Anda di halaman 1dari 8

Binti Mufaridah

X Keagamaan 1
Tugas Bahasa Indonesia
Parafrasa puisi
Karenamu Korona
Oleh Binti Mufaridah

Tak kuduga,
kau makin merajalela
di negeriku tercinta,
Indonesia.
Awalnya,
kudengar namamu dari berita.
Indah bak kalam cinta.
Namun ternyata,
kau sangat berbahaya.
Karenamu korona,
dunia berduka,
melayang ribuan jiwa,
menganaksungai air mata.
Karenamu korona,
pemerintah semakin gelisah,
rakyat semakin resah,
tenaga medis terlihat lelah.
Karenamu korona,
jalan-jalan sepi,
sekolah-sekolah sunyi terkunci,
rumah-rumah kembali terisi.
Karenamu korona,
ujian Nasional ditiadakan,
learn at home diwujudkan,
uang saku terhenti berbulan-bulan,
para pelajar semakin bosan.
Karenamu korona,
ribuan karyawan dibebastugaskan,
penghasilan sulit didapatkan,
masyarakat akrab dengan masker dan disinfektan.
Cukup!
Pergilah dari dunia!
Cukup sampai di situ saja.
Cukup sekali saja.
Kan kuingat selamanya.

Laporan Analisis
Unsur-Unsur Pembangun Puisi
A. Unsur Batin
Tema Penderitaan
Rasa Menderita
Nada Nada menyalahkan
Amanat Puisi “Karenamu Korona” secara tidak langsung meminta kepada
Tuhan agar segera menghilangkan virus korona yang telah
menimbulkan berbagai penderitaan seluruh penduduk dunia.

B. Unsur Fisik
1. Tipografi

--------------------------------
--------------------------------
--------------------------------
--------------------------------
------------------------------
------------------------------
------------------------------
------------------------------
--------------------------------
--------------------------------
--------------------------------
--------------------------------
Perwajahan puisi (tipografi) seperti barisan di atas yang berulang.
2. Diksi
No Aspek Diksi Larik Analisis
1 Konotatif - -
2 Simbol - -
3 Rima Tak kuduga, Dengan pengulangan bunyi,
Kau makin merajalela, puisi menjadi merdu jika dibaca.
Di negeriku tercinta, Pada bait pertama bait yang
Indonesia. cukup dominan adalah /a/.

3. Imaji
Jenis Imaji Larik Puisi
Pendengaran Kudengar namamu dari berita.
Penglihatan jalan-jalan sepi,
sekolah-sekolah sunyi terkunci,
rumah-rumah kembali terisi.

Perasaan -para pelajar semakin bosan.


- dunia berduka,

4. Kata-Kata Konkret
Kata-Kata Larik Puisi Analisis
Konkret
Negeri Di negeriku tercinta Virus korona merebak di
negeri penulis yang sangat
dicintainya yaitu Indonesia.
Indah Indah bak kalam cinta Nama “korona” terdengar
sangat indah untuk
sekelompok virus
Dunia Dunia berduka Penduduk bumi berduka
karena banyaknya penderitaan
yang harus mereka hadapi
karena virus korona.
Air mata Menganaksungai air mata Sebagian besar orang
menangis dikarenakan virus
korona.
Jalan Jalan-jalan sepi Jarang ada kendaraan yang
melewati jalan dikarenakan
masyarakat dianjurkan untuk
tetap di rumah
.Sekolah Sekolah-sekolah teramat Para siswa tidak masuk
sunyi sekolah sehingga sekolah
sunyi
Gelisah Pemerintah semakin Pemerintah juga harus
gelisah memikirkan cara agar
rakyatnya tetap sehat dan
tercukupi dengan baik
kebutuhannya. Namun hal ini
tak mudah sehingga membuat
pemerintah semakin gelisah.
Lelah Tenaga medis terlihat Tenaga medis bekerja sekuat
lelah tenaga untuk menangani pasien
positif korona. Rasa lapar,
haus, rindu keluarga, ingin
kebebasan juga harus
dtahannya. Mereka mestilah
lelah. Sangat lelah. Mereka
hebat!
Susah Rakyat semakin susah Kebutuhan ekonomi yang
menjadi sulit dipenuhi bagi
rakyat yang pekerjaannya
harus dilakukan di luar rumah
seperti tukang ojek, tukang
becak, dan sektor pariwisata
juga menurun bahkan
kehilangan penghasilannya.
Masker, disinfektan Masyarakat akrab dengan Masker dan disinfektan
masker dan disinfektan dianjurkan pemerintah untuk
mencegah penyebaran virus
korona. Karena itulah,
masyarakat kini dekat dengan
masker dan disinfektan.

5. Majas
Jenis Majas Larik Puisi Analisis Makna
Personifikasi dunia berduka, Penduduk bumi berduka
dikarenakan adanya wabah virus
corona yang merugikan banyak
pihak dalam berbagai bidang.
Eufimisme ribuan karyawan Pada kalimat ini terjadi
dibebastugaskan, penghalusan kata dari yang
awalnya dipecat menjadi
dibebastugaskan.
Hiperbola menganaksungai air mata. Kata “ menganaksungai”
merupakan kata yang memberi
makna berlebihan. Orang-orang
memang ada yang menangis,
menumpahkan air mata tetapi
banyaknya tidak sampai
membentuk sungai air mata.

6. Rima dan Ritme

Rima Ritme
Pada bait kelima bunyi yang Pemotongan frasa-frasa dalam
cukup dominan adalah /i/. puisi “Karenamu Korona” tiap
baris.
Karenamu korona,
Karenamu korona,
jalan-jalan sepi,
dunia berduka,
sekolah-sekolah sunyi terkunci,
melayang ribuan jiwa,
rumah-rumah kembali terisi.
menganaksungai air mata.

Anda mungkin juga menyukai