Oleh:
Kelompok 3
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
EKSPERIMEN : HAL-HAL MENDASAR
Eksperimen lapangan:
Kegiatan manipulasi dilakukan pada situasi nyata sehari-hari. Peneliti memiliki
kontrol yang relatif kecil terhadap variabel pengganggu, sehingga ada
kemungkinan hasil penelitian terpengaruh gangguan yang sistematis.
Eksperimen tulen:
Eksperimen dimana variabel independen dimanipulasi oleh eksperimenter dan
manipulasi diaplikasikan secara acak (randomisasi) terhadap grup-grup subjek.
Randomisasi akan meningkatkan homogenitas, sehingga hasil eksperimen
memiliki validitas internal yang tinggi.
Eksperimen semu:
jenis eksperimen dimana eksperimenter tidak mampu melakukan manipulasi
secara randomisasi sebesar pada eksperimen tulen.
Galat Eksperimental
Galat eksperimental menunjukkan variasi yang terjadi di antara unit
eksperimental yang mendapatkan manipulasi yang sama. Galat eksperimental sulit
dihilangkan, namun yang terpenting adalah mengestimasi variansi galat
eksperimentalnya. Galat eksperimental dapat disebabkan oleh:
a. Variasi alamiah setiap unit eksperimental, misalnya perbedaan usia
b. Variabilitas alat ukur atau proses pengukuran respon
c. Ketidakmampuan mereproduksi manipulasi eksperimen terhadap unit
eksperimental yang berbeda
d. Sebab-sebab lain yang bersifat tidak relevan dengan objek penelitian
Faktor yang telah ada pada subjek penelitian sebelum penelitian berlangsung
Peristiwa-peristiwa selain manipulasi yang tejadi selama eksperimen
Perubahan-perubahan yang terjadi pada subjek ketika eksperimen berjalan
Faktor yang terjadi akibat proses pengukuran
Faktor β menunjukkan kemungkinan tingkat kesalahan tipe II, yaitu tidak menolak
hipotesis nol pada saat hipotesis tersebut salah (terdapat efek manipulasi.
Faktor desain riset menunjukkan rasio antara efek manipulasi (δ) dengan deviasi
standar (σ) dari residual dalam persamaan untuk mengestimasi koefisien b1, jadi
D= δ /α. Besarnya efek manipulasi tergantung pada teori yang digunakan, semakin
kuat teori, semakin besar pula efek manipulasi. Sedangkan σ ditentukan oleh
kepiawaian peneliti memurnikan eksperimennya sehingga efek V maupun Z dapat
dikesampingkan.
VALIDITAS INTERNAL
VALIDITAS EKSTERNAL
VALIDITAS KONSTRUK
Validitas konstruk merujuk pada apakah ukuran yang digunakan untuk
mewakili konstruk dalam sebuah penelitian memang benar-benar mengukur konstruk
yang sedang diteliti. Tipe validitas ini berhubungan dengan bagaimana seorang
peneliti menarik kesimpulan dari proksi (ukuran) menuju konstruk yang diteliti.
Validitas konstruk juga berkaitan dengan generalisasi, yaitu upaya untuk
menghubungkan secara logis ukuran operasional ke konsep atau konstruk penelitian
yang diwakilinya.
VALIDITAS EKSTERNAL
Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi, yakni apakah hasil
eksperimen dapat digeneralisasikan ke populasi, kondisi, dan situasi yang lain. Dengan
kata lain validitas eksternal menjawab pertanyaan tentang apakah kesimpulan yang
ditarik dari sebuah eksperimen berlaku juga untuk orang, waktu, tempat, dan suasana
yang berbeda. Generalisasi mempunyai perspektif yang beragam, yakni: dari sempit
ke luas, dari luas ke sempit, pada derajat yang sama, pada jenis individu yag
sama/berbeda, dan dari sampel acak ke populasi. Semakin representatif suatu sampel,
semakin jelas pula karakteristik populasi yang dicerminkan oleh sampel. Setelah
melewati eksperimen, sikap atau perilaku sampel digeneralisasi balik ke populasi.
Semakin tinggi kemampuan hasil penelitian menerangkan dan memprediksi keadaan
populasi, semakin tinggi pula daya generalisasi hasil eksperimen, dengan demikian
semakin tinggi pula validitas eksternal.
c. Validitas Konstruk
Validitas konstruk berkaitan dengan hubungan antara ukuran dengan konstruk
yang diwakilinya. Semakin murni atau bebas suatu manipulasi dari penaruh
peneliti, maka semakin tinggi pula validitas konstruk suatu penelitian. Validitas
konstruk meningkat disebabkan karena eksperimen berbasis internet tidak
memungkinkan kontak fisik langsung antara peneliti dengan subjek sehingga tidak
mengganggu kemurnian manipulasi.
d. Validitas Eksternal
Validitas eksternal berhubungan dengan seberapa kuat daya generalisasi hasil
penelitian, yaitu apakah eksperimen dapat digeneralisasikan ke populasi, kondisi,
dan situasi yang lain. Penggunaan internet berpotensi menaikkan sekaligus
mengurangi validitas eksternal. Validitas eksternal meningkat disebabkan karena:
Partisipan bersal dari kalangan yang lebih heterogen
Subjek dapat menikuti eksperimen pada waktu dan tempat yang lebih
bervariasi
Internet lebih mungkin menggunakan fasilitas multimedia sehingga membuat
subjek dikondisikan pada situasi nyata seperti kondisi sehari-hari
REFERENSI
Nahartyo, Ertambang. 2012. Desain dan Implementasi Riset Eksperimen, Edisi 1.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.