Anda di halaman 1dari 13

KEGIATAN BELAJAR/ PERTEMUAN 7

CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK KEGIATAN/ PERTEMUAN 7


1. Mampu membedakan antara Analisa kausal dan korelasional.
2. Menjelaskan perbedaan antara eksperimen lab dan lapangan.
3. Menjelaskan terminologi seperti manipulasi, kelompok eksperimental dan
kontrol, efek perlakuan, dan randomisasi.
4. Memahami validitas internal dan eksternal dalam desain eksperimental.
5. Memahami kemungkinan andanya tujuh ancaman dalam validitas internal
dalam desain eksperimental.
6. Menjelaskan berbagai macam tipe desain eksperimental yang berbeda.
7. Memahami desain empat-kelompok Solomon dan implikasinya pada
validitas internal dan eksternal.

URAIAN MATERI
1. Komponen-Komponen dalam Desain Eksperimen
2. Kategori Desain Eksperimen
3. Trade-Off Antara Validitas Internal dan Eksternal
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas Internal
5. Ancaman Validitas Eksternal
6. Validitas Internal dalam Studi Kasus
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas Internal dan Validitas
Eksternal
8. Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal
9. Isu Etis dalam Penelitian Desain Eksperimen

RANGKUMAN
Pada bab 6 telah dibahas mengenai desain penelitian dasar, desain eksperimen
khususnya digunakan untuk membangun hubungan kausal (sebab-akibat).
1. Komponen-Komponen dalam Desain Eksperimen
Sebelum membahas mengenai desain eksperimen, kita harus
mengetahui komponen-komponen dalam desain eksperimen, yang akan
dibahas lebih lanjut pada bab ini. Menurut Creswell, komponen-komponen
dalam desain eksperimen, yaitu:

1
a. Partisipan
b. Variabel
c. Instrumentasi dan Materi
d. Prosedur Eksperimentasi
e. Ancaman Terhadap Validitas

2. Kategori Desain Eksperimen


Terdapat dua kategori pada desain eksperimen, yaitu:
a. Eksperimen Laboratorium
Eksperimen laboratorium merupakan eksperimen yang
dilakukan dalam lingkungan buatan. Karena bentuknya buatan,
maka variabel-variabel yang berpengaruh harus dikontrol agar
pengaruh hubungan sebab-akibatnya tidak terganggu. Selain
dikontrol, diperlukan juga manipulasi agar pengaruh kausal yang
sebenarnya dari variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat dapat ditentukan.
A. Kontrol
Kontrol di sini bermaksud variabel terikat mengontrol
dalam pengertian menambah atau menghilangkan faktor
pencemar (contaminating factor) dari suatu penelitian.
B. Manipulasi
Manipulasi yang dimaksud adalah mengubah tingkatan
variabel bebas untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel
terikat. Manipulasi variabel bebas biasa disebut perlakuan
(treatment) dan hasil perlakuan disebut pengaruh perlakuan
(treatment effect).
C. Mengontrol Variabel “Pengganggu” atau Eksogen yang
Mencemari
a. Memadankan Kelompok (Match Partisipants)
Memadankan kelompok merupakan salah satu
cara untuk mengontrol variabel penggangu. Cara
yang digunakan dengan memadankan sampel
disebar dalam bebereapa kelompok secara sengaja.
b. Randomisasi
2
Randomisasi merupakan pemilihan sampel dan
menempatkan ke beberapa kelompok namun secara
acak. Dibandingkan dengan pemadanan,
randomisasi lebih baik dikarenakan dalam
pemadanan kita tidak mengetahui factor apa saja
yang dapat mempengaruh hubungan sebab-akibat,
namun dalam randomisasi akan menyelesaikan
masalah ini karena factor penggangu akan
disebarkan ke semua kelompok secara acak.
D. Validitas Internal
Validitas internal adalah keyakinan diri sendiri terhadap
hubungan kausal. Menurut Cresswell (2016), ancaman
validitas internal dapat berupa prosedur eksperimen,
treatment, atau pengalam partisipan. Menurut Kidder dan
Judd (1986), dalam penelitian dengan Validitas internal
tinggi relatif akan membuktikan bahwa terdapat hubungan
kausal, sedangkan dalam studi dengan Validitas internal
rendah, tidak terdapat kausalitas. Validitas internal dalam
eksperimen laboratorium akan tinggi, karena merupakan
lingkungan buatan atau terkontrol.
E. Validitas Eksternal atau Generalisasi Eksperimen
Laboratorium
Validitas eksternal merupakan keyakinan terdapat
hubungan kausal secara langsung. Dalam eksperimen
laboratorium yang lingkungannya dibuat maka seringkali
tidak sesuai dengan keadaan di lapangan.
b. Eksperimen Lapangan
Eksperimen lapangan merupakan eksperimen yang dilakukan di
lingkungan alami. Dalam eksperimen lapangan, kelompok kontrol
dan dimanipulasi walaupun tidak dapat mengkontrol semua
variabel pengganggu.
A. Validitas Eksternal
Seperti yang sudah dibahas pada eksperimen
laboratorium bahwa validitas internal tinggi sehingga
3
adanya hubungan kausal. Sedangkan dalam eksperimen
lapangan berlaku kebalikannya, yaitu memiliki validitas
eksternal tinggi dan validitas internal rendah

3. Trade-Off Antara Validitas Internal dan Eksternal


Terdapat trade-off antara validitas internal dan eksternal. Jika
menginginkan validitas internal tinggi, maka sebaiknya menentukan
validitas eksternal yang rendah. Demikian juga sebaliknya. Untuk
memastikan kedua validitas, pertama-tama peneliti menguji hubungan
kausal dengan eksperimen laboratorium, lalu setelah hubungan ditemukan,
peneliti melakukan pengujian dengan eksperimen lapangan.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas Internal


Faktornya adalah faktor pencemar yang masih ada dan bisa
memberikan penjelasan berbeda sehingga berpengaruh pada variabel
terikat. Faktor pencemar ini merupakan ancaman terhadap validitas
internal. Terdapat 7 ancaman utama validitas internal, yaitu:
A. Pengaruh Sejarah
Peristiwa yang terjadi atau factor penentu yang memiliki
pengaruh pada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
B. Pengaruh Maturasi
Hubungan kausal dapat dipengaruhi perjalanan waktu, suatu
variabel yang tidak bisa dikontrol. Pengaruh maturasi adalah fungsi
dari proses pada responden dari perjalanan waktu.
C. Pengaruh Pengujian
Pengujian dilakukan dua kali terhadap variabel terikat, variabel
terikat pertama-tama akan diuji atau yang disebut pra test, setelah
itu diberi perlakuan, lalu diuji untuk kedua kalinya atau disebut
pasca test. Pengujian ini mempengaruhi dua jenis yaitu:
 Pengaruh Pengujian Utama
Jika tidak terdapat pengaruh signifikan antara pratest
dan pasca test. Pengaruh pengujian utama ini yang menjadi
ancaman validitas internal.

4
 Pengaruh Pengujian Interaktif
Adanya pengaruh dari partisipan, saat awal melakukan
pratest dan setelahnya melakukan pasca test sehingga hasil
dari pengujian tersebut berbeda. Pengaruh pengujian
interaktif ini yang menjadi ancaman validitas eksternal.
D. Pengaruh Bias Seleksi
Pengaruh bias seleksi adalah pengaruh yang disebabkan oleh
pemilihan partisipan yang mempunyai pengaruh tertentu terhadap
hasil penelitian.
E. Pengaruh Mortalitas
Pengaruh mortalitas adalah mengurangi anggota dari kelompok
eksperimen, kelompok control, atau kedua-duanya, saat
eksperimen berlangsung. Karena terjadi pengurangan sehingga
hasil yang didapatkan tidak pasti dan akan mengancam validitas
hasil.
F. Pengaruh Instrumentasi
Pengaruh instrumentasi dapat menjadi ancaman dalam validitas
internal karena perbedaan dari instrument pengukurannya. Karena
instrument dapat berubah saat melakukan pratest dan pasca test
sehingga dapat berdampak pada hasil.

Sedangkan menurut Cresswell (2016), terdapat beberapa tambahan


dalam ancaman bagi validitas internal, yaitu:

A. Pengaruh Regresi
Pengaruh regresi adalah memilih partisipan yang miliki skor
tertinggi, namun skor ini pasti akan berubah sehingga berpengaruh
pada hasil penelitian.
B. Pengaruh Difusi Treatment
Pengaruh difusi treatment adalah ketika partisipan dalam kedua
kelompok yaitu kelompok control dan kelompok eksperimen saling
berkomunikasi.
C. Pengaruh Demoralisasi Imbangan
Pengaruh demoralisasi imbangan adalah pemberian perlakuan
(treatment) hanya pada kelompok eksperimen saja.

5
D. Pengaruh Rivalitas Imbangan
Pengaruh rivalitas imbangan terjadi ketika kelompok control
merasa didevaluasi karena diperbandingkan dengan kelompok
eksperimen.

5. Ancaman Validitas Eksternal


Menurut Cresswell (2016), terdapat tiga ancaman dalam validitas
eksternal, yaitu:
A. Interaksi Seleksi dan Treatment
Peneliti tidak dapat menggenarilasi pemilihin partisipan yang
memiliki karakteristik khusus dan tidak memiliki karakteristik
khusus.
B. Interaksi Ranah dan Treatment
Peneliti tidak dapat menggeneralisasi individu pada ranah yang
berbeda.
C. Interaksi Sejarah dan Treatment
Karena penelitian terkait waktu sehingga tidak dapat
menggeneralisasi hasil penelitian untuk jenjang waktu tertentu.

6. Validitas Internal dalam Studi Kasus


Setelah dibahas mengenai ancaman valditas internal, tentunya dalam
studi kasus akan sulit untuk menarik kesempulan tentang hubungan kausal
karena merupakan eksperimen lapangan. Tentu akan berbeda dalam
eksperimen laboratorium yang semua terkontrol.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas Internal dan Validitas


Eksternal
Meski terdapat tujuh faktor pencemar yang dapat mempengaruhi
validitas internal, bias dapat dikurangi, misalnya dengan meningkatkan
kecanggihan eksperimen. Ancaman terhadap validitas eksternal bisa
diatasi dengan menciptakan kondisi eksperimen yang sedekat mungkin
dengan situasi nyata, di mana hasil eksperimen akan digeneralisasi.

6
8. Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal
A. Desain Ekeperimen Kuasi
Desain eksperimen kuasi merupakan pemberian perlakuan
terhadap suatu kelompok tanpa adanya kelompok control dan
mengukur pengaruhnya.sehingga bisa dikatakan desain ini tidak
mengukur hubungan sebab-akibat sebenarnya. Terdapat tiga desain
eksperimental kuasi, yaitu:
a. Prates dan Pascates Desain Kelompok Eksperimen
Pada desain ini dilakukan prates terlebih dahulu
dan selanjutnya diberikan perlakuan, lalu melakukan
pasca test untuk menguruku pengaruhnya. Jika
eksperimen ini dilakukan dalam kurun waktu, maka
akan terdapat pengaruh sejarah dan maturasi yang
mengancam validitas internal.
b. Pasca Test Hanya dengan Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen
Terdapat dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok control. Ketika kedua
kelompok ini ditemukan ketidakcocokan atau tidak
ditempatkan secara acak maka akan mengganggu
validitas dalam desain ini. Ketidakcocokan ini akan
berpengaruh pada bias seleksi (bias selection) dan
pengurangan individu di setiap kelompok
(mortalitas) yang akan mempengaruhi hasil.
c. Desain Rangkaian Waktu
Desain rangkaian waktu adalah pengumpulan
data dengan jangka waktu tertentu untuk melihat
pengaruh dari perlakuan dalam jangka waktu yang
ditentukan. Ancaman untuk desain ini adalah
peristiwa sejarah yang dapat mengganggu hubungan
kausalitas antar variabel saat eksperimen
berlangsung.
B. Desain Eksperimen Murni

7
“Meliputi perlakuan, kelompok kontrol dan merekam informasi
sebelum dan sesudah eksperimen diberi perlakuan, disebut sebagai
desain eksperimen ex post facto (ex post facto experimental
designs).” (Sekaran, 2016). Terdapat empat jenis yang termasuk
desain eksperimen murni, yaitu:
a. Desain Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Prates dan Pascates
Kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) akan
melakukan prates dan pascates. Namun perbedaaan dari
kedua kelompok hanya dari perlakuan, sehingga mortalitas
akan menjadi ancaman dari validitas karena jangka waktu
yang diberikan akan membuat anggota dari kelompok bisa
keluar.
b. Desain Empat Kelompok Solomon
Dalam desain empat kelompok Solomon kelompok
dibagi menjadi dua kelompok eksperimen dan dua
kelompok control. Satu kelompok eksperimen dan satu
kelompok control diberikan pratest dan pasca test untuk
melihat pengaruhnya. Sedangkan dua lainnya hanya
diberikan pasca test saja. Desain Solomon ini cukup rumit
namun desain ini dapat mengurangi ancaman validitas
internal maupun eksternal.
c. Studi Double-Blind
Studi double-blind adalah studi yang dilakukan ketika
peneliti dan subjek tidak tahu mengenai yang terjadi.
Karena ketidaktahuan keduanya maka gangguan perlakuan
ini aka terminimalisir sehingga hasil yang didapatkan tidak
bias.
d. Desain Ex Post Facto
Dalam desain ex post facto tidak ada manipulasi
variabel bebas dalam eksperimen laboratorium maupun
eksperimen lapangan.

9. Isu Etis dalam Penelitian Desain Eksperimen


8
Terdapat beberapa perilaku yang tidak etis dalam desain eksperimen,
yaitu:
 Mendesak calon partisipan ikut serta dalam eksperimen
atau menggunakan tekanan sosial
 Memberikan pertanyaan yang merendahkan subjek
 Menipu subjek penelitian
 Tidak memperbolehkan subjek mengundurkan diri dari
penelitian
 Menggunakan hasil penelitian yang merugikan partisipan
 Tidak menjelaskan prosedur dalam eksperimen
 Mengancam keamanan responden
 Tidak melakukan tanya-jawab dengan responden setelah
berakhirnya eksperimen
 Menyebarkan informasi probadi responden
 Memberikan insentif pada kelompok control

ASSESMENT PEMBELAJARAN
A. Tugas
i. Sebutkan dan jelaskan cara mengontrol variabel pengganggu dalam
eksperimen laboratorium!
ii. Jelaskan perbedaan antara validitas internal dan eksternal serta hubungan
antara keduanya!
iii. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi validitas eksternal!
iv. Sebutkan dan jelaskan desain eksperimen kuasi!
v. Dalam desain eksperimen murni, menurut anda desain mana yang paling
akurat? Dan mengapa?

B. Kuis
1. Desain eksperimen dibagi menjadi dua jenis, yaitu…
A. Eksperimen Buatan dan Eksperimen Alami
B. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan
C. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Alami
D. Eksperimen Buatan dan Eksperimen Kontrol
9
E. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Kontrol
2. Yang termasuk pengontrol variabel pengganggu adalah…
A. Randomisasi
B. Validitas
C. Reabilitas
D. Treatment
E. Mortalitas
3. “Keyakinan diri sendiri terhadap hubungan kausal.” Berikut merupakan
definisi dari…
A. Validitas Eksternal
B. Eksperimen Lapangan
C. Variabel Eksogen
D. Validitas Internal
E. Pengujian Interaktif
4. Berikut yang merupakan ancaman dari validitas internal, kecuali…
A. Pengaruh Sejarah
B. Pengaruh Variabel
C. Pengaruh Maturasi
D. Pengaruh Pengujian
E. Pengaruh Mortalitas
5. Yang termasuk ancaman validitas eksternal adalah…
A. Interaksi ranah dan treatment
B. Interaksi pengujian dan treatment
C. Interaksi variabel dan treatment
D. Interaksi mortalitas dan treatment
E. Interaksi instrumentasi dan treatment
6. (1) Prates dan Pascates Desain Kelompok Eksperimen
(2) Pasca Test Hanya dengan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
(3) Desain Empat Kelompok Solomon
(4) Desain Rangkaian Waktu
Berikut yang merupakan jenis desain eksperimen kuasi, adalah…
A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (3), dan (4)
C. (1), (2), dan (4)
10
D. (2), (3), dan (4)
E. (1), (2), (3), dan (4)
7. Kelompok akan dibagi menjadi dua kelompok eksperimen dan dua kelompok
control, cara tersebut ditemuakan dalam desain…
A. Desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol prates dan pascates
B. Studi double-blind
C. Desain ex post facto
D. Desain empat kelompok solomon
E. Desain eksperimen murni
8. Dalam desain eksperimen murni yang mempunyai ancaman validitas internal
pengaruh mortalitas adalah…
A. Desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol prates dan pascates
B. Studi double-blind
C. Desain ex post facto
D. Desain empat kelompok solomon
E. Desain eksperimen murni
9. “Tidak ada manipulasi variabel bebas dalam eksperimen.” Dari pernyataan
tersebut, desain manakah yang dimaksud?
A. Desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol prates dan pascates
B. Studi double-blind
C. Desain ex post facto
D. Desain empat kelompok solomon
E. Desain eksperimen murni
10. Yang merupakan isu etis dalam penelitian eksperimen berikut, kecuali…
A. Mendesak calon partisipan ikut serta dalam eksperimen atau menggunakan
tekanan social
B. Mengancam keamanan responden
C. Menyebarkan informasi pribadi responden
D. Memberikan insentif pada kelompok control
E. Berkata jujur dengan subjek penelitian

JAWABAN ASSESMENT PELAJARAN

A. Tugas

11
1. Cara yang pertama adalah memadankan kelompok merupakan salah satu cara
untuk mengontrol variabel penggangu. Cara yang digunakan dengan memadankan
sampel disebar dalam beberapa kelompok secara sengaja. Cara yang kedua adalah
randomisasi merupakan pemilihan sampel dan menempatkan ke beberapa
kelompok namun secara acak.
2. Validitas internal adalah keyakinan diri sendiri terhadap hubungan kausal
sedangkan validitas eksternal merupakan keyakinan terdapat hubungan kausal
secara langsung. Terdapat trade-off antara validitas internal dan eksternal. Jika
menginginkan validitas internal tinggi, maka sebaiknya menentukan validitas
eksternal yang rendah.
3. - Interaksi Seleksi dan Treatment
Peneliti tidak dapat menggenarilasi pemilihin partisipan yang memiliki
karakteristik khusus dan tidak memiliki karakteristik khusus.
- Interaksi Ranah dan Treatment
Peneliti tidak dapat menggeneralisasi individu pada ranah yang berbeda.
- Interaksi Sejarah dan Treatment
Karena penelitian terkait waktu sehingga tidak dapat menggeneralisasi hasil
penelitian untuk jenjang waktu tertentu.
4. - Prates dan Pascates Desain Kelompok Eksperimen
Pada desain ini dilakukan prates terlebih dahulu dan selanjutnya diberikan
perlakuan, lalu melakukan pasca test untuk menguruku pengaruhnya. Jika
eksperimen ini dilakukan dalam kurun waktu, maka akan terdapat pengaruh
sejarah dan maturasi yang mengancam validitas internal.
- Pasca Test Hanya dengan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control.
Ketika kedua kelompok ini ditemukan ketidakcocokan atau tidak ditempatkan
secara acak maka akan mengganggu validitas dalam desain ini.
- Desain Rangkaian Waktu
Desain rangkaian waktu adalah pengumpulan data dengan jangka waktu tertentu
untuk melihat pengaruh dari perlakuan dalam jangka waktu yang ditentukan.
5. Desain empat kelompok Solomon karena kelompok dibagi menjadi dua kelompok
eksperimen dan dua kelompok control dan diberi perlakuan berbeda, serta
dijabarkan mengenai perhitungan setiap kemungkinan agak rumit namun desain
ini dapat mengurangi ancaman validitas internal maupun eksternal.
12
B. Kuis
1. C. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan
2. A. Randomisasi
3. D. Validitas Internal
4. B. Pengaruh Variabel
5. A. Interaksi ranah dan treatment
6. C. (1), (2), dan (4)
7. D. Desain empat kelompok Solomon
8. A. Desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol prates dan pascates
9. C. Desain ex post facto
10. E. Berkata jujur dengan subjek penelitian

13

Anda mungkin juga menyukai