Heriandi... Lp-Ich
Heriandi... Lp-Ich
Fasilitator:
Imamatul Faizah, M.Tr.Kep
Oleh:
HERIANDI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan
praktik Keperawatan Medikal Bedah ini yang alhamdulillah dengan tepat waktu.
Laporan ini berisikan tentang informasi “Teori Asuhan Keperawatan Pada
Intracerebral Hemorhage (ICH))”.
Laporan ini di tulis dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai
literatur tertentu dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori
yang dibahas. Kendati demikian, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari
bahwa dalam laporan ini terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu
penulis terbuka dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif
dari semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.
Penulis
3
2. Etiologi
Etiologi dari Intra Cerebral Hematom adalah :
a. Kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala
b. Fraktur depresi tulang tengkorak
c. Gerak akselerasi dan deselerasi tiba-tiba
d. Cedera penetrasi peluru
e. Jatuh
f. Kecelakaan kendaraan bermotor
g. Hipertensi
h. Malformasi Arteri Venosa
4
i. Aneurisma
j. Distrasia darah
k. Obat
l. Merokok.
3. Patofisiologi
ICH primer biasa terjadi pada kapsul internal dan hematoma
meluas kemedial kesubstansi kelabu dalam dan kelateral melalui substansi
putih yang relatif aseluler korona radiata. Pembuluh yang ruptur adalah
satu dari arteria perforating kecil yang meninggalkan arteria serebral
media dekat pangkalnya dikarotid internal dan sering dijelaskan sebagai
arteria lentikulostriata. Pemeriksaan postmortem menunjukkan pada
arteria perforating pasien hipertensif terdapat banyak dilatasi aneurismal
yang sangat kecil yang diduga rupturnya menjadi sumber perdarahan.
Lebih jarang perdarahan terjadi pada fossa posterior yang dimulai pada
pons atau hemisfer serebeler.
ICH akut sering terjadi saat atau setelah latihan fisik. Sekitar
duapertiga akan mengalami perburukan neurologis progresif dan
sepertiganya dalam defisit maksimal saat datang kerumah sakit. Penurunan
kesadaran terjadi pada 60% dan duapertiganya jatuh kedalam koma. Nyeri
kepala dan mual dengan muntah terjadi pada 20-40% kasus. Gejala ini
karena peninggian TIK akibat perdarahan. Kejang kurang umum terjadi,
sekitar 7-14%. Gejala dan tanda lainnya tergantung ukuran dan lokasi
spesifik dari bekuan darah. Tanda khas perdarahan ganglia basal, biasanya
putaminal, adalah defisit motor kontralateral dan gaze ipsi lateral dengan
perubahan sensori, visual dan tabiat. Perubahan pupil terjadi akibat
ancaman herniasi unkal lobus temporal akibat peninggian TIK dan
pergeseran garis tengah. Gejala afasik bila hemisfer dominan terkena.
a. Kerusakan otak yang nyata terjadi pada saat perdarahan. Ini terutama pada
kasus dimana hematoma meluas kemedial dan talamus serta ganglia basal
rusak.
b. Hematoma yang membelah korona radiata menyebabkan kerusakan yang
kurang selluler namun mungkin berukuran besar dan menyebabkan
penekanan serta gangguan fungsi neurologis yang mungkin reversibel.80%
pasien adalah hipertensif dan biasanya dalam eksaserbasi akut dari
hipertensinya pada saat datang. Kebanyakan kasus hematoma memecah
kesistema ventrikuler atau rongga subarakhnoid menimbulkan gambaran
klinis PSA.
Pria terkena 5-20% lebih sering dari wanita dan 75-90% terjadi
antara usia 45-75 tahun. Pasien dengan koagulopatia lebih berisiko
terhadap PIS seperti juga penderita yang mendapat antikoagulan terutama
Coumadin. Trombositopenia dengan hitung platelet kurang dari 20.000,
penyakit hati, leukemia, dan obat-obat seperti amfetamin meninggikan
risiko terjadinya PIS.
ICH terjadi pada teritori vaskuler arteria perforating kecil seperti
lentikulostriata pada ganglia basal, talamoperforator diensefalon, cabang
paramedian basiler pada pons. Karenanya kebanyakan terjadi pada struktur
dalam dari hemisfer serebral. Berikut ini struktur beserta frekuensi
kejadiannya: putamen 30-50%, substansi putih subkortikal 30%,
serebelum 16%, talamus 10-15%, serta pons 5-12%. Arteria yang paling
sering menimbulkan perdarahan adalah cabang lentikulostriata lateral dari
arteria serebral media yang mencatu putamen.
ICH merupakan sekitar 10% dari semua strok. Seperti dijelaskan
diatas, ia disebabkan oleh perdarahan arterial langsung ke parenkhima
otak. Ruptur vaskuler dikira terjadi pada aneurisma milier kecil, dijelaskan
oleh Charcot dan Bouchard 1868, dan/atau pada arteria lipohialinotik yang
sering tampak pada otopsi pasien dengan hipertensi. Minoritas kasus PIS
kemungkinan disebabkan aneurisma, AVM, malformasi kavernosa,
amiloid serebral, atau tumor. Glioblastoma adalah tumor otak primer yang
6
4. Pathways
8
5. Manifestasi Klinis
Intracerebral hemorrhage mulai dengan tiba-tiba. Dalam sekitar
setengah orang, hal itu diawali dengan sakit kepala berat, seringkali
selama aktifitas. Meskipun begitu, pada orang tua, sakit kepala
kemungkinan ringan atau tidak ada. Dugaan gejala terbentuknya disfungsi
otak dan menjadi memburuk sebagaimana peluasan pendarahaan.
Beberapa gejala, seperti lemah, lumpuh, kehilangan perasa, dan
mati rasa, seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. orang
kemungkinan tidak bisa berbicara atau menjadi pusing.
Penglihatan kemungkinan terganggu atau hilang. Mata bisa di
ujung perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi
tidak normal besar atau kecil. Mual, muntah, serangan, dan kehilangan
kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi di dalam hitungan detik sampai
menit.
e. Pemeriksaan abdomen
Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed rest yang lama, dan
kadang terdapat kembung.
f. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Kadang terdapat incontinensia atau retensio urine
g. Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
h. Pemeriksaan neurologi
- Pemeriksaan nervus cranialis
- Pemeriksaan motorik
- Pemeriksaan sensorik
- Pemeriksaan refleks
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologi
- CT scan : didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk ventrikel,
atau menyebar ke permukaan otak.
- MRI : untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik.
- Angiografi serebral : untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma
atau malformasi vaskuler.
- Pemeriksaan foto thorax : dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah
terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda
hipertensi kronis pada penderita stroke.
b. Pemeriksaan laboratorium
- Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya
warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia.
Gula darah dapat mencapai 250 mg dalajm serum dan kemudian
berangsur-angsur turun kembali.
- Pemeriksaan darah lengkap : unutk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
13
4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kepala akut berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial(TIK)
14
5. Intervensi Keperawatan
Keterangan:
1 = Memburuk
2 = Cukup Memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup Membaik
5 = Membaik
18
6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah atau status
tujuan yang telah ditetapkan (Nikmatur Rohmah & Saiful Walid, 2014).
7. EVALUASI
keadaan pasien (hasil diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga. Apabila tercapai
objektif.
DAFTAR PUSTAKA