Anda di halaman 1dari 18

Control in

Experimentation
Kelompok 5
Hafiyya Kamila
Khairana Adzhani
Moh. Dwi Bahtiar
Muhammad Ivan

SENTRA ZAMRUD | ORIENTASI PEGAWAI BARU


CONTROL IN
EXPERIMENTATION
Kontrol ilmiah adalah
eksperimen atau observasi Masalah penting lainnya Dalam setiap percobaan,
yang dirancang untuk dalam penelitian
meminimalkan pengaruh eksperimental adalah
tujuan dari peneliti adalah
variabel selain variabel pengendalian. Kontrol untuk mencapai validitas
independen. Hal ini
meningkatkan keandalan mengacu pada upaya peneliti internal. Validitas internal
hasil, seringkali melalui untuk menghilangkan merupakan derajad
perbandingan antara pengaruh variabel perancu
yang asing pada DV yang akurasi desain penelitian
pengukuran kontrol dan
pengukuran lainnya. diselidiki. dengan hasil yang dicapai
03
VALIDITAS
EKSTERNAL
·Validitas eksternal merupakan derajad Namun sulit untuk menentukan
akurasi apakah hasil penelitian dapat apakah pengaruh yg diamati
digeneralisasikan atau diterapkan pada hanya disebabkan oleh variable
populasi dimana sampel tersebut indepnden. Karena variable
diambil. Saat melakukan percobaan, dependen dpt pengaruhi oleh
ilmuwan ingin mengidentifikasi efek
variable lain selain dari variable
yang dihasilkan oleh variabel
independent
independen.
Control of Extraneous
Variables

Variabel asing adalah faktor


yang tidak diinginkan dalam Agar peneliti yakin bahwa
sebuah penelitian yang, jika perubahan IV hanya akan
tidak diperhitungkan, dapat mempengaruhi perubahan DV,
berdampak negatif (yaitu potensi perancu perlu
Faktor-faktor tersebut diidentifikasi dan dikendalikan /
mengacaukan) data yang
berpotensi mencegah peneliti dihilangkan; kontrol yang buruk
dikumpulkan kemudian
menemukan efek kausal akan mengarah pada hasil
langsung antara variabel dengan keandalan yang lebih
independen yang dimanipulasi rendah.
(IV) dan variabel dependen
terukur (DV) yang ditetapkan
dalam penyelidikan.
Konstanta Ideal
Konstanta ideal dapat diperoleh untuk variabel
seperti jenis kelamin subjek atau kecepatan
penyajian kata, tetapi tidak untuk faktor-faktor
seperti minat atau kemampuan belajar Variabel
seperti kemampuan belajar tidak dapat dianggap
konstan, karena dua alasan
1. konstanta membutuhkan ukuran yang tepat
2. beberapa variabel yang ada dalam percobaan
dapat berubah saat percobaan berlangsung.
Kelelahan, motivasi, minat, perhatian, dan banyak
variabel lainnya termasuk dalam kategori ini. Jika
faktor-faktor ini bervariasi, konstanta menyatakan
bahwa besaran perubahan ini harus sama untuk
semua individu.
Konstanta & Eksperimen Valid Variabel Perancu
Meskipun jenis konstanta yang ideal tidak Variabel yang berpotensi perancu ini harus
selalu dapat dicapai, dalam banyak kasus diidentifikasi dan kemudian ditangani atau
dimungkinkan untuk menghilangkan efek dipertahankan konstan.
diferensial dari variabel-variabel ini pada
variabel terikat, memungkinkan ilmuwan
untuk menghubungkan secara jelas variasi Variabel perancu, juga disebut faktor perancu
dalam variabel bebas dengan variabel terikat atau perancu, adalah variabel ketiga dalam
penelitian yang meneliti hubungan sebab-akibat
Eksperimen valid secara internal ketika efek potensial. Gagal memperhitungkan variabel
yang diperoleh dapat secara jelas dikaitkan perancu dapat menyebabkan Anda salah
dengan manipulasi variabel independen. memperkirakan hubungan antara variabel
independen dan dependen.
faktor-faktor yang dapat mengancam validitas internal
suatu hasil penelitian eksperimen:

History Maturation

SENTRA ZAMRUD | ORIENTASI PEGAWAI BARU


yaitu kejadian-kejadian tertentu yang terjadi proses perubahan (kematangan) di dalam
antara pengukuran pertama (pretest) dan diri subyek yang terjadi selama
kedua (post-test), selain variabel-variabel yang berlangsungnya eksperimen (misal: makin
dieksperimenkan (treatment). trampil, makin lelah/jenuh dsb). Untuk
mengatasi hal ini adalah dengan
mendisain eksperimen yang tidak terlalu
lama.
Instrumentation statistical regression

Instrumentasi mengacu pada perubahan yang terjadinya penurunan yang signifikan dari
terjadi dari waktu ke waktu dalam pengukuran skor yang tinggi atau peningkatan skor
suatu variabel. Pengamat dan pewawancara yang rendah selama posttesting. bisa jadi
sering digunakan untuk menilai efek yang penurunan skor bukan dikarenakan efek

SENTRA ZAMRUD | ORIENTASI PEGAWAI BARU


ditimbulkan dari perlakuan eksperimental. eksperimen, tetapi karena regresi statistik.
biasanya mereka menggunakan lebih dari satu begitupun sebaliknya, skor rendah dapat
pengamat atau observer dan masing-masing menunjukkan peningkatan pada pengujian
pengamat telah menjalani pelatihan ulang karena regresi statistik bukan karena
hal ini dilakukan agar dapat meminimalkan efek pengobatan eksperimental. hal ini
terjadinya bias, dan agar memastikan bahwa disebabkan karena pengukuran yang
data yang diperoleh akurat pertama dan kedua tidak berkorelasi
sempurna
Selection Morality

idealnya, subjek dipilih secara acak dari suatu yaitu kehilangan subyek, baik pada
populasi dan kemudian subjek tersebut kelompok eksperimen maupun kelompok
ditempatkan ke berbagai kelompok perlakuan pembading, yaitu adanya pengurangan
secara acak. namun, Sebuah penelitian bisa

SENTRA ZAMRUD | ORIENTASI PEGAWAI BARU


subyek ketika dilakukan pengukuran
menjadi bias pada saat memilih subjek–subjek terhadap dampak eksperimen/perlakuan
penelitian (bias seleksi) disebabkan kesalahan
dalam mengelompokkan responden.
Subject-Experimenter Effects To Be Controled

Setiap eksperimen pasti melibatkan interaksi antara eksperimenter dan


subjek. jika telah setuju untuk mengambil bagian dalam eksperimen,
seseorang membuat kontrak atau perjanjian untuk memainkan peran
sebagai subjek. artinya, subjek akan mendengarkan instruksi dan
melakukan tugas yang diminta dengan kemampuan terbaiknya dan
sejujur mungkin.

Namun kenyataannya, situasi seperti itu tidak selalu ada karena subjek
memiliki persepsi tertentu terhadap eksperimen yang dapat mengubah
perilakunya.
Subject Effect
dalam pelaksanaan eksperimen, subjek menanggapi tugas-tugas yang diberikan selama
jalannya eksperimen seperti yang mereka persepsikan. misalnya, jika eksperimen melibatkan
tugas belajar, subjek akan berusaha mempelajari materi yang akan disajikan, karena
pengetahuan tentang pelajaran secara tidak langsung mengungkapkan seberapa jauh subjek
menguasai materi tersebut, dan mereka dianggap cerdas apabila dapat menguasai materi
tersebut.

menurut Rosenberg (1969), Kebanyakan individu memiliki keinginan untuk tampil cerdas,
sehingga mereka akan berusaha untuk belajar secepat mungkin. begitu juga jika tugas yang
diberikan menunjukkan sesuatu tentang stabilitas emosional, subjek akan merespons
sedemikian rupa sehingga terlihat paling stabil secara emosional. mereka menciptakan
persepsi mereka tentang tujuan percobaan dan tugas yang diperlukan. Begitu subjek
mengidentifikasi tugas ini, mereka termotivasi untuk melakukannya. Dalam pelaksanaan
eksperimen inilah mengapa persepsi subjek dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
Conditions Producing a Positive Self-Presentation Motive

Tedeschi, Schlenker, dan Bonoma (1971)


memberikan beberapa wawasan tentang kondisi
umum yang dapat menentukan apakah motif
presentasi diri akan ada atau tidak dalam suatu

SENTRA ZAMRUD | ORIENTASI PEGAWAI BARU


eksperimen.

Mereka menyatakan bahwa motif ini muncul hanya ketika


perilaku maupun perasaan subjek yang ditampilkan
merupakan kondisi subjek yang sebenarnya. Namun jika
subjek percaya bahwa perilakunya ditentukan oleh
beberapa sumber eksternal dan tidak di bawah kendali
mereka, maka motif presentasi diri yang positif tidak
muncul.
Implication for Research
Intertreatment interaction

Hal ini merupakan bagian dari bagaimana Intertreatment interaction terjadi ketika persepsi
subjek mempersepsikan suatu eksperimen yang subjek tentang kondisi perlakuan eksperimental
akan dilakukan yang berbeda dengan menyarankan subjek cara
berbeda dalam menampilkan diri mereka secara
positif
Terdapat dua jenis interaksi yang dapat terjadi
(Christensen, 1981) yaitu Intertreatment Intratreatment interaction
interaction dan Intratreatmen interaction
Intratreatment interaction terjadi ketika subjek
yang berbeda dalam kondisi perlakuan yang
sama merasakan cara yang berbeda dalam
menampilkan diri mereka secara positif
Experimenter Effect
Experiment effect merupakan pengaruh apa pun yang mungkin dimiliki peneliti terhadap
hasil penelitiannya, yang berasal dari interaksi dengan partisipan atau kesalahan
observasi, pengukuran, analisis, atau interpretasi yang tidak disengaja.

Experimenter Attributes., mengacu pada karakteristik fisik dan psikologis pelaku


eksperimen (misalnya, usia, jenis kelamin, ras, sikap maupun harapan). McGuigan (1963)
mengatakan bahwa ada tiga kemungkinan hal ini dapat mempengaruhi eksperiment yaitu.

Atribut pelaku Atribut eksperimen Atribut pelaku


eksperimen sama memengaruhi eksperimen
sekali tidak variabel dependen mempengaruhi
berpengaruh pada subjek secara
hasil eksperimen berbeda
Experimenter Expectancies
mengacu pada efek bias yang dapat dikaikan dengan ekspektasi yang dimiliki eksperimen
terkait hasil eksperimen. Penelliti dimotivasi oleh kekuatan untuk melihat hipotesis yang di
validasi, oleh karena itu peneliti memiliki harapan tentang hasil eksperimen tersebut.
Harapan dapat menyebabkan eksperimen berperilaku tidak sengaja dengan cara yang akan
mencondongkan hasil eksperimen ke arah yang diinginkan. Harapan yang dimiliki peneliti
dapat mewarnai persepsi tentang dunia fisik dan sosial.

Effect on the Subject


Ekspektasi para peneliti dapat menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang
mendukung ekspektasi mereka. Pelaku eksperimen dapat memengaruhi subjek seperti
hipotesis eksperimen. Sebagian besar penelitian pada hewan menunjukkan efek
ekspektasi.
Mediation of Expectancy
Masalah efek bias dari eksperimen itu serius
dan perlu ditangani. Untuk menangani paling
efektif dengan bias, kita harus tahu apa yang Magnitude of the
menyebabkannya.
Expectancy Effects
Jika efek ekspektasi pelaku eksperimen sangat
kecil (meskipun nyata), itu mungkin tidak
menimbulkan bias yang signifikan terhadap
validitas internal. Rosenthal (1978)
membandingkan efek yang dihasilkan oleh
kondisi perlakuan eksperimental dengan efek
yang dihasilkan oleh harapan. Dalam tiga dari
lima penelitian ini, efek ekspektasi lebih besar
daripada kondisi pengobatan.
Sequencing Effect to be
Controlled
Dalam sebuah eksperimen, variasi dalam variabel independen dapat ditetapkan dengan
kehadiran versus ketidakhadiran atau dengan memvariasikan jumlah atau jenis variabel.
Selain membuat keputusan tentang cara variabel independen akan divariasikan, peneliti
harus membuat keputusan tentang bagaimana subjek akan digunakan dalam eksperimen.
Peneliti dapat secara acak menetapkan subjek ke berbagai kelompok perlakuan, atau
peneliti dapat mengelola berbagai tingkat variasi variabel independen ke subjek yang sama.

Additional Extraneous Variabeles To Be Held


Constant
Ada banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi eksperimen tertentu, termasuk
motivasi dan kemampuan subjek serta variabel fisik seperti tingkat kebisingan dan
pencahayaan.

Anda mungkin juga menyukai