Anda di halaman 1dari 19

TUGAS TERSTRUKTUR 10

PENERAPAN TEORI EKONOMI TENTANG BIAYA PADA LIMA CONTOH KASUS


DARI BUKU ACUAN UTAMA

Dosen Pengampu : Ibu Dr. Mintarti Rahayu, SE., MS.

Tugas Matakuliah
EKONOMI MANAJERIAL KELAS BA
Oleh : Tim Kelompok I
Audry Salma Naura (195020201111001)
Andien Dammarist Eka Chrissia (195020201111044)
Fahima Ilma Dianati (195020207111010)
Alfian Wahyu Pratama (195020200111010)
Satria Yudha Pratama (195020201111004)

Dibagikan pada Tanggal:


08/03/2021
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
DAFTAR ISI

1. Manajemen Tim.....................................................................................................................3
1.1 Susunan Organisasi Tim........................................................................................................3
1.1.1 Sistem Kerja....................................................................................................................3
1.1.2 Metode Pengamatan dan Sumber Data/Informasi...........................................................3
2. Teori Ekonomi yang Diterapkan..........................................................................................3
2.1 Teori Biaya Jangka Pendek....................................................................................................4
2.2 Long Run Average Cost, Envelope Curve, dan Minimum Efficient Scale...........................5
2.3 Relevant Cost.........................................................................................................................5
3. Penerapan Teori Ekonomi.....................................................................................................6
3.1 Penerapan Teori Biaya Jangka Pendek pada Kasus 7.1....................................................6
3.2 Penerapan Teori Long Run Average Cost, Envelope Curve, dan Minimim Effivient
Scale pada Kasus 7.2....................................................................................................................8
3.3 Penerapan Teori Long Run Average Cost pada Kasus 7.3...............................................9
3.4 Penerapan Teori Relevant pada Kasus 7.4........................................................................9
3.5 Penerapan Teori Long Run Average Cost pada Kasus 7.5...............................................9
4. Kesimpulan dan Saran.........................................................................................................11
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
4.2 Saran.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
1. Manajemen Tim
1.1 Susunan Organisasi Tim

Ketua
Andien Dammarist E C

Audry Salma
Satria Yudha P. Alfian Wahyu P. Fahima Ilma D.
Naura

1.1.1 Sistem Kerja


Sistem kerja yang diterapkan pada kelompok kami adalah, pertama yaitu dengan
memilih siapa yang akan menjadi ketua kelompok dengan menggunakan sistem
kesepakatan bersama, selanjutnya pembagian tugas secara adil sesuai dengan
porsinya masing masing. Seluruh anggota kelompok mencari materi mengenai bab
yang sedang dibahas, lalu memberikan contoh masing masing yang dilanjutkan
dengan penyusunan makalah.

1.1.2 Metode Pengamatan dan Sumber Data/Informasi


Metode pengamatan dalam mendapatkan informasi ini adalah dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif yang mana merupakan sebuah metode penelitian yang
memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Jenis penelitian
deskriptif kualitatif ini biasanya digunakan untuk menganalisis kejadian, fenomena,
atau keadaan secara sosial. Selain itu kelompok kami menggunakan data sekunder
yang didapat dari pencarian pada artikel.

2. Teori Ekonomi yang Diterapkan


2.1. Teori Biaya Jamgka Pendek

Biaya produksi jangka pendek diturunkan dari fungsi produksi jangka pendek. Perbedaan fungsi
produksi jangka pendek dengan jangka panjang terletak pada pemakaian input, dimana dalam
jangka pendek terdapat imput yang bersifat tetap (fixed inputs) sedangkan pada jangka panjang
tidak terdapat input tetap, melainkan segalanya dianggap sebagai input variable.

Jenis jenis biaya jangka pendek, sebagai berikut:

a. Total Cost (TC)


Merupakan keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli input
(faktor produksi) untuk menghasilkan output atau produk akhir.
b. Total Fixed Cost (TFC)
TFC adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli input yang
bersifat tetap (fixed inputs). TFC jumlahnya tetap berapapun jumlah output diproduksi.
c. Total Variable Cost (TVC)
TVC merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli input
yang bersifat variable. TVC bersifat jumlahnya tidak tetap dan sangat tergantung kepada
jumlah output yang diproduksi.
d. Avarage Cost (AC)
AC adalah biaya rata-rata per unit output (AC = TC/Q)
e. Average Fixd Cost (AFC)
Merupakan biaya tetap rata rata per unit (AFC = TFC/Q)
f. Average Variable Cost (AVC)
Biaya fariable rata rata per unit output (AVC = TVC/Q)
g. Marginal Cost (MC)
MC adalah biaya tambahan yang terjadi akibat ditambahnya produksi sebanyak satu unit
(MC = delta TC / delta Q)

2.2. Teori Long Run Average Cost (LAC), Envelope Curve, dan Minimum Efficient Scale
(MES)

Long-run Average Cost dan Envelope Curve adalah satu bagian lebih dalam dari pembahasan teori biaya
produksi dalam jangka panjang. Memahami konsep long-run average cost dan envelope curve akan
sangat membantu memahami biaya produksi jangka panjang secara seutuhnya. Biaya produksi dalam
jangka panjang terbentuk dari perilaku-perilaku biaya dalam jangka panjang.
Long-run Average Cost (LRAC) adalah rangkaian kurva biaya jangka pendek yang berbentuk seperti
amplop. Pada kurav LRAC adalah kurva yang menunjukkan perbedaan skala operasi yang dipilih dalam
jangka panjang. Pada titik tertentu kita akan dapat mengenai biaya rata-rata produksi barang.

Kurva biaya rata-rata jangka panjang terbentuk dari biaya rata-rata yang dicapai dalam jangka pendek.
Sehingga serangkaian kurva biaya rata-rata jangka pendek yang dipilih oleh perusahaan dalam operasinya
akan berserikat membentuk kurva biaya rata-rata jangka panjang. Strategi yang diterapkan pada biaya
produksi rara-rata jangka panjang akan sangat ditentutan oleh strategi yang diterapkan dalam jangka
pendek. Sekumpulan biaya rata-rata uang terbentuk dalam jangka pendek inilah yang mencerminkan
strategi jangka panjangnya.

Bentuk kurva biaya rata-rata jangka pendek (SRAC) yaitu melengkung. Bentuk kurva SRAC ini mirip
seperti lengkungan amplop bagian atas dan kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC) seperti bagian
bawah amplop. Setidaknya seperti itu alasan menurut beberapa sumber, sehingga dikatakan envelope
curve. Menurut saya, agar kurva SAC dan LAC ini terlihat seperti amplop, anda harus membuat garis
kotak dan anda masukan kurva SAC dan LAC didalamnya agar benar-benar terlihat seperti amplop.

Long run average cost curve (LRAC) yang terbentuk pada kurva diatas sebenarnya berasal dari
serangkaian kurva biaya rata-rata jangka pendek yaitu dari SRAC 1, SRAC 2 dan SRAC 3. Harus
dipahami bahwa setiap titik pada kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC) sejatinya berkaitan dengan
suatu kurva biaya rata-rata jangka pendek (SRAC). Karena bentuk kurva LAC berasal dari sekumpulan
atau serangkaian kurva SRAC-SRAC.
Pada kurva Long run average cost curve (LRAC) kita juga dapat melihat minimum efficient scale (MES).
Adapun minimum efficient scale (MES) adalah ukuran terkecil dimana biaya rata-rata jangka panjangnya
mencapai titik minimumnya. Sehingga minimum efficient scale (MES) sejatinya menggambarkan titik
terendah dari kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC).

Pada kurva diatas, kita melihat bahwa kurva Long run average cost (LRAC) pada awalnya akan
mengalami skala ekonomis atau increase return to scale. Setelah melewati MES, bentuk kurva biaya rata-
rata jangka panjang akan menjadi constant return to scale.

Pada sistem pasar persaingan sempurna, persaingan sangat ketat dan banyak pesaing didalam pasar. Bila
perusahaan ingin bersaingan dan mendapatkan harga yang kompetitif, maka perusahaan harus
berproduksi paling tidak pada titik MES. Coba perhatikan kurva Long run average cost (LRAC) diatas,
biaya rata-rata jangka panjang pada awalnya masih tinggi. Namun seiring penambahan skala produksi
yang lebih besar, biaya rata-rata jangka panjang semakin menurun hingga mencapai titik MES. Dengan
memproduksi pada skala besar dan paling tidak mencapai titik MES, maka biaya rata-rata jangka panjang
yang didapat akan kecil. Dengan biaya rata-rata yang lebih murah diharapkan mampu lebih kompetitif
dipasar dan dalam kondisi ini diharapkan juga pesaing yang ada dipasar semakin sedikit.

Biaya Total Jangka Panjang (Long-Run Total Cost/LAC) dimana total biaya produksi jangka
panjang adalah semua biaya yang digunakan untuk melakukan produksi berupa barang dan jasa
(output). Dalam jangka panjang, semua input/faktor produksi yang digunakan ini bersifat
variabel. Jadi, semua input/faktor produksi tadi dapat ditambah atau dikurangi, karena tidak
tetap. Rumus untuk Biaya Total Jangka Panjang adalah: LTC = LVC

Keterangan: LTC = Biaya total jangka panjang


                     LVC = Biaya Variabel jangka panjang
Jadi, dengan LTC = total biaya (total cost) untuk jangka panjang, sedangkan LVC = biaya
variabel jangka panjang. Maka, perubahan biaya total dalam jangka panjang akan sama dengan
perubahan pada variabel dalam jangka panjang. Tidak ada biaya tetap yang dimasukkan dalam
persamaan tersebut, karena faktor produksi tadi sudah dianggap sebagai input variabel dalam
jangka panjang.

2.3. Teori Relevant Cost

Sodikin (2015:133) biaya relevan (relevant cost) adalah biaya yang akan terjadi di masa yang
akan datang dan berbeda diantara pelbagai alternative yang sedang dipertimbangkan di dalam
suatu keputusan. Dua kriteria: (1) akan terjadi, dan (2) berbeda, merupakan suatu kesatuan yang
harus terpenuhi agar biaya dapat dinamakan biaya relevan. Hanse dan Mowen (2015:70), biaya
relevan adalah biaya masa depan yang berbeda pada setiap alternative. Semua keputusan
berhubungan dengan masa depan sehingga hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan
dengan keputusan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relevant cost adalah biaya masa yang
akan datang yg dapat dihindarkan (avoidable cost) karena memilih alternative lain dalam
pengambilan keputusan. Semua biaya yang terjadi didalam perusahaan adalah biaya yang dapat
dihindarkan kecuali biaya tenggelam (sunk cost) dan biaya masa yang akan datang yang tidak
berbeda diantara berbagai alternative yang tersedia. Tetapi perlu diperhatikan bahwa biaya yang
dianggap relevan untuk situasi pengambilan keputusan tertentu, boleh jadi tidak relevan untuk
keputusan yang lain (different cost for different purpose).

Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lampau dan tidak dapat dihindarkan oleh
manajer apapun alternative yang akan diambil. Kecenderungan untuk memasukkan biaya
tenggelam dalam kerangka pengambilan keputusan terjadi khususnya terhadap nilai buku aktiva
tetap lama. Yang penting adalah bagaimana memperlakukan nilai bukuaktiva tersebut supaya
memberikan kontribusi pada keputusan yang akan datang dan menjadi faktor yang relevan,
misalnya menjual aktiva lama tersebut. Biaya relevan disebut juga konsep biaya yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan tertentu yang berhubungan dengan alternative yang
akan dipilih. Termasuk dalam kategori biaya relevan adalah biaya diferensial, biaya tambahan,
biaya kesempatan, biaya terhindarkan, dan biaya yang dapat dikendalikan. Konsep dasarnya
adalah biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda pula.

Keputusan manajer selalu terkait dengan laba. Secara umum, laba didefinisikan sebagai selisih
antara penerimaan dan pengeluaran. Namun yang perlu dicermati adalah kompo nen penerimaan
dan pengeluaran mana yang diperhitungkan dan tidak diperhitungkan. Komponen yang berbeda
akan menghasilkan besarnya penerimaan dan pengeluaran yang berbeda juga, sehingga besar
laba yang diperoleh juga akan berbeda. Biaya kesempatan (opportunity costs) adalah besarnya
keuntungan/manfaat yang hilang sebagai akibat menggunakan suatu input untuk kepentingan
lain. Ketika perusahaan membeli suatu input untuk memproduksi suatu output, berarti
perusahaan mengorbankan penggunaan input tersebut untuk menghasilkan output (alternatif)
lain. Dengan kata lain, biaya kesempatan digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan
terbaik. Namun demikian, aturan dasar pengambilan keputusan terbaik adalah berdasar manfaat
inkremental (incremental benefits) dan biaya inkremental (incremental costs): suatu tindakan
akan menguntungkan untuk diambil bila dan hanya bila manfaat tambahan lebih besar dari
biaya tambahan (termasuk biaya kesempatan). Biaya inkremental adalah perubahan biaya total
sebagai akibat dari penerapan suatu keputusan manajemen, seperti pengenalan lini produk baru

3. Penerapan Teori Ekonomi


3.1 Penerapan Teori Biaya Jangka Pendek pada Kasus 7.1

3.1.1. Kasus
Pada aplikasi kasus 7.1 merupakan penerapan teori jangka pendek khususnya membahas tentang
perhitungan biaya per unit pada penanaman jagung. Disana dijelaskan bahwa terdapat elemen
garis marginal cost (MC), Average Total Cost (ATC) dan Average Variable Cost (AVC) yang
satuannya adalah ribuan ton. Diimplementasikan bahwa pergerakan marginal cost (MC) saat
mulai naik , maka peningkatan mc sangat cepat. Hal tersebut saat garis MC telah bertabrakan
dengan garis AVC. Selanjutnya diatas garis AVC terdapat garis ATC dimana, di sini garis MC
juga bertabrakan dengan garis ATC. Secara keseluruhan kurva yang terdapat pada aplikasi kasus
7.1 sama dengan kurva yang membahas tentang biaya produksi per unit produk suatu perusahaan
yang rata-rata mencakup elemen MC, ATC, AVC, dan AFC.

Terdapat keterkaitan antara materi ini dengan materi minggu lalu tepatnya pada materi fungsi
produksi dengan satu input variable. Disitu terdapat elemen produk total (TP), produk rata rata
(AP) dan produk marginal (MP) dimana jika pada teori biaya jangka pendek itu variable produk
diganti menjadi variable biaya (cost). Namun, terdapat perbedaan pada kurvanya.

Pada teori ini, banyak terdapat pengetahuan-pengetahuan penting yang sangat berguna bagi
perhitungan biaya produksi untuk jangka pendek seperti bagaimana cara mencari atau
menghitung MC, ATC, AVC dan AFC.

Biaya Produksi Rata Rata per Unit Produk


Diketahui Tabel Biaya Produksi Pe Unit Produk, Biaya Rata Rata Produk

3.1.2. Pembahasan
Dari table dapat diketahui biaya tetap rata rata AFC semakin turun dengan meningkatnya jumlah
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Biaya tetap rata rata turun dari 30 menjadi 20 juta
rupiah ketika jumlah produksi naik dari 2 produk menjadi 3 produk.

Sedangkan variable AVC memiliki nilai minimum pada AVC = 23,3 juta rupiah ketika jumlah
output Q = 6 unit. Penambahan Q selanjutnya akan menaikkan nilai AVC.

Biaya total produksi rata rata ATC memiliki nilai minimum pada ATC = 42,9 juta ketika jumlah
output Q = 7 unit.
Kurva Biaya Produksi Per Unit

Biaya tetap rata rata AFC ditunjukkan oleh garis biru AFC. Kurva AFC menurun seiring dengan
bertambahnya jumlah output Q. Kurva ATC berada diatas kurva AFC dan AVC karena kurva
ATC merupakan penjumlahan dari kurva AFC danb kurva AVC.

Kurva AVC menurun dengan naiknya jumlah output sampai nilai AVC minimum tercapai pada
jumlah Q = 6 unit. Namun penambahan jumlah output selanjutnya AVC naik kembali.

Sedangkan ATC minimum tercapai ketika jumlah output mencapai nilai Q = 7unit. Penambahan
produk output selanjutnya akan diikuti oleh meningkatnya nilai ATC.

Jadi, pada materi teori biaya produksi jangka pendek khususnya terletak pada biaya produksi per
unit itu membahas tentang empat elemen, yaitu MC, ATC, AVC, dan AVC yang mana bentuk
dari kurva MC akan memotong kurva kurva lainnya. Perhitungan ini di khususkan untuk mencari
tahu mengenai berapa biaya produksi yang harus dikeluarkan yang akan menghasilkan jumlah
output tertentu.

3.2 Penerapan Teori Long Run Average Cost, Envelope Curve, dan Minimum Effivient Scale
pada Kasus 7.2
3.2.1. Kasus
Kurva dibawah menunjukan perkiraan kurva LRAC dari 114 perusahaan pembangkit listrik di USA tahun
1970. Kurva dibawah menunjukkan posisi LRAC paling rendah terjadi saat output level itu sekitar 32
billion KWh. Untuk menghindari peningkatan biaya untuk memproduksi lebih banyak tenaga,
peningkatan permintaan konsumen, peruasaan memutuskan untuk membeli lebih banyak tenaga dari
produsen listrik independen. Tetapi semua hal itu berubah ketika deregulasi di tahun 1990 yang membuat
monopoli perusahaan listrik berakhir. Selanjutnya, kemajuan teknologi saat ini telah membantu
mengurangi rata-rata biaya produksi dengan menggunakan micro-turbin generators, yang memungkinkan
bisnis kecil punmemiliki generator milik mereka sendiri.

3.2.2. Pembahasan
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa kurva LRAC ini membantu perusahaan untuk menduga biaya
yang akan terjadi dimasa depan, karena itu utnuk menghindari peningkatan pada biaya rata-rata (average
cost) perusahaan membuat keputusan yang telah dijlaskan pada kasus diatas.

Jadi yang dapat kami ambil dari teori ini bahwa kurva ini akan menunjukan kurva LRAC
bergerak kekanan semakin menurun, ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan produksi, karena para
pengusaha bisa memperbesar fasilitas produksi, sehingga terjadi penghematan ongkos produksi. Hal ini
menyebabkan ongkos produksi rata-rata menjadi rendah. Perusahaan yang terus berkembang besar pada
sutau tingkat tertentu cenerung tidak efisien, sehingga produktifitasnya menurun. Akibatnya ongkos
produksi menaik. Hal ini terluihat pada kruva LRAC sisi kanan menaik.

3.3 Penerapan Teori Long Run Average Cost pada Kasus 7.3

3.3.1. Kasus
Tabel di bawah menunjukkan LAC dari perusahaan-perusahaan kecil sebagai presentase LAC
perusahaan besar di 7 industri Amerika Serikat. Tabel di bawah menunjukkan bahwa LAC dari
Rumah Sakit kecil 29% lebih tinggi daripada Rumah Sakit besar. Hal ini menunjukkan bahwa
beroperasi di porsi menurun dari kurva LAC. Untuk lembaga yang memberikan gelar Ph. D,
presentasi LAC universitas kecil 19% lebih besar daripada universitas besar. Untuk hampir
semua industri lain, LAC dari perusahaan-perusahaan kecil tidak jauh berbeda dengan
perusahaan besar di industri yang sama. Hasil ini konsisten dengan return to scale yang
menyebar luas hampir konstan di tabel 6.5 dan dengan kurva LAC yang berbentuk L atau
setidaknya rata bawah. Hanya di industri angkutan truk kurva LAC cenderung membentuk U
dikarenakan perusahaan kecil memiliki LAC yang lebih kecil daripada perusahaan besarnya.

Hasil di atas juga konsisten dengan penelitian lebih lanjut yang dilakukan di India dan Kanada.
Dari 29 industri yang diteliti di India, 18 di antaranya memiliki kurva LAC berbentuk L atau
hampir berbentuk L, 8 diantaranya berbentuk datar atau hampir datar, dan hanya 5 yang
berbentuk U. Dari 94 industri manufaktur yang diteliti di Kanada , 31 memiliki kurva LAC
bebentuk L, 23 berbentuk datar, 18 menurun, 14 meningkat, dan hanya 8 yang berbentuk U.
3.3.2. Pembahasan
Dari kasus di atas apabila dikaitkan dengan teori yang dipakai akan relevan karena bentuk kurva
LAC ditentukan oleh skala ekonomis dan disekonomis. Dari studi yang dilakukan dapat
diketahui bahwa kebanyakan perusahaan mempunyai bentuk kurva LAC U yang menunjukkan
bahwa tambahan hasil yang konstan sepanjang suatu rendah output dan bagian bawah yang
membentuk mendatar atau berbentuk L menunjukkan bahwa sepanjang tingkat output yang
diamati, tidak ada skala ekonomis. Kurva berbentuk U disebabkan oleh economics of scale,
Kurva LRAC bergerak kekanan semakin menurun.Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
produksi,karena para pengusaha bisa memperbesar fasilitas produksi,sehingga terjadi
penghematan ongkos produksi.Hal ini menyebabkan ongkos produksi rata-rata menjadi
rendah.Teori yang dibahas dalam kasus ini berhubungan dengan materi yang kita pelajari di
minggu lalu, di mana kurva LAC merupakan gabungan dari kurva-kurva biaya rata-rata jangka
pendek, yang menggunakan hukum law of diminishing return.

Lebih lanjut, kurva U LRAC sangat cepat penurunannya, tetapi ia sangat cepat pula mengalami
kenaikan. Ini berarti kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan skala ekonomi yang
sangat menguntungkan, tetapi pada tingkat produksi yang relatif rendah, skala tidak ekonomi
sudah mulai terlihat. Industri yang LRAC-nya berbentuk demikian pada umumnya terdiri dari
banyak perusahaan, dan masing-masing perusahaan tersebut berukuran kecil.
3.4 Penerapan Teori Relevant Cost pada Kasus 7.4

3.4.1. Kasus
Dalam studi kasus 7-4 dikatakan bahwa untuk meningkatkan produktivitas dan memangkas
biaya bersaing lebih baik, perusahaan sering mencari wawasan kreatif industri yang jauh dari
milik mereka sendiri. Tentu saja, dalam saat persaingan global meningkat, perusahaan akan
dengan cermat meneliti praktik pesaing dalam pencarian mereka untuk produk dan proses
inovatif. Tapi mencari inspirasi hanya dalam industri sendiri memiliki batasan, dan semakin
banyak perusahaan semakin banyak mencari di industri dan bidang lain yang akan muncul
dengan produk baru dan cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu.

3.4.2. Pembahasan
Misalnya, ketika Southwest Airlines mau meningkatkan perputaran pesawatnya di bandara, itu
tidak memeriksa praktik maskapai lain tetapi pergi ke Indianapolis 500 untuk melihat bagaimana
kru pit mengisi bahan bakar dan layanan mobil balap dalam hitungan detik. Hasil adalah bahwa
Southwest mampu memotong perputarannya waktu sebesar 50 persen. Peningkatan pro-
produktivitas hampir tidak dapat dicapai dengan mengamati praktik maskapai lain. Ini, tentu
saja, lebih dari itu sulit untuk mengadaptasi teknik dari industri lain, tetapi ketika itu tercapai,
potensi ganjarannya masuk Persyaratan peningkatan efisiensi bisa sangat besar. Kunci untuk
menemukan wawasan yang berguna tampaknya bidang yang tidak terkait berfokus pada proses.
Bagaimanapun, semuanya frms pada dasarnya melakukan hal yang sama - mempekerjakan
karyawan. membeli dari pemasok, melanjutkan proses produksi, ell to customcrs, dan
kumpulkan pembayaran. Untuk ujian- pke. sebuah perusahaan yang berusaha untuk
mempercepat proses produksinya mungkin melihat Domino's Pizza, sebuah pakaian yang
membutuhkan memesan, menghasilkan pizza. mengirimkannya, dan mengumpulkan uang sering
kali dalam waktu kurang dari 30 menit. Gas utama perusahaan utilitas menemukan cara untuk
mempercepat pengiriman ery bahan bakarnya untuk pelanggan dengan mengamati bagaimana
Federal Express mengirimkan paket dalam semalam, Demikian pula. perusahaan memberikan
pengiriman cepat kerikil dengan memiliki pengemudi truk memasukkan kartu ke dalam mesin
untuk meminta jumlah kerikil yang akan dimuat - tanpa memerlukan pengemudi untuk turun dari
truk dan mengisi formulir pesanan - adil karena mesin anjungan tunai mandiri bekerja di bank.
Pada 1999, General Motors mengadaptasi sistem yang digunakan oleh Pusat Pengendalian
Penyakit federal dan Prevention (CDC) untuk melacak penyakit dan bercak wabah ke tugas
industri debugging nya mobil, dan ini diharapkan menghilangkan sekitar 9 juta- Jion mengklaim
dan menghemat $ 1,6 miliar dalam perbaikan garansi dalam dua tahun. Motorola menggunakan
kode biologis DNA untuk menentukan pola sirkuit pada semikonduktor. Untuk membangun
turbin angin yang lebih baik, GE membangun tim global peneliti dari Jerman. Cina. India, dan
Amerika Serikat; untuk mencari obat baru. Novartis. perusahaan farmasi Swiss, pergi ke
laboratorium ratory di Shanghai yang mengkhususkan diri pada pengobatan kuno; dan teknologi
di belakang Intel Centrino, sekarang a Bisnis senilai $ 5 miliar, lahir di lab R&D di Israel.

Dari contoh itu semua maka dapat dikatakan bahwa kasus tersebut pasti sangat
berhubungan dengan teori relevant cost, karena dalam pengambilan keputusan dibidang biaya
harus diperhatikan relevansinya. Seperti dalam proses pengambilan keputusan seorang manajer
dihadapkan pada waktu yang terbatas, sehingga kemampuan untuk hanya mempertimbangkan
hal-hal yang relevan saja merupakan hal yang sangat mutlak. Berkaitan dengan kondisi tersebut
maka dikenal dengan adanya biaya relevan. Pengambilan keputusan dengan menggunakan
konsep biaya relevan umumnya digunakan untuk keputusan tingkat taktis sebagai penjabaran
dari keputusan strategis dari manajemen puncak seperti yang sudah dijelaskan pada contoh kasus
diatas. Pemahaman mengenai konsep biaya relevan ini terutama bermanfaat dalam aplikasi
pemilihan alternative keputusan dari berbagai alternative yang tersedia.

3.5 Penerapan Teori Long Run Average Cost pada Kasus 7.5

3.5.1. Kasus
Pada kasus ini perusahaan berbasis di Round Rock, Texas, Amerika Serikat, memproduksi dan
memasarkan perangkat keras komputer. Tetapi Dell hanya melakukan perakitan terakhir dari
bagian-bagian yang dijual dan perakitan terakhir ini dilakukan di dalam negeri dan bergantung
pada pemasok sampingan dan juga produsen kontrak untuk perusahaan komponen, peripheral,
papan sirkuit tercetak atau PCB dan box perakitan. Alasan nya karena sebagian besar suku
cadang dan komponen tadi jauh lebih murah apabila diproduksi di bagian lain dari dunia dan
semua itu diimpor. Tidak ada komponen yang bernilai tinggi maupun bernilai rendah (seperti
Power Supply atau keyboard) harus dibuat dekat dengan pabrik perakitan Dell. Hanya beberapa
komponen menengah (seperti motherboards dan perakitan PCB), yang mana terlalu mahal untuk
dikirim melalui udara untuk memenuhi volatilitas dalam permintaan serta untuk mengambil
risiko menahan persediaan,, diproduksi secara lokal, tetapi itu tidak selalu terjadi. Pada 2009,
lebih dari 90% dari semua suku cadang dan komponen yang dimasukkan ke dalam PC dari HP
(Hewlett-Packard) dibuat di luar Amerika Serikat. Seperti komponen Apple Iphone yang hampir
dilakukan di seluruh Asia, Layar yang dibuat dari Jepang, memori yang dibuat dari Korea, dan
dirakit di China. Apple berkontribusi untuk desain dan perangkat lunak, kemudian diintegrasikan
inovasi untuk yang lain.

3.5.2. Pembahasan
Jadi, pada kasus tersebut teori biaya yang digunakan adalah Teori Biaya Total Jangka Panjang,
karena seperti yang kita ketahui bahwa terdapat komponen atau suku cadang dari Dell ini
sebagian besar diproduksi di negara lain karena jauh lebih murah jika di produksi di negara asal
dan kemudian dikirim melalui pos udara, akan jauh lebih baik apabila diproduksi di negara lain
dan hanya dirakit di negara asal. Seperti yang sudah dilakukan oleh Apple Inc, beberapa
komponen dan suku cadang mereka di buat di hampir seluruh negara Asian, Apple Inc, sendiri
hanya mendesain dan membuat perangkat lunaknya saja, begitu pula dengan Dell. Karena
dengan Biaya Total Jangka Panjang, Dell dianggap mempunyai kebebasan dalam menambahkan
input/faktor produksi, dengan komponen dan suku cadang yang dibuat di negara lain ini
merupakan sebuah kebebasan yang ada pada Jangka Panjang. Dalam jangka panjang, semua
input tadi dianggap sebagai input variabel yang mana bebas ditambah atau dikurangin sesuai
kemampuan Dell. Artinya juga perusahaan dapat menambah tenaga kerja dan juga menambah
mesin untuk produksi guna efisiensi biaya. Kemudian alasan kedua adalah dengan pasar
persaingan sempurna, Dell mempunyai kebebasan untuk keluar masuk pasar. Agar Dell masuk
ke dalam pasar tertentu ada potensi keuntungan/profit yang dikejar. Apabila pasar
menguntungkan, makan akan banyak perusahaan yang masuk ke pasar itu, begitu pula
sebaliknya. Karena ini sudah memasuki ranah perdagangan internasional, maka untuk input dan
pembukaan fasilitas di luar negeri sudah tersebar luas dan berkembang, sehingga kita bisa
dengan cepat bergerak menuju perusahaan multinasional yang benar-benar berakar di banyak
negara. Perusahaan-perusahaan yang hingga beberapa tahun lalu beroperasi secara eksklusif di
pasar domestik kini membeli input dan komponen dalam jumlah yang semakin meningkat dan
mengalihkan sebagian produksinya ke luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA

Hansen dan Mowen.2015.Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian ,edisi ketujuh


buku 2.Jakarta:Salemba Empat.

Mankiw, Gregory N. 2008. Principles of Microeconomics, Fifth Edition, South-Western


Cengage Learning.

Salvator, Dominick. 2011. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Jakarta:


Salemba Empat

Sodikin. 2015. Akuntansi Manajemen. Edisi kelima. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.

Anda mungkin juga menyukai