Anda di halaman 1dari 4

Departemen Keperawatan (Anak)

JURNAL READING MENGGUNAKAN ANALISA PICOT

Disusun Oleh:

IRMA RIDWAN
19. 04. 011

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
T.A 2019-2020
BAB I
ANALISIS JURNAL

A. Judul Penelitian
Risiko Gangguan Pendengaran pada Neonatus Hiperbilirubinemia
B. Peneliti
Gatot Irawan Sarosa, Alifiani Hikmah Putranti, JC Susanto
C. Ringkasan Jurnal
Hiperbilirubinemia merupakan salah satu penyebab gangguan
pendengaran. Kegagalan dalam mendeteksi anak-anak dengan gangguan
pendengaran kongenital maupun didapat dapat menyebabkan gangguan bicara
dan bahasa, prestasi akademik yang kurang, gangguan hubungan personal
sosial dan gangguan emosional. Identifikasi dini gangguan pendengaran dan
intervensi yang optimal pada usia 6 bulan pertama dapat mencegah
gangguan-gangguan tersebut.
Test Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA) dapat
digunakan sebagai deteksi dini gangguan pendengaran karena dapat
dipergunakan pada segala usia, tidak tergantung pada kondisi bayi sedang
tidur atau bangun dan merupakan alat deteksi yang efektif untuk mengukur
abnormalitas telinga bagian tengah dan dalam. BERA menggunakan ”click
stimulus” untuk menggambarkan respon elektrik dari batang otak dengan
pengukuran melalui elektrode permukaan. Sensitivitas BERA dilaporkan
100% dan spesifisitas 97% - 98%. Peneliti memilih BERA karena
keunggulan karakteristik sederhana, efektif serta mudah diterapkan. Tujuan
penelitian membuktikan dan menganalisis risiko hiperbilirubinemia terhadap
terjadinya gangguan pendengaran pada neonatus.
D. Tujuan Penelitian
Untuk Membuktikan dan menganalisis risiko hiperbilirubinemia terhadap
terjadinya gangguan pendengaran pada neonatus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Problem
Penelitian ini menggunakan metode kohort. Populasi dalam penelitian
ini adalah 36 neonatus yang mengalami hiperbilirubinemia di RS Dr. Kariadi.
Teknik pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling.
Problem : neonatus pada hiperbilirubinemia
B. Intervention
Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang digunakan
yaitu dengan memilih bayi yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian dicatat
data klinis dan laboratorium (khususnya kadar bilirubin total dan bilirubin
indirek) selama perawatan serta lamanya perawatan. Setelah peneliti
menemukan pasien sesuai dengan kriteria penelitian maka peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada ibu bayi dan
memberikan lembar informed consent meminta ibu untuk
menandatanganinya. Data diperoleh dari data klinis dan laboratorium.
C. Comparation
Terdapat perlakuan yang diterapkan pada sampel yaitu pada pasien
dilakukan pemeriksaan skrining timpanometri dan OAE untuk menyingkirkan
tuli konduktif, selanjutnya pemeriksaan BERA dilakukan apabila sesuai
dengan
kriteria inklusi untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran . Peneliti
melakukan perlakuan pada sampel karena peneliti hanya menganalisa resiko
gangguan pendengaran pada neonatus hiperbilirubinemia.
D. Outcome
Dari hasil penelitian ini pemeriksaan BERA awal, rata – rata kadar
bilirubin indirek tidak berbeda bermakna (p>0,05) antara neonatus dengan
gangguan pendengaran 14,18 + 6,289 mg/dl dan neonatus tanpa gangguan
pendengaran (11,29 + 2,995) mg/dl. Nilai risiko relatif (RR) 2,0 (p>0,05;
95% CI 0,6-6,8), namun secara statistik tidak bermakna.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kejadian gangguan
pendengaran pada neonatus dengan hiperbilirubinemia adalah 25%.
Kadar bilirubin indirek >12 mg/dl belum dapat disimpulkan sebagai faktor
risiko gangguan pendengaran pada neonatus dengan hiperbilirubinemia.
E. Time
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember tahun 2010.

Anda mungkin juga menyukai