Anda di halaman 1dari 26

BAB X : DESAIN EKSPERIMEN

BAB XI : DEFINISI OPERASIONAL


KELOMPOK 2

Amy Astriana (22208011020)


Mujahidin Hafid (22208011025)
Tutik Sukmalasari Putri (22208011032)
BAB X
01 DESAIN EKSPERIMEN
DESAIN EKPERIMEN TERDIRI DARI2 MACAM

EKSPERIMEN LABORATORIUM

EKSPERIMEN LAPANGAN
EKPERIMEN
LABORATORIUM
Ketika hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan variabel terikat
akan ditemukan dengan jelas, maka semua variabel lain yang dapat
mencemari atau merancukan hubungan tersebut harus dikontrol dengan
ketat.

Selain itu, perlu untuk memanipulasi variabel bebas sehingga tingkat


pengaruh kausalnya dapat ditemukan. Kontrol dan manipulasi paling baik
dilakukan dalam situasi buatan (laboratorium), di mana pengaruh kausal
dapat diuji
Kontrol
Jika pengaruh sebenarnya dari pelatihan pembelajaran akan dinilai, maka pengalaman sebelumnya

01 dari pembelajar harus dikontrol. Hal tersebut dapat dilakukan dengan tidak memasukkan mereka
yang telah mempunyai pengalaman dengan web ke dalam eksperimen. Inilah yang kita maksud
ketika kita mengatakan kita harus mengontrol faktor pencemar (contaminating factor), dan nanti kita
melihat bagaimana hal tersebut dilakukan

Manipulasi
02 Untuk menguji pengaruh kausal dari variabel bebas terhadap variabel terikat, perlu
dicoba manipulasi tertentu. Manipulasi (manipulation) secara sederhana berarti
bahwa kita membuat tingkat variabel bebas yang berbeda untuk menilai
dampaknya pada variabel terikat.
Mengontrol Variabel “Pengganggu”

Satu cara untuk mengontrol


variabel "pengganggu" Cara lain untuk mengontrol
(nuisance) atau yang mencemari variabel yang mencemari adalah
adalah dengan memadankan menempatkan 60 anggota secara
(match) berbagai kelompok acak (yaitu, tanpa penentuan
dengan memilih karakteristik sebelumnya) ke dalam empat
yang membuat rancu dan dengan kelompok. Setiap anggota akan
sengaja menyebarkannya ke memiliki peluang yang sama dan
semua kelompok diketahui untuk ditempatkan
pada salah satu dari keempat
kelompok tersebut
Memadankan
Kelompok Randomisasi
Validitas internal (internal validity) mengacu pada
keyakinan kita terhadap hubungan sebab-akibat.
Judd (1986), dalam penelitian dengan validitas
internal tinggi, kita relatif lebih baik untuk
membuktikan bahwa hubungan tersebut adalah
kausal, sedangkan dalam studi dengan validitas
internal rendah, kausalitas sama sekali tidak dapat
disimpulkan

Validitas Internal
Validitas Eksternal
Tugas dalam situasi organisasi jauh lebih rumit, dan
mungkin terdapat beberapa variabel perancu yang
tidak dapat dikontrol-misalnya, pengalaman. Dalam
situasi seperti itu, kita tidak dapat yakin bahwa
hubungan sebab-akibat yang ditemukan dalam
eksperimen laboratorium berlaku juga dalam situasi
lapangan. Untuk menguji hubungan kausal dalam
situasi organisasi, dilakukan eksperimen lapangan. Hal
ini sekarang akan dibahas secara singkat
EKPERIMEN LAPANGAN
Eksperimen lapangan (field experiment), sesuai dengan namanya, adalah
eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan alami di mana pekerjaan
dilakukan seperti biasa, namun perlakuan tertentu diberikan kepada satu
kelompok atau lebih. Sehingga, dalam eksperimen lapangan, meskipun
tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel pengganggu karena
anggota tidak dapat ditempatkan dalam kelompok secara acak, atau
disepadankan, perlakuan dapat tetap dimanipulas
Validitas Internal dan Eksternal
dalam Eksperimen Lapangan

Validitas eksternal (external validity) mengacu pada tingkat


generalisasi dari hasil studi kausal pada situasi, orang, atau
peristiwa lain, dan validitas internal (internal validity) merujuk
pada tingkat keyakinan kita dalam pengaruh kausal
TITIK TENGAH ANTARA VALIDITAS
INTERNAL DAN EKSTERNAL
Jika menginginkan validitas internal yang tinggi, kita harus
menentukan validitas eksternal yang lebih rendah, dan sebaliknya.
Untuk memastikan kedua jenis validitas, peneliti biasanya
pertama-tama mencoba menguji hubungan kausal dalam situasi
lab atau buatan yang dikontrol secara ketat, dan setelah hubungan
ditemukan, mereka mencoba untuk menguji hubungan kausal
tersebut dalam eksperimen lapangan
Faktor yang Mempengaruhi Validitas Internal

Pengaruh Sejarah Pengaruh Maturisasi


01 Peristiwa tak terduga yang
dapat merancukan hubungan 02 Pengaruh jalannya waktu
yang tidak dapat dikontrol.
sebab-akibat.

Pengaruh Pengujian Pengaruh Bias Seleksi


03 Perbedaan prates dan
pascates dihubungkan dengan 04 Seleksi subjek dapat menjadi
ancaman bagi validitas
perlakuan
Faktor yang Mempengaruhi Validitas Internal

Pengaruh Pengaruh Regresi Pengaruh


Mortalitas Statistik Intstrumen
Pengurangan anggota dalam Muncul ketika terdapat skor Perubahan pengukuran pada
kelompok eksperimen awal yang ekstream prates dan pascates
Mengidentifikasi Ancaman Terhadap Validitas Internal

Pengaruh Pengaruh
Sejarah Bias Seleksi

Pengaruh Pengaruh
Maturasi Mortalitas

Pengaruh
Pengujian Pengaruh
Instrumen
Pengaruh
Regresi Statistik
VALIDITAS INTERNAL
DALAM STUDI KASUS
Validitas internal (internal validity)
menunjukan kemampuan dari
instrument riset mengukur apa yang
seharusnya diukur dari suatu konsep.
Validitas internal digunkan untuk
menjawab pertanyaan apakah riset
sudah menggunakan konsep seharusnya.
TINJAUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS
INTERNAL DAN VALIDTAS EKSTERNAL

Difusi / Imitasi Dari Compensatory


Treatmen Equalization Compensatory Rivalry
Jika tindakan treatmen yang Ancaman ini terjadi karena
Hal ini terjadi jika subjek di subjek di grup tersebut merasa
sama diberikan kepada subjek
grup eksperimen berbicara bersaing dengan subjek di grup
digrup control untuk
atau berkomunikasi dengan treatmen dan akan
mengkompensasi kekecewaan
subjek di grup kontrl yang menyebbkan subjek grup
mereka, maka hasil dari
dapat mengakibatkan kontol bekerja lebih keras
eksperimen dapat terganggu
sumbej grup berlajar terhdap untuk mendapatkan hasil yang
tretmenya. lebih baik.
Resentful Demoralization of the
disadvantaged

Ancaman ini terjadi karena treatmen yang diberikan menarik dan eksperimen itu
sendiri juga obstrusif, sehingga objek digrup control yang tidak mendapat treatmen
merasa tidak puas yang akibatnya dapat menunrunkan kerja sama dengan hasil yang
tidak optimal.
Jenis Desain Ekperimen dan Validitas

● Desain Eksperimen Kuasi : desain terlemah diantara semua desain, dan desain
ini tidak mengukur sebab akibat. Desain ini dibagi 2 yaitu: desain prates dan
pascates, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol., dan desain rangkaian
waktu.
● Desain Eksperimen Murni: meliputi perlakuan, kelompok kontrol, serta
mencatat informasi sebelum dan sesudah kelompok eksperimen diberikan
pelakuan disebut dengan kelompok eksperimen ex post facto.
● Desain Empat Kelompok Solomon: desain yang paling komperhensif dan desain
yang paling sedikit memilki masalah dengan validasi internal.
● Studi Doubel-Blind: Keadaan dimana peneliti maupun subjek tidak mengetahui
yang sebenarnya.
● Desain Ex Post Facto:
SIMULASI

Alterative eksperimentasi laboratorium dan lapangan yang saat ini digunakan


dalam penelitian bisnis adalah simulasi. Simulasi yang menggunakan tektik
membangun model (model building technique) untuk menentukan dalam bidang
administratif dan perilaku lainnya. Model simulasi terprogram dan berbasis computer dalam bidang
perilaku dapat membantu mengambil keputusan manajerial dengan sangat baik.
ISU ETIKA DALAM PENELITIAN DESAIN EKSPERIMEN
1. Mendesak orang untuk berpartisipasi dalam eksperimen dengan paksaan atas
menggunakan tekanan social.
2. Memberikan tugas kasar dan mengajukan pertanyaan yang merendahkan dan
mengurangiharga diri partisipan.
3. Menipu subjek dengan secara sengaja menyesatkan mereka terkait dengan
tujuan penelitian yang sebenarnya.
4. Menyebabkan stress fisik atau mental bagi peserta
5. Tidak memperbolehkan subjek untuk mengundurkan diri dari penelitian
meskipun mereka menginginkannya.
6. Menggunakan hasil penelitian untuk merugikan partisipan atau untuk tujuan
yang tidak mereka inginkan
7. Tidak menjelaskan prosedur yang beraku dalam eskperimen.
8. Tidak melakukan tanya-jawab dengan partisipan secara menyeluruh dan
akurat setelah eksperimen berakhir.
9. Tidak menjaga privasi dan rahasia informasi yang diberikan oleh partisipan
dan Tidak memberikan insentif untuk kelomok control.
BAB XI
02 PENGUKURAN VARIABEL:
DEFINI OPERASIONAL
Bagaimana Variable Diukur
Pengukuran adalah penetapan angka atau simbol lain untuk karakteristik (atau
atribut) objek menurut seperangkat aturan yang telah ditentukan sebelumnya. Objek
meliputi orang, unit bisnis strategis, perusahaan, negara, sepeda, gajah, peralatan
dapur, restoran, sampo, yogurt, dan sebagainya.

Properti (karakteristik) dapat dibagi menjadi dua


yaitu: property fisik dan property pisikologi dan
social.
DEFINISI OPRASIONAL
Pengoprasionalan konsep adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam
elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
dioprasionalkan ke dalam riset.

Dimensi adalah bagian-bagian dari property yang menunjukan karakteristik utama


dari property konsep tersebut.

Elemen-elemen merupakan prilaku yang dapat diobservasi dan diukur dari suatu
konsep atau dimensi.
Sekaran (2003) memberikan ususlan dengan mendefinisikan konsep belajar
secara oprasi dan memecahnya menjadi 3 dimensi yaitu:

Dimensi memahami:
1. Dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan dengan benat.
2. Dapat memberikan contoh-contoh Dimensi Aplikasi:
yang tepat 1. Mampu memcahkan masalah
2. Mampu mengintegrasikan

Dimensi Rietensi:
1. Dapat memanggil materi dari
otak setelah beberapa waktu
lamanya.
Dimensi dan unsur motivasi berprestasi
Mereka sangat ingin
mengetahui bagaimana
Mereka akan didorong Ingin selalu kemajuan mereka dalam
oleh pekerjaan berprestasi dan pekerjaan mereka
juara seiring berjalannya
waktu

1 2 3 5
4
Tidak berminat untuk
bersantai dan
mengarahkan perhatian Dengan pikiran dan
mereka ke hal lain hati yang tertuju pada
pencapaian dan
kesuksesan
Dimensi Operasional Internasional

Dalam melakukan penelitian internasional, penting untuk


diingat bahwa variabel tertentu memiliki makna dan konotasi
yang berbeda dalam budaya yang berbeda

Misalnya: istilah "cinta" tunduk pada beberapa interpretasi dalam


budaya yang berbeda dan memiliki setidaknya 20 interpretasi yang
berbeda di beberapa negara

Atau "pengetahuan" disamakan dengan "jnana" di beberapa budaya


Timur dan ditafsirkan sebagai "realisasi yang Mahakuasa." .
Thanks !!!

Anda mungkin juga menyukai