• Melinda Aglencya Lerebulan (2019-30-043).
(2019-30-032)
•Restu Adrie Ruhukail

METODOLOGI
PENELITIAN
DESAIN EKSPERIMEN
Seperti kita ketahui sebelumnya, desain eksperimen terdiri dari
dua kategori eksperimen yang dilakukan :

1 2
lingkungan buatan atau diatur. dilakukan dalam
lingkungan alam
dimana kegiatan Eksperimen lapangan (Field
Eksperimen Laboratorium (Lab sehari-hari berlangsung experiments).
experiments) seperti biasanya.
1.
EKSPERIMEN LAPANGAN
Kontrol dan Manipulasi paling baik dilakukan dalam situasi buatan
(Laboratorium), dimana pengaruh kausal dapat diuji. Ketika kontrol dan
manipulasi dilakukan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dalam
situasi buatan, kita mempunyai desain eksperimen laboratorium yang
dikenal juga sebagai ekperimen laboratorium.

Untuk lebih memahaminya, mari kita telaah apa arti Kontrol dan
Manipulasi.
MANAJER
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KONTROL

PELATIH
AN KHU
SUS

DIREKTUR
(ATASAN)
PARA SEKRETARIS
BUKTI KAN
T UK M EM
UN
LEBIH EFEKTIF
BELUM
BERPENGALAMAN BERPENGALAMAN
MANIPULA
SI
Untuk menguji pengaruh kausal dari variabel bebas terhadap
variabel terikat, perlu dicoba manipulasi tertentu.

Manupulasi (Manipulation) secara sederhana berarti bahwa


kita membuat tingkat variabel bebas yang berbeda untuk
menilai dampaknya pada variabel terikat.
MARI KITA LIHAT CONTOH MENGENAI
BAGAIMANA HUBUNGAN KAUSAL DITEMUKAN
DENGAN MEMANIPULASI VARIABEL BEBAS
MENGONTROL VARIABEL
“PENGGANGGU” ATAU
EKSOGEN YANG
MENCEMARI
MEMADANKAN KELOMPOK
Satu cara untuk mengontrol variabel “pengganggu” (nuisance) atau
yang mencemari adalah dengan memadankan (match) berbagai
kelompok dengan memilih karakteristik yang membuat rancu dan
dengan sengaja menyebarkan ke semua kelompok.
Demikian pula, faktor usia dan pengalaman dapat disepadankan
(disesuaikan) ke semua empat kelompok, sehingga setiap kelompok
memiliki campuran individu yang hampir sama terkait gender, usia dan
pengalaman.
RANDOMISASI
Dalam rondomisasi (Randomization),
proses dimana individu dipilih (yaitu,
setiap orang mempunyai peluang yang MANFAAT RANDOMISASI
sama dan diketahui untuk dipilih) dan
penempatan mereka dalam kelompok Dalam randomisasi, kita berharap bahwa proses
manapun (setiap individu dapat randomisasi akan mendistribusikan
ditempatkan kedalam kelompok manapun), ketidaksaman antar kelompok berdasarkan
keduanya adalah acak. hukum distribusi normal. Randomisasi
Proses Randomisasi secara ideal memecahkan dilema tersebut dengan baik .
memastikan bahwa setia kelompok data Dengan demikian , desain eksperimen
dibandingkan dengan kelompok lain, dan laboratorium melibatkan kontrol terhadap
bahwa semua variabel, termasuk pengaruh variabel pencemar melalui proses pemadanan
usia, gender, dan pengalaman sebelumnya atau randomisasi, dan manipulasi perlakuan.
di control.
VALIDITAS INTERNAL DARI EKSPERIMEN
LABORATORIUM
Validitas internal (internal validity) mengacu pada keyakinan kita terhadap
hubungan sebab-akibat.

VALIDITAS EKSTERNAL ATAU GENERALISASI


EKSPERIMEN LABORATORIUM
Dalam beberapa situasi organisasi yang lebih rumit, terdapat beberapa variable
perancu yang tidak dapat dikontrol – seperti pengalaman. Dalam situasi tersebut,
kita tidak dapat yakin hubungan sebab-akibat ditemukan dalam eksperimen
laboratorium sehingga untuk menguji kausal situasi dilakukan eksperimen
lapangan.
2.
EKSPERIMEN LAPANGAN
Eksperimen Lapangan (field experiment) adalah eksperimen
yang dilakukan dalam lingkungan alami dimana pekerjaan
dilakukan seperti biasa,namun perlakuan tertentu diberikan
kepada satu kelompok/lebih.
VALIDITAS
VALIDITAS INTERNAL
EKSTERNAL

tingkat generalisasi dan hasil studi kausal tingkat keyakinan kita dalam pengaruh kausal
pada situasi,orang atau peristiwa lain (variable X menyebabkan variabel Y).

TITIK TENGAH VALIDITAS EKSTERNAL DAN INTERNAL

Untuk memastikan kedua validitas, peneliti mencoba


menguji hubungan kausal dalam situasi lab/buatan
yang dikontrol secara ketat dan ketika kausal
ditemukan mereka mengujinya dalam eksperimen
lapangan.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI
VALIDITAS INTERNAL
perubahan variabel yang disebabkan oleh Hal ini dapat mempengaruhi validitas internal
sejarah atau pengalaman subjek penelitian karena perubahan pada subjek tidak
mengenai topik yang akan diteliti harus disebabkan oleh eksperimen atau kontrol
dihindari agar alat ukur memiliki validitas peneliti.
internal yang baik.

KEMATANGAN (MATURITAS)
SEJARAH (HISTORY)

hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi oleh Pengalaman subjek penelitian yang
karakteristik lain yang dapat mengancam validitas telah melakukan tes sebelumnya
internal dari hasil penelitian. berbeda dengan subjek penelitian
yang baru melakukan tes untuk
pertama kalinya
SELEKSI (SELECTION)

PROSEDUR TES (TESTING)


Saat melakukan penelitian atau
eksperimen, terdapat subjek Faktor ini dapat diketahui
penelitian yang ‘drop out’. Faktor ini ancamannya setelah data
juga dapat mempengaruhi validitas telah diproses. Nilai ekstrim
internal dari penelitian. tinggi atau rendah dari hasil
pretes menjadi tidak ekstrim
lagi pada pengukuran kedua.
MORTALITAS (MORTALITY)

REGRESI KE ARAH NILAI RATA-RATA (REGRESSIOM TOWARD THE MEAN)


MENGIDENTIFIKASI
ANCAMAN
TERHADAP
VALIDITAS INTERNAL
Pada kenyataannya tiga dari tujuh ancaman terhadap
validitas internal muncul dalam kasus ini, pengaruh
sejarah, pengujian utama dan mortalitas terjadi,
sehingga validitas internal tidak akan tinggi.
Pengaruh Sejarah

TERDAPAT 7 Pengaruh Maturasi

ANCAMAN Pengaruh Pengujian

TERHADAP Pengaruh Bias Seleksi

VALIDITAS Pengaruh Mortalitas

INTERNAL Pengaruh Regresi Statistik

Pengaruh Instrumentasi
Ancaman tidak dapat terjadi apabila ; studi eksperimen
didesain dengan baik, menempatkan anggota pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol secara acak, serta yang
berhasil memanipulasi perlakuan menunjukkan kemungkinan
hubungan kausal menjadi hal yang tidak mungkin untuk
mengatakan manakah faktor yang menyebabkan faktor lain.

Validitas Internal Dalam Studi Kasus


JENIS DESAIN
EKSPERIMEN DAN
VALIDITAS
Desain Eksperimen Kuasi

Ketika tidak adanya kontrol, studi tidak memiliki nilai ilmiah dalam menentukan hubungan sebab-
akibat. Desain semacam itu disebut sebagai desain eksperimen kuasi (quasi experimental design)

Desain Kelompok Eksperimen Prates dan Pascates

JENIS DESAIN EKSPERIMEN


DAN VALIDITAS
Desain Rangkaian Waktu
Desain rangkaian waktu membuat peneliti dapat menilai pengaruh dari suatu perlakuan dari waktu ke
waktu

Desain Eksperimen Murni

Desain eksperimen yang meliputi perlakuan, kelompok kontrol, serta mencatat informasi sebelum dan
sesudah kelompok eksperimen diberikan perlakuan disebut sebagai desain eksperimen ex post facto
(ex post facto experimental designs).

Desain Kelompok Eksperimen Prates dan Pascates

Perbedaan antara kedua kelompok tersebut adalah bahwa kelompok eksperimen diberikan perlakuan,
sedangkan kelompok kontrol tidak.

JENIS DESAIN EKSPERIMEN


DAN VALIDITAS
Desain Empat Kelompok Solomon

Studi Double-Blind

Blind study (studi buta) dilakukan untuk menghindari bias yang mungkin muncul.

JENIS DESAIN EKSPERIMEN


DAN VALIDITAS
Desain Ex Post Facto

Tidak ada manipulasi variabel bebas dalam situasi lab atau


lapangan, namun subjek yang telah diberikan stimulus dan
mereka yang tidak diberikan stimulus, dipelajari.

JENIS DESAIN EKSPERIMEN


DAN VALIDITAS
SIMULASI
 Alternatif eksperimentasi laboratorium dan lapangan yang saat ini
digunakan dalam penelitian bisnis adalah simulasi. Simulasi yang
menggunakan teknik membangun model (model-building
technique) untuk menentukan dalam bidang administratif dan
perilaku lainnya.
 Model simulasi terprogram dan berbasis komputer dalam bidang
perilaku dapat membantu mengambil keputusan manajerial dengan
sangat baik.
ISU ETIKA DALAM PENELITIAN DESAIN EKSPERIMEN
 Pada titik ini tepat untuk membahas secara singkat beberapa dari banyak isu
etika yang terlibat dalam melakukan penelitian, beberapa diantaranya sangat
relevan untuk mengadakan eksperimen laboratorium.

 Banyak universitas mempunyai “Komite Hak Asasi Manusia” untuk


melindungi hak individu yang berpartisipasi dalam jenis aktivitas penelitian
apa pun yang melibatkan orang. Fungsi dasar dari komite tersebut adalah
untuk melaksanakan tanggung jawab moral dan etika system universitas
dengan mempelajari prosedur yang dijabarkan dalam proposal penelitian dan
memberikan persetujuan mereka untuk study tersebut.
Desain eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang
perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar supaya
data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan
membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku

ARTIKE
untuk persoalan yang sedang dibahas.

Tujuan Desain Eksperimen adalah untuk memperoleh atau


mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan

L
dan berguna dalam melakukan penelitian persoalan yang akan
dibahas. Dengan cara:
 Desain yang sederhana
 Efisien
Prinsip dasar dalam Desain Eksperimen yang lazim digunakan
yaitu:
 Replikasi  Pengacakan  Kontrol lokal

Anda mungkin juga menyukai