Anda di halaman 1dari 2

Nama : andriyana

NIM : 1182050009
Tanggal 13/04/2020

ISTIBATH

A. Pengertian Istinbāṭ

Secara etimologis kata „istinbāṭ‟ berasal dari kata benda „an-nabṭ’, bentuk masdar dari
nabaṭa-yanbuṭu-nabṭan, yang berarti air yang keluar dari dalam sumur yang kali pertama digali
(al-Farahidi, 2003: 184). Menurut Haitsam Hilal kata „istinbāṭ’ berarti mengeluarkan air dari
dalam tanah (Hilal, 2003;27). Dengan demikian, kata „istinbāṭ’ digunakan dalam arti „al-
istikhrāj’(mengeluarkan) yaitu mengeluarkan atau menjelaskan sesuatu yang sebelumnya masih
belum jelas (al-Wahbi, 2007; 32). Secara terminologis kata „istinbāṭ’ berarti upaya
mengeluarkan makna dari nash (al-Qur‟an dan asSunnah) yang berkaitan dengan hal-hal yang
sulit dan penting dengan mencurahkan kekuatan nalar dan kemampuan yang optimal (Sanu,
2000; 61).

Pengertian secara istilah tersebut masih bersifat umum sehingga „istinbāṭ’ bisa saja dilakukan
oleh ulama‟ fiqh dan ulama yang ahli di bidang selain fiqh. Oleh karena itu, pengertian „istinbāṭ’
secara terminologis harus dibatasi pada wilayah fiqh (hukum Islam). Dengan adanya pembatasan
pada wilayah hukum Islam, maka secara ringkas „istinbāṭ’ adalah upaya untuk menarik hukum
dari nash (al-Qur‟an dan as-Sunnah) dengan jalan ijtihad1 (al-Fayumi, 1987; 225).

Penggunakan istilah ijtihad memberikan isyarat bahwa „istinbāṭ’ harus dilakukan dengan
menggunakan kaidah-kaidah ushuliyyah sebagai pedoman operasional dalam menjelaskan nash-
nash syar‟i berdasarkan perspektif hukum Islam (ar-Ruki, 1994; 71).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat tarik kesimpulan bahwa „istinbāṭ’ adalah suatu upaya
menemukan hukum-hukum syara‟ dari nash al-Qur‟an danas-Sunnah yang dilakukan dengan
dengan cara Mencurahkan kemampuan nalar dan pikiran. Secara sepintas memang nampak ada
persamaan antara

pengertian istinbāṭ dan ijtihad. Namun pada hakekatnya antara istinbāṭ dan ijtihad terdapat
perbedaan. Ijtihad mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan istinbāṭ, karena
„istinbāṭ’ merupakan kerangka kerja dari ijtihad. Fokus istinbāṭ adalah nash al-Qur‟an dan as-
Sunnah. Oleh karena itu, usaha pemahaman, penggalian dan perumusan hukum dari kedua
sumber tersebutdisebut istinbāṭ. Sedangkan pemahaman, penggalian dan perumusan hukumyang
dilakukan melalui metode qiyās, istiṣhāb, dan istiṣlāh dan dalil rasional lainnya disebut ijtihad
(ar-Ruki, 1994; 71)

B. Metode Istinbāṭ

Secara garis besar metode dan kaidah yang digunakan untuk melakukan istinbāṭ hukum
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu melalui pendekatan kebahasaan (ṭuruq lafẓiyyah) dan dan
pendekatan makna atau ruh nash (ṭuruq ma’nawiyah atau maqāṣid asy-syarīah (Zahrah, t.th; 115)
Nama : andriyana
NIM : 1182050009
Tanggal 13/04/2020

Anda mungkin juga menyukai